Anda di halaman 1dari 24

PRAKTEK TEKNOLOGI KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

PEMBERIAN UNSUR HARA MAKRO TERHADAP PERTUMBUHAN


VEGETATIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

DISUSUN OLEH
OKTAVIANI SERLI NDRAHA 1813010025
REGULER1 CLUSTER 2 (VA)

LABORATORIUM KEBUN PERCOBAAN DAN TEKNOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN
2020
DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR

iii
PENDAHULUAN

Latar belakang

Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di

Indonesia, baik sebagai bahan pangan, pakan ternak, bahan baku industri maupun

bahan penyegar, bahkan dalam tatanan perdagangan pasar internasional, kedelai

merupakan komoditi ekspor berupa minyak nabati di berbagai negara di dunia.

Biji kedelai mengandung gizi yang tinggi terutama kandungan protein nabati,

disamping itu, kandungan asam amino kedelai termasuk yang paling lengkap,

selain itu kedelai juga berkhasiat sebagai obat berbagai jenis penyakit (Rukmana

dan Yuyun, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai berkhasiat sebagai pencegah

kanker dan jantung koroner. Kadar letichin dalam kedelai dapat menghancurkan

timbunan lemak dalam tubuh, sehingga secara tidak langsung dapat menekan

penyakit darah tinggi dan menekan diare (Rukmana dan Yuyun, 2009).

Dewasa ini kesadaran masyarakat terhadap menu makanan yang bergizi

yang diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan per kapita

menyebabkan kebutuhan kedelai makin meningkat sehingga sulit terpenuhi dari

dalam negeri. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil kedelai yang

memiliki areal pertanian cukup luas, namun sampai saat ini Indonesia masih

mengimpor kedelai setiap tahunnya. Luas areal pertanaman kedelai nasional tahun

2010 adalah 660.823 ha dengan produksi 907.031 ton. Produksi kedelai di

Propinsi Riau pada tahun 2010 sebesar 5.830 ton dengan luas areal 5.252 ha

(Badan Pusat Statistik Propinsi Riau, 2012).

iv
Rendahnya produksi kedelai tersebut diantaranya disebabkan oleh

kesuburan tanah yang semakin berkurang akibat erosi, panen yang membawa

unsur hara dari dalam tanah oleh tanaman, penggunaan pupuk anorganik yang

terus menerus dan tidak seimbang, sehingga hal ini menyebabkan hilangnya bahan

organik tanah. Salah satu usaha mengatasinya adalah dengan pemberian pupuk.

Pemupukan adalah penambahan unsur hara sebagai suplai makanan dan

merupakan suatu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, oleh karena

itu, tersedianya unsur hara yang cukup sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.

Pemupukan dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia

dan biologi tanah. Pemupukan yang tepat dan benar akan mempercepat

pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Pemberian abu janjang kelapa sawit

sebagai pupuk dapat meningkatkan ketersediaan kalium dalam tanah yang

selanjutnya akan meningkatkan serapan kalium oleh tanaman (Ruhnayat, 2011).

Penelitian ini tentang pemberian unsur hara makro terhadap pertumbuhan

vegetatif tanaman kedelai dengan melihat apakah pengaruh tanaman jika

kekurangan unsure hara NP, NPK, NK, N, P, K, PK, Ca, KONTROL, Mg.

Produktivitas tanaman kedelai salah satunya adalah tingkat kesuburan lahan yang

terus menurun. Cara budidaya petani yang menerapkan budidaya konvensional

dan kurang inovatif seperti ditandai dengan penggunaan input pupuk kimia yang

terus menerus, tidak menggunakan pergiliran tanaman, kehilangan pasca panen

yang masih tinggi 15-20% dan memakai air irigasi yang tidak efisien. Akibatnya

antara lain berdampak pada rendahnya produktivitas yang mengancam

kelangsungan usaha tani dan daya saing komoditi tanaman pangan yang

v
diusahakan menyebabkan turunnya minat petani untuk mengembangkan usaha

budidaya pangannya, sehingga dalam skala luas mempengaruhi produksi nasional

(Adiningsih, dkk., 2007).

Tujuan praktikum

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui status unsure hara dari suatu

tanah dengan menggunakan metode substraksi (one minus test).

Hipotesis

Pada tanah ultisol lokasi pada kota Gunungsitoli, NIAS mengalami

kekahatan unsur hara N, P, K, Ca, Mg.

vi
TINJAUAN PUSTAKA

Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan

produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

Produk tanaman tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah,

eksudat, akar, trubus, batang, biomassa, naungan atau penampilan. Tanah

memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor pembentuk tanah (bahan

induk, relief, organisme dan waktu) yang mendominasi di lokasi tersebut. Tanah

merupakan fokus utama dalam pembahasan kesuburan tanah,sedangkan tanaman

merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah (Yuwono, 2007).

Tanah produktif mempuyai kesuburan yang menguntungkan bagi

pertumbuhan tanaman, akan tetapi tanah subur tidak selalu berarti produktif.

Tanah subur akan produktif jika dikelola dengan tepat, menggunakan jenis

tanaman dan teknik pengelolaan yang sesuai. Kesuburan tanah adalah kemampuan

atau kualitas suatu tanah menyediakan unsur hara tanaman dalam jumlah yang

mencukupi kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa-senyawa yang dapat

dimanfaatkan tanaman dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan

tanaman tertentu dengan didukung oleh faktor pertumbuhan lainnya (Rosmarkam

dan Yuwono, 2007).

Evaluasi kesuburan tanah merupakan penilaian status kesuburan tanah

yang sangat mutlak diperlukan dalam menentukan jenis dan jumlah unsur hara

yang harus ditambahkan. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui 7

beberapa cara, yaitu melalui pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secara

visual, analisa tanaman dan analisa tanah (Dikti, 2014).

vii
Uji tanah atau yang biasa dikenal dengan analisa tanah merupakan salah

satu metode pendekatan yang digunakan dalam menentukan status kesuburan

tanah, terutama keberadaan hara makro dan mikro (Rosmarkam dan Yuwono,

2007). Keunggulan uji kimia tanah dibanding analisis tanaman adalah

kemampuannya untuk menentukan status hara dalam tanah sebelum tanaman

diusahakan di lapangan. Kegunaan analisis uji tanah adalah: 1). Untuk mengetahui

status hara dalam tanah maupun tanaman, 2). Menduga produksi tanaman serta

menghitung keuntungan apabila dilakukan pemupukan, 3). Untuk mengetahui

hara yang menjadi faktor pembatas yang harus diperbaiki dan membuat

rekomendasi pemupukan, 4). Penilaian lahan secara ekonomis (Yuwono, 2010).

Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan kedalam tanah baik dari bahan

organik maupun anorganik yang bertujuan untuk menggantikan unsur hara dari

dalam tanah yang dapat meningkatkan produksi tanaman dengan kondisi

lingkungan yang baik (Mulyani, 2009).

Menurut penelitian (Dewanto et al., 2013), perbedaan pupuk organic dan

pupuk anorganik adalah pupuk organic merupakan pupuk yang terdiri dari bahan

organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa

dalam bentuk padatan atau cair yang dapat digunakan untuk menyuplai bahan

organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi dalam tanah. Sedangkan

pupuk anorganik merupakan pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan

biologis dari hasil industry atau pabrik pembuat pupuk.

Penambahan unsur hara kedalam tanah untuk meningkatkan produksi tanaman

yang dapat dilakukan dengan cara pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan

dengan pemakaian pupuk organik dan pupuk anorganik. Pada pemberian pupuk

viii
organik bertujuan untuk menjaga ekosistem pertanian terutama mencegah

terjadinya degradasi lahan dan dapat memperbaiki kesuburan tanah sehingga

dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman, selain itu juga dapat

meningkatkan kebutuhan unsur hara serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan

biologi tanah. Pemupukan dengan pupuk organik akan meningkatkan kehidupan

organisme dalam tanah karena memanfaatkan bahan organik sebagai nutrisi yang

dibutuhkan organisme tersebut. Sedangkan, pada pemberian pupuk anorganik

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang diserap tanaman,

yang dapat disebut dengan pupuk NPK majemuk. Dimana pupuk NPK majemuk

ini merupakan pupuk campuran yang paling tidak memiliki dua macam unsur hara

tanaman dan dapat dikelompokkan menjadi hara makro maupun mikro seperti N,

P, dan K (Haryad et al., 2015).

Manfaat pemberian pupuk organik adalah dapat memperbaiki struktur

tanah, menaikkan bahan serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di

dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Sedangkan,

pemberian pupuk anorganik dapat merangsang pertumbuhan tanaman secara

keseluruhan, yaitu pada cabang, batang, dan daun serta berperan penting dalam

pembentukan hijau daun. Untuk itu, pemupukan bertujuan intuk menggantikan

unsur hara yang hilang dan dapat menambah persediaan unsur hara yang

dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman (Dewanto

et al., 2013).

Urea merupakan pupuk tunggal yang mengandung nitrogen (N) tinggi

sebesar 45-46%. Urea memiliki sifat mudah terlarut sehingga menjadikannya

cepat tersedia di tanaman. Namun, karena sifat ini juga memiliki kerugian jika

ix
diaplikasikan di permukaan dan tidak dimasukkan kedalam tanah, yaitu

kehilangan nitrogen ke udara hingga mencapai 40% dari yang diaplikasikan.

Untuk itu, perlu dilakukan pengefisiensian penggunaan pupuk. Salah satu strategi

efisiensi penggunaan pupuk adalah pengaturan waktu pemberian pupuk

urea.Waktu pemberian pupuk urea dengan hasil baik adalah 2 kali pemberian

pupuk (Ramadhani et al., 2014).

Pupuk SP36 merupakan pupuk tunggal dengan kandungan Phosphor (P)

cukup tinggi dalam bentuk P2O5, yakni sebesar 36%. Bisa digunakan untuk

pemupukan berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan, holtikultura maupun

tanaman perkebunan. Bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan unsur hara

Phosphor (P) pada tanaman. Pupuk SP36 biasanya berbentuk granul (butiran)

berwarna abu-abu kehitaman. Kandungan Phosphor (P) pada pupuk SP36 hampir

seluruhnya larut dalam air, sehingga mudah diserap tanaman. Sangat cocok

digunakan sebagai pupuk dasar tanaman semusim (tanaman pangan dan

holtikultura). Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai

bahan untuk menaikkan pH. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%)

yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan

oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya

Pupuk ini dikenal juga dengan nama Muriate of Potash, berbentuk Kristal

yang berwarna merah dan ada pula yang berwarna putih kotor. Terdapat dua

macam pupuk KCl yakni KCl 80 yang mengandung 52-53% K2O dan KCl 90

dengan kandungan 55-58% K2O. Pupuk ini larut dalam air. Bila dimasukkan ke

dalam tanah akan terionisasi menjadi ion K dan ion Cl. Karena pupuk ini

mengandung ion Cl, maka kurang baik digunakan untuk tanaman yang peka

x
terhadap Cl seperti tanaman tembakau, kelapa sawit dan kentang. Pupuk ini larut

di dalam air, reaksi fisiologis adalah asam lemak dan sedikit higroskopis

(Hasibuan, 2006).

xi
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan selesai.

Percobaan dilakukan di lahan percobaan.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adlah contoh tanah dari suatu areal

yang diambil secara komposit pada kedalaman 0-20 cm, benih tanaman indicator

(benih, jagung), pupu (urea, SP36, dan KCL) polybag ukuran 5 kg, tali,

pacak/bambu, tanah, plastic label dan lain lain.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul, parang, gembor, ember,

timbangan tanah, timbangan analitik, meteran, kamera, jangka sorong, penggaris,

dan alat tulis lainnya.

Metode Percobaan

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial,

yang terdiri dari 12 perlakuan yaitu :

xii
PROSEDUR PERCOBAAN

PRAKTIKUM 1 : PENGOLAHAN LAHAN

Persiapan lahan merupakan usaha persiapan media tumbuh agar sesuai dan

mendukung pertumbuhan tanaman.Tujuannya adalah memperbaiki aerasi dan

drainase, menghilangkan kemasaman tanah, mencampur bahan organik,

mengurangi erosi, dan mengendalikan gulma. Besar kecilnya persiapan lahan

dipengaruhi oleh faktor sifat fisik tanah, kemiringan lereng, jenis tanaman, waktu

dan alat yang tersedia, dan biaya.Tahapan pertama yang dilakukan adalah land

clearing (pembersihan lahan).lahan yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan

dari gulma (rumput liar). Ukuran plot, dapat besar atau kecil tergantung jumlah

geotipe yang diuji dan biaya yang tersedia. Ulangan (blok), berfungsi untuk

meningkatkan ketelitian dan juga untuk menghitung experimental error (kesalahan

yang menyebabkan dua perlakuan berbeda. Bila hetrogenitas lahan diketahui,

maka pembuatan blok sebaiknya seragam (uniform). Bila heterogenitas lahan

tidak diketahui, maka blok dapat dibuat berbebtuk bujur sangkar (Sudarka, 2014).

Dalam pelaksanaan pembuatan plot diperlukan alat alat berupa cangkol,sekop

yang berguna untuk menggemburkan plot. Plot digemburkan dan dinaikkan

tanahnya setinggi 15 cm. Di dalam pembutan plot tanah harus benar benar gembur

karena berguna sebagai ruang pori tanah untuk penyerapan air dan unsur hara lain.

Plot dalam pelaksanaan budidaya ini adalah berbentuk persegi (Arfan, 2013).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum pengolahan lahan adalah agar praktikan paham

dan mengerti cara dan tahapan dalam pengolahan lahan dan pembuatan

bedengan/plot serta parit drainase.

xiii
Bahan dan Alat

Adapun alat yang digunakan yaitu Cangkul, parang, gembor, meteran dan

bahan yang digunakan yaitu tali raffia dan bambu.

Prosedur Kerja

1. disiram dengan air.

2. Di lahan yang akan digunakan sebagai tempat pembudidayaan dibersihkan

dari gulma, ranting, akar tanaman dan bebatuan.

3. Setelah lahan selesai dibersihkan lalu dicangkul dan tanah digemburkan.

4. Kemudian dibuat plot-plot sebanyak 3 plot dengan ukuran 4 m x 1 m

dengan tinggi bedengan 30 cm.

5. Selanjutnya diberi jarak 30 cm antar perlakuan dan dibuat parit drainase

selebar 50 cm antar ulangan sebagai pembatas antar plot dengan

kedalaman parit 30 cm. 5. Plot-plot yang telah selesai dibuat sebaiknya

Hasil

xiv
PRAKTIKUM 2 : PERSIAPAN MEDIA TANAM

Media tanam yang digunakan adalah tanah mineral yang diambil dari lokasi

lain dari lahan yang cukup luas. Agar diperoleh contoh tanah yang mewakili maka

pengambilan tanah komposit dilakukan secara zig zag. Pada setiap titik, tanah

diambil dan dicangkul pada kedalaman 0-20 cm setelah terlebih dahulu tumbuhan

di atasnya dibersihkan. Lokasi pengambilan contoh tanah tidak boleh ditepi jalan

raya, dekat rumah, bekas timbunan dan bekas tumpukan sampah atau tanah

bakaran. Tanah yang diambil secara zig zag dicampur menjadi satu secara merata

dan ditempatkan pada wadah seperti goni atau karung beras yang bersih (bukan

bekas pupuk atau pestisida).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum persiapan media tanam adalah agar mahasiswa/i

mampu melaksanakan tata cara persiapan media tanam secara komposit dan

memberi pupuk sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan.

Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu

Cangkul,Tana, Parang, Karung/goni (bukan bekas pupuk), Timbangan tanah,

Kamera.

Prosedur Kerja

1. Tanah diambil dari lokasi yang telah ditentukan secara zigzag (minimal 5 titik

kemudian disatukan secara merata dan dimasukkan ke wadah berupa karung

atau goni

xv
2. Tanah dikeringanginkan di lokasi percobaan, tidak boleh kering dibawah

sinar matahari langsung dan diusahakan agar tanah tidak terkena hujan

3. Tanah yang telah dikering anginkan, diayak agar bebas dari akar-akar

tumbuhan dan bebatuan, kemudian ditimbang seberat 5 kg dan dimasukkan

ke dalam ploybag percobaan

Hasil

xvi
PRAKTIKUM 3 : PERSIAPAN PUPUK DAN APLIKASI PUPUK

Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan pada tanah dengan maksud

untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologis. Sebagai tempat tumbuhnya

tanaman, tanah harus subur, yaitu memiliki sifat fisik, kimia, dan biologi yang

baik. Tumbuhan memerlukan nutrisi baik zat organik maupun zat anorganik.

Nutrisi organik diperoleh melalui proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik

semuanya diperoleh melalui akar dari dalam tanah dalam bentuk zat-zat terlarut

berupa kation dan anion yang mampu masuk ke dalam pembuluh xilem akar.

Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum persiapan pupuk dan aplikasi pupuk

adalah agar mahasiswa/i mampu melaksanakan tata cara persiapan pupuk dan

memberikan pupuk sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan.

Bahan dan Alat

Cangkul, Pupuk (Urea, SP36, dan KCl), Parang, Label yang telah dibungkus

plastic, Timbangan analitik, Plastik klip pupuk, Kamera

Prosedur Kerja

1. Hitung kebutuhan pupuk per polybag sesuai dengan dosis

2. Pupuk yang telah disediakan ditimbang dengan dosis yang telah ditentukan

(Tabel 3.) dan masukkan kedalam plastik klip (untuk sementara)

3. Lakukan aplikasi pupuk pada masing-masing polybag sesuai dengan

perlakuan masing-masing dan berikan label perlakuan yang telah

dibungkus plastik agar tidak hilang saat terkena air atau hujan.

xvii
4. Setelah semua polybag selesai diberi pupuk maka selanjutnya disiram

hingga jenuh air dan didiamkan selama 1 minggu sebelum dilakukan

penanaman.

Hasil

xviii
PRAKTIKUM 4 : PENANAMAN TANAMAN INDIKATOR

Benih bermutu baik dan berasal dari varietas unggul merupakan faktor

terpenting yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya hasil tanaman. Usaha-

usaha lain seperti perbaikan bercocok tanam, pengairan yang baik, pemupukan

berimbang serta pengendalian hama dan penyakit, hanya dapat memberi pengaruh

yang maksimal apabila disertai dengan penggunaan benih bermutu dari varietas

unggul (Warisno, 2009). Tanaman jagung merupakan tanaman pangan yang

paling mudah dijadikan tanaman indikator dalam setiap percobaan. Tanaman

jagung memiliki umur yang cukup singkat, selain itu tanaman jagung juga

merupakan komoditi yang cepat dan mudah merespons pemberian pupuk, dapat

langsung terlihat saat tanaman jagung kekurangan maupun kelebihan unsur hara

secara morfologi nya.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa/i paham dan mengerti

akan praktikum kesuburan tanah dan pemupukan dengan indikatornya (tanaman

petunjuk/pembantu) adalah jagung manis.

Bahan dan Alat

Cangkul, Benih kedelai, Parang, Air, Gembor, Meteran

Prosedur Kerja

1. Pada polybag-polybag yang telah diberi pupuk kemudian disusun pada plot

plot yang telah terbentuk, kemudian dibuat lubang tanam dengan cara

ditugal kedalaman 2-3 cm.

xix
2. Setelah dibuat lubang tanam selanjutnya dimasukkan 2 benih jagung setiap

lubang tanam lalu ditutup dan sedikit ditekan agar benih tidak keluar ketika

disiram.

3. Kemudian polybag-polybag disiram setiap hari (pagi atau sore hari

4. Selanjutnya dilakukan perawatan terhadap tanaman indikator jagung manis

seperti penyisipan, penyiangan gulma, penyiraman, pembumbunan,

pengendalian hama dan penyakit.

5. Setelah satu minggu ditanam maka dilakukan pengamatan terhadap

indikator kedelai.

Hasil

xx
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

A. Tinggi tanaman

perlakuan 1 mst 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst Jumlah Rataan

(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)


NPK 3.8 7.3 14. 2 26.2 33.9 85.4 17.08
NP 4.2 8.1 15.5 43.3 67.3 138.4 27.68
NK 3.3 6.4 14 32 48.3 104 20.8
Camg 3.9 6.8 15 40.3 66.4 132.4 26.48
N 3.1 7.6 16.5 48.2 63 138.4 27.68
P 4.3 8.2 13.5 32. 5 53 111.5 22.3
K 4.1 7.8 16.5 52.3 81 161.7 32.34
Mg 4.7 8 17.4 44 63. 2 137.3 27.46
Kcl 4.4 8.7 16.3 41.2 61 131.6 26.32
Pk 3.9 8.2 16.8 35.1 52.3 116.3 23.26
Ca 4.2 8.8 16 31 43 103 20.6
Kontrol 4 7.9 18.5 34 50 114.4 22.88

B. Jumlah daun

perlakuan 1 mst 2 mst 3 mst 4 mst 5 mst Jumlah Rataan

(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)


NPK 2 6 8 11 14 41 8.2
NP 2 4 5 11 14 36 7.2
NK 2 4 5 11 14 36 7.2
Camg 2 6 8 11 17 44 8.8
N 2 4 5 11 14 36 7.2
P 2 6 8 11 17 44 8.8
K 2 6 8 11 17 44 8.8
Mg 2 6 8 11 14 41 8.2
Kcl 2 6 8 11 14 41 8.2
Pk 2 5 4 10 13 34 6.8
Ca 2 4 5 11 14 36 7.2
Kontrol 2 6 8 11 17 44 8.8

Pembahasan

xxi
Hasil pengamatan pemberian unsur hara makro terhadap pertumbuhan
vegetatif tanaman kedelai (glycine max l.) berpengaruh terhadap tinggi tanaman 2-
5 (MST) rataan tertinggi pada perlakuan –K yaitu 32.34 dan terendah pada
perlakuan –NPK 17.08. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan paling baik yaitu
pada –k dan perlakuan yang tidak baik pada –NPK. Berdasarkan pengamatan
jumlah daun rataan tertinggi pada perlakuan –Camg, P, K, yaitu 8.8 dan control
dan terendah pada perlakuan – Pk yaitu 6.8.

xxii
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih J. S., M. Soepartini, A. Kusno, Mulyadi, dan Wiwik Hartati. 1994.


Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Sawah dan Lahan
Kering. Prosiding Konsultasi Sumberdaya Lahan

Arfan, A. 2013. Budidaya Tanaman Tumpang Sari Jagung (Zea mays) dan
Kacang Kedelai (Glycine max). Litbang. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2012. Riau Dalam Angka, 2010. BPS
Tingkat I Povinsi Riau. Pekanbaru

Dewanto. 2013. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah Entisol Pada Penggunaan


Lahan Yang Berbeda. Agroteksos.21(1). 47-54 hal.

Haryadi. 2015. Ikatan Antara Asam Organik Tanah dengan Logam. Surakarta:


Universitas Sebelas Maret. 04-11hal.

Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi


Revisi, Bumi Aksara:Jakarta

Mulyani, E. 2009. Konsumsi kalsium dan faktor – faktor yang berhubungan


dengan konsumsi kalsium pada remaja di SMP negeri 201 Jakarta Barat
tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.

Ramadhani. 2014 Mikrobiologi. Bandung: Universitas Pendidikan


Indonesia.43hal.

Ruhnayat.2011. Petunjuk Penggunaan Pupuk.Jakarta: Penebar Swadaya.57 hal

Rukmana, R. dan Yuyun, Y. 2003. Kedelai, Budidaya dan Pascapanen. Kanisius.


Yogyakarta.

Sudarka. 2014.Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Jagung (Zea Mays L.)Pada Tanah Humus. Yayasan Bakti
Muslimin Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian. Amuntai.

Warisno. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian,
Bogor .

xxiii
xxiv

Anda mungkin juga menyukai