Anda di halaman 1dari 60

Departemen Komunitas Keluarga

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI KELURAHAN TUBAJENG KEC.BAJENG KAB.GOWA

Preseptor Instirusi,

(Wahdaniah, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

Disusun Oleh: Kelompok 1

Ummu Alfatimah, S.Kep. (70900119026)


Muhammad Awaluddin, S.Kep. (70900119027)
Reski Matte, S.Kep. (70900119028)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2020
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI KELURAHAN TUBAJENG, KEC.BAJENG, KAB.GOWA

Pengkajian komunitas dilakukan pada salah satu desa di wilayah Kab.


Gowa yaitu Kelurahan Tubajeng. Kelurahan Tubajeng merupakan salah satu desa
yang berada dalam lingkup Kec. Bajeng. Struktur pemerintahan Kelurahan
Tubajeng di pimpin oleh Lurah dan saling berkoordinasi dengan setiap perangkat
kelurahan. Kelurahan Tubajeng memiliki fasilitas kesehatan yang memadai seperti
Pustu dan Puskesmas Bajeng, fasilitas sekolah, home industri, yang
lingkungannya masih asri dengan dikelilingi persawahan.
Kelurahan Tubajeng termasuk salah satu dari 14 Desa yang berada di
bawah wilayah kerja Puskesmas Kec.Bajeng. Berdasarkan hasil rekapitulasi data
keluarga sehat tahun 2019 dari Puskesmas Kec. Bajeng ditemukan bahwa Desa
Tangkabajeng merupakan desa kategori tidak sehat. Dengan data keluarga yang
mengikuti program keluarga berencana sebesar 50,92%, Ibu yang melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 66,667%, Bayi yang mendapatkan
imunisasi dasar lengkap sebesar 100%, Bayi yang mendapatkan air susu ibu (ASI)
secara eksklusif sebesar 93,75%, Balita yang mendapatkan pemantauan
pertumbuhan sebesar 100%, Penderita tuberculosis paru yang mendapatkan
pengobatan sesuai standar sebesar 23,81%, Penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur sebesar 4,17%, Penderita gangguan jiwa 0%, Anggota
keluarga tidak ada yang merokok 52,26%, Keluarga yang sudah menjadi anggota
jaminan kesehatan nasional (JKN) sebesar 67,58%, Keluarga yang memliki akses
sarana air bersih sebesar 98,55%, Keluarga yang mempunyai akses atau
menggunakan jamban sehat sebesar 98,71%. Jumlah seluruh keluarga di desa
Tangkabajeng adalah 620 keluarga dan 173 dengan kategori keluarga sehat.
Masalah kesehatan lainnya yang ditemukan di Kelurahan Tubajeng seperti
Diabetes Melitus, keluhan asam urat terutama warga dengan usia lansia, keluhan
demam dan batuk. Selain itu, masalah kesehatan yang ditemui di masyarakat
adalah risiko penyebaran virus corona yaitu masalah covid-19 karena wilayah
Desa tubajeng merupakan salah satu desa di kab. Gowa. Satgas penanganan
covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan hingga hari Ahad, 11 Juli 2020 pukul 23.24
melaporkan data kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 2581 dengan
kategori orang dalam pemantauan sebesar 1648 (63,9%) dan 933 (36,1%) selesai
pemantauan; Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 346 kasus dengan kategori
dirawat sebanyak 232 (67,1%), sehat sebanyak 92 (26,2%), dan meninggal
sebanyak 22 (6,4%) kasus; dan yang dinyatakan positif covid-19 sebesar 168
kasus dengan ketegori dirawat sebanyak 131 (78,0%) kasus, sembuuh 23 (13,7%),
dan meninggal sebanyak 14 (8,3%) kasus. Untuk data Covid-19 di Kab. Gowa
ditemukan kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 143 kasus, Pasien
Dalam Pengawasan sebanyak 66 kasus, dan kasus positif Covid-19 sebesar 18
kasus.
Dari data yang dilaporankan oleh Puskesmas Kec. Bajeng dan data Covid-
19 Provinsi Sulawesi Selatan, masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kec.
Bajeng khususnya Di Kelurahan Tubajeng memiliki masalah kesehatan risiko dan
aktual. Hal ini menggambarkan perlunya penaganan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan khusus dan mahasiswa keperawatan berupa intervensi atau intervensi
keperawatan di tatanan Pelayanan Primer sebagai wujud upaya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

I. Pengkajian Komunitas

A. Data Inti Komunitas

1. Sejarah

Kelurahan Tubajeng merupakan salah satu desa yang berada dalam


lingkup Kec. Bajeng Kab.Gowa Prov SUL-SEL. Kelurahan bajeng terdiri
dari 4 lingkungan dimana luas wilayahnya adalah 1,90 Km2dengan ibu
kota kelurahan berada di Lingkungan Tarantang. Kelurahan Tubajeng
masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kec. Bajeng.
2. Demografi
Distribusi penduduk terkecil adalah Kelurahan Tubajeng dengan
Jumlah penduduk 3,032 Jiwa atau 6,0 % dari jumlah penduduk wilayah
kerja Puskesmas Bajeng. Jumlah seluruh keluarga di Kelurahan Tubajeng
adalah 620 keluarga dengan 173 keluarga masuk dalam kategori keluarga
sehat. Berikut distribusi luas wilayah dan jumlah penduduk di wilayah
Puskesmas Bajeng :
Tabel.1
Distribusi Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas
Bajeng
Jumlah penduduk
Luas Kepadatan
No Desa/Kelurahan
KM² Pria Wanita Jumlah Penduduk
Per KM²
1 Kalebajeng 6.35 1.880 1.894 3.774 594
2 Limbung 1.80 2.183 2.317 4.500 2.500
3 Tubajeng 3.50 2.479 2.659 5.138 1.468
4 Bone 3,58 2.890 2.941 5.831 1.629
5 Maradekaya 5,80 2.996 3.034 6.030 1.040
6 Lempangang 3,57 1.889 1.888 3.777 1.058
7 Bontosunggu 3,18 3.417 3.428 6.845 2.153
8 Mataallo 3.18 3.476 3.509 6.985 2.197
9 Panciro 1.53 2.404 2.458 4.862 3.178
10 Tangkebajeng 1.90 1.517 1.515 3.032 1.596
JUMLAH 34,39 34.39 25.131 25.643 50.774
Sumber: Profil Puskesmas Bajeng Tahun 2019
3. Suku dankebudayaan

Adapun hasil wawancara masyarakat Kelurahan Tubajeng mayoritas


bersuku Makassar, walaupun ada pendatang yang berasal dari Suku Bugis
dan Suku Jawa. Bahasa yang digunakanpun mayoritas menggunakan
Bahasa Makassar.
4. Nilai danKeyakinan

Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa mayoritas masyarakat


Kelurahan Tubajeng beragama islam dan beberapa beragama katolik.
Walaupun sudah tersentuh dengan fasilitas kesehatan, tapi masih ada
sebagian kecil masyarakat yang masih percaya dengan kepercayaan nenek
moyang seperti berobat ke dukun dan pengobatan alternative lainnya
seperti pengobatan alami (herbal).
5. StatistikVital
Jumlah kunjungan Rawat Inap Tahun 2019 sebanyak 1.682 Orang,
dengan penyakit terbanyak adalah Typoid dengan jumlah kunjungan
sebanyak 527 orang atau 31.3 % dari total kunjungan sedangkan penyakit
paling sedikit di rawat adalah Vertigo dengan jumlah kunjungan sebanyak
27 orang atau 1.6 % dari total kunjungan. Berikut distribusi 10 penyakit
terbanyak untuk rawat inap Puskesmas Bajeng Tahun 2019:
Tabel 2
Distribusi 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap 2019
No Nama Penyakit Jumlah %
1 Thypoid 527 33.3
2 GEA 283 18.1
3 Dyspepsia 158 10.1
4 Febris 156 10.0
5 DBD 122 7.8
6 ISPA / Tonsilitis / ly. denit 117 7.5
7 Hypertensi / Stroke 91 5.8
8 Gastrisis 44 2.8
9 Vomiting / Hyperemesis / 34 2.1
Anorexia
10 Vertigo / Cepalgia 27 1.7
Jumlah 1559 100
Sumber: Profil Puskesmas Bajeng 2019
Jumlah kunjungan rawat Jalan tahun 2019 Puskesmas Tubajeng adalah
103.209 Orang, dengan kasus terbanyak adalah ISPA dengan jumlah
kunjungan 9.499 Orang atau 24.3% dan kasus terendah adalah KLL
dengan jumlah kasus sebanyak 1.983 orang atau 5.1%. Berikut distribusi
10 penyakit terbanyak untuk rawat jalan Puskesmas Bajeng Tahun 2019:
Tabel 3
Distribusi 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan 2019
No Nama Penyakit Jumlah %
1 ISPA 9499 24.3
2 HT 8013 20.5
3 Gastritis 3837 9.8
4 Myalgia 3683 9.4
5 Dermatitis 2938 7.5
6 Febris 2834 7.2
7 Batuk 2173 5.5
8 RA 2112 5.4
9 Diare 2082 5.3
10 KLL 1983 5.1
Jumlah 39154 100
Sumber: Profil Puskesmas Bajeng 2019
Untuk wilayah Kelurahan Tubajeng, berdasarkan hasil wawancara
dengan penanggung jawab perkesmas Puskesmas Bajeng, untuk tahun
2019 tidak ada kasus untuk angka kematian ibu dan bayi pada wilayah
Kelurahan Tubajeng. Pada umumnya banyak kasus ISPA danhipertensi di
wilayah tersebut, tingkat kecelakaan juga cukup tinggi karena wilayah
kerja puskesmas berada di jalan poros antar kabupaten, tiap 24 jam hampir
ada yang masuk karena KLL (Kecelakaan Lalu-Lintas), pola hidup/disiplin
berkendara masyarakat yang masih rendah menjadi salah satu factor
utama terjadinya kasus tersebut.
B. Data Subsistem Komunitas
1. LingkunganFisik
Berdasarkan hasil wawancara Kelurahan Tubajeng memiliki fasilitas
kesehatan yang memadai seperti pustu dan puskesmas di Kecamatan
Bajeng, diwilayah tersebut juga terdapat fasilitas sekolah dan home
industry. Kelurahan Tubajeng memiliki lingkungan yang masih asri
dengan dikelilingi persawahan.
Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat tahun 2019 dari
Puskesmas Kec.Bajeng ditemukan bahwa keluarga yang memiliki akses
sarana air bersih sebesar 98,55% dan Keluarga yang mempunyai akses
menggunakan jamban sehat sebesar 98,71%. Kualitas air bersih di
Kelurahan Tubajengsudah memenuhi persyaratan air bersih, pada
umumnya masyarakat menggunakan sumur gali dan sumur bor sebagai
sarana sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dimana hamper
setiap rumah memiliki sumur bor/galidan untuk di minum/konsumsi
sebagian besar masyarakat menggunakan air minum kemasan/ galon,
Kondisi rumah secara umum di kelurahan tubajeng berdasarkan hasil
wawancara dari penaggung jawab perkesmas puskesmas Bajeng, wilayah
tersebut termasuk wilayah yang sangat padat dari segi pembangunannya,
jarak antar bangunan saling berdekatan dikarenakan luas wilayahnya juga
cukup kecil diantara wilayah lain yang berada di Kecamatan Bajeng.
Struktur bangunan pada umumnya sudah menggunakan bangunan batu
(rumah batu/ permanent) namun masih banyak yang belum berlantai ubin,
serta ventilasi rumah yang msih kurang dan penataan ruangan rumah yang
belum teratur di karenakan banyaknya anggota keluarga sedangkanluas
rumah tidak terlalu besar.
Kebersihan lingkungan masih kurang dikarenakan faktor kepadatan
rumah penduduk itu sendiri serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari pola hidup
masyarakat kelurahan tubajeng yang masih membuang sampah di halaman
rumah karena belum tersedianya tempat sampah disetiap rumah,
sedangkan pada sanitasi lingkungan khususnya pembuangan limbah rumah
tangga juga masih kurang atau banyak yang belum tersedia.
2. Pelayanan kesehatan dansosial
Adapun hasil wawancara yang mengatakan bahwa kelurahan tubajeng
termasuk salah satu dari 14 Desa yang berada di bawah wilayah kerja
Puskesmas Kec.Bajeng. Kelurahan tersebut memiliki fasilitas kesehatan
yang memadai seperti Pustu. Wilayah Kelurahan Tubajeng merupakan
salah satu desa di Kabupaten Gowa yang merupakan wilayah kerja Satgas
penanganan Covid-19 Sulawesi-Selatan.
Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat tahun 2019 dari
puskesmas Kec.Bajeng ditemukan bahwa Kelurahan Tubajeng merupakan
kelurahan dengan kategori tidak sehat, berikut data yang didaptakan:
a. Keluarga yang mengikuti program keluarga berencana sebesar 50,92 %
b. Ibu yang melakukan persalinan difasilitas kesehatan sebesar 66,67%
c. Bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebesar 100%
d. Bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) sescara eksklusif sebesar
93,75%
e. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan sebesar 100 %
f. Penderita Tuberkulosis paru yang mendapatkan pengobatan sesuai
standar sebesar 23,81%
g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur sebesar
4,17%
h. Penderita gangguan jiwa sebesar 0%
i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok sebesar 52,26%
j. Keluarga yang sudah menjadi anggota jaminan kesehatan nasional
(JKN) sebesar 67,58%
Berdasarkan hasil wawancara dari penanggung jawab perkesmas
Puskesmas Bajeng, keluarga yang mengikuti program Keluarga Berencana
(KB) hanya sebesar 50,92% di karenakan di kalangan masyarakat masih
ada kepercayaan bahwa banyak anak akan mendatangkan banyak rezki
serta ada juga masyarakat yang masih takut dengan efek samping
penggunaan alat kontrasepsi sehingga mengurangi minat masyarakat itu
sendiri untuk menggunakan alat kontrasepsi atau mengikuti program
keluarga berencana (KB) padahal dari pihak tenaga kesehatan sudah
memberikan intervensi penyuluhan serta penjelasan tentang pentingnya
program keluaraga berencana tersebut.
Ibu yang melakukan persalinan difasilitas kesehatan sebesar 66,67%,
sebenarnya sudah hampir 100% hanya saja data yang masuk di keluarga
sehat (KS) belum maksimal dikarenakan adanya masyarakat yang partus
atau melahirkan yang sudah memeriksakan kehamilannya dipuskesmas
namun tidak melaporkan bahwa mereka sudah partus/ melahirkan di
rumah sakit atau praktek- praktek swasta yang menyebabkan tidak
tercatatnya data, perlu diketahui bahwa sudah tidak ada masyarakat yang
bersalin di dukun beranak atau diluar tenaga kesehatan lainnya
dikarenakan sudah banyak tersedia layanan kesehatan baik itu pustu dan
puskesmas, sehingga masyarakat mudah mengakses tempat pelayanan
kesehatan di daerahnya.
Pandemi covid-19 menyebabkan masyarakat enggan atau takut pergi ke
posyandu untuk menimbangkan bayi dan balitanya sehingga data yang
terkumpul masih belum maksimal atau sesuai target pencapaian yang telah
ditentukan sehingga dari pihak puskesmas bekerjasama dengan kader
posyandu membuat program sistem kejar timbang dengan, yaitu
mendatangi rumah masyarakat secara door to door yang tidak ikut untuk
menimbang bayi dan balita. Selama masa pendemi beberapa program
kesehatan menagalami sedikit peribahan (dikonsisikan) seperti
meminimalasir perkumpulan banyak orang (social distancing) sebagai
tindak lanjut surat ederan dari pemerintah setempat dan jika memang
harus melakukan kegiatan dengan pengumpulkan banyak orang, tenaga
kesehatan bekerja sama dengan kader maupun aparat desa lainnya untuk
menyampaikan informasi kesehatan dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan yang telah ditentukan.
Pada musim pancaroba (peralihan musim hujan dan musim kemarau)
pada umumnya masyarakat dominan menderita penyakit diare dan DBD,
hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola
hidup sehat sehingga yang menjadi penyebab utama penyakit tersebut
seperti nyamuk terus berkembang-biak.
3. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancaran status perekonomian masyarakat di
kelurahan Tubajeng masih banyak yang belum sejahtera dan tidak
memiliki penghasilan tetap hal ini dapat dilihat dari pekerjaan
masyarakat yang dominan tukang batu dan bertani, beberapa masyarakat
memiliki home industry.
Pusat perbelanjaan untuk masyarakat Kelurahan Tubajeng adalah pasar
yang terdapat di kecamatan Bajeng, yaitu daaerah limbung.
4. Transportasi dan Keamanan
Adapun hasil dari wawancara mengatakan bahwa transportasi yang
banyak digunakan oleh masyarakat Kelurahan Tubajeng adalah kendaraan
roda dua (sepeda motor). Akses jalan yang sudah baik sehingga dapat
dilalui kendaraan beroda dua dan empat, sehingga fasilitas kesehatan
mudah dijangkau masyarakat. Apabila terdapat kesulitan dalam
mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, masyarakat akan difasilitasi atau
dibantu oleh kader maupun tokoh masyarakat serta petugas pustu sebagai
penyambung tangan tenaga kesehatan untuk melaporkan ke puskesmas.

