Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR TEORI


2.1 Konsep COVID-19 (Corona Virus Disease 2019)
2.1.1 Pengertian
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh coronavirus yang menyebar terutama melalui tetesan air liur
atau keluar dari hidung yang akan menyebabkan penyakit pernapasan ringan
hingga sedang namun akan menjadi serius jika orang yang lebih tua, dan
mereka yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker (medscape,
2020; WHO, 2020).

2.1.2 Klasifikasi
Berikut jenis klasifikasi corona yang pernah ada di dunia, seperti rangkum
dari berbagai sumber (Lancet, 2020; WHO, 2020)
a. HCoV-229E (alphacoronavirus).
Virus ini muncul pertama kali pada 1960-an. Virus ini dapat menginfeksi
manusia. Menurut laporan, gejala terkena virus ini sama seperti flu biasa.
HCoV-229E lebih rentan menyerang anak-anak dan usia lanjut. Hingga
saat ini belum ada laporan HCoV-229E mengakibatkan korban jiwa.
b. HCoV-NL63 (alphacoronavirus).
Pada 2004 silam ada kasus manusia pertama kali terinfeksi HCoV-NL63,
di Amsterdam.Dia pun lantas mendapatkan isolasi ketat dari pihak
medis. Bukan usia dewasa maupun lanjut, orang yang pertama kali
terkena itu adalah seorang bayi berusia 7 bulan. Gejalanya mirip dengan
bronkhitis.
c. HCoV-OC43 (betacoronavirus).
Virus corona ini biasa menyebabkan flu.Umum terjadi di beberapa
belahan dunia. Virus ini dapat menyebabkan penyakit saluran
pernapasan bagian bawah, dan dapat mengakibatkan keparahan usia
anak-anak. Virus ini pertama kali ditemukan pada 2005 di Hong
Kong.HCoV-HKU1 dilaporkan telah menginfeksi seorang kakek berusia
71 tahun.
d. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Kasus pertama pada sudah terjadi di provinsi Guangdong, Cina Selatan
pada tahun 2002.SARS coronavirus (SARS-CoV) baru bisa
diidentifikasi pada 2003. Virus ini dipercaya berasal dari hewan yang
diduga kelelawar, lalu menyebar ke hewan lain (luwak), hingga terkena
manusia.Virus ini juga dapat menyebar hingga ke negara lain. SARS
menyebar ke lebih dari dua lusin negara di Eropa, Amerika Utara,
Amerika Selatan, dan Asia.Pada saat itu virus telah menyerang lebih dari
8.000 orang di seluruh dunia, dan telah membunuh hampir 800 orang.
e. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV).
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit pernapasan
yang disebabkan oleh virus corona (Middle Eastrespiratory syndrome
syndrome, atau MERS-CoV).Virus ini pertama kali diidentifikasi pada
2012 silam di Arab Saudi.Beberapa kasus menyebutkan pasien tidak
menunjukkan gejala klinis.Namun mereka terbukti positif terinfeksi
MERS-CoV.Tapi umumnya gejala MERS di antaranya ialah demam,
batuk dan sesak napas.Pneumonia mungkin juga bisa terjadi, tetapi tidak
selalu ada.Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga pernah
dilaporkan.
f. 2019 Novel Coronavirus atau Covid-19
Virus corona pertama kali diketahuimuncul di kota Wuhan, China pada
akhirDesember 2019. Ternyata virus itusudahmenyebar dan
menginfeksibanyak orang. Mereka diduga sempat memiliki gejala sama
setelah mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di
Wuhan. Dilansir dari The New York Times, pasar tersebut lalu ditutup
dan didesinfeksi.Hampir tidak mungkinmenyelidikihewan mana yang
mungkin merupakan asal mula Covid-19.Namun satu hewan yang
dianggap paling memungkinkan adalah kelelawar.Karena kelelawar
dapat hidup berdampingan dengan banyak virus.Sama halnya tempat
hidup virus SARS.
2.1.3 Etiologi

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah virus dengan nama


spesies severe acute respiratory syndrome virus corona 2, yang disingkat
SARS-CoV-2. SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung
genom single-stranded RNA yang positif. Morfologi virus corona
mempunyai proyeksi permukaan (spikes) glikoprotein yang menunjukkan
gambaran seperti menggunakan mahkota dan berukuran 80-160nM dengan
polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah
protein nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S),
protein envelope (E) selubung, dan protein aksesorislainnya(ILO, 2020;
WHO, 2020).
Famili corona viridae memiliki empat generasi virus corona, yaitu
alphavirus corona (alphaCoV), betavirus corona (betaCoV), deltavirus
corona (deltaCoV), dan gamma virus corona (gammaCoV).AlphaCoV dan
beta CoV umumnya memiliki karakteristik genomik yang dapat ditemukan
pada kelelawar dan hewan pengerat.Sedangkan delta CoV dan gamma CoV
umumnya ditemukan pada spesies avian.
SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori beta CoV dan 96,2% sekuens
genom SARS-CoV-2 identikal dengan bat CoV RaTG13. Oleh sebab itu,
kelelawar dicurigai merupakan inangasal dari virus SARS-CoV-2.Virus ini
memiliki diameter sebesar 60-140 nm dan dapat secara efektif diinaktivasi
dengan larutan lipid, seperti ether (75%), ethanol, disinfektan yang
mengandung klorin, asam peroksiasetik, dan kloroform.SARS-CoV-2 juga
ditemukan dapat hidup pada aerosol selama 3 jam. Pada permukaan solid,
SARS-CoV-2 ditemukan lebih stabil dan dapat hidup pada plastik dan besi
stainless selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam, dan pada karton
selama 24 jam.
2.1.4 Patofisiologi
Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus
dengan Selman usia. Setelah memasuki sel, encoding  genome akan terjadi
dan memfasilitasi ekspresi gen yang mambantu adaptasi severe acute
respiratory syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran
gen, insersi gen, ataudelesi, akan menyebabkan perubahan genom yang
menyebabkan outbreak di kemudian hari (Lancet, 2020; WHO, 2020)
Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2)
menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang
ditemukan pada traktus respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil
sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor
ACE2 pada pernukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi sebagai
pengatur receptor binding domain  (RBD).Sedangkan subunit S2 memiliki
fungsi dalam fusi membrane antara sel virus dan selinang.
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam
sitoplasma sel inang. RNA virus akan mentranslasikan poli protein pp1a dan
pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya,
RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang mengodekan
pembentukan protein struktural dan tambahan.
Gabungan reticulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein
nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel
virus. Virion kemudian akan berfusi kemembran plasma dan dikeluarkan dari
sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-virus yang dikeluarkan
kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan
traktusrespiratori bawah, yang kemudian menyebakan gejala pada pasien.

2.1.5 Manifestasi klinis


infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu,
gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan
gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul
ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona (Lancet, 2020; WHO, 2020).
 Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu:
a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
b. Batuk kering
c. Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
a. Diare
b. Sakit kepala
c. Konjungtivitis
d. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
e. Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2
minggu setelah penderita terpapar virus Corona. 

2.1.6 Penatalaksanaan
a.   Medis
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bias diobati, tetapi ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya
dan mencegah penyebaran virus (Lancet, 2020; WHO, 2020), yaitu:
a) Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan
dan karatina di rumah sakit rujukan
b) Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan
sesuai kondisi penderita
c) Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi
mandiri dan istirahat yang cukup
d) Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih
untuk menjaga kadar cairan tubuh
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan
menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja
bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona
sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada
kontak dengan orang yang menderita atau diduga menderita COVID-19.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan berikut:
a) Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi
oleh tubuh untuk melawan virus Corona
b) Swabtest atau tes PCR (polymerasechainreaction) untuk mendeteksi
virus Corona di dalam dahak
c) CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di
paru-paru
Hasil rapidtest COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan
bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga
berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya,
hasil rapidtest COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda
mutlak terbebas dari virus Corona (medscape, 2020; WHO, 2020a)
b. Keperawatan
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus
corona.Umumnya pengi dapatkan pulih dengan sendirinya.Namun, ada
beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi
virus corona. Contohnya:
a) Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam,
dan batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak.Selain itu,
jangan berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
b) Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu
meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
c) Perbanyak istirahat.
d) Perbanyak asupan cairan tubuh.
e) Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi
penyedia layanan kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti
SARS, MERS, atauinfeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan
dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien.  Bila pasien mengidap
infeksi novel corona virus, dokter akan merujukke RS Rujukan yang
telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bias
dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:
a) Isolasi
b) Serial foto toraks sesuai indikasi.
c) Terapi simptomatik.
d) Terapi cairan.
e) Ventilator mekanik (bila gagal napas)
f) Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

2.1.7 Komplikasi
Ada kasus yang parah, infeksi virus Corona bias menyebabkan beberapa
komplikasi berikut ini (medscape, 2020; WHO, 2020a) :
1. Pneumonia (infeksi paru-paru)
2. Infeksi sekunder pada organ lain

3. Gagal ginjal

4. Acutecardiacinjury

5. Acuterespiratorydistresssyndrome

6. Kematian
2.1.8 Pathway

PATHWAY COVID 19

Droplet dari penderita covid Tempat lembab dan tertutup

Batuk, bersin dan bicara


Kuman bertahan lebih lama pada permukaan benda

Dihirup orang sehat


Tangan kontak dengan benda kemudian menyentuh wajah

Bakteri masuk dan berkembang pada paru-paru

Menyerang sel sehat

Imun lemah

SARS- CoV-2

Sistim pernapasan Imun tubuh menurun Adanya dyspnea

Inflamasi Perubahan status


kesehatan
Virus berkembang di Kolaps alveoli Proses inflamasi
dalam bronkus
Koping individu
ratio ventrikulasi Suhu tubuh tidak evektif
Proses peradangan bronkus meningkat
Kapasitas divusi

Akumulasi sekret di bronkus Mk: Ansietas


MK: Hipertermi
Suplai O2 menurun

Obstruksi jalan napas


Kerja napas Tubuh gagal menghindari
MK: Bersihan Jalan patogen
Napas Tidak Efektif Dyspnea
MK: Risiko
MK: Pola Napas Infeksi
Tidak Efektif
2.2 TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang mana
dilakukan pengumpulan data, pengelompokan data, serta analisa data
yang menghasilkan suatu masalah keperawatan yang dikumpulkan
melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, dan review catatan
sebelumnya.
a. Data umum
1) Kepala Keluarga
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Agama :
7. Suku / Bangsa :
8. Alamat :.
9. Tanggal pengkajian :
2) Komposisi Keluarga
Nama, jenis kelamin, umur, hubungan dengan keluarga, pekerjaan,
imunisasi dan kondisi.
3) Genogram
Genogram adalah peta atau riwayat keluarga yang menggunakan
simbol-simbol khusus untuk menjelaskan hubungan, peristiwa penting,
dan dinamika keluarga dalam beberapa generasi.Bayangkan genogram
sebagai "pohon keluarga" yang sangat terperinci.
4) Tipe Keluarga

Tipe keluarga tradisional terdiri dari :


a. Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
b. Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, bibi dan paman.
c. Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
d. Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu
orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e. Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
f. Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang sudah lanjut usia.
5) Latar Belakang Budaya (Etnis)
Budaya dalam lingkungan keluarga yaitu bahasa yang digunakan
pasien keseharianya untuk berkomunikasi maupun berinteraksi dengan
sesame anggota keluarga maupun masyarakat.
6) Agama
Agama yang dianut pasien dan kegiatan keagamaan yang biasanya
dilakukan pasien setiap hari.
7) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan sehari-hari yang didapat oleh kepala keluarga.
8) Aktivitas rekreasi keluarga atau waktu luang
Aktivitas rekreasi keluarga yang biasanya dilakukan jika ada waktu
luang
b. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Menurut Duvall (1977) terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga
(Eight-Stage Family Life Cycle) :
1) “Married couples (without children)” (Pasangan nikah dan belum
memiliki anak).
2) “Childbearing Family (oldest child birth-30 month)” (Keluarga
dengan seorang anak pertama yang baru lahir).
3) “Families with preschool children (oldest child 2,5- 6 years)”
(Keluarga dengan anak pertama yang berusia prasekolah).
4) “Families with School Children (Oldest child 6-13 years )”
(Keluarga dengan anak yang telah masuk sekolah dasar).
5) “Families with teenagers (oldest child 13- 20 years)” (Keluarga
dengan anak yang telah remaja).
6) “Families launching young adults (first child gone to last child’s
leaving home)” (Keluarga dengan anak yang telah dewasa dan
telah menikah).
7) “Middle Aged Parents (empty nest to retirement)” (Keluarga
dengan orang tua yang telah pensiun).
8) “Aging family members (retirement to death of both spouse)”
(Keluarga dengan orang tua yang telah lanjut usia.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh anggota
keluarga.
3. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat penyakit yang ada di dalam keluarga seperti DM atau
hipertensi
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Kondisi rumah keluarga dan disertakan denah rumah.
2) Karakteristik lingkungan dan komunitas
Kondisi lingkungan rumah yang ditempati oleh keluarga bagaimana
lubang ventilasinya, kondisi kelembaban rumah, pembuangan
limbah dan kebersihan air.
3) Mobilitas Geografi Keluarga
Apakah kluarga tersebut tinggal menetap atau pindah-pindah atau
kos.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Bagaimana interaksi keluarga terhadap tetangga sekitar dan terhadap
keluarganya sendiri
5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga
Dukungan dari keluarga pasien tehadap kesehatan pasien.
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi
Antara anggota keluarga biasa berdiskusi sebelum mengambil
keputusan dan setiap anggota keluarga memiliki hak untuk
menyampaikan pendapat dengan sopan.
2) Struktur Kekuasaan
Dalam mengambil keputusan yang penting dalam keluarga selalu
musyawarah dengan suami dan anak, tetapi pengambilan keputusan
terakhir ada ditangan kepala keluarga.
3) Struktur Peran
Masing-masing anggota keluarga telah memahami perannya sendiri,
sehingga tidak menimbulkan konflik.
4) Nilai dan Norma Keluarga
Nilai norma yang diterapkan di keluarga sesuai dengan keputusan
seluruh anggota keluarga tanpa mengabaikan budaya dan agama
yang dianut

e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin dengan baik, dan
anggota keluarga saling menghormati, memperhatikan, menyayangi,
memberi dukungan.
2) Fungsi Sosialisasi
Interaksi dalam keluarga terjalin dengan akrab dan disiplin, saling
mengenal dengan masyarakat lainnya.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Keyakinan, nilai dan prilaku keluarga
b) Definisi keluarga tentang sehat dan sakit
c) Status kesehatan dan kerentanan sakit yang dirasakan oleh
keluarga
d) Praktek diet
e) Kebiasaan tidur dan istirahat
f) Latihan dan rekreasi
g) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam
h) Perawatan diri
i) Praktek lingkungan
j) Pemeriksaan kesehatan secara teratur
k) Kesehatan gigi
4) Riwayat kesehatan keluarga
a) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima
b) Perasaan atau persepsi terhadap pelayanan kesehatan
c) Sumber pembiayaan pelayanan kesehatan
d) Logistik untuk mendapatkan perawatan
f. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sama seperti pemeriksaan asuhan keperawatan lanya
lainya, pada pemeriksaan ini point tepenting dikaji yaitu demam, batuk
dan sesak napas.
g. Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
2) Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi/stressor
3) Penggunaan strategi koping
4) Strategi adaptasi disfungsional
h. Analisa Data
Data subjektif, data objektif dan masalah keperawatan
i. Rumusan masalah
Diagnosa yang muncul dalam keperawatan keluarga
j. Skoring
Skoring hasil dari rumusan maslah yang ditemukan

2.1.2 Pemeriksaan diagnostik

1) Medis

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter


akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien
baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus
infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan
menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang
yang menderita atau diduga menderita COVID-19. Guna
memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan berikut:
a) Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang
diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona

b) Swabtest atau tesPCR
(polymerasechainreaction) untuk mendeteksi virus Corona di
dalam dahak
c) CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau
cairan di paru-paru
Hasil rapidtest COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan
bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga
berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya,
hasil rapidtest COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda
mutlak terbebas dari virus Corona (medscape, 2020; WHO, 2020a)
2) Diagnosa Keperawatan
Hasil pengkajian dan respon yang diberikan pasien, paling banyak
diagnosis keperawatan yang diangkat pada COVID-19 adalah
a) Infeksi berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari
patogen akibat paparan COVID-19
b) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme
c) Pola napas tidak efektif terkait dengan adanya sesak napas
d) Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak
diketahui
2.1.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional


Keperawatan
1. Manajemen kesehatan 1. Identifikasi respon 1. Mengetahui respon
Setelah diberikan asuhan
keluarga tidak efektif emosional terhadap keluarga dalam
keperawatan …x…. jam
berhubungan dengan kondisi saat ini. menghadapi
diharapkan mampu memberikan
kompleksitas program kondisinya
perawatan kriteria hasil: 2. Diskusi rencanan
pengobatan.
medis dan 2. Mendiskusikan
1. Aktifitas keluarga
perawatan. dengan keluarga
mengatasi masalah
rencanana medis dan
kesehatan tepat 3. Informasikan
perawatan pasien
fasilitas perawatan
selanjutnya.
2. Verbelitas kesulitan
kesehatan yang
menjalankan perwatan
tersedia. 3. Memberikan
yang tepat.
informasi kepada
4. Rujuk untuk terapi
keluarga dan pasien
keluarga, jika
terkait dengan
diperlukan.
fasilitas perawatan
yang tersedia.
4. Memeriksqa diri atau
berkonsultasi kepada
tenaga kesehatan
dengan kondisi dari
seluruh anggota
keluarga.
2. Koping tidak efektif 1. Indentifikasi 1. Mengetahui pola
Setelah diberikan asuhan
berhubungan dengan persepsi mengenai piker msing-masing
keperawatan …x…. jam
ketidakcukupan masalah anggota keluaraga
diharapkan koping membaik
menghadapi stressor. terkat dengan
dengan kriteria hasil: 2. Motivasi
masalah yang
mengungkapkan
dihadapi.
tujuan perawatan
yang diharapkan 2. Agar mengetahui
1. Verbelitas kemampuan
tujuan dari
menghadapi maslah
3. Beri informasi yng
kunjungan perawat
diminta keluarga
3. Keluarga dapat
menyakan informasi
terkait dengan
kondisi yang dialami
oleh keluarga saat
ini.
2.1.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan
oleh perawat dan pasien. Implementasi yang dapat di berikan pada pasien
COVID-19 yaitu:
1) Memantau tanda-tanda vital. Pantau suhu pasien; infeksi biasanya
dimulai dengan suhu tinggi; memantau laju pernapasan pasien
karena sesak napas adalah gejala umum lainnya.
2) Meantau saturasi O2. Pantau saturasi O2 pasien karena gangguan
pernapasan menyebabkan hipoksia.
3) Mempertahankan isolasi pernafasan. Simpan tisu di samping
tempat tidur pasien; buang sekresi dengan benar; mengintruksikan
pasien untuk menutup mulut saat batuk atau bersin; menggunakan
topeng, dan menyarankan mereka yang memasuki ruangan untuk
memakai topeng juga; letakkan stiker pernapasan pada bagan,
linen, dan sebagainya.
4) Menerapkan kebersihan tangan yang ketat. Ajari pasien dan orang-
orang untuk mencuci tangan setelah batuk untuk mengurangi atau
mencegah penularan virus.
5) Mengelola hipertermia. Gunakan terapi yang tepat untuk suhu
tinggi untuk mempertahankan normotermia dan mengurangi
kebutuhan metabolisme.
6) Mendidik pasien dan orang-orang. Berikan informasi tentang
penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses penyakit,
komplikasi, dan perlindungan dari virus.

2.2.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah
dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan
yang telah diberikan (Deswani,2009). Tujuan keperawatan pada pasien
COVID-19 dapat dipenuhi jika dibuktikan dengan:
1) Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan
dengan PHBS dan isolasi pernafasan adekuat.
2) Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
3) Pasien mampu meningkatkan level suhu tubuh yang adekuat.
4) Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya kembali
normal.
5) Pasien tidak terlihat cemas.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus yang menyebar terutama melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung
yang akan menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga sedang namun akan
menjadi serius jika orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis
mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan
kanker (medscape, 2020; WHO, 2020a).  Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa
menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

a.   Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)

b.   Batuk kering

c.   Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun
lebih jarang, yaitu:

a.   Diare

b.   Sakit kepala

c.   Konjungtivitis

d.   Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau

e.   Ruam di kulit

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. 

3.2 SARAN
Untuk menangani kasus COVID-19,pencegahanyang perlu dilakukan adalah :
1. Pencegahan
Tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara pencegahan secara aktif
yaitu seperti
a. Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama
setidaknya 20 detik
b. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter
dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan
mendesak.
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat
d. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,
termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan
e. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan
lingkungan, termasuk kebersihan rumah
f. Apabila tidak memungkinkan atau tidak tersedia air dan sabun,
bersihkan tangan menggunakan pembersih tangan berbahan alkohol
g. Hindari menyentuh hidung, mata, atau mulut terutama bila tangan
masih kotor
h. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
i. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
j. Tetaplah dirumah bila sedang sakit
k. Tutup mulut dengan tissu atau dengan menekuk siku saat anda batuk
atau bersin
l. Hindari kontak dengan hewan ternak secara langsung
m. Hindari bepergian, terutama ke daerah dengan kasus infeksi
coronavirus
n. Hindari mengkonsumsi daging yang belum matang sempurna
DAFTAR PUSTAKA

Mustamu. 2020. Asuhan Keperawatan Covid-19 (Covid-19 Nursing Process).


https://alvamustamu.blogspot.com/2020/06/asuhan-keperawatan-covid-19-covid-
19.html (diakses 1 Desember 2020)

Manajemen Asuhan keperawatan Covid-19.2020. Nurse Licius.


https://www.nerslicious.com/asuhan-keperawatan-covid-19/

Pandi Gusti. 2020. Aasuhan Keperawatan Pada Pasien Covid-19.


https://gustinerz.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-covid-19/

Anda mungkin juga menyukai