GASTROENTERITIS
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Adinda Nadhifah
NIM:
181002
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis pada anak, meliputi infeksi internal sebagai
berikut:
1) Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella, capylabactor, versinia
aoromonas dan sebagainya.
2) Infeksi virus : entero virus ( v.echo, coxsacria, poliomyelitis)
3) Infeksi parasit : cacing ( ascaris, tricuris, oxyuris, srongyloidis, protozoa,
jamur).
b. infeksi parenteral : infeksi di luar alat pencernaan, seperti : OMA, tonsilitis,
bronkopneumonia, dan lainnya.
2. faktor malabsorbsi:
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
mosiosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
C. Patofisiologi
Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare
adalah:
1. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltic usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik gastroenteritis menurut (Cecyly, Betz.2002) adalah:
1. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering
2. Muntah (umumnya tidak lama)
3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4. Kram abdomen, tenesmus
5. Membrane mukosa kering
6. Fontanel cekung (bayi)
7. Berat badan menurun
8. Malaise
E. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renyatan Hiporomelik
3. Kejang
4. Bakterikimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikimia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
F. Penatalaksanaan
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi:
pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat. Pada
umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung berat / ringan
dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya.
1) Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB / oral.
2) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB / hari.
3) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
c. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa /
karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
1) Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
2) Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak
beladora, opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi,
obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal, tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
3) Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila
penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB / hari.
Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis,
bronchitis / bronkopeneumonia.
G. Pengkajian Fokus
Menurut Cyndi Smith Greenbery, 2004 adalah:
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.
Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput kadir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB
lebih dari 4x dengan konsisten encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi
4. Riwayat Psikososial keluarga
5. Kebutuhan dasar
a. Pola Eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
b. Pola Nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan BAB
c. Pola Istirahat dan Tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
d. Pola Aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat
disentri abdomen.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
b. Feses
Bakteri atau parasit
c. Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
d. Urinalisa
Urin pekat, BJ meningkat
e. Analisa Gas Darah
Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan)
7. Data Fokus
a. Subjektif
1) Kelemahan
2) Diare lunak s/d cair
3) Anoreksia mual dan muntah
4) Tidak toleran terhadap diet
5) Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah, abdomen tengah
bawah)
6) Haus, kencing menurun
7) Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate turun cepat dan dalam
(kompensasi ascidosis).
b. Objektif
1) Lemah, gelisah
2) Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus
3) Penurunan turgor, pucat, mata cekung
4) Nyeri tekan abdomen
5) Urine kurang dari normal
6) Hipertermi
7) Hipoksia / Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus lebih dari normal.
H. Pathways keperawatan
Tugor kulit
Reabsorbsi Na dalam Ginjal Perfusi jaringan <
Gagal Ginjal
MK: Shock hipovolemik
I. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder
akibat diare
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat
gastroenteritis
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi, mual / muntah
5. Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap dehidrasi
6. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan irisan lingkungan.
J. Fokus Intervensi
1. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
Tujuan : mencapai BAB normal
Kriteria hasil :
a. penurunan frekuensi BAB sampai kurang 3x.
b. Feses mempunyai bentuk
Intervensi :
a. Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare
Rasional : Untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan
b. Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat-obatan antidiare
Rasional : supaya klien tahu cara penggunaan obat anti diare
c. Pertahankan tirah baring
Rasional : Tirah baring dapat mengurangi hipermotiltas usus.
d. Colaborasi untuk mendapat antibiotik
Rasional : bila penyebab diare kuman maka harus diobati
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat
gastroentritis
Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi
Kriteria Hasil :
a. skala nyeri 0
b. Klien mengatakan nyeri berkurang
c. Nadi 60 – 90 x / menit
d. Klien nyaman, tenang, rileks
Intervensi :
a. Kaji karakteritas dan letak nyeri
Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri
b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling nyaman
Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri
c. Beri kompres hangat diperut
Rasional : untuk mengurangi perasaan keras di perut
d. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik
Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor register,
diagnosa medis, dan tanggal MRS.
2. Keluhan utama
Klien mengeluh BAB cair lebih dari 3 kali (diare) yang mendadak dan berlangsung
singkat dalam beberapa jam kadang disertai muntah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan keluhan utama pada penderita, yaitu peningkatan frekuensi
BAB dari biasanya dengan konsistensi cair, naurea, muntah, nyeri perut sampai kejang
perut , demam, lidah kering, turgor kulit menurun serta suara menjadi serah, bisa
disebabkan oleh terapi obat terakhir, masukan diit, atau adanya masalah psikologis (rasa
takut dan cemas).
4. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya dikaitkan dengan riwayat medis lalu berhubungan dengan : perjalanan kearea
geogratis lain.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi susunan keluarga penyakit keturunan atau menular yang pernah di derita
anggota keluarga.
