OLEH :
Nim : 20501050
PRESEPTOR AKADEMIK
MASA PRAKTIK
02 NOVEMBER 2020
PEKANBARU
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH KRONIK
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. A (P) Tanggal Pengkajian : 2-4 desember 2015
Umur : 20 thn RM No. :
Informan :
Jelaskan No 1, 2, 3 : pasien juga pernah mengalami aniaya fisik dimasa lalu yaitu
pasien sering dipukul oleh orang tuanya jika berbuat
kesalahan
1. Perub. Tumbang
2. Berduka antisipasi
3. Berduka disfungsional
4. Respon pasca trauma
5. Sindrom trauma perkosaan
6. Resiko tinggi kekerasan
Masalah Keperawatan :
1. Koping keluarga tidak efektif :
Ketidakmampuan
2. Koping keluarga tidak efektif :
Kompromi
3. Resiko tinggi kekerasan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu ketika
pasien ingin makan dirumah ibu pasien tidak memberikan makan, dan
makanan malah disimpan didalam kamar
Masalah Keperawatan : Per. Tumbang
Masalah Keperawatan :
1. Per. Tumbang
2. Berduka antisipasi perkosaan
3. Berduka disfungsional kekerasan
4. Respon pasca trauma
5. Sindrom trauma
6. Resiko tinggi kekerasan
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital : TD : 110/90 mmHg Nadi : 92 x/menit
Suhu : 37◦C RR : 22x/menit
2. Ukur : TB : 160 cm BB : 40 kg
3. Keluhan fisik : ─ Ya ─ Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Perubahan Nutrisi Kebutuhan
Masalah Keperawatan :
Resti Perubahan Suhu Tubuh
Defisit Volume Cairan
Perubahan Volume Cairan
Resti Terhadap Infeksi
Perubahan Nutrisi Kebutuhan
Perubahan Perlindungan
Kerusakan Integritas Jaringan
Perubahan Membran Mukosa Oral
Kerusakan Integritas Kulit
Perubahan Eliminasi Feses
Perubahan Pola Eliminasi Urin
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
1. Koping keluarga tidak efektif :
Ketidakmampuan
2. Koping keluarga tidak efektif :
3. Kompromi
4. Resiko tinggi kekerasan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan klien
menyukai tubuhnya apa adanya
b. Identitas : klien mengatakan dia seorang anak laki laki
c. Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera
kumpul dengan keluarganya
d. Harga diri : klien mengatakan merasa malu dengan orang lain
e. Peran : klien mengatakan berperan sebagai anak dalam
keluarga dan klien belum menikah
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
Masalah Keperawatan :
Pengabaian unilateral
Gangguan citra tubuh
Gangguan identitas pribadi
HDR Kronik
HDR Situasional
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang yang berarti dalam
hidupnya adalah ibunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien ikut berperan
aktif dalam kegiatan kelompok
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien mengatakan
memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain karena
merasa malu dan tidak pandai dalam memulai percakapan
Masalah Keperawatan :
Pengabaian unilateral
Gangguan citra tubuh
Gangguan identitas pribadi
HDR Kronik
HDR Situasional
4. Spritual
a. Nilai dan keyakinan : nilai dan keyakinan yang di anut oleh klien
adalah nilai-nilai islam dan klien mengatakan sholat itu kewajiban
b. Kegiatan ibadah : yaitu sholat, dan tidak pernah meninggalkan sholat
Masalah Keperawatan :
Sindroma defisit, perawatan diri ( makan,
mandi, pakaian, toileting, instrumentasi)
2. Pembicaraan
─ Cepat Keras ─ Gagap ─ Inkoheren
√
Apatis Lambat Membisu
─ ─ ─
Tidak mampu memulai pembicaraan
─
Jelaskan : klien tampak ingin cepat cepat mengakhiri
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
Kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
─ Lesu √ Tegang √ Gelisah ─ Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
─ ─ ─ ─
Jelaskan
Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Resiko tinggi cedera
Intoleransi aktivitas
Kerusakan fisik mobilitas
4. Alam perasaan
─ Sedih ─ Ketakutan ─ Putus asa
Khawatir Gembira berlebihan
─ ─
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tdak Ada
Masalah Keperawatan :
1. Resiko tinggi cedera 4. Keputusasaan
2. Ansietas 5. Ketidakpercayaan
3. Ketakutan 6. Ketidakberdayaan
5. Afek
─ Datar ─ Tumpul √ Labil ─ Tidak sesuai
Masalah Keperawatan :
Kerusakan komunikasi
Kerusakan interaksi sosial
Isolasi sosial
7. Persepsi
─ Pendengaran ─ Penglihatan ─ Perabaan
PengecapanPenghidu
─
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : tidak ada
Masalah Keperawatan :
Halusinasi ? Perubahan Persepsi Perceptual
(Pendengaran, Penglihatan, Perabaan,
Pengecapan, Penghidu)
8. Proses pikir
─ Sirkumlansial ─ Tangesial ─ Kehilangan asosiasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir
9. Isi pikir
─ Obsesi ─ Fobia ─ Hipokondria
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Waham
Jelaskan :
11. Memori
─ Gangguan daya ingat jangka panjang
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir
14. Daya tilik diri
─ Mengingkari penyakit yang diderita
─ Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada
Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan pelaksanaan regiment
terapeutik
Ketidakpatuhan
Perubahan proses pikir
POHON MASALAH
Perilaku kekerasan
DI RS JIWA TAMPAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi pasien sering mengamuk, melempar barang-barang, memukul
orang lain dan berbicara sendiri.
2) Diagnosa keperawatan : perilaku kekerasan.
3) Tujuan : klien dapat menunjukkan hubungan peran sesuai tanggungjawab.
4) Tindakan keperawatan :
a. Kliem mampu mengidentifikasi penyebab PK dan tanda-tanda PK dan
mengontrol PK dengan cara fisik 1 tarik napas dalam dan 2 pukul
kasur bantal.
b. Klien mampu mengontrol prilaku kekerasan dengan cara minum obat
secara teratur
c. Klien mampu mengontrol PK dengan cara verbal/bicara baik-baik
d. Klien mampu mengontrol PK dengan cara spiritual.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamu’alaikum pak, perkenalkan nama saya nora setia ningsih,
saya mahasiswa profesi ners dari stikes paying negeri pekanbaru,
bapak namanya siapa ya? Sukanya di panggil apa?
b. Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa penyebab bapak marah dan
kesal?
c. Kontrak
Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan
marah bapak? Berapa lama kita mau bincang-bincang, bagaimana
kalau 15 menit? Bagaimana kalau di ruang makan saja pak?
2. Fase Kerja
Apa penyebab marah bapak? Apakah bapak sebelumnya pernah marah
seperti ini? Terus penyebab marahnya apa? Samakah dengan yang
sekarang? pak, saat penyebab marah itu muncul, apa yang bapak rasakan?
(Tunggu respon klien) Apakah bapak merasa kesal dan dada bapak
berdebar-debar? Mata melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mau
ditekuk? Setelah itu apa yang bapak lakukan? Oh ya.. jadi bapak
mengamuk, memecahkan piring ya bapak, apakah dengan cara itu bapak
marah? Apa cara tersebut menurut bapak benar? menurut bapak apakah
perbuatan bapak itu lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan bapak dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian? Ada beberapa cara mengontrol marah dengan baik pak, yang
pertama dengan nafas dalam, yang kedua dengan pukul bantal, yang ketiga
berbicara dengan baik, dan yang keempat dengan beribadah/berdoa, dan
yang kelima dengan minum obat dengan benar dan teratur. Bagaimana
kalau kita belajar cara pertama dulu? Yaitu dengan tarik nafas dalam.
Begini pak, “ kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka bapak
dapat dengan berdiri ataupun duduk lalu tarik nafas dalam-dalam dari
hidung, tahan sebentar, keluarkan lewat mulut.. bagus pak, iya pak bagus
sekali..
3. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
dan cara belajar mengontrol marah? Tadi bapak sudah mempraktekkan
tarik nafas dalam dengan bagus. Coba bapak ulangi sekali lagi pak, iya
bagus sekali. Coba nanti bapak ingat – ingat lagi penyebab marah bapak
ya? Besok kita bincang-bincang lagi ya pak mengenai melatih minum obat
dengan prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian
tidak minum obat? Mau dimana? Di ruang makan saja ya? Jam 10 saja ya
pak? Sekarang saya permisi dulu, sampai jumpa besok ya pak?
STRATEGI PELAKSANAAN PERTEMUAN 2
DI RS JIWA TAMPAN
1. FASE ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu
lagi” “Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul
kasur bantal?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?.
Coba kita lihat cek kegiatannya”. “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan
latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”.
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat
kemarin?”. “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 15 menit”
2. FASE KERJA (perawat membawa obat pasien)
“Baiklah, bapak sudah dapat obat dari dokter?” Berapa macam obat yang
Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum?
Bagus! “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan
yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah
berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7 malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa
kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa minum air putih yang
tersedia di ruangan”. “Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya
istirahat dan jangan beraktivitas dulu”. “Nanti di rumah sebelum minum obat
ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis
disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum.
Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada
suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”. “Jangan pernah
menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak,
karena dapat terjadi kekambuhan.” “Sekarang kita masukkan waktu minum
obatnya kedalam jadwal ya pak.”
3. TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum
obat yang benar?”. “Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang Bapak minum!
Bagaimana cara minum obat yang benar?”. “Nah, sudah berapa cara
mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan
jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”.“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat
sejauhmana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah
rasa marah dan kita akan bincang-bincang lagi ya pak tentang cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal atau berbicara baik-baik.
Sampai jumpa”
DI RS JIWA TAMPAN
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu
lagi”“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul
kasur bantal dan minum obat dengan prinsip 6 benar?, apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur?” “Coba saya lihat jadwal kegiatan
hariannya.” “Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M,
artinya mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya
dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa
melakukan. “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk
mencegah marah?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana
kalau di tempat yang sama?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau
marah sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan
bantal, minum obat dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang
membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab
marahnya larena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta
uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa
dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak
praktekkan. Bagus pak.”
b. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”
3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?” “Coba bapak sebutkan lagi cara
bicara yang baik yang telah kita pelajari”. “Bagus sekali bapak, sekarang mari
kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara
yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?” Coba masukkan dalam jadual latihan
sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!”
“Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?” “Nanti kita akan
membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara
ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”
DI RS JIWA TAMPAN
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?” “Bagaimana pak, latihan apa
yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya” “Bagaimana kalau sekarang
kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”.
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?
2. Fase Kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik,
yang mana mau dicoba? “Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak
langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya
rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”. “Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan
kemarahan.” “Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang
mana?Coba sebutkan caranya (untuk yang muslim).”
3. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
ketiga ini?” “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari?
Bagus”. “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak.
Mau berapa kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........
(sesuai kesepakatan pasien) “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat
bapak lakukan bila bapak merasa marah” “Setelah ini coba bapak lakukan
jadwal sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi” ““Nah, sudah berapa
cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Jangan lupa laksanakan
semua dengan teratur ya”. “Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat
sejauhmana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah
rasa marah. Sampai jumpa”
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
RTL :
Melaksanakan SP 4
1. Mereview SP 3 S:
2. Melatih cara spiritual 1. Pasien mengatakan lebih mampu
a. Menjelaskan cara berbicara baik-baik
mengontrol perilaku 2. Pasien menyebutkan kegiatan
dengan spiritual spiritual yang biasa dilakukan
b. Melatih klien cara O:
spiritual Pasien mempraktekkan latihan secara
c. Melatih klien spiritual
memasukkan kegiatan A:
spiritual dalam jadwal SP 4 teratasi
kegiatan harian. P:
1. Ulangi SP 4
2. Intervensi dihentikan
Waktu
Hari/Tanggal Rencana Tindakan Evaluasi Paraf
(jam)
1. Senin, 02 1. 09:00 1. Absensi Kehadiran 1.Terlaksana
November 2. 10:00 2. Membuat Laporan 2.Mahasiswa mampu
2020 pendahuluan sesuai memahami dan
Kasus Gangguan yang menjelaskan laporan
diberikan dosen pendahuluan tentang
pembimbing (Kasus Kasus Harga Diri
Harga Diri Rendah Rendah Kronis
Kronis)
2. Selasa, 3 1. 10.00 1. Absensi kehadiran 1. Terlaksana
November 2. 11.30 2. Menganalisa kasus 2. Melakukan pengkajian
2020 gangguan yang berkelanjutan dan Klien
diberikan oleh dosen tetap memberikan
pembimbing: tahap tanggapan positif
pengkajian dan analisa dengan kehadiran
data perawat dan klien
menunjukan
penghargaan terhadap
orang lain merupakan
awal seseorang dapat
membuka diri dengan
orang lain. Mahasiswa
mampu memahami
pengkajian yang
dilakukan dan
menguasai kasus
tersebut
3. Rabu, 4 1. 08.00 1. Absensi kehadiran 1. Terlaksana
November 2. 11.30 2. Menganalisa kasus 2. Perawat mampu
2020 gangguan yang menyelesaikan
diberikan oleh dosen pengkajaian tahap 2
pembimbing: tahap yaitu menentukan
perumusan diagnose diagnose dan intervensi
keperawatan dan 3. Perawat mampu
intervensi membuat rencana
3. Membuat strategi strategi pelaksanaan
pelaksanaan (SP) untuk klien dengan
kelompok gangguan
jiwa
4. Kamis, 5 1. 08.00 1. Absensi kehadiran 1. Terlaksana
November 2. Melakukan 2. Mahasiswa Mampu
2020 implementasi melakukan
keperawatan jiwa sesuai implementasi sesuai
dengan kasus yang dengan kasus gangguan
diberikan oleh dosen jiwa pada pasien
pembimbing (Supervisi) perilaku kekerasan
sesuai dengan strategi
pelaksanaan
5. Jumat, 6 1. 14.00 1. Melakukan bimbingan 1. Mahasiswa mampu dan
November UKOM Keperawatan memahami materi yang
2020 Jiwa untuk kasus dijelaskan oleh dosen
Masalah gangguan jiwa pada saat bimbingan
(Waham, RPK) UKOM dan mahasiswa
mampu menyelesaikan
kasus tersebut dengan
baik
6. Sabtu, 7 1. 08.00 1. Absensi kehadiran 1. Terlaksana
November 2. 15.15 2. Melakukan 2. Perawat mampu
2020 implementasi melakukan
keperawatan dan implementasi sesuai
evaluasi keperawatan dengan standar asuhan
3. Membuat analisa proses keperawatan
interaksi (API) 3. Terlaksana
ANALISA PROSES INTERAKSI (API)