Askep Komunitas Klp.1
Askep Komunitas Klp.1
Preseptor Instirusi,
(Wahdaniah, S.Kep.,Ns.,M.Kes)
I. Pengkajian Komunitas
1. Sejarah
1. Persepsi Masyarakat
2 Wawancara :
1. Walaupun sudah tersentuh dengan fasilitas kesehatan, Ketidakefektifan
tapi masih ada sebagian kecil masyarakat yang masih Pemeliharaan
percaya dengan kepercayaan nenek moyang seperti Kesehatan
berobat ke dukun dan pengobatan alternative lainnya
seperti pengobatan alami (herbal).
2. Wilayah tersebut termasuk wilayah yang sangat padat
dari segi pembangunannya, jarak antar bangunan
saling berdekatan dikarenakan luas wilayahnya juga
cukup kecil diantara wilayah lain yang berada di
Kecamatan Bajeng.
3. Struktur bangunan pada umumnya sudah
menggunakan bangunan batu (rumah batu/
permanent) namun masih banyak yang belum
berlantai ubin, serta ventilasi rumah yang msih kurang
dan penataan ruangan rumah yang belum teratur di
karenakan banyaknya anggota keluarga sedangkan
luas rumah tidak terlalu besar.
4. Kebersihan lingkungan masih kurang dikarenakan
faktor kepadatan rumah penduduk itu sendiri serta
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan,hal ini dapat dilihat dari pola
hidup masyarakat kelurahan tubajeng yang masih
membuang sampah di halaman rumah karena belum
tersedianya tempat sampah disetiap rumah, sedangkan
pada sanitasi lingkungan khususnya pembuangan
limbah rumah tangga juga masih kurang atau banyak
yang belum tersedia.
5. Di kalangan masyarakat masih ada kepercayaan
bahwa banyak anak akan mendatangkan banyak rezki
serta ada juga masyarakat yang masih takut dengan
efek samping penggunaan alat kontrasepsi sehingga
mengurangi minat masyarakat itu sendiri untuk
menggunakan alat kontrasepsi atau mengikuti
program keluarga berencana (KB) padahal dari pihak
tenaga kesehatan sudah memberikan intervensi
penyuluhan serta penjelasan tentang pentingnya
program keluaraga berencana tersebut.
6. Pandemi covid-19 menyebabkan masyarakat enggan
atau takut pergi ke posyandu untuk menimbangkan
bayi dan balitanya sehingga data yang terkumpul
masih belum maksimal atau sesuai target pencapaian
yang telah ditentukan
7. Pada musim pancaroba (peralihan musim hujan dan
musim kemarau) pada umumnya masyarakat dominan
menderita penyakit diare dan DBD, hal ini
dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat
tentang pola hidup sehat sehingga yang menjadi
penyebab utama penyakit tersebut seperti nyamuk
terus berkembang-biak.
8. Masalah kesehatan yang marak terjadi di masyarakat
adalah diabetes melitus, keluhan asam urat terutama
warga dengan usia lansia, keluhan demam dan batuk.
9. Masalah kesehatan yang dikategorikan tinggi di
kelurahan tubajeng adalah Infeksi saluran pernafasan
(ISPA) dan Hipertensi. Adapun masalah kesehatan
lainnya yang ditemukan di kelurahan adalah risiko
penyebaran covid-19, di wilayah Kelurahan Tubajeng
terdapat kasus PDP (Pasien Dalam Pemantauan)
sebanyak 1 orang dan sudah ditangani sesuai protocol
kesehatan melalui satgas covid-19 Puskesmas Bajeng.
Observasi :
-
Angket :
2. Berdasarkan profil puskesmas bajeng tahun 2019,
Kelurahan Tubajeng memiliki luas wilayah 1,09 km2
dengan jumlah penduduk 3.032 dan kepadatan
penduduk 1.596 per km2
3. Berdasarkan profil puskesmas bajeng tahun 2019,
Thypoid dan GEA menjadi urutan pertama dan kedua
dalam distribusi 10 penyakit terbanyak rawat inap
dengan masing-masing presentase 33,3 % dan 18,1%
4. Berdasarkan profil puskesmas bajeng tahun 2019,
ISPA dan hipertensi menjadi urutan pertama dan
kedua dalam distribusi 10 penyakit terbanyak rawat
jalan dengan masing-masing presentase 24,3 % dan
20,5%
5. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng ditemukan
bahwa Kelurahan Tubajeng merupakan kelurahan
dengan kategori tidak sehat,
6. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Keluarga
yang mengikuti program keluarga berencana sebesar
50,92 %
7. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Ibu yang
melakukan persalinan difasilitas kesehatan sebesar
66,67%
8. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Penderita
Tuberkulosis paru yang mendapatkan pengobatan
sesuai standar sebesar 23,81%
9. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Penderita
hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
sebesar 4,17%
10. Berdasarkan hasil rekapitulasi data keluarga sehat
tahun 2019 dari Puskesmas Kec.Bajeng, Anggota
keluarga tidak ada yang merokok sebesar 52,26%
11. Berasarkan hasil laporan data kasus Covid-19 oleh
Satgas penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi
Selatan hingga hari Ahad, 11 Juli 2020 Pukul 23.24
WITA didapatkan:
c. Provinsi Sulawesi Selatan
4) Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 2581
dengan kategori orang dalam proses
pemantauan sebesar 1648 (63,9%) dan 933
(36,1%) selesai pemantauan.
5) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 346
kasus dengan kategori dirawat sebanyak 232
(67,1%), sehat sebanyak 92 (26,6%), dan
meninggal sebanyak 22 (6,4%) kasus.
6) Positif Covid19 sebesar 168 kasus dengan
kategori dirawat sebanyak 131 (78,0%) kasus,
sembuh 23 (13,7%), dan meniggal sebanyak 14
(8,3%) kasus.
d. Kabupaten Gowa
4) Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 143
kasus
5) Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 66
kasus
6) Positif Covid19 sebesar 18 kasus
Sumber Daya
No. Masalah Kegiatan Tujuan Tempat/ Alokasi
Sasaran Waktu
Media Dana
1 Defisiensi pengetahuan (terkait Prevensi Primer : Setelah dilakukan intervensi Kader 27 Juli Whatsapp Swadaya
Covid-19) Penyuluhan Kesehatan keperawatan diharapkan Kelurahan 2020 Mahasis
Wawancara: Tentang Covid-19. masyarakat akan mampu Tubajeng wa.
1. Sebelum pandemic covid19 mengetahui dan memahami 14.00
masyarakat Kelurahan Tubajeng terkait Covid-19 dengan WITA
kriteria :
runtin memeriksakan diri ke
a. Meningkatnya pengetahuan
Puskesmas Bajeng tetapi setelah Prevensi Sekunder masyarakat mengenai Covid- Kader 27 Juli Whatsapp
Swadaya
terjadi pandemic sebagian besar Edukasi cara mencuci 19 Kelurahan 2020 Mahasis
masyarakat enggan memeriksakan tangan dengan benar b. Meningkatnya pengetahuan Tubajeng wa.
kesehatan di PKM karena merasa untuk memutus rantai warga terkait cara 14.00
khawatir dan takut jika terinfeksi penyebaran covid19 pencegahan dan faktor risiko WITA
virus covid19. Covid-19.
c. Meningkatnya pengetahuan
2. Adapun yang menjadi kendala
masyarakat untuk mengakses
petugas PKM dalam upaya sarana dan prasarana
peningkatan kesehatan mayarakat kesehatan yang terlah
adalah banyaknya berita-berita tersedia
hoaks yang sulit dikontrol
mengakibat masyarakat menjadi
khawatir dan takut yang berlebihan Prevensi Tersier Kader 28 Juli Whatsapp
Swadaya
Edukasi kesehatan Kelurahan 2020 Mahasis
sehingga tidak mau untuk
tentang pentingnya Tubajeng wa.
memeriksakan diri ke PKM ataupun sarana dan prasarana 10.00
pelayanan kesehatan lainnya dan kesehatan WITA
masyarakat sempat menolak petugas
kesehatan masuk di daerah
kelurahan Tubajeng namun petugas
PKM tetap memberikan intervensi-
intervensi melalui pendekatan
mayarakat
3. Masalah kesehatan yang ditemui
dimasyarakat Kelurahan Tubajeng
adalah risiko penyebaran virus
Covid-19 karena wilayah Kelurahan
Tubajeng merupakan salah satu
Kelurahan di Kab.Gowa Satgas
penanganan Covid-19
4. Masyarakat di pantauan aparat
kelurahan untuk mengikuti protokol
kesehatan Covid-19 (menggunakan
Masker, Social distancing) namun
semua kembali ke kesadaran
masyarakat sendiri karena masih ada
saja yang tidak mematuhi dan ada
juga yang mematuhi
Observasi :
-
Angket :
1. Berasarkan hasil laporan data kasus
Covid-19 oleh Satgas penanganan
Covid-19 Provinsi Sulawesi
Selatan hingga hari Ahad, 11 Juli
2020 Pukul 23.24 WITA
didapatkan:
a. Provinsi Sulawesi Selatan
1) Orang Dalam Pemantauan
(ODP) sebesar 2581 dengan
kategori orang dalam proses
pemantauan sebesar 1648
(63,9%) dan 933 (36,1%)
selesai pemantauan.
2) Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) sebesar 346 kasus
dengan kategori dirawat
sebanyak 232 (67,1%), sehat
sebanyak 92 (26,6%), dan
meninggal sebanyak 22
(6,4%) kasus.
3) Positif Covid19 sebesar 168
kasus dengan kategori
dirawat sebanyak 131
(78,0%) kasus, sembuh 23
(13,7%), dan meniggal
sebanyak 14 (8,3%) kasus.
b. Kabupaten Gowa
1) Orang Dalam Pemantauan
(ODP) sebesar 143 kasus
2) Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) sebesar 66 kasus
3) Positif Covid19 sebesar 18
kasus
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Prevensi Primer Setelah dilakukan intervensi Kader 29 Juli Pustu Swadaya
2 Pemeriksaan Kelurahan 2020 Kelurahan Mahasis
Kesehatan keperawatan diharapkan
Kesehatan Terkait Tubajeng Tubajeng/ wa.
Wawancara : Diabetes dan Asam masyarakat mengetahui dan 09.00 Media
1. Walaupun sudah tersentuh Urat mampu menerapkan WITA zoom/Wha
tsapp
dengan fasilitas kesehatan, tapi manajemen kesehatan yang
masih ada sebagian kecil efektif dengan kriteria:
Prevensi Sekunder Kader 29 Juli Pustu Swadaya
masyarakat yang masih percaya a. Meningkatnya
Pendidikan Kesehatan Kelurahan 2020 Kelurahan Mahasis
dengan kepercayaan nenek Tentang ISPA dan kesadaran masyarakat Tubajeng Tubajeng/ wa.
Hipertensi serta 10.00 Media
moyang seperti berobat ke dukun khususnya lansia untuk
kaitannya dengan WITA zoom/Wha
dan pengobatan alternative Covid 19 memeriksakan kesehatannya tsapp
lainnya seperti pengobatan alami Prevensi Tersier b. Meningkatnya
Kader 29 Juli Pustu Swadaya
(herbal). Pendidikan Kesehatan pengetahuan masyarakat Kelurahan 2020 Kelurahan Mahasis
Tentang Obat Tubajeng Tubajeng/ wa.
2. Wilayah tersebut termasuk Tradisional untuk penyakit ISPA dan
10.45 Media
wilayah yang sangat padat dari menjaga/meningkatka Hipertensi serta kaitannya WITA zoom/Wha
n daya tahan tubuh tsapp
segi pembangunannya, jarak antar daya tahan tubuh di dengan covid-19
bangunan saling berdekatan tengah pandemic c. Meningkatnya
covid-19
dikarenakan luas wilayahnya juga pengetahuan masyarakat
cukup kecil diantara wilayah lain tetntang obat tradisional
yang berada di Kecamatan untuk
Bajeng. menjaga/meningkatkan daya
3. Struktur bangunan pada umumnya tahan tubuh
sudah menggunakan bangunan .
batu (rumah batu/ permanent)
namun masih banyak yang belum
berlantai ubin, serta ventilasi
rumah yang msih kurang dan
penataan ruangan rumah yang
belum teratur di karenakan
banyaknya anggota keluarga
sedangkanluas rumah tidak terlalu
besar.
4. Kebersihan lingkungan masih
kurang dikarenakan faktor
kepadatan rumah penduduk itu
sendiri serta kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan,hal ini
dapat dilihat dari pola hidup
masyarakat kelurahan tubajeng
yang masih membuang sampah di
halaman rumah karena belum
tersedianya tempat sampah
disetiap rumah, sedangkan pada
sanitasi lingkungan khususnya
pembuangan limbah rumah tangga
juga masih kurang atau banyak
yang belum tersedia.
5. Di kalangan masyarakat masih
ada kepercayaan bahwa banyak
anak akan mendatangkan banyak
rezki serta ada juga masyarakat
yang masih takut dengan efek
samping penggunaan alat
kontrasepsi sehingga mengurangi
minat masyarakat itu sendiri untuk
menggunakan alat kontrasepsi
atau mengikuti program keluarga
berencana (KB) padahal dari
pihak tenaga kesehatan sudah
memberikan intervensi
penyuluhan serta penjelasan
tentang pentingnya program
keluaraga berencana tersebut.
6. Pandemi covid-19 menyebabkan
masyarakat enggan atau takut
pergi ke posyandu untuk
menimbangkan bayi dan balitanya
sehingga data yang terkumpul
masih belum maksimal atau sesuai
target pencapaian yang telah
ditentukan
7. Pada musim pancaroba (peralihan
musim hujan dan musim kemarau)
pada umumnya masyarakat
dominan menderita penyakit diare
dan DBD, hal ini dikarenakan
masih kurangnya kesadaran
masyarakat tentang pola hidup
sehat sehingga yang menjadi
penyebab utama penyakit tersebut
seperti nyamuk terus berkembang-
biak.
8. Masalah kesehatan yang marak
terjadi di masyarakat adalah
diabetes melitus, keluhan asam
urat terutama warga dengan usia
lansia, keluhan demam dan batuk.
9. Masalah kesehatan yang
dikategorikan tinggi di kelurahan
tubajeng adalah Infeksi saluran
pernafasan (ISPA) dan Hipertensi.
Adapun masalah kesehatan
lainnya yang ditemukan di
kelurahan adalah risiko
penyebaran covid-19, di wilayah
Kelurahan Tubajeng terdapat
kasus PDP (Pasien Dalam
Pemantauan) sebanyak 1 orang
dan sudah ditangani sesuai
protocol kesehatan melalui satgas
covid-19 Puskesmas Bajeng.
Observasi :
-
Angket :
1. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, Kelurahan
Tubajeng memiliki luas wilayah
1,09 km2 dengan jumlah
penduduk 3.032 dan kepadatan
penduduk 1.596 per km2
2. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, Thypoid dan
GEA menjadi urutan pertama dan
kedua dalam distribusi 10 penyakit
terbanyak rawat inap dengan
masing-masing presentase 33,3 %
dan 18,1%
3. Berdasarkan profil puskesmas
bajeng tahun 2019, ISPA dan
hipertensi menjadi urutan pertama
dan kedua dalam distribusi 10
penyakit terbanyak rawat jalan
dengan masing-masing presentase
24,3 % dan 20,5%
4. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng
ditemukan bahwa Kelurahan
Tubajeng merupakan kelurahan
dengan kategori tidak sehat,
5. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng,
Keluarga yang mengikuti program
keluarga berencana sebesar 50,92
%
6. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng, Ibu
yang melakukan persalinan
difasilitas kesehatan sebesar
66,67%
7. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng,
Penderita Tuberkulosis paru yang
mendapatkan pengobatan sesuai
standar sebesar 23,81%
8. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng,
Penderita hipertensi melakukan
pengobatan secara teratur sebesar
4,17%
9. Berdasarkan hasil rekapitulasi
data keluarga sehat tahun 2019
dari Puskesmas Kec.Bajeng,
Anggota keluarga tidak ada yang
merokok sebesar 52,26%
10. Berasarkan hasil laporan data
kasus Covid-19 oleh Satgas
penanganan Covid-19 Provinsi
Sulawesi Selatan hingga hari
Ahad, 11 Juli 2020 Pukul 23.24
WITA didapatkan:
a. Provinsi Sulawesi Selatan
1) Orang Dalam Pemantauan
(ODP) sebesar 2581 dengan
kategori orang dalam proses
pemantauan sebesar 1648
(63,9%) dan 933 (36,1%)
selesai pemantauan.
2) Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) sebesar 346 kasus
dengan kategori dirawat
sebanyak 232 (67,1%), sehat
sebanyak 92 (26,6%), dan
meninggal sebanyak 22
(6,4%) kasus.
3) Positif Covid19 sebesar 168
kasus dengan kategori
dirawat sebanyak 131
(78,0%) kasus, sembuh 23
(13,7%), dan meniggal
sebanyak 14 (8,3%) kasus.
b. Kabupaten Gowa
1) Orang Dalam Pemantauan
(ODP) sebesar 143 kasus
2) Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) sebesar 66 kasus
3) Positif Covid19 sebesar 18
kasus
3.
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Prevensi Primer Partisipasi masyarakat S: Program kesehatan Edukasi keluarga
Pemeriksaan Kesehatan Terkait
Kesehatan dalam pemeriksaan dari pusakesmas untuk yang memiliki
Diabetes dan Asam Urat penyakit tidak menular masalah kesehatan
kesehatan cukup tinggi
sudah berjalan seperti diabetes dan
dengan jumlah 100 0rang W: Pandemi covid-19 asam urat
membuat pelaksanaan
kegaitan kesehatan
terganggu, dan
kekhawatiran masyarakat
untuk memeriksakan
dirinya ke petugas
kesehatan
O: Ketakutan masyarakat
untuk berobat ke yankes
sudah berkurang
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19
Prevensi Sekunder Kader di Kelurahan S: Media komunikasi Obesrvasi kepada
Pendidikan Kesehatan Tentang yang digunakan adalah kader untuk
Tubajeng memahami
ISPA dan Hipertensi serta yang mudah dan bisa menyebarkan
kaitannya dengan Covid 19 tetang penyakit ISPA dan
diakses oleh masayarakat informasi yang
Hipertensi sebagai factor (kader) saat ini, Kader telah diberikan
risiko (komorbid) untuk psoyandu aktif dalam kepada masyarakat
kegiatan-kegiatan kelurahan tubajeng
kasus covid-19
kesehatan serta mudah khusunya.
untuk berkomunikasi
langsusng dengan
masyarakat setempat
W: Jaringan yang
digunakan untuk apliaksi
komunikasi sering
terganggu
O: Ketakutan masyarakat
untuk berobat ke yankes
sudah berkurang
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19
Prevensi Tersier Kader di Kelurahan Tubajeng S: Media komunikasi Membuat TOGA
Pendidikan Kesehatan Tentang
memahami tetntang obat yang digunakan adalah (Taman Obat
Obat Tradisional untuk yang mudah dan bisa Keluarga) untuk
menjaga/meningkatkan daya tradisional untuk
diakses oleh masayarakat tiap rumah
tahan tubuh daya tahan tubuh di
menjaga/meningkatkan (kader) saat ini, Kader
tengah pandemic covid-19
daya tahan tubuh psoyandu aktif dalam
kegiatan-kegiatan
kesehatan serta mudah
untuk berkomunikasi
langsusng dengan
masyarakat setempat
W: Jaringan yang
digunakan untuk apliaksi
komunikasi sering
terganggu
O: Ketakutan masyarakat
untuk berobat ke yankes
sudah berkurang
T: Masih terus
meningkatnya kasus
covid-19