6. Pola-pola fungsi kesehatan
1. Pola Eliminasi urin.
Biasanya pada diare ringan fliminasnya normal, sedang (oliguri), berat (anuria).
2. Pola Eliminasi Alvi.
Pada klien dengan diare akut biasanya BAB cair lebih banyak atau sering dari
kebiasaan sebelumnya.
3. Pola Natrisi dan metabolisme.
Pada klien diare akut terjadi peningkatan bising usus dan peristaltik usus yang
menyebabkan terganggunya absorbsi makanan akibat adanya gangguan mobilitas
usus. Sehingga menimbulkan gejala seperti rasa kram pada perut, perut terasa mual
atau tidak enak dan malas makan, maka kebutuhan nutrisi menjadi terganggunya
karena asupan yang kurang.
E. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan, gunanya untuk mengukur tingkat
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sejauh mana masalah dapat dipecahkan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Nama Mahasiswasa: Adinda Nadhifah
NIM : 181002
Ruangan :M.C01
A. PENGKAJIAN
1. Data biografi
a. Identitas Klien
Nama Klien (inisial): An.A Jenis Kelamin : laki laki
Nama Panggil : Jerry Agama : islam
Tempat tgl lahir : Jakarta 20 februari
Umur : 11bulan. Suku Bangsa : sunda
Bahasa yang digunakan : Indonesia Pendidikan : belum sekolah
b. Identitas Orang tua / Wali: (inisial)
Ibu Ayah Wali
2. Resume
(Ditulis mulai pasien masuk ruang perawatan meliputi pengkajian data focus yang
lalu, masalah keperawatan dan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi yang
telah dilakukan secara umum sebelum pengkajian oleh mahasiswa)
Anak usia 11 bulan, di rawat karena diare, ibu pasien mengatakan anaknya diare
sudah 2 hari total bab 8 x, tadi malam mulai demam. BB 8.500 gr, sebelum sakit
9.500 gram. Sh 38 C,Nadi 96 x/mnt. Turgor kurang, ubun ubun cekung, anak tdk
nafsu makan, muntah 1x., menyusui ASI masih mau. Anak lemas, rewel tdk bisa
tidur, . menangiss setiap didekati oleh perawat
Pemeriksaan diagnostic
Faeces analisa : ada lendir, lain lain dlm batas normal.
Elektrolit : K,3,1milimol/liter (mmol/L).Na. 130 milimol/liter (mmol/L).Cl 96 mmol/L.
Penatalaksanaan
Cairan Infus Kaen3B 850cc/24jam, Smecta 3x1 bungkus, Orenzink syr 1x2,5 sdt,
Interlac drop 1x5 tts, Narfoz 3x1mg, Broadced 3x1mg, Ondancentron 3x1mg,
Paracetamol 6x80mg.
Neonatal :
1) Cacat congenital : tidak ada kecacatan
2) Ikterus : tidak ada
3) Kejang : tidak ada
4) Paralisis : tidak ada
5) Perdarahan : tidak ada
6) Trauma persalinan : tidak ada
7) Penurunan BB : tidak ada
8) Pemberian minum/ASI : iya
9) Lain-lain :-
b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Apakah ada gangguan dalam proses tumbuh kembang anak (Jelaskan)
e. Obat-obat
Smecta 3x1 bungkus
Orenzink syr 1x2,5 sd
Interlac drop 1x5 tts
Narfoz 3x1mg
Broadced 3x1mg
Ondancentron 3x1mg
Paracetamol 6x80mg
f. Tindakan (misalnya : operasi)
Tidak ada tindakan
g. Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi
h. Kecelakaan
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat kecelakaan
i. Immunisasi
j. Kebiasaan sehari-hari ( keadaan sebelum dirawat)
Sebelum sakit pasien mengatakan suka bermain bola
c) Vitamin :
(1). Jenis vitamin : vitacimin
(d). Dll. :-
2) Pola Tidur :
a) Lamanya tidur siang / malam : 6 Jam
b) Kelainan waktu tidur : Tidak ada
c) Kebiasaan anak menjelang tidur :
(1). Membaca :-
(3). Lain-lain :-
b) Oral Hygiene :
(1) Frekuensi : 2 X / hari
c) Cuci Rambut :
(1) Frekuensi : 3 X / minggu
5) Pola Eliminasi :
a) BAB
(1) Frekuensi : 7 X / minggu
(6) Cara :
b) BAK
(1) Frekuensi : kurang lebih 10 X / minggu
6) Kebiasaan lain :
a) Menggigit jari : Tidak pernah
f) Lain-lain :-
Diderita
Diderita
hipertensi, kanker,
Keluhan utama : anaknya diare sudah 2 hari total bab 8 x, tadi malam mulai
demam. BB 8.500 gr, sebelum sakit 9.500 gram. Sh 38 C,Nadi 96 x/mnt. Turgor
kurang, ubun ubun cekung, anak tdk nafsu makan, muntah 1x., menyusui ASI
masih mau. Anak lemas, rewel tdk bisa tidu
Terjadinya :
Puskesmas
RS
Lain-lain
b. Pengkajian Fisik Secara Fungsional :
c) BAK
g) Lain-lain :-
7) Tidur / Istirahat
a) Ji 6) Sensori persepsi (sesuaikan dengan kasus)
ka tidur apakah merasa nyenyak
Pasien mengatakan kurang a) Reaksi terhadap rangsangan : ada
nyenyak b) Orientasi :-
b) M c) Pupil : isokor
asalah atau gangguan waktu tidur:
Karna pasien ingin merasa pusing d) Konjungtiva/warna : merah muda
e) Pendengaran : baik
8) Seksualitas / Reproduksi f) Penglihatan : baik
a) Wanita :
g) Lain – lain :-
(1) Menstruasi : -
5) Tidur / Istirahat
a) Tanda-tanda kurang tidur :
tidak ada
b) Lain – lain -
6) Seksualitas / Reproduksi
a) Wanita
b) Pria
(3) Fimosis :-
c. Dampak Hospitalisasi
1) Motorik kasar : -
2) Motorik halus : -
3) Bahasa :-
4) Sosialisasi :-
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Penatalaksanaan
Cairan Infus Kaen3B 850cc/24jam, Smecta 3x1 bungkus, Orenzink syr 1x2,5 sdt, Interlac
drop 1x5 tts, Narfoz 3x1mg, Broadced 3x1mg, Ondancentron 3x1mg, Paracetamol
6x80mg.
9. Data Fokus
Cp.1.A
Data Subjektif Data Objektif
-orang tua pasien mengatakan pasien BAB - pasien tampak pucat dan lemas
cair sudah 2hari total bab 8 kali - pasien tampak menangis setiap
-orang tua pasien mengatakan BB sesudah didekati perawat
sakit 8.500 gr, sebelum sakit 9.500 gram - pasien tampak pucat dan berkeringat
-orang tua pasien mengatakan pasien lemas - ubun ubun cekung
-orang tua pasien mengatakan pasien mual - turgor kulit kurang baik
-orang tua pasien mengatakan pasien - Bising usus 38 x
muntah 1 kali - TTV :
-orang tua pasien mengatakan pasien tidak S : 38
nafsu makan N :134 x/mnt
-orang tua pasien mengatakan pasien masih RR:28 x/mnt
mau menyusui ASI TD: tidak terkaji karena anak kurang
-orang tua pasien mengatakan pasien rewel kooperatif.
dan tidak bisa tidur - Hasil laboraturium Faeces analisa :
-orang tua pasien mengatakan pasien tadi ada lendir, lain lain dlm batas normal.
malam demam
Elektrolit : K,3,1milimol/liter
(mmol/L).Na. 130 milimol/liter
(mmol/L).Cl 96 mmol/L
Analisa Data
RENCANA KEPERAWATAN
DO :
- pasien
tampak pucat
dan lemas
- turgor kulit
>2detik
- pasien
tampak
dehidrasi
- ubun ubun
cekung
- Bising usus
38 x
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak
terkaji karena
anak kurang
kooperatif.
Balance cairan:
Input: minum 700
Infus 1000
Am 210
=1910
Output:
Bab : 700
Muntah: 100
Urine: 1000
IWL: 322
=2122
1910-2122= -212
Adinda
Nadhifa
2 Hipertemia b.d Hipertemia dapat teratasi Setelah 1.Monitor suhu h
penurunan sirkulasi dilakukan tindakan Asuhan minimal tiap 2
sekunder dehidrasi keperawatan selama 2x pertemuan jam
DS: teratasi. Dengan kriteria hasil : 2.Monitor TD,
-orang tua pasien 1.suhu tubuh dalam batas normal Nadi, dan RR
36,5-37,5 3.Kompres
mengatakan pasien pada
2. Nadi dan RR dalam batas normal
pasien lemas 3. tidak ada Perubahan warna kulit lipat paha,
aksila, dan leher
-orang tua pasien 4. tidak pusing 4.Kolaborasi
5.CRT <2detik dalam
mengatakan
pemberian PCT
pasien semalam 6x80mg
Broadced 3x1
demam
mg
-orang tua pasien
mengatakan
pasien rewel dan
tidak bisa tidur
DO:
- pasien
tampak pucat
dan lemas
- pasien
tampak
menangis
- ubun ubun
cekung
- CRT >2detik
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak terkaji
karena anak kurang
kooperatif.
3 Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan nutrisi dapat 1.Kaji Adinda
nutrisi kurang dari teratasi setelah dilakukan asuhan penurunan Nadhifa
kebutuhan tubuh b.d keperawatan selama 2xpertemuan nafsu makan h
tidak adekuatnya teratasi dengan kriteria hasil : pasien
absorbsi usus 1. Tidak ada penurunan BB 2.Kaji
terhadap zat gizi 2. Mempertahankan BB saat ini pemenuhan
DS : 3. Ada peningkatan nafsu kebutuhan
makan klien nutrisi pasien
-orang tua pasien
4. Pasien mampu menghabiskan 3.Kaji bising
mengatakan 1 porsi makanan usus klien
5. Membran mukosa pasien 4.Anjurkan
pasien sulit makan
sudah tidak pucat pasien makan
-orang tua pasien selagi hangat.
5.Anjurkan
mengatakan pasien makan
sedikit tapi
pasien mual
sering.
-orang tua pasien 6.monitor mual
muntah
mengatakan
7.Kolaborasi
pasien muntah 1x pemberian obat
interlac drop
DO :
1x5 tts
- pasien Ondancentron
3x1mg
tampak pucat
dan lemas
- pasien
tampak
menangis
- pasien
tampak tidak
menghabiska
n 1 porsi
makanan
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak terkaji
karena anak kurang
kooperatif.
CATATAN KEPERAWATAN
EVALUASI
Nama Klien/ Umur : An. A / 11 bulan
1 04/01/2021 S : Adinda
- Orang tua pasien mengatakan pasien muntah 1x, BAB
5x Nadhifah
- Orang tua pasien mengatakan bab pasien masih cair
O:
- Pasien tampak muntah muntah dan bab cair
- Membran mukosa pasien lembab
- TTV pasien
TD : 110/90 mmHg
RR : 26 x/mnt
N : 100 x/mnt
S : 38 C
A : intervensi teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
2 04/01/2021 S : Adinda
- Orang tua pasien mengatakan pasien masih demam
- Orang tua pasien mengatakan pasien rewel dan tidak Nadhifah
bisa tidur
O:
- Tubuh pasien teraba hangat
- Pasien tampak menangis terus
- TTV pasien dalam batas normal
TD : 110/90 mmHg
RR : 26 x/mnt
N : 100 x/mnt
S : 38 C
A : Intervensi teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S:
3 04/01/2021 - Orang tua pasien mengatakan pasien masih muntah 1x
- Orang tua pasien mengatakan pasien sudah mau Adinda
menghabiskan ¼ porsi
- Orang tua pasien mengatakan pasien masih mau minum Nadhifah
ASI
O:
- Pasien masih rewel
- Pasien menghabiskan makan ¼ porsi
- Pasien masih ada muntah
- Ttv pasien dalam batas normal
TD : 110/90 mmHg
RR : 26 x/mnt
N : 100 x/mnt
S : 38 C
HANDOVER H 1
Situation Background
Ps laki laki An.A di ruang - Hasil laboraturium Faeces analisa : ada
melati C01 usia 11 bulan, no lender
rekam medis : R7654578, ps - Elektrolit : K,3,1milimol/liter (mmol/L)
dokter tya, diagnosa medis - Na. 130 milimol/liter (mmol/L)
Gastroentritis - Cl 96 mmol/L
- Cairan Infus Kaen3B 850cc/24j
masalah keperawatan :
- Dokter visit terapi
kekurangan volume cairan,
- Smecta 3x1 bungkus Orenzink syr
hipertermi, ketidakseimbangan
1x2,5 sdt
nutrisi kurang dari kebutuhn
- Interlac drop 1x5 tts
tubuh
- Narfoz 3x1mg
- Broadced 3x1mg,
- Ondancentron 3x1mg, Paracetamol
Assignment
6x80mg
- Saat ini keadaan umum Dilanjutkan
pasien compos metis
Recommendation
- ADL ps dibantu oleh
perawat dan keluarga - Obs ttv pasien
- Ttv pasien : TD : 110/70 - Monitor intake output ps
mmHg, Sh 38 C,Nadi 96 - Monitor suhu minimal tiap 2 jam
x/mnt. - Monitor TD, Nadi, dan RR, warna dan
- CRT > 2 detik suhu kulit
- Keluhan pasien saat ini : - Monitor CRT
Ps masih mual - Lanjutkan terapi cairan
Ps masih diare - Ajarkan teknik kompres
Ps mengatakan lemas - Lanjutkan terapi obat sesuai anjuran
Badan ps masih panas - Beri dukungan untuk keluarga dan
pasien
- Lakukan pendekatan terus pada pasien
- Anjurkan keluarga untuk beri makan
sedikit tapi sering