Anda di halaman 1dari 7

Jawaban UTS semester 1

Shofiyatul putriyana
2031800041

1. Sebutkan anatomi otot,tulng dan macam-macamnya


Jawab:
-anatomi visiologi tulang
1. bagian tulang tengkorak
a. tulang tempurung kepala
1. tulang dahi
2. tulang kepala belakang
3. tulang ubun-ubun
4. tapis
5. baji
6. pelipis

b. tulang muka
1 tulang hidung
2. Tulang langit2
3. 3. Air mata
4. Tulang rahang atas
5. Tulang rahang bawah
6. Pipih
7. Lidah
8. Pisau luku

2. tulang dada

1. hulu

2. badan

3.taju pedang

3. tulang rusuk

1. tulang rusuk sejati

2.palsu
Melayang

4. tulang belakang

1 tulang leher

Punggung

Pinggang

Kelangkang

Ekor

5.tulang gelng bahu

1.tulang belikat

Selangka

6.tulang gelang panggul

1 usus

Pinggul

Duduk

Kemaluan

7.tulang lengan

1. lengan atas

Hasta
Pengupil

Telapak tangan

Jari tangan

2.tulang tungkai

1. paha

Tempurung lutut

Tulang kering

Betis

Pergelangan kaki

Telapak kaki

Jari kaki

2 anotomi otot

1. Otot polos
2. Kerangka
3. jantung

 PENGKAJIAN nYeri:
0:Tidak nyeri
1-3:nyeri ringan
4-6:nyeri sedang
7-9:sangat nyeri tapi masih terkontrol
10:sangat nyeri dan tak terkontrol
naila kep, [14.12.20 14:12]
Jenis-jenis skala nyeri
Saat ini ada beberapa jenis skala nyeri yang bisa digunakan sebagai cara mengukur rasa sakit.
Selain dengan angka, ada skala nyeri jenis lain yang mengukur menggunakan gambar hingga
warna, seperti berikut ini.
1. Numeric rating scale (NRS)
Skala nyeri jenis ini adalah yang paling sering digunakan. Saat mengukur rasa nyeri, dokter akan
meminta Anda untuk memilih angka dari 0-10, dengan penjabaran sebagai berikut:
Angka 0 artinya tidak nyeri
Angka 1-3 nyeri ringan
Angka 4-6 nyeri sedang
Angka 7-10 nyeri berat
2. Visual analog scales (VAS score)
Pada skala nyeri jenis ini, pengukuran dilakukan menggunakan gambar garis sepanjang 10 cm. Di
masing-masing ujung garis, terdapat tulisan tidak nyeri sebagai titik awal garis dan rasa nyeri
paling parah sebagai titik akhir garis.
Lalu, pasien akan diminta untuk memberi tanda di garis tersebut, untuk menggambarkan posisi
rasa nyeri. Selanjutnya dokter akan mengukur jarak antara titik awal garis hingga ke tanda yang
diberikan pasien.
Semakin pendek jaraknya, maka rasa nyeri yang dirasakan dianggap semakin ringan. Sebaliknya,
jika jaraknya semakin besar, maka rasa nyeri yang dirasakan berarti cukup parah.
3. Categorical scales
Pada jenis ini, rasa nyeri yang dirasakan dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:
Tidak sakit
Sakit ringan
Sakit sedang
Sakit parah
Sangat sakit
Sangat amat sakit
Apabila pengukuran dilakukan pada anak-anak, maka pembagian kategori bisa diubah menjadi
kata-kata yang lebih mudah dicerna dan disertai dengan gambar ekspresi wajah yang sesuai, di
masing-masing kategori.
4. Intial pain assessment tool
Skala nyeri ini biasanya digunakan pada saat pemeriksaan awal dan termasuk dalam skala nyeri
multidimensional. Artinya, instrumen ini tidak hanya mengukur rasa nyeri dalam angka, tapi juga
lokasi dan penjelasan lain yang lebih detail.
Pasien akan mendapatkan kertas berisi gambar tubuh manusia dan diminta untuk menunjuk
area yang terasa nyeri. Selain itu, pasien juga akan diminta untuk menilai rasa sakitnya
menggunakan angka. Terakhir, pasien akan diminta untuk menuliskan hal lain yang ia rasakan
akibat dari nyeri tersebut.
5. Brief pain inventory
Brief pain inventory berbentuk seperti kuesioner yang berisi 15 pertanyaan seputar rasa nyeri
dan hal-hal lain yang berhubungan. Contoh pertanyaan yang akan diberikan antara lain:
Apakah rasa nyeri mengganggu pekerjaan sehari-hari?
Apakah rasa nyeri mengganggu tidur?
Apakah rasa nyeri menyebabkan Anda sulit berjalan?
Masing-masing pertanyaan dilengkapi dengan pilihan angka 0-10. Angka 0 berarti tidak
mengganggu atau tidak sakit dan angka 10 artinya sangat mengganggu atau sangat sakit.
Baca Juga
Daftar Penyakit yang Bisa Sembuh dengan Pengobatan Tusuk Jarum
Mengenal Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi Atrofi Otot pada Tubuh
Otot Berkedut Bisa Jadi Tanda Adanya Masalah Saraf, Ketahui Cara Mengatasinya
6. McGill pain questionnaire
Skala nyeri jenis ini juga berbentuk seperti kuesioner. Bedanya, skala ini berisi 78 kata yang
menggambarkan dan berhubungan dengan rasa nyeri, seperti dingin, tajam, atau melelahkan.
Pasien diminta untuk melingkari kata-kata yang paling dekat dengan yang kondisi yang
dirasakan.
Masing-masing kata tersebut memiliki nilai 1. Sehingga jika semua kata dilingkari, nilai
maksimalnya adalah 78. Setelah pasien selesai mengisi kuesioner ini, dokter akan menghitung
jumlah kata yang dilingkari. Semakin banyak, maka kondisi nyeri yang dirasakan semakin berat.
7. Mankoski pain scale
Pada mankoski pain scale, pengukuran juga dilakukan dengan pasien memilih angka 0-10.
Bedanya, setiap angka memiliki penjelasan yang jauh lebih detail.
Misalnya, jika memilih nilai 5, maka artinya rasa nyeri ini tidak bisa ditahan lebih dari 30 menit
dan Anda merasa perlu minum obat pereda nyeri. Sementara itu jika memilih nilai 2, maka
artinya rasa nyeri yang dirasakan tidak terlalu kuat atau hanya seperti digigit semut dan tidak
perlu minum obat pereda nyeri.
8. FLACC Scale
FLACC adalah singkatan dari face (ekspresi wajah), legs (posisi kaki), activity (aktivitas tubuh),
crying (tangisan), dan consolability (tenang atau tidaknya pasien). Masing-masing bagian
tersebut dinilai dari angka 0-2.
Misalnya, wajah pasien tidak memperlihatkan ekspresi tertentu, maka nilainya adalah 0.
Sementara itu, jika ia terlihat cemberut maka diberi nilai 1. Lalu pada tangisan, jika pasien tidak
menangis maka diberi nilai 0 dan jika menangis kencang diberi nilai 2.
Pada skala ini, pengukuran nyeri dilakukan oleh dokter dan bukan oleh pasien sendiri. Biasanya,
FLACC scale digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi atau orang dewasa yang sulit
berkomunikasi.
Hasil skala nyeri ini dibagi menjadi empat, yaitu:
0: rileks dan tidak terganggu oleh rasa nyeri
1-3: ada sedikit nyeri dan rasa tidak nyaman
4-6: nyeri sedang
7-10: nyeri yang parah
9. CRIES Scale
CRIES scale menilai skala nyeri dari tangisan, kadar oksigen, tanda-tanda vital, ekspresi wajah,
dan kualitas tidur. Skala ini sering digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi di bawah enam
bulan dan bayi baru lahir. Pengukuran skala nyeri ini biasanya akan dilakukan oleh dokter atau
perawat.
10. COMFORT Scale
COMFORT scale adalah skala nyeri yang digunakan apabila pasien tidak bisa menggambarkan
rasa sakit yang dialaminya dengan baik. Skala ini menilai 9 aspek, yaitu:
Alertness atau kewaspadaan
Calmness atau ketenangan
Pernapasan
Tangisan
Gerakan
Kekuatan otot
Ekspresi wajah
Tekanan darah dan detak jantung
Masing-masing aspek dinilai menggunakan angka 1-5. Semakin tinggi jumlahnya, maka rasa sakit
yang dirasakan semakin parah.
11. Wong-Baker Pain Rating Scale
Wong-Baker Pain Rating Scale merupakan metode penghitungan skala nyeri yang telah
diciptakan dan dikembangkan oleh Donna Wong dan Connie Baker. Metode ini memiliki cara
deteksi skala nyeri dengan melihat ekspresi wajah yang sudah dikelompokkan ke dalam
beberapa tingkatan rasa nyeri.
Tidak perlu bingung untuk memilih salah satu dari sekian banyak jenis skala nyeri. Dokter akan
menentukan jenis yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Dengan mengetahui tingkat
keparahan nyeri yang dirasakan, maka dokter bisa menilai lebih jauh kondisi kesehatan Anda.
Baca Juga
Mengenal Hipertrofi Otot untuk Pertumbuhan Sel Otot dan Tips Mengoptimalkannya
Mengintip Fakta Sindrom Piriformis, Mulai dari Penyebab hingga Pencegahannya
Pertolongan Pertama pada Asam Urat, Seperti Apa?
Faktor-faktor dalam penilaian skala nyeri
Penilaian nyeri umumnya digunakan untuk mengevaluasi efektivitas terapi tertentu. Ada
beberapa aspek yang dapat menentukan nyeri dan efeknya, diantaranya:
Tingkat keparahan nyeri
Kronisitas
Pengalaman nyeri
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar skala nyeri, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi
kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Catatan dari SehatQ
Ada berbagai skala nyeri yang bisa digunakan untuk menilai kondisi pasien sebelum menentukan
diagnosis maupun perawatan. Masing-masing jenisnya memiliki kelebihan dan kekurangan,
sehingga dokter biasanya akan memilih jenis yang paling tepat sesuai kondisi pasien.
Perlu diingat, skala ini bukanlah satu-satunya instrumen pemeriksaan yang akan dilakukan
dokter. Ini hanyalah salah satu pemeriksaan pelengkap selain pemeriksaan fisik dan gejala lain
yang lebih menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai