Anda di halaman 1dari 9

SPINAL CORD INJURY

Pengertian
- Suatu disfungsi medulla spinalis yang mempengaruhi fungsi
sensorik dan motorik, sehingga menyebabkan kerusakan pada tractus
sensorimotor dan percabangan saraf-saraf perifer dari medulla spinalis
(Quick reference to physiotherapy,1999)
- Kerusakan medulla spinalis akibat trauma atau non-traumatic yang
berakibat terhadap gangguan fungsi sensorik, motorik, vegetative, dan
fungsi seksual.

 Epidemiologi
- Canada, ±4,300 SCI baru pertahun, di USA ada 12,000 Usia rata-rata
40.2 (2005)
- Gender: 80.8% laki, 19.2% perempuan
- Trauma > non-traumatic
- Faktor jatuh menjadi penyebab utama pada lansia
- Dari 100.000 kasus/tahun : 16-30 tahun (43%), 31-45 tahun (28%)
- Trauma SCI (Penekanan, penarikan, pergeseran)
- Spinal Injury (National Spinal Cord Injury Statistical Center,
February 2010)

 Penyebab
- Traumatik
o Kecelakaan lalu lintas
o Kecelakaan kerja
o Cedera Olahraga (mis : judo)
o Kecelakaan dirumah (atuh dari tempat tinggi)
o Lain-lain (luka tembak, pukulan keras)
- Non-traumatic
o Transverse myelitis
o Tumor
o Kelainan vaskuler
o Multiple sclerosis
C. Anamnesis
 Assessment (Nama klien,umur, alamat, pekerjaan, keahlian,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang)
 Vital Sign (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah)
 Respiratory status

D. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan penunjang sederhana


 Pemeriksaan awal
- Pemeriksaan pola nafas dan jalan nafas yang adekuat
- Pemeriksaan untuk indikasi adanya perdarahan intra abdominal atau
perdarahan disekitar fraktur.
- Pemeriksaan kesadaran dengan glascow coma scale
- Level of injury: tetraplegia, quadraplegia, quadriparesis, paraplegia,
and paraparesis
 Pemeriksaan penunjang
- Status Motorik (MMT, Myotome test)
- Status Sensorik (Dermatome test)
- CT-Scan

E. Penegakan diagnosis
 Activity Limitation
- Adanya gangguan fungsi motorik, sensorik, vegetative, dan fungsi
seksual.
 Body structure and function
- Berjalan
- Moving
 Participation Restriction
- Tidak dapat melakukan rekreasi
 Diagnosa Fisioterapi : Pasien mengalami gangguan aktivitas
fungsional karena adanya gangguan pada medulla spinalis yang
menyebabkan gangguan pada system motorik, sensorik, vegetative,
dan fungsi seksual

F. Rencana penatalaksanaan
 Bed Positioning
 Turning
 Chest Physiotherapy
- Meningkatkan pengembangan dada dan perkuat diafragma dan otot
ekstra respiratory
- Meningkatkan kapasitas vital paru.
- Mengajarkan bronchial hygiene: batuk, postural drainage, suction.
 Cardio-respiratory physiotherapy
- Latihan aerobik :
o Arm ergometry
o Sepeda
o Wheelchair roller
o Wheelchair endurance wheeling
 Tilting (table) exercise untuk mengatasi postural hypotension
 Pelihara dan tingkatkan mobilitas sendi
- Latihan mobilisasi sendi aktif untuk memelihara full ROM semua
sendi
- Peregangan pasif untuk memelihara panjang otot
- Mengajarkan pasien self-ROM
 Tingkatkan kekuatan otot Anggota gerak atas, optimalkan kerja
otot anggota gerak bawah
 Strength and endurance
- Mat program
- Class exercise
- Pulleys and weight
- Slings
- Home/ward program
 Mengajarkan mobilitas fungsional pada paraplegia
- Sitting transfer dgn kaki kebawah
- Transfer dr wheelchair kelantai dan sebaliknya
 Bed mobility and independence
- Ajarkan berguling keposisi miring, tengkurap, terlentang
- Gerak dr terlentang ke duduk (long/high sit) dan sebaliknya
- Gerak transfer diatas bed
- Ajarkan pressure relief di bed
 Sitting balance
- Balance training pd posisi duduk kaki lurus, menyilang dan duduk
ditepi bed
- Pertahankan keseimbangan dengan dan tanpa sanggaan lengan
- Tambahkan gerak satu dan dua lengan, dengan dan tanpa beban.
- Berikan gangguan keseimbangan
- Latihan keseimbangan dlm kursi roda, kursi, toilet, moibil dll.
 Sitting tolerance
- Gunakan abdominal binder dan tubegrip (pressure gradient stocking)
- Gunakan reclined wheelchair dan elevasi tungkai
- Gunakan wheel chair cushion
- Toleran posisi vertikal 7-8 jam
 Transfer
- Dipraktekan transfer ke bed, toilet, kmr mandi, mobil, dan kelantai.
- Termasuk penempatan wheelchair, penguncian roda, pelepasan side
arm rest, mendorong maju, me rem dll.
- Penempatan tungkai
- Penggunaan alat transfer
 Maximizing mobility
- Kembangkan kemampuan mobilitas di rumah, masyarakat, kantor,
rekreasi
- Pastikan pasien dpt menolong diri sendiri
- Ajarkan famili dpt melakukan perawatan luka, pernafasan, ROM,
mobilitas tempat tidur, transfer, pressure relief, dll
- Ajarkan pasien penggunaan dan pemeliharaan alat, spt wheel chair,
brace, alat latihan, perlengkapan mandi-toilet dll
 Keseimbangan berdiri diantara paralel bar
 Bangkit berdiri di paralel bar dengan bantuan ft
 Berjalan di paralel bar (KAFO,RGO)
 Ambulation
- Ajarkan praktek jln dgn alat bantu jln, brace, alat lain dgn gait tepat.
- Bangkit berdiri, memutar, duduk diatas kursi dll
- Latihan jatuh aman
- Jalan dgn medan bervariasi
- Meningkatkan endurance
- Ajarkan pasien problem solving.
 Ketrampilan kursi roda
- Ajarkan menggunakan wheelchair dalam-luar ruangan
- Latihan jatuh dan aman dgn kursi roda
- Memutar
- Membuka pintu
 Persiapan jalan dgn brace
 Memasang brace
- KAFO (Knee ankle foot orthosis)
- RGO (reciprocating gait orthosis)
 Jalan dg forearm crutch
- Swing to / Swing trough
- Climbing stars
 Bangkit berdiri dr kursi roda dg forearm crutch
- Forward method
- Backward method
 Pressure relief
- Mengajarkan pasien memelihara kulit, bebas decubitus dan trauma
lain.
- Ajarkan berguling untuk hindari luka tekan diatas bed.
- Ajarkan ischial relief method dlm duduk dikursi roda

G. Prognosis
Prognosis pada kasus SCI bervariasi, tergantung pada tingkat
keparahan dari kasus yang dialami klien. Selalu ada harapan untuk
memulihkan beberapa fungsi dengan cidera saraf tulang belakang.

Anda mungkin juga menyukai