Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR

Diajukan sebagai salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Administrasi Pendidikan
dosen pengampu: dr. Ajat rukajat, m.m.pd

Disusun Oleh :

HJ. ERNAWATI (NPM : 2010632030006)

ANO MARYANO (NPM : 2010632030004)

Program Studi Pascasarjana Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam

Universitas Singaperbangsa Karawang


2021 M
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb
Dengan mengucap rasa syukur hanya kehadirat Allah SWT, Dzat Yang Maha
Agung, tempat memohon perlindungan dan tempat bergantung semua makhluk atas rahmat
dan cinta- Nya yang tiada pernah terputus. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammad Rasulullah SAW, keluarga, sahabat beliau, dan
pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.
Alhamdulillah, atas Ridho Allah SWT. kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor ” dalam rangka memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Administrasi Pendidikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen Dr. Ajat Rukajat, M.M.Pd yang
telah membina dan menuntun kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

“Tiada gading yang tak retak” Penulis menyadari bahwa tugas kelompok ini jauh
dari sempurna dan apabila ada penulisan yang salah, mohon untuk dimaafkan. Maka dari
itu, segala saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Namun demikian, penulis tetap berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Karawang, Maret 2021


Hormat Kami

Kelompok 5
Hj. Erna dan Ano

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………...…i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….........ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….2

C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………… 4
A. Kepala Sekolah Sebagai Administrator dan Supervisor…………………………… 4
1.Pengertian Kepala Sekolah………………………………………………………… 4
2.Tupoksi Kepala Sekolah……………………………………………………………. 5
3.makna Supervisi…………………………………………………………………….. 7
4.Ruang Lingkup Supervisi Kepala Sekolah……………………………………….. 8
5.Kepala Sekolah Sebagai EMASLIM……………………………………………… 13
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………
B. Saran …………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beahklak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Apabila kita perhatikan tujuan pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam arti tersedianya sumber daya
manusia yang berkualitas, maka harus didukung oleh tenaga pendidik yang berkinerja
baik. Kinerja tenaga pendidik akan bisa ditingkatkan bila didukung dengan adanya
supervisi, motivasi dan pemberian bimbingan yang baik.
Kepala sekolah memegang peranan penting terhadap kinerja tenaga pendidik dan
juga perkembangan sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan
untuk mengatur para guru, pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Dalam hal
ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan
sekolah siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai
tidaknya tujuan sekolah sangat bergantung pada kebijaksanaan yang diterapkan kepala
sekolah terhadap seluruh personal sekolah. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai
pimpinan organisasi pendidikan di sekolah, kepala sekolah harus memiliki berbagai
persyaratan agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Masing-masing
persyaratan ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Diantaranya
adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar, kepribadian yang baik serta memiliki
pengalaman kerja.
Kepala sekolah harus menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai administrator,
karena administrasi sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa sokongan dari kepala
sekolah. Untuk menunjang produktifitas sekolah, kepala sekolah harus bisa membuat
perencanaan, kemana dan bagaimana sekolahan tersebut akan dibawa. Selain membuat
perencanaan, kepala sekolah juga harus membuat struktur organisasi sekolah dengan

1
baik, dengan tujuan untuk membagi tugas masing-masing anggotanya dan harus bisa
menyesuaikan antara tugas dan kemampuannya, sehingga bisa bekerja secara optimal.
Guru sebagai ujung tombak yang utama dalam pendidikan, mempunyai peran
mengadakan pembelajaran. Dalam melaksanakan perannya tersebut harus melakukan
berbagai kegiatan antara lain merencanakan, menyiapkan, menyelenggarakan dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Supaya guru dapat menjalankan perannya dengan
baik, maka guru harus menguasai sejumlah kompetensi yang telah ditetapkan dan bekerja
dengan professional. Selain itu juga harus ada pembinaan dan pengawasan yang baik dari
kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru sehingga tercipta suasana pembelajaran
yang berkualitas dan pada akhirnya bisa meningkatkan kualitas pendidikan.
Kinerja guru yang kurang professional, seperti diungkapkan oleh Mulyasa,
“Dalam praktek kehidupan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kesalahan-
kesalahan dalam menunaikan tugas dan fungsinnya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering
kali tidak disadari oleh para guru, bahkan masih banyak diantaranya menganggap hal
biasa dan wajar.” Maka dari itu diperlukan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh
kepala sekolah, karena salah satu tugas dan fungsi kepala sekolah yaitu sebagai
supervisor. Seperti yang diungkapkan oleh Sulistyorini, ”Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai (1) Educator, (2) Manager, (3) Administrator, (4) Supervisor, (5)
Leader, (6) Inovator, (7) Motivator.”
Dari latar belakang masalah diatas, sebagian dari tugas dan fungsi kepala sekolah
yaitu sebagi administrator dan sebagai supervisor, maka penulis menyajikan makalah
dengan judul ”Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis rumuskan rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kepala sekolah?
2. Apa Tupoksi Kepala Sekolah?
3. Apa Makna Supervisi?
4. Bagaimana Ruang lingkup Supervisi Kepala Sekolah
5. Bagaimana Kepala Sekolah sebagai EMASLIM

2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan dari makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepala Sekolah.
2. Untuk mengetahui Tupoksi Kepala Sekolah.
3. Untuk mengetahui Makna Supervisi
4. Untuk mengetahui Ruang lingkup Supervisi Kepala Sekolah
5. Untuk mengetahui bahwa Kepala Sekolah sebagai EMASLIM

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepala sekolah sebagai administrator dan Supervisor


1. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang sangat menentukan dinamika
sekolah menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan disegala bidang kehidupan. Kapasitas
intelektual, emosional, spiritual dan social kepala sekolah berpengaruh besar terhadap
efektifitas kepemimpinannya. Kedalaman ilmu, keluasan pikiran, kewibawaan dan relasi
komunikasinya membawa perubahan signifikan dalam manajemen sekolah.
Oleh karena itu, kepala sekolah harus terus menerus mematangkan intelektual,
emosional, spiritual dan sosialnya. Meneruskan jenjang yang lebih tinggi, aktif dalam forum
diskusi, intens dalam organisasi sosial, dan rajin beribadah adalah keniscayaan bagi kepala
sekolah agar kepemimpinannya sukses lahir batim. Artinya, kepemimpinannya tidak hanya
membawa perubahan formal struktural, tapi kultural yang membekas dalam perilaku
seseorang.
Rasullah SAW adalah pemimpin yang holistic, accepted dan proven, kepemimpinan
beliau melingkupi : bisnis, rumah tangga, masyarakat, politik, pendidkan hokum, pertahanan,
dan Negara.
Kepemimpinan beliau pun accepted : diterima” Antonio mengatakan Muhammad
adalah seorang Visioner, berkemauan kuat, memiliki integritas, amanah, serba ingin tau, dan
berani.
Dalam Megaskill of leadership dari Nanus mengatakan, Muhammad merupakan
pemimpin yang berpandangan jauh kedepan, menguasai perubahan, mampu mendesain
organisasi, seorang pembelajar yang antisipatoris, berinisiatif tinggi, trampil
menginterdepedensi dan memiliki standar integritas yang tinggi
Pemimpin dan kepemimpinan sebagai variable organisasi pendidikan merupakan
variable penting yang dapat mempengaruhi kinerja individu (Personil Pendidik).

4
2. Tupoksi kepala Sekolah
Sebagai seorang Leadershif ,kepala sekolah mempunyai definisi-definisi Sebagai
Berikut:
1) Bass (1990) Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu
kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu
2) Nourthouse P.G (2003:3) Kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu
mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan.
3) Dubrin A.J (2001 :3) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk ,menanamkan
keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi.
4) Rouch and Belhling (1984:46) kepeimpinan adalah proses mempengaruhi
aktivitas sebuah kelompok
Dengan Demikian kepemimpinan seseorang yang menonjol akan mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok.
Kepemimpinan pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi mengkoordiansi
dan menggerakkan perilaku oranglain seerta melakukan perubahan kearah yang lebih
positif dalam mengupayakan keberhasilan pendidikan.
Keterampilan Pemimpin
Menurut Davis 1981:27 ada tiga keterampilan pemimpin :
1. Technical Sckill
Diperlukan pemimpin agar ia mampu mengawasi dan menilai pekerjaan sesuai
dengan keahlian yang digelutinya.
2. Human Skill
Kemampuan dalam membangun Relasi dan dapat bekerjasama dengan
oranglain.adalah kualifikasi yang dipersyaratkan seorang pemimpin
3. Conceptual Skill
Pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang mampu memberikan solusi yang
tepat yang timbul dari pemikiran yang cerdas.
Pendekatan seorang pemimpin
Menurut Davis ada 4 keberhasilan seorang pemimin :
1. Kecerdasan
2. Kedewasaan

5
3. Motivasi diri dan dorongan prestasi
4. Sikap hubungan Manusiawi
Hicks dan Gullet Menunjukan 8 sifat pemimpin
1. Bersikap adil
2. Memberikan sugesti
3. Mendukung tercapai tujuan
4. Katalisator
5. Menciptakan rasa aman
6. Sebagai wakil organisasi
7. Sumber inspirasi
8. Bersikap menghargai
Menurut Ordway Tead Peranan pemimpin yang berhasil sebagai berikut:
1. Energi Jasmaniah dan mental.memiliki kekuatan fisik yang tangguh dan mental
baja.
2. Kesadaran akan tujuan dan arah, memelihara tujuan menuju keberhasilan.
3. Antusisme, optimism yang tinggi terhadap pekerjaan
4. Keramahan dan kecintaan .
5. Integritas Pemimpin yang menjadi teladan bagi anak buah
6. Penguasaan teknis ,,pengetahuan penguasaan keterampilan fdan keahlian yang
menimbulkan kewibawaan.
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan.
8. Kecerdasan ,pemimpin yang berfikir rasional dan menggunakan hati.
9. Keterampilan mengajar ,dapat menimbulkan empati.
10. Kepercayaan (Faith) pemimpin yang disenangi anggota akan mengikuti semua
perintah
Ada beberapa gaya dasar seorang pemimpin
1. Otoriter
Pemimpin yang menekankan pada kekuasaan dan kepatuhan anggota secara
mutlak.
2. Pseudo demokratis

6
Pemimpin yang menciptakan pada penciptaan situasi yang memberi kesan
demokratis padahal pemimpin pandai menggiring pikiran /ide untuk mengikuti
kehendaknya
3. Laissez Faire
Pemimpin yang tidak menunjukan kemampuan memimpin karena membiarkan
organisasi dan anggota melaksanakan kegiatan masing-asing tanpa dalam satu
arahandan kebijakan yang jelas.
4. Demokratis
Pemimpin yang menekankan pada hubungan interpersonal yang baik.ia berharap
anggotanya berkembang sesuai potensi.

3. Makna Supervisi
Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris Supervision. Super yang
artinya diatas, atau vision yang artinya penglihatan atau melihat. Sehingga jika akan
digabungkan maka supervision ialah melihat dari atas.yang Maksudnya melihat segala
sesuatu dari atas.
Kata supervisi ini tidak boleh diartikan secara harfiah sebagai aktivitas orang yg
melihat dari atas, tetapi lebih kepada arti mengawasi orang lain yang dilakukan oleh
orang yang mempunyai jabatan lebih tinggi ke orang yang mempunyai jabatan lebih
rendah.
Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama supervisi merupakan pendidikan yang ditujukan pada perbaikan
atau peningkatan kualitas pengajaran. Untuk yang mengidentifikasikan kebutuhan guru,
kemudian untuk dapat meningkatkan kemampuannya atau juga selanjutnya membimbing
guru supaya ia benar-benar akan berusaha menerapkan keahliannya untuk meningkatkan
suasana belajar-mengajar dengan murid-muridnya,yang diperlukan adalah kegiatan-
kegiatan tertentu, cara-cara tertentu yang khusus atau terarah, agar masing-masing tujuan
akan tercapai yang sebaik-baiknya.Berikut ini fungsi-fungsi supervisi sebagai berikut
yakni:
 Mengatur semua usaha sekolah.

7
 Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
 Memperluas pengalaman guru-guru.
 Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif.
 Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus.
 Menganalisis situasi belajar-mengajar.
 Memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan
Tujuan Supervisi
tujuannya merupakan pertumbuhan situasi belajar maupun mengajar yang lebih
baik lagi. Jadi pengawasan yang akan bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yakni
untuk pengukuran kemajuan sekolah.
Perbaikan atau perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini akan
berarti tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga
akan membina perkembangan profesi guru dalam arti yang luas, termasuk yang di
dalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan atau pembinaan human
relation yang sangat baik kepada semua pihak yang juga terkait.
Supervisi pendidikan adalah serangkaian kegiatan membentuk guru
mengembangakan kemampuannya, maka dalam melaksanakan supervisi terhadap guru
perlu diadakan kemampuan guru, sehingga dapat ditetapkan aspek mana yang perlu
dikembangkan dan bagaimana cara yang tepat dalam proses mengembangkannya.
Artinya kepala sekolah dapat memberikan penilaian performasi guru dalam mengelola
proses belajar mengajar sebagai suatu proses dalam mengelola penampilan guru dalam
proses belajar mengajar. Namun, satu hal yang harus ditegaskan, bahwa setelah
melakukan penilaian penampilan guru bukan berarti selesai tentang kegiatan supervisi,
tetapi harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan
kemampuannya.
4. Ruang Lingkup Supervisi kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
penyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya.
Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam
penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan
ekstra kurikuler, pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium, dan ujian.

8
Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam
pelaksanaan program supervisi klinis, program supervisi nonklinis dan program supervisi
kegiatan ekstrakurikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi
pendidikan harus diwujudkan dala pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan, dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan
sekolah.
Kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor berkewajiban membina
para guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Bagi guru yang sudah baik agar
dapat dipertahankan kualiasnya dan bagi guru yang belum baik dapat dikembangkan
menjadi lebih baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan sudah berkompeten maupun
yang masih lemah harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman dalam proses
pembelajaran maupun materi yang menjadi bahan ajar.
Agar pelaksanaan tugas-tugas itu dapat dikerjakan dengan baik, maka kepala
sekolah dituntut mempunyai berbagai cara dan teknik supervisi terutama yang
berhubunganya dengan pelaksanaan tugas-tugas guru dan karyawan, dan pertumbuhan
jabatan. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin utama dan penggerak dalam
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
Kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas sebagai supervisor, hendaknya
dilaksanakan dengan demokratis ia menghargai pendapat guru, dan memberikan
kesempatan untuk melahirkan gagasan dan pendapat. Keputusan yang di ambil dengan
jalan musyawarah, karena tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan bersama.
Oleh karena itu seperti dikatakan oleh Moh. Rifa'i kepala sekolah dalam
menjalankan supervisi hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut;
a) Supervisi bersifat konstruktif dan kreatif.
b) Supervisi harus berdasarkan kenyataan.
c) Supervisi harus sederhana dan informal.
d) Supervisi harus memberikan perasaan aman.
e) Supervisi harus didasarkan hubungan professional.
f) Supervisi harus memperhatikan sikap.
g) Supervisi tidak bersifat mendesak.
h) Supervisi tidak boleh atas kekuasaan pangkat.

9
i) Supervisi tidak mencari kesalahan, kekurangan.
j) Supervisi tidak cepat mengharapkan hasil.
k) Supervisi hendaknya bersifat freventif, korektif dan kooperatif.
Dengan demikian administrasi pendidikan yang demokratis akan memperhatikan
prinsip dan akhirnya mendatangkan pertukaran pikiran guru dan karyawan sehingga
mendorong untuk berinisiatif. Oleh karena itu kepala madrasah sebagai supervisor
sekaligus sebagai pemimpin pendidikan, perlu memilih penggunaan administrasi
sekolah yang demokratis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan perlu dikembangakan pada setiap guru oleh
kepala sekolah sebagai supervisor adalah kepribadian guru, peningkatan profesi secara
kontinue, proses pembelajaran, penguasaan materi pelajaran, keragaman kemampuan
guru, keragaman daerah, dan kemampuan guru dalam bekerja sama dengan masyarakat.
Kepala sekolah sebagai supervisor atau pengawas yang tugaskan di lembaga
Depag maupun Diknas, harus benar-benar mengerti bantuan apa yang sebenarnya
dibutuhkan oleh guru dalam melaksanakan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Meningkatkan mutu pembelajaran menjadi landasan profesionalisme supervisi
pendidikan. Karenanya diperlukan perubahan dan pengembangan visi berorientasi
pada mutu, kecerdasan siswa, dan paradigma baru pendidikan.
Alfonso, Neagley dan Evans, dan Marks Stroops menggambarkan hubungan
supervisi, proses pembelajaran dan hasil belajar. Gambar ini menjelaskan bahwa kualitas
supervisi direfleksikan pada peningkatan kemampuan guru meningkatkan hasil belajar
pesera didik.
Interaksi dalam kegiatan supervisi pendidikan ditampakkan pada:
1. Perilaku supervisor dalam memberi pelayanan kepada guru yang disebut dengan
pembinaan profesional dengan memberikan penguatan pada perilaku mengajar
guru;
2. Supervisor membantu menumbuhkan profesionalisme guru dengan meningkatkan
intensitas pelayanan supervisor terhadap guru; dan
3. Upaya guru membantu peserta didik mencapai harapan belajarnya dengan
menggunakan teknik-teknik yang sesuai dengan tuntunan belajarnya. Artinya
kemampuan supervisor memberi supervisi kepada guru mengatasi kesulitan

10
belajar siswa menjadi jaminan dalam bahwa kualitas layanan belajar sesuai
harapan.
Dalam pelaksanaanya kepala sekolah sebagai supervisor harus memperhatikan
prinsip-prinsip:
a) Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkhis.
b) Dilaksanakan secara demokratis.
c) Berpusat pada tenaga pendidikan (guru).
d) Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga pendidikan.
e) Merupakan bantuan profesional.
Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara
lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan
simulasi pembelajaran.
1. bentuk-bentuk pelakasanaa supervisi kepala sekolah.
2. Usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan
supervisi pendidikan oleh kepala sekolah, maka kegiatan supervisi perlu
dilandasi oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandaskan pada filsafat
pancasila. Hal ini berarti dalam melaksanakan bantuan berupa
perbaikan proses belajar mengajar, supervisor harus dijiwai oleh
penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila.
b) Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan
ilmiah dan dilakukan secara kreatif.
c) Keberhasilan pelaksanaan supervisi harus dilandaskan kepada
pendekatan menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar
mengajar.
d) Supervisi harus dapat menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan
program pengajaran.
e) Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang favorable untuk
terjadi proses belajar mengajar yang efektif.
Landasan-landasan pelaksanaan supervisi tersebut, dapat dijadikan
acuan untuk melaksanakan supervisi pendidikan terhadap guru, yaitu:

11
Pembinaan Profesional Guru
Proses belajar mengajar merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak
dapat dipisahkan antara pendidik dan peserta didik. Guru merupakan sebuah
profesi yang membutuhkan keahlian khusus sebagai tenaga yang
profesional.keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh keprofesionalan guru yang
mampu mengorganisir seluruh pengalaman belajar, sedangkan kepala sekolah
mempunyai tugas untuk membantu, memberikan stimulus dan mendorong guru
untuk bekerja secara optimal.
1. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, tujuannya adalah
membantu guru-guru memperbaiki situasi mengajar. Salah satu tugas
dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar di sekolah.
Sahertian menganalisa situasi proses belajar mengajar itu terdiri atas
komponen yang perlu ditingkatkan. Komponen-komponen tersebut
mencakup beberapa hal yaitu: Membantu guru-guru melihat dengan jelas
kaitan antara tujuan-tujuan pendidikan.
2. Membantu guru-guru agar lebih mampu membimbing pengalaman belajar
(learning experience) dan keaktifan belajar (learning activities) murid-
murid.
3. Membantu guru menggunakan sumber dan media belajar.
4. Membantu guru dalam menerapkan metode dan teknik mengajar yang
lebih berdaya guna dan berhasil guna.
5. Membantu guru dalam menganalisa kesulitan-kesulitan belajar dan
kebutuhan murid.
6. Membantu guru dalam menilai proses belajar mengajar dan hasil belajar
murid.
Dalam pembahasan ini, peneliti tidak menguraikan keseluruhan
komponen, tetapi disini ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh
terhadap aktifitas guru dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a. Membantu guru dalam persiapan mengajar. Keseluruhan kegiatan guru
di dalam kelas maupun di luar kelas sangat membutuhkan kesabaran,
ketekunan, kelincahan, ketrampilan dan selalu mempunyai inovasi-

12
inovasi baru. Salah satu tugas pokoknya sebagai pendidikan adalah
persiapan mengajar, yaitu hal-hal yang harus dipersiapkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Membantu guru dalam mengelola kelas, Pengelolaan kelas merupakan
bagian dari tugas guru yang dibimbing oleh supervisor atau kepala
sekolah. Hal ini penting dilakukan karena selain dapat memperlancar
dalam proses belajar mengajar, pengelolaan kelas yang baik juga dapat
menentukan mutu pendidikan yang berkualitas. Hal ini didasarkan
pada pendapat bahwa pendukung utama tercapainya tujuan
pembelajaran adalah kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pengelolaan kelas merupakan sebuah proses atau upaya yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang
kondusif dan optimal bagi terselenggaranya kegiatan pembelajaran
secara aktif dan efisien.

5. Kepala sekolah Sebagai EMASLIM


EMASLIM (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator,
Motivator) Kepala Sekolah/Madrasah tentu saja harus dikuasai dengan baik. Karena
memang dengan Pemimpin yang mengetahui tugas pokok dan fungsinya sekolah tersebut
akan maju dan tercapai semua yang menjadi visi dan misinya.
EMASLIM Kepala Sekolah kami uraikan secara lengkap berikut ini :
Pertama : E (Educator = Kepala Sekolah sebagai Pendidik)
 Membimbing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan program pengajaran,
mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program pengajaran dan remedial.
 Membimbing karyawan dalam hal menyusun program kerja dan melaksanakan tugas
sehari-hari.
 Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, OSIS dan mengikuti lomba
diluar sekolah.

13
 Mengembangkan staf melalui pendidikan/latihan, melalui pertemuan, seminar dan
diskusi, menyediakan bahan bacaan, memperhatikan kenaikan pangkat, mengusulkan
kenaikan jabatan melalui seleksi calon Kepala Sekolah.
 Mengikuti perkembangan Iptek melalui pendidikan/latihan, pertemuan, seminar,
diskusi dan bahan-bahan.
Kedua : M (Manager = Kepala Sekolah sebagai Manajer)
 Mengelola administrasi kegiatan belajar dan bimbingan konseling dengan memiliki
data lengkap administrasi kegiatan belajar mengajar dan kelengkapan administrasi
bimbingan konseling.
 Mengelola administrasi kesiswaan dengan memiliki data administrasi kesiswaan dan
kegiatan ekstra kurikuler secara lengkap.
 Mengelola administrasi ketenagaan dengan memiliki data administrasi tenaga guru,
karyawan (TU/laboran/teknisi/perpustakaan)
 Mengelola administrasi keuangan, baik administrasi keuangan rutin, OPF maupun
BP3.
 Mengelola administrasi sarana/prasarana baik administrasi gedung/ruang, mebelair,
alat laboratorium, perpustakaan.
Ketiga : A (Administrator = Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi )
 Menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
 Menyusun organisasi ketenagaan di sekolah, baik Wakasek, Walikelas, Ka TU,
Bendahara, Personalia kegiatan temporer, seperti Panitia Ujian, panitia peringatan
hari besar nasional atau keagamaan dan sebagainya.
 Menggerakkan staf/guru/karyawan dengan cara memberikan arahan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas.
 Mengoptimalkan sumber daya manusia secara optimal, memanfaatkan sarana/prasana
secara optimal dan merawat sarana prasarana milik sekolah.
Keempat : S ( Supervisor = Kepala Sekolah sebagai Penyelia)
 Menyusun program supervisi kelas, kegiatan ekstra kurikuler dan sebagainya.
 Melaksanakan program supervisi baik supervisi kelas, dadakan, ekgiatan ekstra
kurikuler dan lain-lain.

14
 Memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru/karyawan dan untuk
pengembangan sekolah
kelima : L ( Leader = Kepala Sekolah sebagai Pemimpin)
 Memiliki kepribadian yang kuat, jujur, eprcaya diri, bertanggung jawab, berani
mengambil resiko dan berjiwa besar.
 Memahami kondisi anak buah, baik guru, karyawan dan anak didik.
 Memiliki visi dan memahami misi sekolah yang diemban.
 Mampu mengambil keputusan baik urusan intern maupun ekstern.
 Mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tertulis.
keenam : I ( Inovator = Kepala Sekolah sebagai Pembaharu)
 Mampu mencari, menemukan dan mengadopsi gagasan baru dari pihak lain.
 Mampu melakukan pembaharuan di bagian kegiatan belajar mengajar dan bimbingan
konseling, pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan karyawan, kegiatan ekstra
kurikuler dan mampu melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya manusia
di Dewan Sekolah dan masyarakat.
ketujuh : M (Motivator = Kepala Sekolah sebagai Pendorong)
 Mampu mengatur lingkungan kerja.
 Mampu mengatur pelaksanaan suasana kerja yang memadai.
 Mampu menerapkan prinsip memberi penghargaan maupun sanksi hukuman yang
sesuai dengan aturan yang ada.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepala sekolah adalah pemimpin dan manajer yang sangat menentukan dinamika
sekolah menuju gerbang kesuksesan dan kemajuan disegala bidang kehidupan. Kapasitas
intelektual, emosional, spiritual dan social kepala sekolah berpengaruh besar terhadap
efektifitas kepemimpinannya. Kedalaman ilmu, keluasan pikiran, kewibawaan dan relasi
komunikasinya membawa perubahan signifikan dalam manajemen sekolah.
Kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor berkewajiban membina
para guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Bagi guru yang sudah baik agar
dapat dipertahankan kualiasnya dan bagi guru yang belum baik dapat dikembangkan menjadi
lebih baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan sudah berkompeten maupun yang masih
lemah harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman dalam proses pembelajaran maupun
materi yang menjadi bahan ajar.
Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai EMASLIM (Educator, Manager,
Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator) Kepala Sekolah/Madrasah tentu
saja harus dikuasai dengan baik. Karena memang dengan Pemimpin yang mengetahui tugas
pokok dan fungsinya sekolah tersebut akan maju dan tercapai semua yang menjadi visi dan
misinya.

B. Saran

1) Bagi Kepala Sekolah


Hendaknya selalu konsisten dan kontinu dalam melaksanakan supervisi, karena
pelaksanaan supervisi tersebut akan dapat meningkatkan kinerja guru yang pada akhirnya
dapat meningkatkatkan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan.
2) Bagi Guru
Hendaklah selalu meniingkatkan kinerjanya dalam melakukan proses pembelajaran, baik
ketika ada maupun tidak ada supervisi dari kepala sekolah

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan


Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara), hlm. 79
2. Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro)
(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 196-198
3. Prof Dr H Engkoswara M.Ed, Prof Dr.Hj.Aan komariah M.pd (Administrasi
pendidikan) Alfabeta maret 2020
4. Dr irawan S.pd.M.Hum (Filsafat Manajemen Pendidikan) PT Remaja Rosdakarya
Bandung oktober 2019
5. Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. Manajemen Pendidikan, Yoyakarta:
Aditya Media, Jakarta, 1985.
6. Ashari, Ahmad. Supervisi Rencana Pembelajaran, Jakarta: Rian Putra, 2004
7. Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Pedoman
Pengembangan Administrasi dan Suupervisi Pendidikan. Jakarta: 2004
8. Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Undang-Undang
dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan thn 2006.
9. http:// litbangkemdiknas.net/.../Permen%20No… tgl 08 Desember 2011
10. Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005
11. Purwanto, Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007
12. Sahertian, Piet A. Konsep Dasar Dan Tehnik Supervisi Pendidikan: Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2000
13. Sulistyorini. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Sekolah
Dasar, Jember: CSS, 2008
14. Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: eLKAF, 2006

Anda mungkin juga menyukai