Anda di halaman 1dari 13

ASKEP PADA BAYI DENGAN BBLR

DISUSUN OLEH :

SITI MASRUROH

NIM : 3019041136

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

SERANG – BANTEN

TAHUN 2021

1. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk merujuk
pada bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Secara umum, bayiyang lahir
cukup bulan memiliki berat badan antara 2.500 gram hingga 4.000 gram.

2. MANIFESTASI KLININS
Manifestasi klinis atau biasa disebut gambaran klinis biasanya digunakan untuk menggambarkan
sesuatu kejadian yang sedang terjadi. Manifestasi klinis dari BBLR dapat dibagi berdasarkan
prematuritas dan dismaturitas. Manifestasi klinis dari premataturitas yaitu :
a. Berat lahir bernilai sekitar < 2.500 gram, panjang badan < 45 cm, lingkaran dada < 30 cm,
lingkar kepala < 33 cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kulit tipis dan mengkilap dan lemak subkutan kurang.
d. Tulang rawan telinga yang sangat lunak.
e. Lanugo banyak terutama di daerah punggung.
f. Puting susu belum terbentuk dengan bentuk baik.
g. Pembuluh darah kulit masih banyak terlihat.
h. Labia minora belum bisa menutup pada labia mayora pada bayi jenis kelamin perempuan,
sedangkan pada bayi jenis kelamin laki – laki belum turunnya testis.
i. Pergerakan kurang, lemah serta tonus otot yang mengalami hipotonik.
j. Menangis dan lemah.
k. Pernapasan kurang teratur.
l. Sering terjadi serangan apnea.
m. Refleks tonik leher masih lemah.
n. Refleks mengisap serta menelan belum mencapai sempurna (Saputra, 2014).

Selain prematuritas juga ada dismaturitas. Manifestasi klinis dari dismaturitas sebagai berikut :

a. Kulit pucat ada seperti noda


b. Mekonium atau feses kering, keriput, dan tipis
c. Verniks caseosa tipis atau bahkan tidak ada
d. Jaringan lemak dibawah kulit yang masih tipis
e. Bayi tampak gersk cepat, aktif, dan kuat
f. Tali pusat berwarna kuning agak kehijauan (Saputra, 2014)

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes Kocok
Tes kocok atau gastric shake test  bertujuan untuk menilai surfaktan yang ada pada paru-paru bayi
atau secara garis besar menilai tingkat kematangan paru pada bayi. Tes ini memiliki sensitivitas
sebesar 100% dan spesifisitas sebesar 92%.
Cara melakukan tes ini yakni dengan mengambil sebanyak 0,5 cc cairan lambung 20 menit setelah
bayi lahir, kemudian cairan lambung dicampurkan ke dalam 0,5 cc cairan normal salin selama 15
detik, dan 1 cc etanol 95%, campuran ketiga cairan tersebut akan teragitasi selama 15 detik.
Setelah 15 menit, amati apakah muncul gelembung. Jika ada gelembung, maka tes dinyatakan
positif (kadar surfaktan dalam paru bayi cukup). Namun, jika tidak ada gelembung maka hasil tes
menjadi negatif (kadar surfaktan paru sangat minimal). Kadar surfaktan yang kurang pada bayi
berkaitan dengan penyakit Hyaline Membrane Disease (HMD).
2. Foto Rontgen Toraks
Pemeriksaan foto rontgen toraks dilakukan untuk menilai parenkim paru dan bentuk atau ukuran
jantung pada bayi yang dicurigai  mengalami gangguan pernapasan. Gambaran radiologi yang
biasanya ditemukan berupa corakan retikulogranular dengan air bronchogram.
3. USG Kepala
Pemeriksaan USG kepala dilakukan terutama pada bayi di bawah usia 35 minggu untuk
mendeteksi adanya perdarahan intrakranial pada bayi prematur.[20-23]

A. PENGKAJIAN
Pada saat kelahiran bayi baru harus menjalani pengkajian cepat namun seksama untuk menentukan
setiap masalah yang muncul dan mengidentifikasi masalah yang menuntut perhatian yang cepat.
Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk mengevaluasi kardiopulmonal dan neurologis.
Pengkajian meliputi penyusunan nilai APGAR dan evaluasi setiap anomaly congenital yang jelas
atau adanya tanda gawat neonatus (Wong, 2009).
a. Biodata Pasien
Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal
lahir jenis kelamin.Biodata penanggung jawab meliputi : nama (ayah dan ibu), umur, agama,
suku atau kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat.
b. Riwayat kesehatan antenatal
1) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi
buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan
MANIFESTASI
penyakit sepertiKLINISdiabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru.
Berat2)lahirKehamilan dengan
bernilai sekitar resiko persalinan preterm misalnya
< 2.500
gram, panjang badan < 45 cm,
kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat persalinan
lingkaran dada < 30 cm
preterm.
lingkar kepala < 33 cm.
3) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa
tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas
kesehatan.
4) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan
(kehamilan postdate atau preterm).
5) Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan
gangguan metabolik lemak dalam tubuh sangat sedikit hipotermi sistem suhu
yang sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir.
tubuh belum matur
Yang perlu dikaji :
a) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.
gangguan metabolik hipoglikemi kerusakan sel otaksel otak mati mengakibatkan
b) Kala II : Persalinan dengan tindakangangguan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang
kecerdasan
(narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
gangguanc.imunitas
Riwayat kesehatansistem Post imun
natal berkurangrendahnya kadar ig atau gamma globulin
1) Pengkajian awal mengakibatkan bayi sering terkena infeksi
Metode yang paling sering digunakan untuk mengkaji
penyesuaian segera bayii
gangguan pernapasan baru
kurang lahir surfaktan
adekuat terhadap pada
kehidupan
paru – paruparu belum berkembang
ekstrauterin adalah sistem skoring APGAR. Skor ini didasarkan mengakibatkan sesak napas
pada observasi denyut jantung, usaha bernafas, tonus otot, reflek
gangguan sistem peredaran
iritabilitas dandarah
warna. Setiap item diberi skor
gangguan pada0,1, atau 2. darah
prmbekuan perdarahan
tingginya tekanan vaskuler pada otak dan
Evaluasi pada kelima kategori tersebutdibuat pada menit 1 dan 5 setelah kelahiran saluran cernadan diulang
sampai kondisi bayi stabil.
 gangguan cairan dan elektrolit ginjal belum matang gangguan pembuangan sisa metabolisme
adsorpsi sedikit edema produksi urine berkurang dan tidak mampu mengeluarkan kelebihan air

B. PATOFLOW

FAKTOR IBU FAKTOR


FAKTOR JANIN FAKTOR
PLASENTA
LINGKUNGAN
 Usia
 Hidroamnion  Kelainan
BBLR

DAMPAK JANGKA DAMPAK JANGKA


PENDEK PANJANG

 Gangguan
metabolik  Masalah psikis
 Gangguan  Masalah fisik
imunitas, dll.
C. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS : -

DO :
1. Leukosit 13.6 103
UL
2. Usia kehamilan 36
minggu
3. BB lahir: 2180
gram
4. Nadi : 128 x/menit
5. Suhu : 37 °C
6. RR : 40 x/menit
7. Terpasang infuse
di ekstermitas
atas kanan
Resiko infeksi
prematuritas,
2. DS : -
DO :
1. Bayi terpasang
OGT
2. Bayi belum dapat
menetek ibu
3. Reflek hisap
lemah
4. BB lahir 2180
gram
5. BB sekarang :
2055 gram
6. Terpasang IVFD
KAEN IB 14,5
cc/jam di tangan
kanan
7. Terdapat residu
0,5 - 2 cc/ 2 jam
8. Bibir tampak
kering
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL
Masalah keperawatan yang muncul menurut NANDA NIC-NOC (2013), pada bayi
dengan BBLR yaitu:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi jalan nafas oleh
penumpukan lendir, reflek batuk.
2. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan lemak subkutan tipis, termoregulasi
belum sempurna.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
reflek menelan dan menghisap.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh.

E. PERENCANAAN
N DX. KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
O HASIL
1. Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 1. Periksa sirkulasu
penurunan konsentrasi jam, maka masalah perfusi perifer ( mis, nadi
hemoglobin. perifer tidak efektif dapat perifer, pengisian
teratasi. kapiler, warna,
DS : - Dengan kriteria hasil : suhu, ankle
1. Pengisian kapiler bronchial index )
DO : membaik 2. Identifikasi faktor
1. Pasien terlihat 2. Denyut nadi perifer resiko gangguan
pengisian kapiler >3 meningkat sirkulasi
detik 3. Akral membaik
2. Pasien terlihat nadi 4. Warna kulit pucat Terapeutik
perifer menurun menurun 1. Hindari
atau tidak teraba 5. Turgor kulit membaik pemasangan infus
3. Pasien terlihat akral atau pengambilan
teraba dingin darah di area
4. Pasien terlihat keterbatasan
warna kulit pucat perfusi
5. Pasien terlihat 2. Hindari
turgor kulit pengukuran
menurun tekanan darah
pada ekstermitas
dengan
keterbatasan
perfusi
3. Hindari
penekanan dan
pemasangan
tourniquet pada
area yang cedera

Edukasi
1. Anjurkan
berolahraga rutin
2. Anjurkan minum
obat pengontrol
tekanan darah
secara teratur
3. Anjurkan
menghindari obat
penyekat beta
4. Anjurkan program
rehabilotas
vasikuler
5. Anjurkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi
6. Informasikan
tanda dan gejala
darurat yang
harus dilaporkan (
rasa sakit yang
tidak hilang pada
saat istirahat,
hilangnya rasa )
2. Intoleransi aktvitas Setelah dilakukan asuhan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi
ketidakseimbangan antara jam, maka masalah gangguan fungsi
suplai dan kebutuhan intoleransi aktivitas dapat tubuh yang
oksigen, kelemahan. teratasi. mengakibatkan
Dengan kriteria hasil : kelelahan
DS : 1. Keluhan lelah 2. Monitor kelelahan
1. Ibu pasien menurun fisik dan
mengatakan 2. Frekuensi nadi emosional
anaknya amengeluh meningkat 3. Monitor pola dan
lelah. jam tidur
4. Monitor lokasi
DO : dan
1. Pasien terlihat ketidaknyamanan
frekuensi jantung selama melakukan
meningkat >20% aktivitas
dari istirahat.

Terapeutik
1. Sediakan
lingkungan
nyaman dan
rendah stimulus
( mis, cahaya,
suara, kunjungan )
2. Lakukan latihan
rentang gerak
pasif dan atau
aktif
3. Berikan aktivitas
distreksi yang
menenangkan
4. Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah dan
berjalan

Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring
2. Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala
kelelahan tidak
berkurang

Kolaborasi
1. Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan

3. Gangguan tumbuh Setelah dilakukan asuhan Observasi


kembang berhubungan keperawatan selama 3x24 1. Identifiksdi
dengan defisiensi stimulus. jam, maka masalah gangguan pencapaian tugas
tumbuh kembang dapat perkembangan
DS : - teratasi. anak
Dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi
DO : 1. Keterampilan atau isyarat perilaku
1. Pasien terlihat tidak perilaku sesuai usia dsn fisiologis
mampu melakukan meningkat yang ditunjukan
keterampilan atau 2. Kemampuan bayi ( mis, lapar,
perilaku khas sesuai melakukan perawatan tidak nyaman )
usia diri meningkat
2. Pasien terlihat Terapeutik
partumbuhan fisik 1. Pertahankan
terganggu lingkungan yang
mendukung
perkembangan
optimal
2. Motivasi anak
berinteraksi
dengan yang
lainnya
3. Sediakan aktivitas
yang memotivasi
anak berinteraksi
dengan anak
lainnya
4. Fasilotasi anak
berbagi dan
bergantian /
bergilir
5. Dukung anak
mengekspresikan
diri melalui
penghargaan
positif atau
umpan balik atas
usahanya
6. Pettahankan
kenyamanan anak
7. Fasilitasi anak
memilih
keterampilan
pemenuhan
kebutuhan secara
mandiri ( mis,
makan, sikat gigi,
cuci tangan,
memakai baju )
8. Bernyanyi
bersama anak
yang lagu-lagu
yang disukai
9. Bacakan cerita
atau dongeng

Edukasi
1. Jelaskan orang tua
dan atau pengasuh
tentang milestone
tentang
perkembangan
anak dan perilaku
anak
2. Anjurkan orang
tua berinteraksi
dengan anaknya
3. Ajarkan anak
keterampilan
berinteraksi
4. Ajarkan anak
teknik asertif

Kolaborasi
1. Rujuk untuk
konseling, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai