Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arya mukti wibowo

Kelas: XII AK B

RANGKUMAN PENGAMBILAN SAMPEL AIR SUNGAI

1. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel yang telah direncanakan dengan baik akan mendukung


pelaksanaan yang optimal. Dengan demikian pengambilan sampel merupakan tahap awal
yang dilakukan dalam penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil pekerjaan pada
berikutnya. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan Quality
Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel sebelum ke
lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang membantu dalam
setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan sistematik. Untuk mendapatkan
sampel yang homogen dilakukan pengambilan sampel yang representatif, yaitu sampel
yang dapat mewakili pada daerah purposif sekitarnya. Dengan pengambilan sampel yang
representatif data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan yang
mendekati kondisi sesungguhnya. Pengambilan sampel merupakan bagian dari penelitian
yang sangat penting, karena sampel merupakan cerminan dan populasi yang ada. Metode
pengambilan sampel menggunakan metode purposif sampling yaitu sampel dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu (Singarimbun, et al 1989, dalam tesis Azwir 2006).

Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan pengambilan sampel adalah

1. Menentukan tujuan pengambilan sampel;


2. Menentukan alat pengambil sampel yang sesuai;
3. Menentukan apakah pengambilan sampel harus sesuai dengan standar atau
peraturan tertentu;
4. Menentukan metode analisis;
5. Pemilihan teknik sampling dan menetukan apakah sampling dilakukan secara
random atau acak;
6. Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah sampel
7. Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis sampel
8. Menentukan frekuensi sampling
9. Menyiapkan pengendalian mutu
10. Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel,
formulir rekaman dat pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).
2. Pengamanan sampel
Pengamanan sampel terdiri dari :
1. Identifikasi/pengkodean sampel
2. Pengemasan sampel
3. Penyegelan wadah sampel, bila diperlukan
4. Tindakan pencegahan selama transportasi ke laboratorium, jika ada
ketidak sesuaian
5. Penyimpanan sampel di laboratorium

3. Persiapan pengambilan sampel


Persiapan yang harus dilakukan sebelum pengambilan sampel di lapangan
adalah:
1. Personel pengambil sampel
2. Persiapan peralatan pengambil sampel
3. Persiapan peralatan pengukuran di lapangan
4. Persiapan peralatan pendukung
5. Persiapan prosedur pengambilan sampel
6. Persiapan wadah sampel
7. Persiapan bahan pengawet, bila diperlukan
8. Mengkalibrasi alat pengukur parameter lapangan
9. Persiapan dokumentasi
10. Persiapan pengendalian mutu lapangan
11. Persiapan rekaman lapangan.

A. Personil
Sampel harus diambil oleh personil yang memiliki latar belakang
pendidikan yang sesuai, mendapatkan pelatihan pengambilan sampel,
cukup pengalaman, dan mampu mendemonstrasikan keahlian serta
ketrampilannya. Apabila pengambilan sampel dilakukan oleh personel
pihak lain, misalnya pelanggan, pengawas atau penyidik dari instansi
yang berwenang, pihak laboratorium harus menyediakan prosedur atau
instruksi yang terdokumentasi, dan hal-hal lain yang diperlukan, seperti
peralatan, wadah sampel dll.

B. Peralatan
Peralatan yang harus disiapkan sebelum melakukan pengambilan
sampel terdiri dari : alat pengambil sampel, alat ukur parameter
lapangan dan wadah sampel. Alat pengambil sampel harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut : terbuat dari bahan yang tidak
mempengaruhi sifat sampel sehingga bahan tersebut tidak menyerap
zat-zat kimia dari sampel, tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam
sampel, dan tidak bereaksi dengan sampel, (misal : alat pengambil
sampel pengujian parameter minyak dan lemak menggunakan
wadah/gelas kaca);
1. mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya;
2. sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa
ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya;
3. mudah dan aman dibawa;
4. kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.

