Anda di halaman 1dari 10

PERTUMBUHAN DAN PENGENDALIAN MIKROORGANISME

1. PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

A. DEFINISI PERTUMBUHAN MIKOORGANISME


Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua
komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler, pertumbuhan adalah
 peningkatan jumlah sel perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada
organisme uniseluler yang disebut pertumbuhan adalah pertambahan jumlah
sel, yang berarti juga pertambahan jumlah organisme. Umur suatu sel ditentukan setelah
 pembelahan sel selesai.
Sedangkan umum kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi. Ukuran sel
tergantung dari kecepatan pertumbuhan. Semakin baik zat nutrisi di dalam substratnya
mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat.
B. SYARAT-SYARAT PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Mikroorganisme untuk pertumbuhannya memerlukan nutrisi dan faktor
lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme memerlukan komponen-komponen
tertentu untuk pertumbuhannya, yaitu :
1. Energi, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan
kebutuhan energinya, yaitu : mikroorganisme fototrof dan kemotrof.
Mikroorganisme fototrof menggunakan cahaya matahari sebagai sumber
energinya, sedangkan mikroorganisme kemotrof sumber energi berasal dari
oksidasi senyawa organik seperti glukosa atau senyawa anorganik seperti
H2S atau NaNO2.
2. Sumber karbon, berdasarkan kebutuhan karbonnya mikroorganisme dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu : mikroorganisme autotrof dan heterotrof.
Mikroorganisme autotrof adalah mikroorganisme yang menggunakan karbon
anorganik (CO2) sebagai sumber karbonnya, sedangkan mikroorganisme
heterotrof memerlukan sumber karbon organik, misalnya glukosa.
3. Sumber nitrogen, mikroorganisme mengambil sumber N dalam bentuk gas
nitrogen, amonium, garam nitrat atau berupa N dari senyawa organik (mis. asam
amino).
4. Elemen non metal, terutama sulfur dan fosfor.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 1


5. Elemen metal, terdiri dari Ca2+, Zn 2+, Na, Cu2+, Mn2+ ,Mg2+, Fe2+, Fe2+ dalam
 bentuk garam-garam anorganik. Ion-ion ini berperan penting dalam osmoregulasi,
mengatur aktivitas enzim, dan transfer elektron.
6. Vitamin, penting dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit.
Juga berperan sebagai koenzim.
7. Air, semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga nutrien dengan
 berat molekul rendah dapat melewati membran sel.
Medium pertumbuhan mikroorganisme, harus memenuhi persyaratan sebagai
 berikut :
1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikoorganisme.
2. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroorganisme
yang diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
C. BENTUK, SUSUNAN, DAN SIFAT MEDIA
Bentuk, susunan, dan sifat media ditentukan oleh senyawa penyusun media,
 persentase campuran, dan tujuan penggunaan.
1. Bentuk Media
Ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar-agar,
gelatin , maka dikenal 3 bentuk media, yaitu media padat, media semi padat
(semisolid), dan media cair.
a. Media padat, memerlukan 12-15 g agar-agar untuk 1000 ml media. Media
 padat digunakan untuk menumbuhkan bakteri, ragi, dan jamur.
 b. Media cair, bila ke dalam medium tidak ditambahkan bahan pemadat.
Digunakan untuk membiakkan alga, bakteri, dan ragi.
c. Media semipadat, penambahan zat pemadat hanya 50 % atau kurang dari
yang seharusnya. Untuk menumbuhkan mikroba yang memerlukan
sedikit air dan hidup anaerobik atau fakultatif.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 2


2. Susunan Media
Susunan media dapat berbentuk
:
a. Media alami, adalah media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang, nasi, telur, daging, roti, dan sebagainya. Kentang, roti dan nasi biasanya digunakan
untuk menumbuhkan kapang, sedangkan telur untuk
menumbuhkan virus.
 b. Media sintetis, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia, misalnya
Czapek Dox Agar (jamur), Nitrogen free manitol broth (Azotobacter).
c. Media semisintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan
alami dan bahan sintetis, misalnya KNA, PDA, touge agar, dan sebagainya.
3. Sifat Media
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk isolasi, seleksi,
diferensiasi dan sebagainya. Berdasarkan sifatnya, media dapat dibedakan menjadi :
a. Media umum, adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
satu atau lebih kelompok mikroba secara umum, seperti KNA dan PDA.
 b. Media pengaya, kalau media tersebut digunakan untuk memberi
kesempatan terhadap suatu jenis/kelompok mikroba untuk tumbuh dan
 berkembang lebih cepat dari yang lainnya yang bersama-sama dalam
suatu sampel. Misalnya pada media kaldu selenit/kaldu tetrationat dalam
waktu 18-22 jam mikroba lain akan terhambat/terhenti pertumbuhannya
sedangkan Salmonellla akan tetap tumbuh.
c. Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau
lebih mikroorganisme tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis
lainnya. Misalnya media SS agar untuk Salmonella dan Shigella, media
EMB agar untuk Coliform.
d. Media diferensial, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba tertentu serta penentuan sifat-sifatnya. Misalnya media EMB
agar untuk Coliform, media agar darah untuk menumbuhkan bakteri
hemolitik.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 3


e. Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa
atau benda-benda tertentu dengan bantuan mikroba.

D. TEKNIK PEWARNAAN DAN PENGAMATAN MIKROORGANISME


Tidak semua mikroorganisme mempunyai zat warna. Mikroorganisme yang
tidak berwarna dapat ditembus cahaya, sehingga sukar diamati. Oleh karena itu
diperlukan pewarnaan. Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat
fisik dan kimia dapat diketahui.
Langkah-langkah utama teknik pewarnaan :
1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis.
2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia
seperti sabun, formalin, fenol.
3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat
warna Teknik pewarnaan bakteri, dapat dibedakan menjadi
:
1. Pewarnaan Sederhana (1 zat warna)untuk melihat bentuk dan susunan sel.
2. Pewarnaan Diferensial (lebih dari 1 zat warna) untuk melihat bentuk, susunan
dan sifat sel. Beberapa contoh pewarnaan diferensial :
a. Pewarnaan Gram -> dinding sel
 b. Pewarnaan Tahan Asam -> dinding sel
c. Pewarnaan untuk melihat Struktur flagel, kapsul, spora,
Inti PEWARNAAN SEDERHANA
Berdasarkan asam-basa dari zat warna
Asam (-) : Eosin, Nigrosin, Merah Kongo
Basa (+) : Met. Biru, Safranin, Kristal Violet
 pH ~ 7 -> Sel Bakteri (-)

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 4


SIFAT ZAT WARNA :
1. Pewarnaan Asam (pewarnaan negatif / tidak langsung) : Sel tidak terwarnai, latar belakang
terwarnai.
2. Pewarnaan Basa (pewarnaan langsung) : sel terwarnai.
3. Pewarnaan Gram
Prinsip : Kemampuan dinding sel mengikat zat warna karena perbedaan sifat kimia
dan fisika dinding sel Empat tahapan perwarnaan gram :
1. Pemberiaan pewarna dasar kristal violet, semua sel ungu
2. Pemberian pewarna penguat (mordan) lugol/iodine, terbentuk kompleks cv-i, sel ungu tua
3. Pencuci warna dasar : alkohol 96 %
4. Pewarna pembanding : menggantikan warna dasar,
safranin Pewarnaan tahan asam
Mewarnai genus mycobacterium, spesies spesies tertentu dari genus nocardia
Prinsip : zat lipoid dinding sel bakteri-bakteri di atas tebal , sulit ditembus zat warna, tetapi
sudah terwarnai sulit dicuci dengan etanol.
Tahapan :
1. Warna dasar : karbol fuchsin + pemanasan.
2. Pencucian : alkohol asam ( 3% hcl dalam 95% etanol).
3. Pembanding : metilen biru
hasil : Mycobacterium dan Nocardia berwarna merah bakteri lain biru
4. Pewarnaan flagel : Tidak difiksasi panas, flagel mordant, karbol fuchsin, flagel merah.
5. Pewarnaan spora : zat warna dasar malakit hijau, pembanding safranin, endospora
 berwarna hijau, sel vegetatif berwarna merah.
Pewarnaan kapsul : Tidak difiksasi panas
  pewarna dasar : kristal violet

  pencuci, pembanding : CuSO4

 sel berwarna violet , kapsul berwarna biru muda.


Pengamatan mikroorganisme
Jarak lensa-objek :
40 10 5,00 mm
40 x 10 0,46 mm

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 5


kemudian diwakili oleh penisilin dan sefalosporin. Antibiotik beta laktam menghambat langkah
terakhir dalam sintesis peptidoglikan, akhir-silang antara antara rantai samping peptida,
diperantarai oleh karboksipeptidase bakteri dan enzim transpeptidase. Beta laktam dalam
antibiotik ini biasanya bakterisida dan menunggu sel tumbuh secara aktif untuk mengerahkan
toksisitas mereka.
 b. Penisilin Ami
Seperti penisilin G atau penisilin V yang diproduksi oleh fermentasi Penicillium
chrysogenum. Antibiotik jenis ini efektif terhadap streptokokus, gonococcus dan
staphylococcus, dan derivatnya telah dikembangkan. Namun spektrumnya dianggap sempit
karena tidak efektif terhadap Gram-negatif batang.
c. Semisintetik penisilin
Pertama kali muncul pada tahun 1959. Cetakan A menghasilkan bagian utama dari
molekul (-aminopenisilanat asam 6) yang dapat dimodifikasi secara kimia dengan penambahan
rantai samping. Banyak dari senyawa ini telah dikembangkan untuk memiliki manfaat yang
 berbeda atau keuntungan atas penisilin G, seperti spektrum meningkatnya aktivitas (misalnya
efektivitas terhadap batang Gram-negatif), merupakan derivat penisilin dan efektivitasnya jika
diberikan secara oral. Contohnya Amoxycillin dan Ampisilin yang memperluas spektrum
terhadap Gram -negatif dan efektif secara oral.
d. Asam Klavulanat
Asam Klavulanat adalah bahan kimia yang kadang-kadang ditambahkan dalam
 penyiapan penisilin semisintetik. Biasanya yang ditambah dengan amoksisilin klavulanat adalah
clavamox atau Augmentin. Klavulanat ini bukan merupakan antimikroba. Cara kerjanya adalah
menghambat enzim beta laktamase yang telah sensitif karena merupakan beta laktam-
 penisilinase. Meskipun tidak beracun, penisilin kadang-kadang menyebabkan kematian bila
diberikan kepada orang-orang yang alergi. Di AS ada 300-500 kematian setiap tahunnya karena
alergi penisilin. Pada individu alergi beta laktam molekul menempel pada protein serum yang
memulai suatu respon inflamasi diperantarai-IgE.

e. Cephalolsporins
Cephalolsporins adalah antibiotik beta laktam dengan modus serupa dengan penisilin
yang dihasilkan oleh spesies Cephalosporium.  Memiliki toksisitas rendah dan spektrum yang

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 16


agak lebih luas daripada penisilin alami. Mereka sering digunakan sebagai pengganti penisilin
terhadap bakteri Gram-negatif, dan di profilaksis bedah. Mengalami degradasi oleh beberapa-
 beta laktamase bakteri, tetapi cenderung resisten terhadap beta-laktamase
dari S. Staphylococcus.
f. Bacitracin
Bacitracin adalah antibiotik polipeptida yang dihasilkan oleh spesies Bacillus. Hal ini
mencegah pertumbuhan dinding sel dengan menghambat pelepasan subunit muropeptide dari
 peptidoglikan dari pembawa molekul lipid yang membawa subunit ke luar membran. Sintesis
asam pada mikroba yang mengharuskan pembawa yang sama, juga terhambat. Bacitracin
memiliki toksisitas tinggi sehingga tidak boleh untuk penggunaan sistemik tersebut. Hal ini
karena dalam banyak persiapan antibiotik topikal, tidak diserap oleh usus, oleh karena itu
diberikan untuk "mensterilkan" usus sebelum operasi.
2. Inhibitor
Inhibitor mengacaukan struktur membran sel atau menghambat fungsi membran
 bakteri. Integritas dari luar membran sitoplasma sangat penting untuk bakteri, dan senyawa yang
mengacaukan membran dengan cepat membunuh sel. Namun, karena kesamaan dalam fosfolipid
dan eukariotik membran bakteri, tindakan ini jarang cukup spesifik untuk memungkinkan
senyawa-senyawa ini untuk digunakan secara sistemik. Satu-satunya antibiotik antibakteri
 penting klinis yang bertindak dengan mekanisme ini adalah Polymyxin, diproduksi
oleh polymyxa Bacillus. Polimiksin efektif terutama terhadap bakteri Gram-negatif dan biasanya
terbatas pada penggunaan topikal. Mengikat Polymyxins untuk membran fosfolipid dan dengan
demikian mengganggu fungsi membran. Polimiksin kadang-kadang diberikan untuk infeksi
saluran kemih yang disebabkan oleh Pseudomonas  yang resisten gentamisin, karbenisilin dan
tobramycin. Keseimbangan antara efektifitas dan kerusakan pada ginjal dan organ lainnya
sehingga obat ini hanya diberikan di bawah pengawasan yang ketat di rumah sakit.

Umumnya Protein inhibitor sintesis merupakan terapi antibiotik yang berguna sebagai
tindakan dalam penghambatan beberapa langkah dalam proses kompleks penerjemahan. Cara
kerjanya pada proses yang terjadi di ribosom dari tahap aktivasi asam amino atau cetakan ke
tRNA tertentu. Kebanyakan memiliki afinitas atau spesifisitas untuk 70S (sebagai lawan 80S)
ribosom, dan mencapai toksisitas selektif dengan cara ini. Contoh antibiotiknya

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 17


adalah tetrasiklin, kloramfenikol, macrolides (misalnya eritromisin) dan aminoglikosida
(misalnya streptomisin).
3. Mempengaruhi pada Asam Nukleat
Beberapa antibiotik mempengaruhi sintesis DNA atau RNA, atau mengikat DNA atau RNA
sehingga pesan mereka tidak bisa dibaca. Dengan demikian tentu saja dapat menghambat
 pertumbuhan sel. Sehingga penggunaan obat ini kurang benar, karena dapat mempengaruhi sel-
sel hewan dan sel bakteri sama sehingga tidak memiliki aplikasi terapeutik. Dua kelas inhibitor
sintesis asam nukleat yang mempunyai aktivitas selektif terhadap procaryotes dan beberapa obat-
obatan medis seperti kuinolon dan rifamycins.
a. Kuinolon
Kuinolon adalah antibiotik yang memiliki spektrum yang luas dan cepat membunuh
 bakteri dan diserap dengan baik setelah pemberian oral seperti nalidiksat. Asam ciprofloxacin
termasuk dalam ke grup kuinolon. Bertindak dengan menghambat aktivitas girase DNA bakteri,
mencegah fungsi normal DNA. Beberapa kuinolon menembus makrofag dan neutrofil sehingga
lebih baik daripada kebanyakan antibiotik karena itu berguna dalam pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh parasit intraseluler. Namun, penggunaan utama dari asam nalidiksat pada
kurang efektif pada infeksi saluran kemih (ISK). Senyawa ini efektif terhadap beberapa jenis
 bakteri Gram-negatif seperti E. coli, Enterobacter aerogenes, K. pneumoniae dan spesies yang
umum penyebab ISK. Namun biasanya tidak efektif terhadap Pseudomonas aeruginosa, dan
 bakteri Gram-positif resisten. Namun, fluoroquinolone, Ciprofloxacin (Cipro) baru-baru ini
direkomendasikan sebagai obat pilihan untuk profilaksis dan pengobatan anthrax.
 b. Rifamycins
Rifamycins adalah produk dari Streptomyces. Rifampicin merupakan turunan
semisintetik dari rifamycin yang aktif terhadap bakteri Gram-positif (termasuk Mycobacterium
tuberculosis) dan beberapa bakteri Gram-negatif. Rifampisin bertindak sangat khusus pada
RNA
 polimerase eubacteria dan tidak aktif terhadap polimerase RNA dari sel-sel hewan atau terhadap
 polimerase DNA. Mengikat antibiotik ke subunit beta polimerase ketika masuknya nukleotida
 pertama yang diperlukan untuk mengaktifkan polimerase, sehingga menghalangi sintesis
mRNA. Telah dibuktikan memiliki efek bakterisidal yang lebih besar terhadap
 M.tuberculosis  dibandingkan obat anti-tuberkulosis lainnya, dan telah menggantikan isoniazid
sebagai salah satu obat lini depan yang digunakan untuk mengobati penyakit ini, terutama ketika

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 18


KESIMPULAN

Pengendalian mikroorganisme dapat mencegah penyebaran penyakit dan infeksi,


membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan
 perusakan bahan oleh mikroorganisme. Dengan cara membunuh mikroorganisme atau membuat
kondisi yang membuat mikroorgenisme tidak dapat tumbuh. Membunuh dan membatasi
 pertumbuhan mikroorganisme khususnyan sangat penting dalam penyediaan dan pemeliharaan
untuk keamanan makanan. Pengendalian mikroorganisme juga penting pada praktek medis
modern dalam menurunkan penyebaran mikroorganisme. Mikroorganisme dapat dikendalikan
dengan beberapa cara, dapat dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau
 proses fisika atau bahan kimia.
Pengendalian mikroorganisme juga merupakan hal yang sangat penting bagi manusia
dalam kehidupan, lingkungan dan keselamatannya. Manusia tidak akan pernah terlepas dengan
mikroorganisme baik yang patogen maupun dan non patogen. Namun ketika berhadapan dengan
mikroorganisme patogen pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk :
1. Mencegah infeksi dan penularan penyakit berbahaya.
2. Menjaga kelangsungan hidup dari gangguan mikroorganisme yang patogen.
3. Memungkinkan untuk mengkonsumsi makan yang aman dan bebas dari mikroba yang
 berbahaya.
4. Pada kondisi tertentu manusia diharuskan hidup dalam lingkungan yang bebas gangguan
dari mikroorganisme.
5. Dalam kebutuhan sehari-hari seperti makanan yang harus higienis dan bersih, serta bebas
daari mikroorganisme yang merugikan.
6. Pengendalian mikroorganisme memungkInkan kita untuk dapat mengobati pada
serangan infeksi mikroba tertentu.
7. Terutama sebagai paramedis adalah kunci utama dalam pengendalian mikroorganisme
sehingga harus benar-benar menguasai dan dapat melakukan penanganan pengendalian
mikroorganisme secara tepat.

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 20


DAFTAR PUSTAKA

http://www.textbookofbacteriology.net/.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/.
http://www.analisismuslim.blogspot.com/ pengendalian-pertumbuhan-mikroorganisme.html.

http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/pengendalian-mikroorganisme/
http://Andreas. wordpress.com/2010/08/11/Pertumbuhan_Mikroorganisme_Biologi_Online.htm

(Di akses pada jumat, 20 September 2013)

Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme Page 21

Anda mungkin juga menyukai