Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA PASIEN

GASTROENTERITIS

(Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak)

Dosen Pembimbing :

Ns. Ernawati, M. Kep.,Sp.Kep.An.

Disusun oleh :

Adinda Nadhifah

NIM:

181002

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Husada


JAKARTA PUSAT

JLMANGGA BESAR RAYA NO.137


BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang


terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja
yang encer atau cair (Suriadi dan Yuliani, 2001 : 83).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
yang di tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit (
cecyly, Betz.2002).
Gastroenteritis adalah penyakit akut dan menular menyerang pada lambung
dan usus yang di tandai berak-berak encer 5 kali atau lebih. Gastroenteritis adalah
buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari dapat atau tanpa lender dan darah (
Murwani. 2009).
Penyebab utama gastroenteritis adalah adanya bakteri, virus, parasit ( jamur,
cacing, protozoa). Gastroenteritis akan di tandai dengan muntah dan diare yang
dapat menghilangkan cairan dan elektrolit terutama natrium dan kalium yang
akhirnya menimbulkan asidosis metabolic dapat juga terjadi cairan atau
dehidrasi ( Setiati, 2009).
B. Etiologi / Faktor Predisposisi.
Faktor penyebab gastroenteritis menurut (Mansjoer arief, 2000) adalah:

1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama gastroenteritis pada anak, meliputi infeksi internal sebagai
berikut:
1) Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella, capylabactor, versinia
aoromonas dan sebagainya.
2) Infeksi virus : entero virus ( v.echo, coxsacria, poliomyelitis)
3) Infeksi parasit : cacing ( ascaris, tricuris, oxyuris, srongyloidis, protozoa,
jamur).
b. infeksi parenteral : infeksi di luar alat pencernaan, seperti : OMA, tonsilitis,
bronkopneumonia, dan lainnya.

2. faktor malabsorbsi:
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
mosiosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

C. Patofisiologi
Berdasarkan Hasan (2005), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare
adalah:
1. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltic usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.

D. Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik gastroenteritis menurut (Cecyly, Betz.2002) adalah:
1. Konsistensi feces cair (diare) dan frekuensi defekasi semakin sering
2. Muntah (umumnya tidak lama)
3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4. Kram abdomen, tenesmus
5. Membrane mukosa kering
6. Fontanel cekung (bayi)
7. Berat badan menurun
8. Malaise

E. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renyatan Hiporomelik
3. Kejang
4. Bakterikimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikimia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat di klasifikasikan sebagai


berikut :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
penderita jatuh pre syok nadi cepat dan.
c. Dehidrasi berat dalam
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti tanda dihidrasi
sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot kaku sampai
sianosis.

F. Penatalaksanaan
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi:
pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat. Pada
umumnya cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung berat / ringan
dehidrasi, yang di perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya.
1) Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB / oral.
2) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB / hari.
3) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
(inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
c. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa /
karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
1) Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
2) Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak
beladora, opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi,
obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal, tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
3) Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila
penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB / hari.
Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis,
bronchitis / bronkopeneumonia.
G. Pengkajian Fokus
Menurut Cyndi Smith Greenbery, 2004 adalah:
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.
Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput kadir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB
lebih dari 4x dengan konsisten encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi
4. Riwayat Psikososial keluarga
5. Kebutuhan dasar
a. Pola Eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
b. Pola Nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan BAB
c. Pola Istirahat dan Tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
d. Pola Aktifitas
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat
disentri abdomen.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
b. Feses
Bakteri atau parasit
c. Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
d. Urinalisa
Urin pekat, BJ meningkat
e. Analisa Gas Darah
Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan)

7. Data Fokus
a. Subjektif
1) Kelemahan
2) Diare lunak s/d cair
3) Anoreksia mual dan muntah
4) Tidak toleran terhadap diet
5) Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah, abdomen tengah
bawah)
6) Haus, kencing menurun
7) Nadi mkeningkat, tekanan darah turun, respirasi rate turun cepat dan dalam
(kompensasi ascidosis).
b. Objektif
1) Lemah, gelisah
2) Penurunan lemak / masa otot, penurunan tonus
3) Penurunan turgor, pucat, mata cekung
4) Nyeri tekan abdomen
5) Urine kurang dari normal
6) Hipertermi
7) Hipoksia / Cyanosis,Mukosa kering,Peristaltik usus lebih dari normal.
H. Pathways keperawatan

Infeksi (Virus, Bakteri, Molabsorbsi Makanan Beracun Faktor Psikologis


Parasit) Makanan di usus

Reaksi Inflamasi Tek Osmotik Rangsang Saraf Parasimpatik

Pe sekresi cairan Pergeseran cairan & Gg. Motilitas Usus


dan elektrolit elektrolit ke rongga usus

Isi Rongga Usus Hipermotilitas Hipomotilitas

Sekresi air & elektrolit Bakteri tumbuh SS

DIARE MK: < Pengetahuan

Dehidrasi Kerusakan mukosa usus Defekasi sering Output >>


Obsorbsi ber <

Dehidrasi Iritasi Kulit


MK: Nyeri
MK: Gg. Nutrisi
Tubuh kehilangan
cairan & elektrolit MK: Resti ggn integritas kulit

Kehil Na, K, H CO3


Pe vol cairan
ekstra sel Asidosis Metabolik

Pe cairan Pernafasan Kusmaul Pembagian darah tidak merata


intertitiil
Pelepasan Aldosteron Gg. Sirkulasi

Tugor kulit
Reabsorbsi Na dalam Ginjal Perfusi jaringan <

MK: Defisit vol. cairan & Hipoksia, Sianosis, akral


Produksi Urine
elektrolit dinginGelisal, TD turun

Gagal Ginjal
MK: Shock hipovolemik
I. Diagnosa Keperawatan
1. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder
akibat diare
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat
gastroenteritis
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi, mual / muntah
5. Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap dehidrasi
6. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan irisan lingkungan.

J. Fokus Intervensi
1. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
Tujuan : mencapai BAB normal
Kriteria hasil :
a. penurunan frekuensi BAB sampai kurang 3x.
b. Feses mempunyai bentuk
Intervensi :
a. Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare
Rasional : Untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan
b. Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat-obatan antidiare
Rasional : supaya klien tahu cara penggunaan obat anti diare
c. Pertahankan tirah baring
Rasional : Tirah baring dapat mengurangi hipermotiltas usus.
d. Colaborasi untuk mendapat antibiotik
Rasional : bila penyebab diare kuman maka harus diobati

2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder


akibat diare.
Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Kriteria Hasil :
a. turgor baik
b. CRT < 2 detik
c. Mukosa lembab Tidak pucat
Intervensi :
a. Kaji benda-benda dehidrasi
Rasional : untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan mencagah syok
hipovolemik
b. Monitor intake cairan dan output
Rasional : untuk mengetahui balance cairan
c. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB minum banyak
Rasional : untuk mengembalikan cairan yang hilang
d. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit
Rasional : untuk mempertahankan cairan.

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat
gastroentritis
Tujuan : Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi
Kriteria Hasil :
a. skala nyeri 0
b. Klien mengatakan nyeri berkurang
c. Nadi 60 – 90 x / menit
d. Klien nyaman, tenang, rileks
Intervensi :
a. Kaji karakteritas dan letak nyeri
Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri
b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling nyaman
Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri
c. Beri kompres hangat diperut
Rasional : untuk mengurangi perasaan keras di perut
d. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik
Rasional : untuk memblok syaraf yang menimbulkan nyeri

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak


adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi, mual / muntah, anoreksia
Tujuan : nutrisi terpenuhi
Kriteria hasi :
a. BB sesuai usia
b. Nafsu makan meningkat
c. Tidak mual / muntah
Intervensi :
a. Timbang BB tiap hari
Rasional : untuk mengetahui terjadinya penurunan BB dan
mengetahui tingkat perubahan
b. Berdiet makanan yang tidak merangsang (lunak / bubur)
Rasional : untuk membantu perbaikan absorbsi usus
c. Anjurkan klien untuk makan dalam keadaan hangat
Rasional : keadaan hangat dapat meningkatkan nafsu makan
d. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
Rasional : untuk memenuhi asupan makanan
e. Berikan diet tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat sisa
Rasional : untuk memenuh gizi yang cukup.

5. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap dehidrasi


Tujuan : mempertahankan norma termia
0
Kriteria Hasil : suhu dalam batas normal 36,2 – 37,6 C
Intervensi :
a. Monitor suhu dan tanda vital
Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien
b. Monitor intake dan output cairan
Rasional : untuk mengetahui balance
c. Beri kompres
Rasional : supaya terjadi pertukaran suhu, sehingga suhu dapat turun
d. Anjurkan untuk minum banyak
Rasional : untuk mengganti cairan yang hilang
e. Colaborasi pemberian obat penurun panas sesuai indikasi
Rasional : untuk menurunkan panas
6. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder terhadap
kelembapan
Tujuan : gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil : tidak terjadi lecet dan kemerahan di sekitar anal
Intervensi :
a. Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang lembut bilas dengan
air bersih, keringkan dengan seksama
Rasional : untuk mencegah perluasan iritasi
b. Berikan alas pelindung diatas perlak klien
Rasional : untuk mencegah gerekan tiba-tiba pada bokong
c. Gunakan pakaian yang longgar
Rasional : untuk memudahkan bebas gerak
d. Monitor data laboratorium
Rasional : untuk mengetahui luasan / PH faccer, elektrolit,
hematoksit, dll.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
GASTROENTERITIS

A. PENGKAJIAN
1.      Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor register,
diagnosa medis, dan tanggal MRS.
2.      Keluhan utama
Klien mengeluh BAB cair lebih dari 3 kali (diare) yang mendadak dan berlangsung
singkat dalam beberapa jam kadang disertai muntah.
3.      Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan keluhan utama pada penderita, yaitu peningkatan frekuensi
BAB dari biasanya dengan konsistensi cair, naurea, muntah, nyeri perut sampai kejang
perut , demam, lidah kering, turgor kulit menurun serta suara menjadi serah, bisa
disebabkan oleh terapi obat terakhir, masukan diit, atau adanya masalah psikologis (rasa
takut dan cemas).
4.      Riwayat penyakit dahulu
Biasanya dikaitkan dengan riwayat medis lalu berhubungan dengan : perjalanan kearea
geogratis lain.
5.      Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi susunan keluarga penyakit keturunan atau menular yang pernah di derita
anggota keluarga.
6.      Pola-pola fungsi kesehatan
1. Pola Eliminasi urin.
Biasanya pada diare ringan fliminasnya normal, sedang (oliguri), berat (anuria).
2. Pola Eliminasi Alvi.
Pada klien dengan diare akut biasanya BAB cair lebih banyak atau sering dari
kebiasaan sebelumnya.
3. Pola Natrisi dan metabolisme.
Pada klien diare akut terjadi peningkatan bising usus dan peristaltik usus yang
menyebabkan terganggunya absorbsi makanan akibat adanya gangguan mobilitas
usus. Sehingga menimbulkan gejala seperti rasa kram pada perut, perut terasa mual
atau tidak enak dan malas makan, maka kebutuhan nutrisi menjadi terganggunya
karena asupan yang kurang.

4. Pola istirahat tidur.


Pada umumnya pola istirahat menjadi terganggu akibat gejala yang ditimbulkan
seperti : mendadak diare, muntah, nyeri perut, sehingga Kx sering terjaga.
7.         Pemeriksaan fisik.
a) Keadaan umum
Kesadaran (baik, gelisah, Apatis/koma), GCS, Vital sign, BB dan TB.
b) Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (biasa – buruk), rambut tidak ada gangguan, kuku bisa sampai pucat.
c) Kepala dan leher
d) Mata
Biasanya mulai agak cowong sampai cowong sekali.
e) Telinga, hidung, tenggorokan dan mulut
THT tidak ada gangguan tapi mulutnya (biasa – kering).
f) Thorak dan abdomen
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri, dan bila di Auskulkasi akan
ada bising usus dan peristaltik usus sehingga meningkat.
g) Sistem respirasi
Biasanya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasan kusmaul).
h) Sistem kordovaskuler
Pada kasus ini bila terjadi renjatan hipovolemik berat denyut nadi cepat (lebih dari
120x/menit).
i) Sistem genitourinaria
Pada kasus ini bisa terjadi kekurangan kalium menyebabkan perfusi ginjal dapat
menurun sehingga timbul anuria.
j) Sistem gastro intestinal
Yang dikaji adalah keadaan bising usus, peristaltik ususnya terjadi mual dan muntah
atau tidak, perut kembung atau tidak.
k) Sistem muskuloskeletal
Tidak ada gangguan.
l) Sistem persarafan
Pada kasus ini biasanya kesadaran gelisah, apatis / koma.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari hasil analisa data diatas dirumuskan suatu diagnosa keperawatan berdasarkan
prioritas masalah yaitu :
1. Diare berhubungan dengan infeksi, malabsobsi, makanan, psikologis
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan tidak adekuatnya
absorbsi usus terhadap zat gizi
4. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder dehidrasi
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi lingkungan sekunder terhadap
kelembaban
6. Gangguan rasa nyaman/nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat
gastroentritis
7. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan
anak
8. Cemas pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit
C. INTERVENSI
Pada perencanaan ini disusun berdasarkan tujuan prioritas masalah sebagai berikut :
adanya ancaman kehidupan dan kesehatan dan sumber daya yang tersedia, perasaan
penderita, prinsip alamiah dan praktek.
1. Diare berhubungan dengan infeksi, malabsobsi, makanan, psikologis
Tujuan : eliminasi BAB kembali normal (1x sehari) setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 6x24 jam diare dapat teratasi dengan kriteria hasil :BAB 1x sehari,
konsistensi lembek, BAB tidak ada lendir darah
Intervensi :
1)      Kaji penyebab diare
Rasional : mencari tahu penyebab diare untuk memberikan terapi
2)      Ajarkan pada pasien penggunaan obat-obatan anti diare yang tepat
Rasional : penggunaan obat secar tepat membantu menurunkan diare
3)      Beri minum oralit setiap kali kali BAB
Rasional : larutan oralit barguna untuk mengganti cairan
4)      Kolaborasi pemberian antibiotik
Rasional : mencegah diare yang disebabkan  oleh infeksi
2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan
Tujuan :volume cairan seimbang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
dengan kriteria hasil : tidak terjadi/tidak ada tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit baik,
mukosa bibir lembab, BAB kembali normal (1x sehari)
Intervensi:
1)      Kaji intake dan output cairan
Rasional : menentukan derajat dehidrasi
2)      Berikan oralit/LGG tiap habis BAB
Rasional : mengganti cairan tubuh yang keluar bersama feses
3)      Kaji tanda-tanda dehidrasi
Rasional : mengtahui derajat dehidrasi dan mencegah syok
4)      Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit
Rasional : pengganti bila obat oral tidak masuk
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan tidak adekuatnya absorbsi
usus terhadap zat gizi
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
6x24jam, dengan kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda malnutrisi, BB kembali ideal,
mukos bibir lembab, turgor kulit baik, porsi diit yang disajikan dihabiskan
Intervensi :
1)      Kaji kebutuhan nutrisi
Rasional : menentukan intervensi selanjutnya
2)      Beri diit yang tidak merangsang
Rasional :Membantu memperbaiki absorbsi usus
3)      Timbang BB tiap hari
Rasional ;Mengetahui ad tidaknya penurunan BB
4)      Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian diit TKTP, tinggi mineral, rendah serat
4. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder dehidrasi
Tujuan : hipertermi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan  selama 3x24jam dengan
kriteria hasil : suhu dalam batas normal (36,3-37,40C), tidak muntah, BAB 1x tidak ad
lendir darah, nadi 75x/menit.
Intervensi:
1)      Observasi vital sign (suhu)
Rasional : mengetahui apakah ada peningkatan atau penurunan suhu tubuh
2)      Ajarkan paada keluarga pentingnya pertahanan masukan yang adekuat
Rasional : membantu memulihkan energi dan cegah dehidrasi
3)      Monitor intake dan output cairan
Rasional : mengetahui pemasukan dan pengeluaran urine
4)      Pertahankan cairan parenteral dan elektrolit
Rasional : membantu/mempertahankan masukan yang adekuat
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi lingkungan sekunder terhadap
kelembaban
Tujuan : gangguan integritas kulit tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24jam dengan kriteria hasil : daerah anal klien tidak gatal, tidak terjadi iritasi
leukosit cel normal, turgor kulit baik, elastisitas kulit baik
Intervensi :
1)      Pantau hidrasi kulit dan membran mukosa
Rasional : mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi
sirkulasi dan integritas kulit atau jaringan pada tingkat seluler
2)      Pertahankan linen
Rasional : menurunkan iritasi dermal dan resiko kerusakan kulit
3)      Berikan steak laken di atas perlak klien
Rasional : mencegah gesekan tiba-tiba pada bokong
4)      Gunaka pakaian longgar
Rasional : memudahkan bebas bergerak
6. Gangguan rasa nyaman/nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat
gastroentritis
Tujuan : nyeri berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam
dengan kriteria hasil : orang tua mengatakan sudah tidak rewel,
Intervensi :
1)      Kaji karakteristik, intensitas dan letak nyeri
Rasional : menentukan intervensi selanjutnya
2)      Beri kompres hangat diperut
Rasional :Memberi rasa nyaman
3)      Ubah posisi yang nyaman bagi pasien
Rasional : membantu mengurangi nyeri
7. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan anak
Tujuan : keluarga mengetahui tentang penyakit, perawatan dan pengobatan pada anak
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit dengan kriteria hasil : keluarga
sudah paham tentang penyakit, perawatan dan pengobatan anak
Intervensi :
1)      Kaji tingkat pemahaman orang tua
Rasional : mengetahui tingkat pengetahuan orang tua tentang diare
2)      Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya kebersihan, cuci tangan untuk
menghindari kontaminasi
Rasional : mencegah diare tambah berat dan memungkinkan tidak terulang kembali
dirumah
3)      Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan
Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga
4)      Kolaborasi dengan ahli gizi tentang prinsip diit yang tepat
Rasional : membantu mengurangi diare
8. Cemas pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit
Tujuan : cemas berkurang sampai dengan hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1x20 menit dengan kriteria hasil : orang tua tidak cemas dan tenang
Intervensi :
1) Gunakan komunikasi terapuetik; kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan
Rasional : dapat memperkuat rasa saling percaya
2)      Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua
Rasional : persepsi yang menyimpang dari situasi mungkin dapat memperbesar
perasaan
3)      Libatkan orang tua dalam perawatan anak
Rasional : memantapkan hubungan dan membantu orang tua untuk realisasi dan
pengobatan yang diberikan
4)      Jelaskan kondisi anak, alasan pegobatan dan perawatan.
Rasional : memberikan jaminan bahwa perawat bersedia untuk mendukung dan
membantu
D. IMPLEMENTASI
Setelah menyusun rencana asuhan keperawatan, maka tugas perawat adalah menerapkan
rencana asuhan keperawatan tersebut dalam tindakan yang nyata.

E. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan, gunanya untuk mengukur tingkat
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sejauh mana masalah dapat dipecahkan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
Nama Mahasiswasa: Adinda Nadhifah

NIM : 181002

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Tanggal Pengkajian / Jam : 4 Januari 2020/09.00

Tanggal Masuk RS : 4 januari 2020

Jam masuk RS : 10.00

Ruangan :M.C01

Nomor Register :R7654578

Diagnosa Medis : Gastroenteritis

A. PENGKAJIAN

1. Data biografi
a. Identitas Klien
Nama Klien (inisial): An.A Jenis Kelamin : laki laki
Nama Panggil : Jerry Agama : islam
Tempat tgl lahir : Jakarta 20 februari
Umur : 11bulan. Suku Bangsa : sunda
Bahasa yang digunakan : Indonesia Pendidikan : belum sekolah
b. Identitas Orang tua / Wali: (inisial)
Ibu Ayah Wali

Nama : Ny.A Tn.R


Usia : 28 tahun 32 tahun
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : karyawan wiraswasta
Agama : islam islam
Suku / Bangsa : sunda sunda
Alamat Rumah : kp. Rawa unde no.17

2. Resume
(Ditulis mulai pasien masuk ruang perawatan meliputi pengkajian data focus yang
lalu, masalah keperawatan dan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi yang
telah dilakukan secara umum sebelum pengkajian oleh mahasiswa)
Anak usia 11 bulan, di rawat karena diare, ibu pasien mengatakan anaknya diare
sudah 2 hari total bab 8 x, tadi malam mulai demam. BB 8.500 gr, sebelum sakit
9.500 gram. Sh 38 C,Nadi 96 x/mnt. Turgor kurang, ubun ubun cekung, anak tdk
nafsu makan, muntah 1x., menyusui ASI masih mau. Anak lemas, rewel tdk bisa
tidur, . menangiss setiap didekati oleh perawat
Pemeriksaan diagnostic
Faeces analisa : ada lendir, lain lain dlm batas normal.
Elektrolit : K,3,1milimol/liter (mmol/L).Na. 130 milimol/liter (mmol/L).Cl 96 mmol/L.

Penatalaksanaan
Cairan Infus Kaen3B 850cc/24jam, Smecta 3x1 bungkus, Orenzink syr 1x2,5 sdt,
Interlac drop 1x5 tts, Narfoz 3x1mg, Broadced 3x1mg, Ondancentron 3x1mg,
Paracetamol 6x80mg.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran (dilakukan hanya pada anak-anak dengan
kasus – kasus tertentu, pada neonatus dan bayi)
I. ANTENATAL
1) Kesehatan ibu waktu hamil : Tidak Ya
a) Hiperemesis Gravidarum   ……………………..
b) Perdarahan pervagina   ……………………..
c) Anemia   ……………………..
d) Penyakit Infeksi   ……………………..
e) Pre Eklamsi / Eklamsi   ……………………..
f) Gangguan kesehatan   ……………………..
2) Pemeriksaan Kehamilan : Tidak Ya
a) Teratur   ……………………..
b) Diperiksa oleh   ……………………..
c) Tempat pemeriksaan   ……………………..
d) Hasil pemeriksaan   ……………………..
e) Imunisasi   ……………………..
3) Riwayat Pengobatan selama Kehamilan :
Ibu pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat pengobatan selama
kehamilan
Masa Natal
1) Usia kehamilan saat Kelahiran : 37 minggu
2) Cara persalinan
a) Normal 
b) Tidak 
3) Ditolong oleh : Bidan
4) Keadaan bayi saat lahir : -
2) BB, PB, Lingkar kepala waktu lahir : -
3) Pengobatan yang didapat :-

Neonatal :
1) Cacat congenital : tidak ada kecacatan
2) Ikterus : tidak ada
3) Kejang : tidak ada
4) Paralisis : tidak ada
5) Perdarahan : tidak ada
6) Trauma persalinan : tidak ada
7) Penurunan BB : tidak ada
8) Pemberian minum/ASI : iya
9) Lain-lain :-
b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Apakah ada gangguan dalam proses tumbuh kembang anak (Jelaskan)

Keluarga mengatakan tidak ada gangguan dalam tumbuh kembang anak

c. Penyakit-penyakit yang pernah diderita


Keluarga mengatakan tidak ada penyakit yg pernah diderita pasien

d. Pernah dirawat di Rumah Sakit


Keluarga mengatakan pasien baru kali ini masuk rumah sakit

e. Obat-obat
Smecta 3x1 bungkus
Orenzink syr 1x2,5 sd
Interlac drop 1x5 tts
Narfoz 3x1mg
Broadced 3x1mg
Ondancentron 3x1mg
Paracetamol 6x80mg
f. Tindakan (misalnya : operasi)
Tidak ada tindakan

g. Alergi
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi

h. Kecelakaan
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat kecelakaan

i. Immunisasi
j. Kebiasaan sehari-hari ( keadaan sebelum dirawat)
Sebelum sakit pasien mengatakan suka bermain bola

1) Pola pemenuhan nutrisi :


a) ASI dan atau susu buatan :
(1). Lamanya pemberian: -

(2). Waktu pemberian :-

(3). Jenis susu buatan :-

(4). adakah kesulitan :-


b) Makanan padat :

(1). Kapan mulai diberikan: -

(2). Cara pemberian : -

c) Vitamin :
(1). Jenis vitamin : vitacimin

(2). Berapa lama diberikan: 1 jam sesudah makan

d) Pola makan dan minum:


(1). Frekwensi makan : Sedang

(2). Jenis makanan : Padat

(3). Makanan yg disenangi : Udang balado

(4). Alergi makanan : Tidak ada

(5). Kebiasaan makan :

(a). Makan bersama keluarga: iya

(b). Makan sendiri : terkadang

(c). Disuapi oleh : Makan sendiri

(d). Dll. :-

(6). Waktu makan : Pagi

(7). Jumlah minum / hari : 1500/hari

(8). Frekuensi umum :-

(9). Kebiasaan minum; kopi : tidak pernah

2) Pola Tidur :
a) Lamanya tidur siang / malam : 6 Jam
b) Kelainan waktu tidur : Tidak ada
c) Kebiasaan anak menjelang tidur :
(1). Membaca :-

(2). Mendengar cerita : -

(3). Lain-lain :-

d) Kebiasaan yang membuat anak nyaman saat tidur :


3) Pola aktifitas / Latihan / OR / bermain / hoby :
Bermain bola

4) Pola kebersihan diri :


a) Mandi
(1) Frekuensi : 2 X / hari

(2) Sabun :  tidak  ya

(3) Bantuan :  tidak  ya, oleh ………….

b) Oral Hygiene :
(1) Frekuensi : 2 X / hari

(2) Waktu : pagi sore  malam  setelah makan

(3) Cara : sendiri  dibantu

(4) Menggunakan pasta gigi : ya  tidak

c) Cuci Rambut :
(1) Frekuensi : 3 X / minggu

(2) Sampho : sendiri  dibantu

d) Berpakaian : sendiri  dibantu

5) Pola Eliminasi :
a) BAB
(1) Frekuensi : 7 X / minggu

(2) Waktu :  pagi  siang  sore  malam  tidak tentu

(3) Warna : Coklat

(4) Bau : Tidak ada bau

(5) Konsistensi : Padat

(6) Cara :

(7) Keluhan : Tidak ada

(8) Penggunaan laxatif / pencahar : Tidak ada

(9) Kebiasaan pada waktu BAB : Tidak ada

b) BAK
(1) Frekuensi : kurang lebih 10 X / minggu

(2) Warna : kuning bening

(3) Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada

(4) Kebiasaan ngompol : Tidak ada

6) Kebiasaan lain :
a) Menggigit jari : Tidak pernah

b) Menggigit kuku : Tidak pernah

c) Menghidap jari : Tidak pernah

d) Mempermainkan genital : Tidak pernah

e) Mudah marah : Tidak pernah

f) Lain-lain :-

7) Pola Asuh : baik

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Susunan Keluarga (genogram 3 generasi hanya pada kasus – kasus tertentu)
b. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit Saudara Anggota keluarga


Ayah/ibu kandung
Lain

1. Penyakit yang pernah Tidak ada Tidak ada -

Diderita

2. Penyakit yang sedang Tidak ada Tidak ada -

Diderita

3. Analisa factor peny. Tidak ada Tidak ada -

(ginjal, jantung, DM,

hipertensi, kanker,

ggn mental, alergi dll)


c. Coping keluarga : Keluarga mengatakan selalu memperhatikan anaknya
d. Sistem Nilai : keluarga mengatakan jika ada yg salah diberi nasihat
Spiritual : : keluarga mengatakan anaknya selalu diajarkan tentang agama dan
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
a. Risiko Bahaya Kecelakaan :
1) Rumah : Tidak ada risiko
bahaya dirumah
2) Lingkungan rumah : lingkungan
rumah pasien dengan kali
b. Polusi :
Kemungkinan bahaya akibat polusi : tidak ada karna pasien mengatakan rumahnya
jauh dari jalan besar

Tempat bermain : Tidak ada risiko bahaya

6. Riwayat Kesehatan Sekarang


A. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tgl. mulai sakit : 21 Desember 2020 Pukul : 10.00

Keluhan utama : anaknya diare sudah 2 hari total bab 8 x, tadi malam mulai
demam. BB 8.500 gr, sebelum sakit 9.500 gram. Sh 38 C,Nadi 96 x/mnt. Turgor
kurang, ubun ubun cekung, anak tdk nafsu makan, muntah 1x., menyusui ASI
masih mau. Anak lemas, rewel tdk bisa tidu

Terjadinya :

1) Lamanya : 2 hari sebelum kerumah sakit


2) Faktor pencetus : Tidak ada
3) Upaya untuk mengurangi : Beristirahat
4) Cara waktu masuk :
Dikirim oleh : Dokter 

Puskesmas 

RS 

Lain-lain 
b. Pengkajian Fisik Secara Fungsional :

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1). Data klinik :

-orang tua pasien mengatakan pasien BAB A) Suhu : 38


b) Nadi : 100X/MENIT
cair sudah 2hari total bab 8 kali
c) Pernafasan : 22X/MENIT
-orang tua pasien mengatakan BB sesudah d) Tek. Darah : 110/90
e) Kesadaran : COMPOS MENTIS
sakit 8.500 gr, sebelum sakit 9.500
f) (usia 0 – 1 thn dan sesuai kasus)
gram g) Lingk. Kepala : -
h) Lingk. Dada : -
-orang tua pasien mengatakan pasien lemas
i) Lingk. Lengan Atas : -
-orang tua pasien mengatakan pasien mual
-orang tua pasien mengatakan pasien
muntah 1 kali
-orang tua pasien mengatakan pasien tidak
nafsu makan
-orang tua pasien mengatakan pasien masih
mau menyusui ASI
-orang tua pasien mengatakan pasien rewel
dan tidak bisa tidur
-orang tua pasien mengatakan pasien tadi
malam demam

2) Nutrisi dan metabolisme 2) Nutrisi dan metabolisme

a) Nafsu makan / menyusui : a) Mukosa mulut :


Pasien makan sehari 3x (1) Warna : pucat

b) Penurunan & peningkatan BB : (2) Lesi : tidak ada


sesudah sakit 8.500 gr, sebelum
sakit 9.500 gram (3) Kelembaban: kering
c) Diit : tidak ada
d) Kulit : (4) Kelainan palatum : tidak ada
(1) Perubahan warna :
(5) Bibir : merah muda
tidak ada
(6) Gusi : merah mura
(2) Gangguan penyembuhan :
tidak ada (7) Lidah : putih kemerahan
e) Intake dalam sehari : b) Gigi :
(1) Makan : 3x sehari (1) Kelengkapan gigi : lengkap

(2) Minum : 1500 (2) Karang gigi : tidak ada

(3) Lain-lain : …………………… (3) Karies : tidak ada

f) Mual : pasien mengatakan mual c) BB : 8.500 gr TB : 76,5


g) Dysphagia : tidak ada d) Obesitas : tidak
h) Muntah : tidak ada e) Kulit :
- jumlah : (1) Integritas : baik

3) Respirasi / sirkulasi : (2) Turgor : <2 detik

a) Pernapasan : 100/90 (3) Tekstur : lembut


(1) Sesak napas : tidak ada
f) Sonde /NGT : tidak ada
(2) Sputum : tidak ada
3) Respirasi / Sirkulasi :
(3) Batuk : tidak ada
A) Suara pernafasan:
b) Sirkulasi : b) Batuk : tidak ada
(1) Sakit dada : tidak ada c) Batuk darah : tidak ada
d) Sputum : tidak ada
(2) Udema : tidak ada e) Ikterus : tidak ada
f) Sianosis : tidak ada
4) Eliminasi g) Penggunaan otot bantu nafas: tidak
h) Pernafasan cuping hidung: tidak
a) Abdomen : i) Edema : tidak ada
j) Palpitasi : tidak ada
(1) Kembung : tidak ada
k) Pengisian kapiler:……………………
(2) Mules : tidak ada l) Temperatur suhu: 38,5

(3) Sakit/nyeri : tidak ada


4) Eliminasi
b) BAB
a). Abdomen
(1) Bau : berbau
(1) Lemas : tidak
(2) Warna : coklat
(2) Tegang/kaku : tidak
(3) Lendir : tidak ada
(3) Kembung : tidak
(4) Diare : 8x sehari
(4) Bising usus :
(5) Konsistensi: cair
(5) Lingk. Perut
(6) Frekuensi : banyak
b) BAB
c) BAK (1) Bau : berbau
(1) Jumlah : 1000
(2) Frekuensi : sedikit (2) Warna : coklat
(3) Sakit : tidak ada
(4) Nocturia : tidak ada (3) Lendir : ada
(5) Dysuria : tidak ada
(6) Hematuria : tidak ada (4) Konsistensi : cair
(7) Inkontinensia : tidak ada

(5) Konsistensi : cair (5) Melena : tidak ada

(6) Frekuensi : sedikit (6) Frekuensi : sedikit

c) BAK

5) Aktivitas / Latihan (1) Kepekatan : cair

a) Tingkat kekuatan / Ketahanan : (2) Warna : kuning

(3) Bau : tidak berbau

b) Kemampuan untuk memenuhi (4) Kateter : tidak terpasang


kebutuhan sehari -hari (5) Lain-lain :-
………………………………….. (6) Frekuensi : sedikit
c) Adakah kekakuan pergerakan sendi d) Rectum / Anus
Ada
(1) Iritasi : tidak ada
d) Rasa nyeri pada sendi: tidak ada
(2) Atresia ani : tidak ada

5) Sensori persepsi (3) Prolaps : tidak ada


a) Pendengaran : baik
(4) Lain – lalin : -
b) Penglihatan : baik
5) Aktivitas / Latihan
c) Penciuman : baik
a) Keseimbangan berjalan : seimbang
d) Perabaan : baik
b) Kekuatan menggenggam :
e) Pengecap : baik
(1) Tangan Kiri : baik

(2) Tangan Kanan : baik


6) Konsep Diri
Apakah penyakit tersebut c) Bentuk kaki : normal

mempengaruhi pasien ? d) Otot kaki : baik

iyaa karna pasien tidak bisa mengikuti e) Kelemahan : tidak ada


sekolah
f) Kejang : tidak ada

g) Lain-lain :-
7) Tidur / Istirahat
a) Ji 6) Sensori persepsi (sesuaikan dengan kasus)
ka tidur apakah merasa nyenyak
Pasien mengatakan kurang a) Reaksi terhadap rangsangan : ada
nyenyak b) Orientasi :-
b) M c) Pupil : isokor
asalah atau gangguan waktu tidur:
Karna pasien ingin merasa pusing d) Konjungtiva/warna : merah muda

e) Pendengaran : baik
8) Seksualitas / Reproduksi f) Penglihatan : baik
a) Wanita :
g) Lain – lain :-
(1) Menstruasi : -

(2) Pemeriksaan buah dada : - 4) Konsep diri


a) Kontak mata : dua arah
b)
(1) Tidak dapat ereksi : - b) Postur tubuh : normal

(2) Sakit pada waktu BAK : - c) Perilaku : tidak ada gangguan


prilaku

5) Tidur / Istirahat
a) Tanda-tanda kurang tidur :

tidak ada

b) Lain – lain -

6) Seksualitas / Reproduksi
a) Wanita

(1) Benjolan pada buah dada : tidak ada

b) Pria

(1) Kelainan skrotum : -


(2) Hyposphadia : -

(3) Fimosis :-

(4) Lain – lain -

c. Dampak Hospitalisasi

1). Pada Anak : Anak jadi tidak bisa bermain

2). Pada Keluarga : keluarga pasien jadi tidak masuk kerja

d. Tingkat Perkembangan Saat Ini

1) Motorik kasar : -

2) Motorik halus : -

3) Bahasa :-

4) Sosialisasi :-

7. Pemeriksaan Penunjang

(Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah)

Faeces analisa : ada lendir, lain lain dlm batas normal.


Elektrolit : K,3,1milimol/liter (mmol/L).Na. 130 milimol/liter (mmol/L).Cl 96 mmol/L.

8. Penatalaksanaan

(Therapi / pengobatan termasuk diet yang menunjang masalah)

Cairan Infus Kaen3B 850cc/24jam, Smecta 3x1 bungkus, Orenzink syr 1x2,5 sdt, Interlac
drop 1x5 tts, Narfoz 3x1mg, Broadced 3x1mg, Ondancentron 3x1mg, Paracetamol
6x80mg.

9. Data Fokus

Nama Klien / Umur : An.A/11 bulan

No. Kamar / Ruang : MC01

Cp.1.A
Data Subjektif Data Objektif

-orang tua pasien mengatakan pasien BAB - pasien tampak pucat dan lemas
cair sudah 2hari total bab 8 kali - pasien tampak menangis setiap
-orang tua pasien mengatakan BB sesudah didekati perawat
sakit 8.500 gr, sebelum sakit 9.500 gram - pasien tampak pucat dan berkeringat
-orang tua pasien mengatakan pasien lemas - ubun ubun cekung
-orang tua pasien mengatakan pasien mual - turgor kulit kurang baik
-orang tua pasien mengatakan pasien - Bising usus 38 x
muntah 1 kali - TTV :
-orang tua pasien mengatakan pasien tidak S : 38
nafsu makan N :134 x/mnt
-orang tua pasien mengatakan pasien masih RR:28 x/mnt
mau menyusui ASI TD: tidak terkaji karena anak kurang
-orang tua pasien mengatakan pasien rewel kooperatif.
dan tidak bisa tidur - Hasil laboraturium Faeces analisa :
-orang tua pasien mengatakan pasien tadi ada lendir, lain lain dlm batas normal.
malam demam
Elektrolit : K,3,1milimol/liter
(mmol/L).Na. 130 milimol/liter
(mmol/L).Cl 96 mmol/L

Analisa Data

Nama Klien/ Umur : An. A / 11bln

No. Kamar/ Ruang : MC01

No. DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS : Kekurangan volume cairan Output berlebihan
-orang tua pasien mengatakan
pasien BAB cair sudah
2hari total bab 8 kali
-orang tua pasien mengatakan
BB sesudah sakit 8.500 gr,
sebelum sakit 9.500 gram
-orang tua pasien mengatakan
pasien lemas
-orang tua pasien mengatakan
pasien mual
-orang tua pasien mengatakan
pasien muntah 1 kali
DO :
- pasien tampak pucat
dan lemas
- turgor kulit >2detik
- pasien tampak
dehidrasi
- ubun ubun cekung
- Bising usus 38 x
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak terkaji
karena anak kurang
kooperatif.
Balance cairan:
Input: minum 700
Infus 1000
Am 210
=1910
Output:
Bab : 700
Muntah: 100
Urine: 1000
IWL: 322
=2122
1910-2122= -212
2 DS: Hipertemia sirkulasi sekunder
-orang tua pasien mengatakan dehidrasi
pasien lemas
-orang tua pasien mengatakan
pasien semalam demam
-orang tua pasien mengatakan
pasien rewel dan tidak bisa
tidur
DO:
- pasien tampak pucat
dan lemas
- pasien tampak
menangis
- ubun ubun cekung
- CRT >2detik
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak terkaji
karena anak kurang
kooperatif.

3 DS : Ketidakseimbangan nutrisi kurang tidak adekuatnya


dari kebutuhan tubuh absorbsi usus
-orang tua pasien mengatakan
terhadap zat gizi
pasien sulit makan
-orang tua pasien mengatakan
pasien mual
-orang tua pasien mengatakan
pasien muntah 1x
DO :
- pasien tampak pucat
dan lemas
- pasien tampak
menangis
- pasien tampak tidak
menghabiskan 1 porsi
makanan
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak terkaji
karena anak kurang
kooperatif.

DIAGNOSA KEPERAWATAN ( Sesuai Prioritas )


Nama Klien/ Umur : An.A / 11 bln

No. Kamar/ Ruang : MC01

No Diagnosa Keperawatan (P&E) Tanggal Tanggal Nama Jelas


Ditemukan Teratasi
1 Kekurangan volume cairan b.d output 04 januari 06 januari Adinda
berlebihan 2021 2021 Nadhifah

2 Hipertemia b.d penurunan sirkulasi 04 januari 06 januari Adinda


sekunder dehidrasi 2021 2021 Nadhifah

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari 04 januari 06 januari Adinda


kebutuhan tubuh b.d tidak adekuatnya 2021 2021 Nadhifah
absorbsi usus terhadap zat gizi

RENCANA KEPERAWATAN

( Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen )


Nama Klien/ Umur : An. A / 11 bulan

No. Kamar/ Ruang : MC01

Tg N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Paraf &


l o Keperawatan (PES) Tindakan Nama
Jelas
1 Kekurangan Volume Kekurangan volume cairan dapat 1.Monitor TTV Adinda
cairan b.d output teratasi setelah dilakukan tindakan 2.Monitor Nadhifa
berlebihan Asuhan Keperawatan selama 2x status dehidrasi h
DS : pertemuan teratasi dengan kriteria (membrane
hasil : mukosa,nadi,
-orang tua pasien
1.tidak ada tanda-tanda dehidrasi tekanan darah)
mengatakan 2.TTV dalam batas normal 3.Monitor berat
3.Turgor kulit baik <2detik badan harian
pasien BAB cair
4.Mukosa bibir lembab 4.Monitor
sudah 2hari total 5.BAB kembali normal 1x sehari masukan
makanan/
bab 8 kali
cairan dan
-orang tua pasien hitung intake
kalori harian
mengatakan BB
5.Monitor hasil
sesudah sakit pemeriksaan
laboratorium
8.500 gr, sebelum
(Na,K,Cl)
sakit 9.500 gram 6.Kolaborasika
n dalam
-orang tua pasien
pemberian
mengatakan cairan IV
7.Kolaborasi
pasien lemas
pemberian obat
-orang tua pasien Smecta 3x1
bungkus
mengatakan
Orenzink syr
pasien mual 1x2 5sdt
-orang tua pasien
mengatakan
pasien muntah 1
kali

DO :
- pasien
tampak pucat
dan lemas
- turgor kulit
>2detik
- pasien
tampak
dehidrasi
- ubun ubun
cekung
- Bising usus
38 x
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak
terkaji karena
anak kurang
kooperatif.
Balance cairan:
Input: minum 700
Infus 1000
Am 210
=1910
Output:
Bab : 700
Muntah: 100
Urine: 1000
IWL: 322
=2122
1910-2122= -212
Adinda
Nadhifa
2 Hipertemia b.d Hipertemia dapat teratasi Setelah 1.Monitor suhu h
penurunan sirkulasi dilakukan tindakan Asuhan minimal tiap 2
sekunder dehidrasi keperawatan selama 2x pertemuan jam
DS: teratasi. Dengan kriteria hasil : 2.Monitor TD,
-orang tua pasien 1.suhu tubuh dalam batas normal Nadi, dan RR
36,5-37,5 3.Kompres
mengatakan pasien pada
2. Nadi dan RR dalam batas normal
pasien lemas 3. tidak ada Perubahan warna kulit lipat paha,
aksila, dan leher
-orang tua pasien 4. tidak pusing 4.Kolaborasi
5.CRT <2detik dalam
mengatakan
pemberian PCT
pasien semalam 6x80mg
Broadced 3x1
demam
mg
-orang tua pasien
mengatakan
pasien rewel dan
tidak bisa tidur
DO:
- pasien
tampak pucat
dan lemas
- pasien
tampak
menangis
- ubun ubun
cekung
- CRT >2detik
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak terkaji
karena anak kurang
kooperatif.
3 Ketidakseimbangan Ketidakseimbangan nutrisi dapat 1.Kaji Adinda
nutrisi kurang dari teratasi setelah dilakukan asuhan penurunan Nadhifa
kebutuhan tubuh b.d keperawatan selama 2xpertemuan nafsu makan h
tidak adekuatnya teratasi dengan kriteria hasil : pasien
absorbsi usus 1. Tidak ada penurunan BB 2.Kaji
terhadap zat gizi 2. Mempertahankan BB saat ini pemenuhan
DS : 3. Ada peningkatan nafsu kebutuhan
makan klien nutrisi pasien
-orang tua pasien
4. Pasien mampu menghabiskan 3.Kaji bising
mengatakan 1 porsi makanan usus klien
5. Membran mukosa pasien 4.Anjurkan
pasien sulit makan
sudah tidak pucat pasien makan
-orang tua pasien selagi hangat.
5.Anjurkan
mengatakan pasien makan
sedikit tapi
pasien mual
sering.
-orang tua pasien 6.monitor mual
muntah
mengatakan
7.Kolaborasi
pasien muntah 1x pemberian obat
interlac drop
DO :
1x5 tts
- pasien Ondancentron
3x1mg
tampak pucat
dan lemas
- pasien
tampak
menangis
- pasien
tampak tidak
menghabiska
n 1 porsi
makanan
- TTV :
S : 38
N :134 x/mnt
RR:28 x/mnt
TD: tidak terkaji
karena anak kurang
kooperatif.

CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan


Waktu DK Nama Jelas
04/01/2021 1 1. Memonitor Ttv pasien Adinda
Hasil: S : 38, N :134 x/mnt, RR:28 x/mnt
08.00 Nadhifah
TD: 110/90mmHg
2. Memonitor status dehidrasi
08.00
Hasil : mukosa lembab, ubun ubun sudah tidak
1
cekung,turgor kulit kurang baik
3. Memonitor berat badan
08.15 1
Hasil: berat badan pasien 8.500gr
4. Memonitor intake output
08.20 1
Hasil: Balance cairan:
Input: minum 700
Infus 1000
Am 210
=1910
Output:
Bab : 700
Muntah: 100
Urine: 1000
IWL: 322
=2122
1910-2122= -212
5. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
1 Hasil : Elektrolit : K,3,1milimol/liter
09.00
(mmol/L).Na. 130 milimol/liter (mmol/L).Cl 96
mmol/L
6. Kolaborasi dalam pemberian cairan IV
09.15 1
Hasil: pasien terpasang cairan Infus Kaen3B
850cc/24jam
7. Kolaborasi pemberian obat Smecta 3x1
09.30 1 bungkus
Hasil: pasien sudah diberikan terapi obat dan
tidak ada reaksi alergi, konsistensi BAB
masih cair, pasien sehari BAB 5x
8. Kolaborasi pemberian obat Orenzink syr 1x2 5sdt
1 Hasil: pasien sudah diberikan terapi obat dan
09.35 tidak ada reaksi alergi, konsistensi BAB
masih cair

04/01/2021 2 1. Memantau TTV pasien. Adinda


11.00 Hasil : TD:110/90mmHg, HR:80x/menit,
RR:22x/menit, Suhu:38℃ . Nadhifah
12.00 2 2. Memonitor suhu setiap 5jam sekali
Hasil : pasien masih demam suhu 38
12.00 2 3. Mengkompres pasien pada lipatan aksila
Hasil: pasien sudah dikompres
12.05 2 4. Kolaborasi pemberian PCT 6x80mg
Hasil: pasien sudah diberikan terapi PCT tidak
12.10 2 ada alergi dan masih demam
12.15 5. Kolaborasi pemberian Broadced 3x1mg
13.00 2 Hasil: pasien sudah diberikan terapi dan tidak ada
tanda tanda alergi

04/01/2021 3 1. Mengkaji penurunan nafsu makan pasien. Adinda


Hasil : pasien tidak nafsu makan karena mual dan
11.00 muntah 1x Nadhifah
3
11.15 3. Mengkaji bising usus pasien.
3 Hasil : bising usus pasien 16x/menit.
11.30 4. Menganjurkan pasien makan selagi hangat.
3 Hasil :keluarga pasien mengatakan pasien sudah
12.00 makan selagi hangat.
3
12.15 5. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering.
3 Hasil : keluarga pasien mengatakan pasien makan
12.20 sedikit tapi sering dan habis ¼ porsi.
3
12.20 6. Mengkolaborasi pemberian terapi interlac drop
1x5tetes
Hasil : pasien sudah diberikan dan tidak ada
reaksi alergi
7. Mengkolaborasi pemberian obat
Ondancentron 3x1mg
Hasil : pasien sudah diberikan terapi tidak
ada tanda tanda alergi , mual masih ada

EVALUASI
Nama Klien/ Umur : An. A / 11 bulan

No. Kamar/ Ruang : MC01

No. Hari/Tgl/Ja Evaluasi Hasil ( SOAP ) Paraf dan


DK m ( Mengacu pada tujuan ) Nama Jelas

1 04/01/2021 S : Adinda
- Orang tua pasien mengatakan pasien muntah 1x, BAB
5x Nadhifah
- Orang tua pasien mengatakan bab pasien masih cair
O:
- Pasien tampak muntah muntah dan bab cair
- Membran mukosa pasien lembab
- TTV pasien
TD : 110/90 mmHg
RR : 26 x/mnt
N : 100 x/mnt
S : 38 C
A : intervensi teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

2 04/01/2021 S : Adinda
- Orang tua pasien mengatakan pasien masih demam
- Orang tua pasien mengatakan pasien rewel dan tidak Nadhifah
bisa tidur
O:
- Tubuh pasien teraba hangat
- Pasien tampak menangis terus
- TTV pasien dalam batas normal
TD : 110/90 mmHg
RR : 26 x/mnt
N : 100 x/mnt
S : 38 C
A : Intervensi teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

S:
3 04/01/2021 - Orang tua pasien mengatakan pasien masih muntah 1x
- Orang tua pasien mengatakan pasien sudah mau Adinda
menghabiskan ¼ porsi
- Orang tua pasien mengatakan pasien masih mau minum Nadhifah
ASI
O:
- Pasien masih rewel
- Pasien menghabiskan makan ¼ porsi
- Pasien masih ada muntah
- Ttv pasien dalam batas normal
TD : 110/90 mmHg
RR : 26 x/mnt
N : 100 x/mnt
S : 38 C

HANDOVER H 1

Situation Background
Ps laki laki An.A di ruang - Hasil laboraturium Faeces analisa : ada
melati C01 usia 11 bulan, no lender
rekam medis : R7654578, ps - Elektrolit : K,3,1milimol/liter (mmol/L)
dokter tya, diagnosa medis - Na. 130 milimol/liter (mmol/L)
Gastroentritis - Cl 96 mmol/L
- Cairan Infus Kaen3B 850cc/24j
masalah keperawatan :
- Dokter visit terapi
kekurangan volume cairan,
- Smecta 3x1 bungkus Orenzink syr
hipertermi, ketidakseimbangan
1x2,5 sdt
nutrisi kurang dari kebutuhn
- Interlac drop 1x5 tts
tubuh
- Narfoz 3x1mg
- Broadced 3x1mg,
- Ondancentron 3x1mg, Paracetamol
Assignment
6x80mg
- Saat ini keadaan umum Dilanjutkan
pasien compos metis
Recommendation
- ADL ps dibantu oleh
perawat dan keluarga - Obs ttv pasien
- Ttv pasien : TD : 110/70 - Monitor intake output ps
mmHg, Sh 38 C,Nadi 96 - Monitor suhu minimal tiap 2 jam
x/mnt. - Monitor TD, Nadi, dan RR, warna dan
- CRT > 2 detik suhu kulit
- Keluhan pasien saat ini : - Monitor CRT
Ps masih mual - Lanjutkan terapi cairan
Ps masih diare - Ajarkan teknik kompres
Ps mengatakan lemas - Lanjutkan terapi obat sesuai anjuran
Badan ps masih panas - Beri dukungan untuk keluarga dan
pasien
- Lakukan pendekatan terus pada pasien
- Anjurkan keluarga untuk beri makan
sedikit tapi sering

Anda mungkin juga menyukai