Keamanan daerah Kelurahan Tubajeng sudah terkoordinasi dengan


aparat pemerintahan setempat. Tiap wilayah kecamatan sudah terdapat
BABINSA dari TNI-AD dan BINMAS dari POLRI untuk menjaga
keamanan dan kenyamanan masyarkat setempat. Kelurahan Tubajeng juga
sudah tersedia poskamling sebagai media kontrol keamanan, hanya saja
selama masa pandemi covid-19 pelaksanaan program sisklamling ini agak
kurang maksimal.
Upaya-upaya yang dilakukan masyaraat Kelurahan Tubajeng di bawah
arahan pemerintah kecamatan dan steakholder terkait, setiap desa maupun
kelurahan memiliki posko-posko satgas covid-19 dan semua masyarakat
khususnya kelurahan tubajeng sudah tersosialisasikan tentang protokol
kesehatan covid-19, mengenai pemantauan terealisasiikannya protokol
kesehatan covid -19 ini tidak terlepasa dari adanya control atau
pengawasan dari pemerintah daerah kelurahan yang bekerja sama dengan
petugas kesehatan.
5. Politik dan Pemerintahan
Dari hasil wawancara mengatakan struktur pemerintah Kelurahan
Tubajeng dipimpin oleh lurah dan saling berkoordinasi dengan setiap
perangkat kelurahan Wilayah administrasi pemerintahan desa/kelurahan
tubajeng dengan Ibu kota tarantang yang terdiri dari 4 Lingkungan, 7
RW/RK, dan 30 RTdengan status hokum Desa/ kelurahan adalah Desa
definitive. S etiap desa/kelurahan di Kecamatan Bajeng telah dilengkapi
dengan aparat desa/ kelurahan, mulai Sekretaris Desa (Sekdes)
/SekertarisLurah(Seklur) sampai dengan Kepala Urusan(Kaur). Dalam
menjalankan tugassehari-hari semua desa/kelurahan telah memiliki
Kantor. Untuk sarana dan prasarana lainnya seperti Balai Desa/Kelurahan
dan sanggar PKK hamper semua desa/kelurahan telah ada, termasuk
Kelurahan Tubajeng.
Penyelesaian masalah di kelurahan tubajeng tetap terkordinasi dengan
baik dengan menggunakan atau memanfaatkan media digital seperti
aplikasi whats app, zoom, webex, gooole meet sebagai media
musyawarah sehingga masalah yang timbul tetap terkordinir semua baik
permasalahn internal maupun lintas sektor terutama untuk bidang
kesehatan.
Kelurahan tubajeng terdapat kelompok pelayanan kesehatan seperti
kader posyandu, PKK, dan karang taruna yang masih aktif hal ini dapat
dilihat dari pembinaan-pembinaan kelompok masyarakat yang setiap
bulannya aktif membantu terselenggaranya program kesehatan seperti
posyandu dan posbindu.
6. Komunikasi
Adapun hasil dari wawancara biasanya untuk memperoleh informasi
terkait dengan masalah kesehatan masyarakat biasanya mendapatkan
informasi melalui televisi, telepon, internet papan pengumuman, poster,
brosur yang ditempel ataupun disediakan di tempat posyandu, biasanya
juga di umumkan melalui pengeras suara di mesjid setempat. Namun di
tengah kondisi pansdemi Covid-19 seperti ini, pihak puskesmas
bekerjasama denganpemerintah setempat dan aparat keamanan dalam
menyebarkan informasi mengenai protokol kesehatan dengan
menggunakan mobil ambulans mengelilingi kelurahan.
7. Pendidikan
Dari hasil wawancara mengatakan bahwa di Kelurahan Tubajeng
terdapat fasilitas pendidikan seperti TK dan SD, sedangkan untuk tingkat
SMP ,SMA dan perguruan tinggi pelajar harus keluar dari desa lain serta
aksesnya mudah di jangkau oleh pelajar. Pelayanan kesehatan di
sekolah berupa adanya fasilitas UKS di setiap sekolah di bawah binaan
puskesmas, selain itu program dokter kecil dan program-program
kesehatan lainnya juga sudah terlakasana.
8. Rekreasi
Untuk lokasi rekreasi yang ada di kelurahan tubajeng tidak ada hanya
ada lapangan kecil yang biasa di gunakan oleh anak-anak untuk bermain
namun selama pandemi kegiatan di luar rumah di batasi
C. Data Persepsi

1. Persepsi Masyarakat

Adapun hasil wawancara masyarakat sangat senang tinggal di


Kelurahan Tubajeng karena lingkungan yang masih alami tanpa
polusi.Sedangkan tingkat kerukunan pada kelurahan tubajeng cukup rukun
dengan bantuan dari koramil dan polsek meskipun kadang ada masalah
namunbisa di selesaikan dengan baik. Masalah kesehatan yang marak
terjadi di masyarakat adalah diabetes melitus, keluhan asam urat terutama
warga dengan usia lansia, keluhan demam dan batuk.

Persepsi masyarakat saat ini mengenai maraknya penularan covid-19


tentunya sangat takut tertular dan takut di covidkan sehingga sebagain
masyarakan enggan untuk ke puskesmas untuk berobat berbanding terbalik
sebelum kondisi pandemi penyakit covid-19 ada dimana biasanya
masyarakat demam, flu dan batuk lansung memeriksakan dirinya ke
puskesmas namun saat ini masyarakat takut untuk memeriksakan dirinya.
2. Persepsi Perawat
Berdasarkan hasil wawancara P.J Perkesmas Puskesmas Bajeng,
masalah kesehatan yang dikategorikan tinggi di kelurahan tubajeng adalah
Infeksi saluran pernafasan (ISPA) dan Hipertensi. Adapun masalah
kesehatan lainnya yang ditemukan di kelurahan adalah risiko penyebaran
covid-19, di wilayah Kelurahan Tubajeng terdapat kasus PDP (Pasien
Dalam Pemantauan) sebanyak 1 orang dan sudah ditangani sesuai protocol
kesehatan melalui satgas covid-19 Puskesmas Bajeng. Seperti yang kita
ketahui, wilayah Kelurahan Tubajeng merupakan salah satu wilayah di
Kabupaten Gowa yang merupakan wilayah kerja Satgas penanganan
Covid-19 Sulawesi-Selatan. Berasarkan hasil laporan data kasus Covid-19
oleh Satgas penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan hingga hari
Ahad, 11 Juli 2020 Pukul 23.24 WITA didapatkan:
a. Provinsi Sulawesi Selatan
1) Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 2581 dengan kategori
orang dalam proses pemantauan sebesar 1648 (63,9%) dan 933
(36,1%) selesai pemantauan.
2) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 346 kasus dengan kategori
dirawat sebanyak 232 (67,1%), sehat sebanyak 92 (26,6%), dan
meninggal sebanyak 22 (6,4%) kasus.
3) Positif Covid19 sebesar 168 kasus dengan kategori dirawat sebanyak
131 (78,0%) kasus, sembuh 23 (13,7%), dan meniggal sebanyak 14
(8,3%) kasus.
b. Kabupaten Gowa
1. Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 143 kasus
2. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 66 kasus
3. Positif Covid19 sebesar 18 kasus
Berdasarkan hasil wawancara P.J Perkesmas Puskesmas Bajeng,
Sebelum pandemic covid19 masyarakat Kelurahan Tubajeng runtin
memeriksakan diri ke Puskesmas Bajeng tetapi setelah terjadi pandemic
sebagian besar masyarakat enggan memeriksakan kesehatan di PKM
karena merasa khawatir dan takut jika terinfeksi virus covid19.
Adapun yang menjadi kendala petugas PKM dalam upaya peningkatan
kesehatan mayarakat adalah banyaknya berita-berita hoaks yang sulit
dikontrol mengakibat masyarakat menjadi khawatir dan takut yang
berlebihan sehingga tidak mau untuk memeriksakan diri ke PKM ataupun
pelayanan kesehatan lainnya dan masyarakat sempat menolak petugas
kesehatan masuk di daerah kelurahan Tubajeng namun petugas PKM tetap
memberikan intervensi-intervensi melalui pendekatan mayarakat
Masyarakat di pantauan aparat kelurahan untuk mengikuti protokol
kesehatan Covid-19 (menggunakan Masker, Social distancing) namun
semua kembali ke kesadaran masyarakat sendiri karena masih ada saja
yang tidak mematuhi dan ada juga yang mematuhi

Penolakan terhadap tenaga kesehatan sempat terjadi dikalangan


masyarakat namun edukasi tetap dilakukan dengan melakukan pendekatan
kepada masyarakat melalui perpanjangan tangan dari kader-kader
kesehatan serta pemerintah setempat, berdasarkan kondisi tersebut, maka
diperlukan penanganan oleh tenaga kesehatan utamanya perawat dan
mahasiswa keperawatan berupa tindakan atau intervensi-intervensi
keperawatan di tatanan pelayanan primer sebagai wujud upaya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilatif.
Analisa Data
No. Data Masalah
1 Wawancara:
1. Sebelum pandemic covid19 masyarakat Kelurahan Defisiensi
Tubajeng runtin memeriksakan diri ke Puskesmas Pengetahuan
Bajeng tetapi setelah terjadi pandemic sebagian (Terkait Corona Virus
besar masyarakat enggan memeriksakan kesehatan Disease-19)
di PKM karena merasa khawatir dan takut jika
terinfeksi virus covid19.
2. Adapun yang menjadi kendala petugas PKM dalam
upaya peningkatan kesehatan mayarakat adalah
banyaknya berita-berita hoaks yang sulit dikontrol
mengakibat masyarakat menjadi khawatir dan takut
yang berlebihan sehingga tidak mau untuk
memeriksakan diri ke PKM ataupun pelayanan
kesehatan lainnya dan masyarakat sempat menolak
petugas kesehatan masuk di daerah kelurahan
Tubajeng namun petugas PKM tetap memberikan
intervensi-intervensi melalui pendekatan mayarakat
3. Masalah kesehatan yang ditemui dimasyarakat
Kelurahan Tubajeng adalah risiko penyebaran virus
Covid-19 karena wilayah Kelurahan Tubajeng
merupakan salah satu Kelurahan di Kab.Gowa
Satgas penanganan Covid-19
4. Masyarakat di pantauan aparat kelurahan untuk
mengikuti protokol kesehatan Covid-19
(menggunakan Masker, Social distancing) namun
semua kembali ke kesadaran masyarakat sendiri
karena masih ada saja yang tidak mematuhi dan ada
juga yang mematuhi
Observasi :
-
Angket :
1. Berasarkan hasil laporan data kasus Covid-19 oleh
Satgas penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi
Selatan hingga hari Ahad, 11 Juli 2020 Pukul 23.24
WITA didapatkan:
a. Provinsi Sulawesi Selatan
1) Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 2581
dengan kategori orang dalam proses
pemantauan sebesar 1648 (63,9%) dan 933
(36,1%) selesai pemantauan.
2) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 346
kasus dengan kategori dirawat sebanyak 232
(67,1%), sehat sebanyak 92 (26,6%), dan
meninggal sebanyak 22 (6,4%) kasus.
3) Positif Covid19 sebesar 168 kasus dengan
kategori dirawat sebanyak 131 (78,0%) kasus,
sembuh 23 (13,7%), dan meniggal sebanyak 14
(8,3%) kasus.
b. Kabupaten Gowa
1) Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 143
kasus
2) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 66
kasus
3) Positif Covid19 sebesar 18 kasus

2 Wawancara :
1. Walaupun sudah tersentuh dengan fasilitas kesehatan, Ketidakefektifan
tapi masih ada sebagian kecil masyarakat yang masih Pemeliharaan
percaya dengan kepercayaan nenek moyang seperti Kesehatan
berobat ke dukun dan pengobatan alternative lainnya
seperti pengobatan alami (herbal).
2. Wilayah tersebut termasuk wilayah yang sangat padat
dari segi pembangunannya, jarak antar bangunan
saling berdekatan dikarenakan luas wilayahnya juga
cukup kecil diantara wilayah lain yang berada di
Kecamatan Bajeng.
3. Struktur bangunan pada umumnya sudah
menggunakan bangunan batu (rumah batu/
permanent) namun masih banyak yang belum
berlantai ubin, serta ventilasi rumah yang msih kurang
dan penataan ruangan rumah yang belum teratur di
karenakan banyaknya anggota keluarga sedangkan
luas rumah tidak terlalu besar.
4. Kebersihan lingkungan masih kurang dikarenakan
faktor kepadatan rumah penduduk itu sendiri serta
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan,hal ini dapat dilihat dari pola
hidup masyarakat kelurahan tubajeng yang masih
membuang sampah di halaman rumah karena belum
tersedianya tempat sampah disetiap rumah, sedangkan
pada sanitasi lingkungan khususnya pembuangan
limbah rumah tangga juga masih kurang atau banyak
yang belum tersedia.
5. Di kalangan masyarakat masih ada kepercayaan
bahwa banyak anak akan mendatangkan banyak rezki
serta ada juga masyarakat yang masih takut dengan
efek samping penggunaan alat kontrasepsi sehingga
mengurangi minat masyarakat itu sendiri untuk
menggunakan alat kontrasepsi atau mengikuti
program keluarga berencana (KB) padahal dari pihak
tenaga kesehatan sudah memberikan intervensi
penyuluhan serta penjelasan tentang pentingnya
program keluaraga berencana tersebut.
6. Pandemi covid-19 menyebabkan masyarakat enggan
atau takut pergi ke posyandu untuk menimbangkan
bayi dan balitanya sehingga data yang terkumpul
masih belum maksimal atau sesuai target pencapaian
yang telah ditentukan
7. Pada musim pancaroba (peralihan musim hujan dan
musim kemarau) pada umumnya masyarakat dominan
menderita penyakit diare dan DBD, hal ini
dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat
tentang pola hidup sehat sehingga yang menjadi
penyebab utama penyakit tersebut seperti nyamuk
terus berkembang-biak.
8. Masalah kesehatan yang marak terjadi di masyarakat
adalah diabetes melitus, keluhan asam urat terutama
warga dengan usia lansia, keluhan demam dan batuk.
9. Masalah kesehatan yang dikategorikan tinggi di
kelurahan tubajeng adalah Infeksi saluran pernafasan
(ISPA) dan Hipertensi. Adapun masalah kesehatan
lainnya yang ditemukan di kelurahan adalah risiko
penyebaran covid-19, di wilayah Kelurahan Tubajeng
terdapat kasus PDP (Pasien Dalam Pemantauan)
sebanyak 1 orang dan sudah ditangani sesuai protocol
kesehatan melalui satgas covid-19 Puskesmas Bajeng.
Observasi :
-
Angket :
2. Berdasarkan profil puskesmas bajeng tahun 2019,
Kelurahan Tubajeng memiliki luas wilayah 1,09 km2
dengan jumlah penduduk 3.032 dan kepadatan
penduduk 1.596 per km2
3. Berdasarkan profil puskesmas bajeng tahun 2019,
Thypoid dan GEA menjadi urutan pertama dan kedua
dalam distribusi 10 penyakit terbanyak rawat inap
dengan masing-masing presentase 33,3 % dan 18,1%
4. Berdasarkan profil puskesmas bajeng tahun 2019,
ISPA dan hipertensi menjadi urutan pertama dan
kedua dalam distribusi 10 penyakit terbanyak rawat
jalan dengan masing-masing presentase 24,3 % dan
20,5%
5. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng ditemukan
bahwa Kelurahan Tubajeng merupakan kelurahan
dengan kategori tidak sehat,
6. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Keluarga
yang mengikuti program keluarga berencana sebesar
50,92 %
7. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Ibu yang
melakukan persalinan difasilitas kesehatan sebesar
66,67%
8. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Penderita
Tuberkulosis paru yang mendapatkan pengobatan
sesuai standar sebesar 23,81%
9. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Penderita
hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
sebesar 4,17%
10. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Anggota
keluarga tidak ada yang merokok sebesar 52,26%
11. Berasarkan hasil laporan data kasus Covid-19 oleh
Satgas penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi
Selatan hingga hari Ahad, 11 Juli 2020 Pukul 23.24
WITA didapatkan:
c. Provinsi Sulawesi Selatan
4) Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 2581
dengan kategori orang dalam proses
pemantauan sebesar 1648 (63,9%) dan 933
(36,1%) selesai pemantauan.
5) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 346
kasus dengan kategori dirawat sebanyak 232
(67,1%), sehat sebanyak 92 (26,6%), dan
meninggal sebanyak 22 (6,4%) kasus.
6) Positif Covid19 sebesar 168 kasus dengan
kategori dirawat sebanyak 131 (78,0%) kasus,
sembuh 23 (13,7%), dan meniggal sebanyak 14
(8,3%) kasus.
d. Kabupaten Gowa
4) Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 143
kasus
5) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 66
kasus
6) Positif Covid19 sebesar 18 kasus

D. Diagnosa Keperawatan Komunitas


SKORING MASALAH KOMUNITAS

Pentingnya Pengaruh Peningkatan Tingkatan


masalah positif untuk kualitas semua
untuk masyarakat hidup jika masalah dari
Diagnosa diselesaikan jika masalah masalah level 1 sampai
Keperawatan (1 : rendah, diselesaikan diselesaikan 6 (1 : kurang Total
No.
Komunitas 2 : sedang, (0 : tidak (1 : rendah, penting, 6 : Skor
(Masalah) 3 : tinggi) berpengaruh, 2 : sedang, sangat
1 : rendah, 2 : 3 : tinggi) penting)
sedang, 3 :
tinggi)
1 Defisiensi 3 (tinggi) 3 (tinggi) 3 (tinggi) 5 (penting) 14
Pengetahuan
(Terkait Corona
Virus Disease-19)
2. Ketidakefektifan 3 (tinggi) 3 (tinggi) 3 (tinggi) 4 (penting) 13
pemeliharaan
kesehatan

No Diagnosis Keperawatan Skor


1. Defesiensi Pengetahuan (terkait covid-19) (Kode: 00126) 14
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan (Kode: 00099) 13
E. Perencanaan Keperawatan Komunitas

N DATA DIAGNOSA NOC NIC


O KEPERAWATAN

1. Wawancara: Domain 5 : Persepsi/Kognisi Prevensi Primer : Prevensi Primer


1. Sebelum pandemic covid19 Kelas 4 : Kognisi Domain 4 : Pengetahuan tentang Domain 3 : Perilaku
masyarakat Kelurahan 00126 Defisiensi Pengetahuan Kesehatan dan Perilaku Kelas S Pendidikan pasien
Tubajeng runtin memeriksakan (Terkait Corona Virus Kelas Q : Perilaku kesehatan Intervensi :
diri ke Puskesmas Bajeng tetapi Disease-19) Outcome : 5510 Pendidikan kesehatan
setelah terjadi pandemic 1602 Perilaku Promosi Kesehatan Aktivitas :
sebagian besar masyarakat Indikator : a. Indentifikasi faktor internal atau
enggan memeriksakan 160201 Menggunakan perilaku yang eksternal yang dapat meningkatkan
kesehatan di PKM karena menghindari resiko atau mengurangi motivasi untuk
merasa khawatir dan takut jika 160202 Memonitor lingkungan terkait berperilaku sehat
terinfeksi virus covid19. resiko . b. Manfaatkan dukungan sosial dan
2. Adapun yang menjadi kendala 160207 Melakukan perilaku kesehatan keluarga untuk meningkatkan
petugas PKM dalam upaya secara rutin efektifitas gaya hidup atau
peningkatan kesehatan modifikasi perilaku kesehatan.
mayarakat adalah banyaknya
berita-berita hoaks yang sulit Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
dikontrol mengakibat Domain 4 Pengetahuan tentang Domain 6 Sistem Kesehatan
masyarakat menjadi khawatir Kesehatan dan Perilaku Kelas B Manajemen Informasi
dan takut yang berlebihan Kelas Q Perilaku Kesehatan Intervensi :
sehingga tidak mau untuk Outcome: 7910 Konsultasi
memeriksakan diri ke PKM 1602 Perilaku Promosi Kesehatan Aktivitas :
ataupun pelayanan kesehatan Indikator : a. Identifikasi tujuan berkonsultasi.
lainnya dan masyarakat sempat 160207 Melakukan perilaku kesehatan b. Kumpulkan data dan identifikasi
menolak petugas kesehatan secara rutin masalah yang menjadi focus dalam
masuk di daerah kelurahan Hasil : konsultasi.
Tubajeng namun petugas PKM 1602 Perilaku pencarian kesehatan
tetap memberikan intervensi- Indikator :
intervensi melalui pendekatan 160301 Mengajukan pertanyaan-
mayarakat pertanyaan yang berhubungan dengan
3. Masalah kesehatan yang kesehatan
ditemui dimasyarakat 160314 Melakukan perilaku kesehatan
Kelurahan Tubajeng adalah dengan inisiatif sendiri
risiko penyebaran virus Covid- 160308 Melakukan informasi
19 karena wilayah Kelurahan kesehatan yang disarankan
Tubajeng merupakan salah satu 160316 Mencari bantuan jika
Kelurahan di Kab.Gowa Satgas diperlukan
penanganan Covid-19
4. Masyarakat di pantauan aparat Prevensi Tersier Prevensi Tersier
kelurahan untuk mengikuti Kelas T : Kontrol risiko dan keamanan Domain 7
protokol kesehatan Covid-19 Hasil: Kelas D Manajemen Risiko
(menggunakan Masker, Social 1902 Kontrol Resiko Komunikasi
distancing) namun semua 190219 Mencari informasi tentang
kembali ke kesadaran resiko kesehatan Intervensi :
masyarakat sendiri karena 190202 Memonitor faktor resiko 6484 Manajemen Lingkungan :
masih ada saja yang tidak dilingkungan komunitas
mematuhi dan ada juga yang 190216 Mengenali perubahan status Aktivitas :
mematuhi kesehatan a. Inisiasi skrining risiko kesehatan
Observasi : 190217 Memonitor perubahan status yang berasal dari lingkungan.
- kesehatan b. Monitor status risiko kesehatan
Angket : Domain 7 Kesehatan Komunitas yang sudah diketahui
1. Berasarkan hasil laporan data (lanjutan) c. Lakukan program edukasi untuk
kasus Covid-19 oleh Satgas Kelas BB Kesejahteraan komunitas kelompok beresiko
Hasil :
penanganan Covid-19 Provinsi
2700 Kompetensi komunitas
Sulawesi Selatan hingga hari Indikator :
Ahad, 11 Juli 2020 Pukul 270001 tingkat partisipasi dalam
kegiatan komunitas
23.24 WITA didapatkan:
270021 kolaborasi antar kelompok
a. Provinsi Sulawesi Selatan komunitas untuk menyelesaikan
1) Orang Dalam masalah
Pemantauan (ODP)
sebesar 2581 dengan
kategori orang dalam
proses pemantauan
sebesar 1648 (63,9%)
dan 933 (36,1%) selesai
pemantauan.
2) Pasien Dalam
Pengawasan (PDP)
sebesar 346 kasus
dengan kategori dirawat
sebanyak 232 (67,1%),
sehat sebanyak 92
(26,6%), dan meninggal
sebanyak 22 (6,4%)
kasus.
3) Positif Covid19 sebesar
168 kasus dengan
kategori dirawat
sebanyak 131 (78,0%)
kasus, sembuh 23
(13,7%), dan meniggal
sebanyak 14 (8,3%)
kasus.
b. Kabupaten Gowa
1) Orang Dalam
Pemantauan (ODP)
sebesar 143 kasus
2) Pasien Dalam
Pengawasan (PDP)
sebesar 66 kasus
3) Positif Covid19 sebesar
18 kasus

2. Wawancara : Domain 1: Promosi Kesehatan Prevensi Primer Prevensi Primer


1. Walaupun sudah tersentuh Kelas 2: Manajemen kesehatan Domain 4 : Pengetahuan tentang Domain 4 Keamanan
dengan fasilitas kesehatan, 00099 Ketidakefektifan Kesehatan dan Perilaku Kelas V Manajemen Resiko
tapi masih ada sebagian kecil Pemeliharaan Kesehatan Kelas Q : Perilaku kesehatan Intervensi :
masyarakat yang masih Outcome : 6520 Skrining kesehatan
percaya dengan kepercayaan 1602 Perilaku Promosi Kesehatan Aktivitas :
nenek moyang seperti Indikator : a. Sediakan akses yang mudah
berobat ke dukun dan 160208 Mendukung kebijakan public bagi layanan skrining.
pengobatan alternative yang sehat Jadwalkan pertemuan untuk
lainnya seperti pengobatan meningkatkan efisiensi dan
alami (herbal). perawatan individual
2. Pada umumnya banyak kasus Kelas R : Kepercayaan tentang Domain 3 : Perilaku (Lanjutan)
ISPA dan hipertensi di Kesehatan Kelas S Pendidikan pasien
wilayah tersebut, tingkat Outcome : Intervensi :
kecelakaan juga cukup tinggi 1705 Orientasi kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
karena wilayah kerja Indikator : Aktivitas
puskesmas berada di jalan 170514 Fokus pada menjaga perilaku a. Targetkan sasaran pada
poros antar kabupaten, tiap 24 kesehatan kelompok beresiko tinggi dan
jam hampir ada yang masuk 170502 Fokus pada pencegahan penyakit rentang usia yang akan
karena KLL (Kecelakaan 170512 Persepsi bahwa kesehatan mendapatkan manfaat besar
Lalu-Lintas), pola merupakan prioritas tinggi dalam dari pendidikan kesehatan
hidup/disiplin berkendara membuat pilihan gaya hidup b. Tentukan pengetahuan
masyarakat yang masih kesehatan dan gaya hidup
rendah menjadi salah satu perilaku saat ini pada individu,
factor utama terjadinya kasus keluarga dan kelompok
tersebut. sasaran.
3. Wilayah tersebut termasuk c. Identifikasi karakteristik
wilayah yang sangat padat populasi target yang
dari segi pembangunannya, mempengaruhi pemilihan
jarak antar bangunan saling strategi belajar
berdekatan dikarenakan luas d. Libatkan individu, keluarga,
wilayahnya juga cukup kecil kelompok dalam perencanaan
diantara wilayah lain yang dan rencana implementasi gaya
berada di Kecamatan Bajeng. hidup atau modifikasi perilaku
4. Struktur bangunan pada kesehatan
umumnya sudah Kelas S : Pengetahuan tentang kesehatan 5604 Pengajaran kelompok
menggunakan bangunan batu Outcome : Aktivitas :
(rumah batu/ permanent) 1803 Pengetahuan proses penyakit a. Sediakan lingkungan kondusif
namun masih banyak yang Indikator : untuk belajar
belum berlantai ubin, serta 180303 Faktor – faktor penyebab dan b. Libatkan keluarga atau orang
ventilasi rumah yang msih faktor yang berkontribusi terdekat pasien, jika diperlukan
kurang dan penataan ruangan 180306 Tanda dan gejala penyakit c. Buatlah daftar strategi
rumah yang belum teratur di 180307 Proses perjalanan penyakit pembelajaran, materi
karenakan banyaknya anggota biasanya pendidikan kesehatan, dan
keluarga sedangkanluas 180308 Strategi untuk meminimalkan aktivitas pembelajaran
rumah tidak terlalu besar. perkembangan penyakit
5. Kebersihan lingkungan masih 180315 Manfaat manajemen penyakit
kurang dikarenakan faktor 180317 Sumber – sumber informasi
kepadatan rumah penduduk penyakit spesifik yang terpercaya.
itu sendiri serta kurangnya
kesadaran masyarakat dalam Prevensi Sekunder
menjaga kebersihan Domain 4 Pengetahuan tentang
lingkungan,hal ini dapat Kesehatan dan Perilaku
dilihat dari pola hidup Kelas Q : Perilaku sehat
masyarakat kelurahan Outcome : Prevensi Sekunder
tubajeng yang masih 1632 Perilaku patuh akttifitas yang Domain 3 Perilaku
membuang sampah di disarankan Kelas R Bantuan koping
halaman rumah karena belum Indikator : Intervensi :
tersedianya tempat sampah 163211 Memantau denyut nadi 5440 Peningkatan system dukungan
disetiap rumah, sedangkan 163212 Memantau tingkat pernapasan Aktivitas :
pada sanitasi lingkungan 163216 Mengidentifikasi gejala yang a. Libatkan keluarga, orang
khususnya pembuangan perlu dilaporkan terdekat dan teman-teman
limbah rumah tangga juga 163217 Melaporkan gejala yang dialami dalam perawatan dan
masih kurang atau banyak selama aktifitas kepada profesional perencanaan
yang belum tersedia. kesehatan. b. Rujuk pada program
6. Di kalangan masyarakat Kelas S : Pengetahuan Tentang pencegahan atau pengobatan
masih ada kepercayaan Kesehatan yang sesuai.
bahwa banyak anak akan Outcome :
mendatangkan banyak rezki 1806 Pengetahuan sumber-sumber
serta ada juga masyarakat kesehatan
yang masih takut dengan efek Indikator :
samping penggunaan alat 180602 Tahu kapan mendapatkan
kontrasepsi sehingga bantuan dari seorang professional
mengurangi minat masyarakat kesehatan
itu sendiri untuk 180603 Tindakan – tindakan darurat
menggunakan alat kontrasepsi 180608 Strategi untuk mengakses
atau mengikuti program layanan kesehatan
keluarga berencana (KB) Kelas T: Kontrol Resiko Dan
padahal dari pihak tenaga Keamanan
kesehatan sudah memberikan Outcome :
intervensi penyuluhan serta 1922 Kontrol resiko hipertermia
penjelasan tentang pentingnya Indikator :
program keluaraga berencana 192208 Memodifikasi intake cairan
tersebut. sesuai kebutuhan
7. Pandemi covid-19 192210 Memakai pakaian yang sesuai
menyebabkan masyarakat untuk melindungi kulit
enggan atau takut pergi ke 192213 melakukan tindakan untuk
posyandu untuk mengontrol suhu tubuh
menimbangkan bayi dan 192219 Menyesuaikan suhu untuk
balitanya sehingga data yang menghangatkan tubuh.
terkumpul masih belum
maksimal atau sesuai target Prevensi Tersier
pencapaian yang telah Domain 4 Pengetahuan tentang
ditentukan Kesehatan dan Perilaku
8. Pada musim pancaroba Kelas Q Perilaku Kesehatan
(peralihan musim hujan dan Outcome : Prevensi Tersier
musim kemarau) pada 1600 Perilaku patuh Domain 7
umumnya masyarakat Indikator : Kelas D Manajemen Risiko Komunikasi
dominan menderita penyakit 160001 Menyakan pertanyaan terkait Intervensi :
diare dan DBD, hal ini kesehatan 6484 Manajemen Lingkungan :
dikarenakan masih kurangnya 160002 Mencari informasi kesehatan komunitas
kesadaran masyarakat tentang dari berbagai macam sumber Aktivitas :
pola hidup sehat sehingga 160012 Melakukan skrining sendiri a. Inisiasi skrining risiko kesehatan
yang menjadi penyebab Kelas T : Kontrol risiko dan keamanan yang berasal dari lingkungan
utama penyakit tersebut Outcome : b. Monitor status risiko kesehatan
seperti nyamuk terus 1922 Kontrol risiko hipertermi yang sudah diketahui
berkembang-biak. Indikator : c. Lakukan program edukasi untuk
9. Masalah kesehatan yang 192203 Mengenali kondisi tubuh yang kelompok beresiko.
marak terjadi di masyarakat dapat mempercepat produksi panas.
adalah diabetes melitus, 192212 Berpartisipasi dalam
keluhan asam urat terutama menskrining masalah kesehatn yang
warga dengan usia lansia, meningkatkan resiko.
keluhan demam dan batuk. 192223 Memonitor perubahan status
10. Masalah kesehatan yang kesehatan
dikategorikan tinggi di Domain 7 Kesehatan Komunitas
kelurahan tubajeng adalah Kelas BB Kesejahteraan komunitas
Infeksi saluran pernafasan Hasil :
(ISPA) dan Hipertensi. 2700 Kompetensi komunitas
Adapun masalah kesehatan Indikator :
lainnya yang ditemukan di 270001 tingkat partisipasi dalam
kelurahan adalah risiko kegiatan komunitas
penyebaran covid-19, di 270021 kolaborasi antar kelompok
wilayah Kelurahan Tubajeng komunitas untuk menyelesaikan
terdapat kasus PDP (Pasien masalah.
Dalam Pemantauan) sebanyak
1 orang dan sudah ditangani
sesuai protocol kesehatan
melalui satgas covid-19
Puskesmas Bajeng.
Observasi :
-
Angket :
1. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, Kelurahan
Tubajeng memiliki luas
wilayah 1,09 km2 dengan
jumlah penduduk 3.032 dan
kepadatan penduduk 1.596
per km2
2. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, Thypoid
dan GEA menjadi urutan
pertama dan kedua dalam
distribusi 10 penyakit
terbanyak rawat inap dengan
masing-masing presentase
33,3 % dan 18,1%
3. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, ISPA dan
hipertensi menjadi urutan
pertama dan kedua dalam
distribusi 10 penyakit
terbanyak rawat jalan dengan
masing-masing presentase
24,3 % dan 20,5%
4. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun
2019 dari Puskesmas
Kec.Bajeng ditemukan bahwa
Kelurahan Tubajeng
merupakan kelurahan dengan
kategori tidak sehat,
5. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun
2019 dari Puskesmas
Kec.Bajeng, Keluarga yang
mengikuti program keluarga
berencana sebesar 50,92 %
6. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun
2019 dari Puskesmas
Kec.Bajeng, Ibu yang
melakukan persalinan
difasilitas kesehatan sebesar
66,67%
7. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun
2019 dari Puskesmas
Kec.Bajeng, Penderita
Tuberkulosis paru yang
mendapatkan pengobatan
sesuai standar sebesar 23,81%
8. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun
2019 dari Puskesmas
Kec.Bajeng, Penderita
hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur
sebesar 4,17%
9. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun
2019 dari Puskesmas
Kec.Bajeng, Anggota
keluarga tidak ada yang
merokok sebesar 52,26%
10. Berasarkan hasil laporan data
kasus Covid-19 oleh Satgas
penanganan Covid-19
Provinsi Sulawesi Selatan
hingga hari Ahad, 11 Juli
2020 Pukul 23.24 WITA
didapatkan:
a. Provinsi Sulawesi Selatan
1) Orang Dalam
Pemantauan (ODP)
sebesar 2581 dengan
kategori orang dalam
proses pemantauan
sebesar 1648 (63,9%)
dan 933 (36,1%)
selesai pemantauan.
2) Pasien Dalam
Pengawasan (PDP)
sebesar 346 kasus
dengan kategori dirawat
sebanyak 232 (67,1%),
sehat sebanyak 92
(26,6%), dan meninggal
sebanyak 22 (6,4%)
kasus.
3) Positif Covid19 sebesar
168 kasus dengan
kategori dirawat
sebanyak 131 (78,0%)
kasus, sembuh 23
(13,7%), dan meniggal
sebanyak 14 (8,3%)
kasus.
b. Kabupaten Gowa
1) Orang Dalam
Pemantauan (ODP)
sebesar 143 kasus
2) Pasien Dalam
Pengawasan (PDP)
sebesar 66 kasus
3) Positif Covid19 sebesar
18 kasus
F. Implementasi Keperawatan Komunitas
Planning Of Action (POA) Asuhan Keperawatan Komunitas
Kelurahan Tubajeng Juni 2020

Sumber Daya
No. Masalah Kegiatan Tujuan Tempat/ Alokasi
Sasaran Waktu
Media Dana
1 Defisiensi pengetahuan (terkait Prevensi Primer : Setelah dilakukan intervensi Kader 27 Juli Whatsapp Swadaya
Covid-19) Penyuluhan Kesehatan keperawatan diharapkan Kelurahan 2020 Mahasis
Wawancara: Tentang Covid-19. masyarakat akan mampu Tubajeng wa.
1. Sebelum pandemic covid19 mengetahui dan memahami 14.00
masyarakat Kelurahan Tubajeng terkait Covid-19 dengan WITA
kriteria :
runtin memeriksakan diri ke
a. Meningkatnya pengetahuan
Puskesmas Bajeng tetapi setelah Prevensi Sekunder masyarakat mengenai Covid- Kader 27 Juli Whatsapp
Swadaya
terjadi pandemic sebagian besar Edukasi cara mencuci 19 Kelurahan 2020 Mahasis
masyarakat enggan memeriksakan tangan dengan benar b. Meningkatnya pengetahuan Tubajeng wa.
kesehatan di PKM karena merasa untuk memutus rantai warga terkait cara 14.00
khawatir dan takut jika terinfeksi penyebaran covid19 pencegahan dan faktor risiko WITA
virus covid19. Covid-19.
c. Meningkatnya pengetahuan
2. Adapun yang menjadi kendala
masyarakat untuk mengakses
petugas PKM dalam upaya sarana dan prasarana
peningkatan kesehatan mayarakat kesehatan yang terlah
adalah banyaknya berita-berita tersedia
hoaks yang sulit dikontrol
mengakibat masyarakat menjadi
khawatir dan takut yang berlebihan Prevensi Tersier Kader 28 Juli Whatsapp
Swadaya
Edukasi kesehatan Kelurahan 2020 Mahasis
sehingga tidak mau untuk
tentang pentingnya Tubajeng wa.
memeriksakan diri ke PKM ataupun sarana dan prasarana 10.00
pelayanan kesehatan lainnya dan kesehatan WITA
masyarakat sempat menolak petugas
kesehatan masuk di daerah
kelurahan Tubajeng namun petugas
PKM tetap memberikan intervensi-
intervensi melalui pendekatan
mayarakat
3. Masalah kesehatan yang ditemui
dimasyarakat Kelurahan Tubajeng
adalah risiko penyebaran virus
Covid-19 karena wilayah Kelurahan
Tubajeng merupakan salah satu
Kelurahan di Kab.Gowa Satgas
penanganan Covid-19
4. Masyarakat di pantauan aparat
kelurahan untuk mengikuti protokol
kesehatan Covid-19 (menggunakan
Masker, Social distancing) namun
semua kembali ke kesadaran
masyarakat sendiri karena masih ada
saja yang tidak mematuhi dan ada
juga yang mematuhi
Observasi :
-
Angket :
1. Berasarkan hasil laporan data kasus
Covid-19 oleh Satgas penanganan
Covid-19 Provinsi Sulawesi
Selatan hingga hari Ahad, 11 Juli
2020 Pukul 23.24 WITA
didapatkan:
a. Provinsi Sulawesi Selatan
1) Orang Dalam Pemantauan
(ODP) sebesar 2581 dengan
kategori orang dalam proses
pemantauan sebesar 1648
(63,9%) dan 933 (36,1%)
selesai pemantauan.
2) Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) sebesar 346 kasus
dengan kategori dirawat
sebanyak 232 (67,1%), sehat
sebanyak 92 (26,6%), dan
meninggal sebanyak 22
(6,4%) kasus.
3) Positif Covid19 sebesar 168
kasus dengan kategori
dirawat sebanyak 131
(78,0%) kasus, sembuh 23
(13,7%), dan meniggal
sebanyak 14 (8,3%) kasus.
b. Kabupaten Gowa
1) Orang Dalam Pemantauan
(ODP) sebesar 143 kasus
2) Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) sebesar 66 kasus
3) Positif Covid19 sebesar 18
kasus

1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Prevensi Primer Setelah dilakukan intervensi Kader 29 Juli Pustu Swadaya
2 Pemeriksaan Kelurahan 2020 Kelurahan Mahasis
Kesehatan keperawatan diharapkan
Kesehatan Terkait Tubajeng Tubajeng/ wa.
Wawancara : Diabetes dan Asam masyarakat mengetahui dan 09.00 Media
1. Walaupun sudah tersentuh Urat mampu menerapkan WITA zoom/Wha
tsapp
dengan fasilitas kesehatan, tapi manajemen kesehatan yang
masih ada sebagian kecil efektif dengan kriteria:
Prevensi Sekunder Kader 29 Juli Pustu Swadaya
masyarakat yang masih percaya a. Meningkatnya
Pendidikan Kesehatan Kelurahan 2020 Kelurahan Mahasis
dengan kepercayaan nenek Tentang ISPA dan kesadaran masyarakat Tubajeng Tubajeng/ wa.
Hipertensi serta 10.00 Media
moyang seperti berobat ke dukun khususnya lansia untuk
kaitannya dengan WITA zoom/Wha
dan pengobatan alternative Covid 19 memeriksakan kesehatannya tsapp
lainnya seperti pengobatan alami Prevensi Tersier b. Meningkatnya
Kader 29 Juli Pustu Swadaya
(herbal). Pendidikan Kesehatan pengetahuan masyarakat Kelurahan 2020 Kelurahan Mahasis
Tentang Obat Tubajeng Tubajeng/ wa.
2. Wilayah tersebut termasuk Tradisional untuk penyakit ISPA dan
10.45 Media
wilayah yang sangat padat dari menjaga/meningkatka Hipertensi serta kaitannya WITA zoom/Wha
n daya tahan tubuh tsapp
segi pembangunannya, jarak antar daya tahan tubuh di dengan covid-19
bangunan saling berdekatan tengah pandemic c. Meningkatnya
covid-19
dikarenakan luas wilayahnya juga pengetahuan masyarakat
cukup kecil diantara wilayah lain tetntang obat tradisional
yang berada di Kecamatan untuk
Bajeng. menjaga/meningkatkan daya
3. Struktur bangunan pada umumnya tahan tubuh
sudah menggunakan bangunan .
batu (rumah batu/ permanent)
namun masih banyak yang belum
berlantai ubin, serta ventilasi
rumah yang msih kurang dan
penataan ruangan rumah yang
belum teratur di karenakan
banyaknya anggota keluarga
sedangkanluas rumah tidak terlalu
besar.
4. Kebersihan lingkungan masih
kurang dikarenakan faktor
kepadatan rumah penduduk itu
sendiri serta kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan,hal ini
dapat dilihat dari pola hidup
masyarakat kelurahan tubajeng
yang masih membuang sampah di
halaman rumah karena belum
tersedianya tempat sampah
disetiap rumah, sedangkan pada
sanitasi lingkungan khususnya
pembuangan limbah rumah tangga
juga masih kurang atau banyak
yang belum tersedia.
5. Di kalangan masyarakat masih
ada kepercayaan bahwa banyak
anak akan mendatangkan banyak
rezki serta ada juga masyarakat
yang masih takut dengan efek
samping penggunaan alat
kontrasepsi sehingga mengurangi
minat masyarakat itu sendiri untuk
menggunakan alat kontrasepsi
atau mengikuti program keluarga
berencana (KB) padahal dari
pihak tenaga kesehatan sudah
memberikan intervensi
penyuluhan serta penjelasan
tentang pentingnya program
keluaraga berencana tersebut.
6. Pandemi covid-19 menyebabkan
masyarakat enggan atau takut
pergi ke posyandu untuk
menimbangkan bayi dan balitanya
sehingga data yang terkumpul
masih belum maksimal atau sesuai
target pencapaian yang telah
ditentukan
7. Pada musim pancaroba (peralihan
musim hujan dan musim kemarau)
pada umumnya masyarakat
dominan menderita penyakit diare
dan DBD, hal ini dikarenakan
masih kurangnya kesadaran
masyarakat tentang pola hidup
sehat sehingga yang menjadi
penyebab utama penyakit tersebut
seperti nyamuk terus berkembang-
biak.
8. Masalah kesehatan yang marak
terjadi di masyarakat adalah
diabetes melitus, keluhan asam
urat terutama warga dengan usia
lansia, keluhan demam dan batuk.
9. Masalah kesehatan yang
dikategorikan tinggi di kelurahan
tubajeng adalah Infeksi saluran
pernafasan (ISPA) dan Hipertensi.
Adapun masalah kesehatan
lainnya yang ditemukan di
kelurahan adalah risiko
penyebaran covid-19, di wilayah
Kelurahan Tubajeng terdapat
kasus PDP (Pasien Dalam
Pemantauan) sebanyak 1 orang
dan sudah ditangani sesuai
protocol kesehatan melalui satgas
covid-19 Puskesmas Bajeng.
Observasi :
-
Angket :
1. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, Kelurahan
Tubajeng memiliki luas wilayah
1,09 km2 dengan jumlah
penduduk 3.032 dan kepadatan
penduduk 1.596 per km2
2. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, Thypoid dan
GEA menjadi urutan pertama dan
kedua dalam distribusi 10 penyakit
terbanyak rawat inap dengan
masing-masing presentase 33,3 %
dan 18,1%
3. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, ISPA dan
hipertensi menjadi urutan pertama
dan kedua dalam distribusi 10
penyakit terbanyak rawat jalan
dengan masing-masing presentase
24,3 % dan 20,5%
4. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng
ditemukan bahwa Kelurahan
Tubajeng merupakan kelurahan
dengan kategori tidak sehat,
5. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng,
Keluarga yang mengikuti program
keluarga berencana sebesar 50,92
%
6. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng, Ibu
yang melakukan persalinan
difasilitas kesehatan sebesar
66,67%
7. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng,
Penderita Tuberkulosis paru yang
mendapatkan pengobatan sesuai
standar sebesar 23,81%
8. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng,
Penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur sebesar
4,17%
9. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng,
Anggota keluarga tidak ada yang
merokok sebesar 52,26%
10. Berasarkan hasil laporan data
kasus Covid-19 oleh Satgas
penanganan Covid-19 Provinsi
Sulawesi Selatan hingga hari
Ahad, 11 Juli 2020 Pukul 23.24
WITA didapatkan:
a. Provinsi Sulawesi Selatan
1) Orang Dalam Pemantauan
(ODP) sebesar 2581 dengan
kategori orang dalam proses
pemantauan sebesar 1648
(63,9%) dan 933 (36,1%)
selesai pemantauan.
2) Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) sebesar 346 kasus
dengan kategori dirawat
sebanyak 232 (67,1%), sehat
sebanyak 92 (26,6%), dan
meninggal sebanyak 22
(6,4%) kasus.
3) Positif Covid19 sebesar 168
kasus dengan kategori
dirawat sebanyak 131
(78,0%) kasus, sembuh 23
(13,7%), dan meniggal
sebanyak 14 (8,3%) kasus.
b. Kabupaten Gowa
1) Orang Dalam Pemantauan
(ODP) sebesar 143 kasus
2) Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) sebesar 66 kasus
3) Positif Covid19 sebesar 18
kasus
3.

G. Evaluasi Keperawatan Komunitas

No Diagnosa Keperawatan Kegiatan Evaluasi Analisis RTL


1. Defisiensi pengetahuan (terkait Covid-19) Prevensi Primer : Kader di Kelurahan S: Media komunikasi Obesrvasi kepada
Penyuluhan Kesehatan Tentang Tubajeng memahami
yang digunakan adalah kader untuk
Covid-19. tentang Covid-19 seperti
yang mudah dan bisa menyebarkan
pengertiannya, penyebab
diakses oleh masayarakat informasi yang
dan pencegahannya
(kader) saat ini, Kader telah diberikan
psoyandu aktif dalam kepada masyarakat
kegiatan-kegiatan kelurahan tubajeng
kesehatan serta mudah khusunya.
untuk berkomunikasi
langsusng dengan
masyarakat setempat
W: Jaringan internet
yang digunakan untuk
apliaksi komunikasi
sering terganggu
O: Masih banyaknya
masyarakat yang belum
mengerti tentang covid-
19
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19
Prevensi Sekunder Kader di Kelurahan S: Media komunikasi Membuat tempat
Edukasi cara mencuci tangan Tubajeng memahami yang digunakan adalah cuci tangan untuk
dengan benar untuk memutus tentang 6 langkah cuci yang mudah dan bisa tiap rumah
rantai penyebaran covid19 tangan pakai sabun diakses oleh masayarakat
sebagai salah satu cara (kader) saat ini, Kader
pencegahan penularan psoyandu aktif dalam
covid-19 dan dapat
kegiatan-kegiatan
mempraktekkannya
secara mandiri kesehatan serta mudah
untuk berkomunikasi
langsusng dengan
masyarakat setempatW:
Jaringan internet yang
digunakan untuk apliaksi
komunikasi sering
terganggu
O: Masih banyaknya
masyarakat yang belum
mengerti tentang
pencegahan covid-19 dan
belum menerapkan di
kehidupan sehari-hari
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19
Prevensi Tersier Kader di Kelurahan S: Media komunikasi Obesrvasi kepada
Edukasi kesehatan tentang Tubajeng memahami yang digunakan adalah kader untuk
pentingnya sarana dan prasarana tentang pentingnya yang mudah dan bisa menyebarkan
kesehatan memeriksakan kesehatan
diakses oleh masayarakat informasi yang
di layanan kesehatan (kader) saat ini, Kader telah diberikan
psoyandu aktif dalam kepada masyarakat
kegiatan-kegiatan kelurahan tubajeng
kesehatan serta mudah khusunya.
untuk berkomunikasi
langsusng dengan
masyarakat setempatO:
Ketakutan masyarakat
untuk berobat ke yankes
sudah berkurang
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19

2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Prevensi Primer Partisipasi masyarakat S: Program kesehatan Edukasi keluarga
Pemeriksaan Kesehatan Terkait
Kesehatan dalam pemeriksaan dari pusakesmas untuk yang memiliki
Diabetes dan Asam Urat penyakit tidak menular masalah kesehatan
kesehatan cukup tinggi
sudah berjalan seperti diabetes dan
dengan jumlah 100 0rang W: Pandemi covid-19 asam urat
membuat pelaksanaan
kegaitan kesehatan
terganggu, dan
kekhawatiran masyarakat
untuk memeriksakan
dirinya ke petugas
kesehatan
O: Ketakutan masyarakat
untuk berobat ke yankes
sudah berkurang
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19
Prevensi Sekunder Kader di Kelurahan S: Media komunikasi Obesrvasi kepada
Pendidikan Kesehatan Tentang yang digunakan adalah kader untuk
Tubajeng memahami
ISPA dan Hipertensi serta yang mudah dan bisa menyebarkan
kaitannya dengan Covid 19 tetang penyakit ISPA dan
diakses oleh masayarakat informasi yang
Hipertensi sebagai factor (kader) saat ini, Kader telah diberikan
risiko (komorbid) untuk psoyandu aktif dalam kepada masyarakat
kegiatan-kegiatan kelurahan tubajeng
kasus covid-19
kesehatan serta mudah khusunya.
untuk berkomunikasi
langsusng dengan
masyarakat setempat
W: Jaringan yang
digunakan untuk apliaksi
komunikasi sering
terganggu
O: Ketakutan masyarakat
untuk berobat ke yankes
sudah berkurang
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19
Prevensi Tersier Kader di Kelurahan Tubajeng S: Media komunikasi Membuat TOGA
Pendidikan Kesehatan Tentang
memahami tetntang obat yang digunakan adalah (Taman Obat
Obat Tradisional untuk yang mudah dan bisa Keluarga) untuk
menjaga/meningkatkan daya tradisional untuk
diakses oleh masayarakat tiap rumah
tahan tubuh daya tahan tubuh di
menjaga/meningkatkan (kader) saat ini, Kader
tengah pandemic covid-19
daya tahan tubuh psoyandu aktif dalam
kegiatan-kegiatan
kesehatan serta mudah
untuk berkomunikasi
langsusng dengan
masyarakat setempat
W: Jaringan yang
digunakan untuk apliaksi
komunikasi sering
terganggu
O: Ketakutan masyarakat
untuk berobat ke yankes
sudah berkurang
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19

Anda mungkin juga menyukai