4. Lokasi dan titik pengambilan sampel


Langkah awal dalam pelaksanaan pengambilan sampel adalah menentukan
lokasi pengambilan sampel pada sungai dengan mengetahui keadaan geografi
sungai dan aktivitas di sekitar daerah aliran sungai. Lokasi pengambilan
sampel meliputi:
1. Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu pada lokasi yang belum
atau sedikit terjadi pencemaran, atau terkontaminasi sumber pencemar.
2. Sumber air tercemar, yaitu pada lokasi yang mengalami
perubahan/penurunan kualitas air yang diakibatkan oleh aktivitas industri,
pertanian, domestik, dan sebagainya (sumber pencemar).
3. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi tempat
penyadapan/pemanfaatan badan air untuk aktivitas industri, pertanian,
perikanan, dan lain-lain.
4. Lokasi masuknya air ke waduk atau danau, dengan tujuan untuk
mengetahui kualitas air pada badan air secara keseluruhan. Titik
pengambilan sampel air sungai, ditentukan berdasarkan debit air sungai,
yang diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
1. sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, sampel
diambil pada satu titik di tengah sungai pada kedalaman 0,5
kali kedalaman dari permukaan, sehingga diperoleh sampel
air dari permukaan sampai ke dasar secara merata;
2. sungai dengan debit antara (5 – 150) m3/detik, sampel
diambil pada dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3
lebar sungai, pada kedalaman 0,5 kali kedalaman dari
permukaan, sehingga diperoleh sampel air dari permukaan
sampai ke dasar secara merata, kemudian dicampurkan;
3. sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik, sampel
diambil minimum pada enam titik, masing-masing pada jarak
1/4, 1/2, dan 3/4 lebar sungai, pada kedalaman 0,2 dan 0,8
kali kedalaman dari permukaan, sehingga diperoleh sampel
air dari permukaan sampai ke dasar secara merata, kemudian
dicampurkan.

5. Jaminan mutu pengambilan sampel


Jaminan Mutu merupakan bagian yang penting dalam menghasilkan
validitas data lapangan. Dengan jaminan mutu yang baik maka data yang
dihasilkan dapat dibuktikan secara teknis dan dapat dipertahankan secara legal.
Jaminan mutu pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat gelas
bebas kontaminasi, alat ukur yang terkalibrasi dan dikerjakan oleh petugas
pengambil sampel. Untuk menjamin kelayakan pengambilan sampel, dilakukan
sebagai berikut :
1. sampel lapangan (satu lokasi)
2. bila sampel diambil 1 sampai dengan 10 sampel, satu sampel duplikat
harus diambil, sampel duplikat diambil dari titik yang sama pada waktu yang
hampir bersamaan;
3. sampel blanko terdiri dari :
1. Blanko media, untuk medeteksi kontaminasi pada media
dalam pengambilan sampel (peralatan pengambilan sampel,
wadah), salah satu wadah yang akan digunakan diambil
secara acak, kemudian diisi dengan aquabides dan dibawa ke
lokasi pengambilan sampel, kemudian di analisis di
laboratorium.
2. Blanko perjalanan, Sekurang-kurangnya satu blanko
perjalanan disiapkan untuk setiap jenis sampel yang mudah
menguap, Blanko dibawa ke lokasi pengambilan sampel,
ditutup selama pengambilan sampel dan dibawa kembali ke
laboratorium untuk di analisis.
6. Langkah kerja
1. Tentukan sungai yang akan di ambil sampel airnya
2. Deliniasi di citra titik-titik daerah sungai yang akan di ambil sampelnya,
hal ini untuk mempermudah dan mempercepat proses pengambilan sampel air.
3. Datang kelokasi sesuai dengan titik pengambilan sampel air sungai yang
sudah di deliniasi di citra, lokasi antar titik yang telah di tentukan adalah
berjarak 200 meter antar titik pengambilan sampel.
4. Siapkan botol air minum yang sudah di bersihkan, botol air minum harus
di bersihkan hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat cair dari bekas
minuman, agar sampel air nantinya tidak tercampur dengan zat-zat air minum.
5. Carilah titik pengambilan sampel air, tempat yang tepat untuk di ambil
sampelnya adalah daerah tali arus (strem flow).
6. Saat mengambil sampel usahakan botol berada di dalam air sepenuhnya
isi sampai penuh.
7. Saat air sudah penuh tutup botol tersebut di dalam air juga, hal ini
bertujuan untuk menghindari ikut sertanya air kedalam botol. Dan usahakan
tidak ada samasekali gelembung udara maupun kandungan udara di dalam
botol agar tidak merusak kandungan zat yang ada di sampel tersebut.
8. Setelah selesai simpan botol dengan aman, pengetesan sampel sebaiknya
kurang dari 24 jam setelah pengambilanya dari sungai, hal ini bertujuan untuk
menghindari reaksi-reaksi yang mungkin bisa terjadi jika air dibiarkan di
dalam botol dalam jangka waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai