Anda di halaman 1dari 5

3 METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan tempat


Praktik lapang III ini akan di laksanakan dari tanggal 8 Maret 2021 – 5 Juni
2021, Pengambilan di lakukan di Kota Makassar provinsi Sulawesi-selatan.

Gambar 5. Peta Lokasi Pratik KIPA

3.2 Alat Dan Bahan


Tabel 2 Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktik integrasi dapat dilihat
pada tabel 2 sebagai berikut :
Alat dan bahan Kegunaan Jumlah Spesifikasi
Seperangkat alat Menulis data yang 1 Unit
tulis dikumpulkan dilapangan
jangka sorong Alat mengukur panjang dan 1 unit
lebar rajungan
Timbangan digital Alat untuk mengukur berat nya 1 Unit
rajungan
Kuisioner Alat bantu wawancara 1 Unit
Kamera digital Dokumentasi kegiatan praktik 1 Unit
Gps Untuk Menentukan Titik 1 Unit
Koordinat Di Setiap Titik
Penangkapan
Rajungan Objek Penelitian - ekor

3.3 Metode Pengumpulan Data


3.3.1 Pengumpulan Data Primer
Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari pengukuran langsung yang
meliputi: Pengukuran morfometrik rajungan yaitu ukuran lebar karapas dan bobot
rajungan , jenis kelamin serta tingkat kematangan gonad. Data primer diperoleh dengan
cara pengambilan data sampel rajungan secara langsung di lapangan.
3.3.2 Pengempulan Data Sekunder
Data Sekunder, dalam penelitian ini data sekunder berupa data-data produksi
(hasil tangkapan) Rajungan (Portunus pelagicus) dengan alat tangkap , jumlah alat
tangkap, jumlah kapal dan dan jumlah trip kapal atau data-data yang terkait dalam bidang
perikanan , termasuk penelitian- penelitian terdahulu, buku-buku perpustakaan. Jumlah
penarikan sampel biota dan target wawancara dengan metode purposive sampling,
diharapkan dapat mewakili setiap jenis pada semua tingkat ukuran dan jenis kelamin
serta dapat mewakili setiap elemen masyarakat yang memiliki interaksi secara langsung
dengan sumberdaya Rajungan (Portunus pelagicus).
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Aspek Biologi
A. Hubungan lebar bobot

- Mempersiapkan alat pengukuran berupa penggaris dan timbangan,


- Meletakkan rajungan yang akan diukur pada alas putih berupa kain,
- Mengukur panjang total, standar dan cagak,
- Mencatat data hasil pengukuran.
B. Nisbah kelamin (Sex ratio)
- Menentukan jenis kelamin pada sample yang akan di amati
C. Tingkat kematangan gonad (Tkg)
- Membedah perut rajungan yang akan disampling
- Mengambil gonad pada rajungan
- Mengamati bentuk dan warna gonad berdasarkan tabel identifikasi Tkg
3.4.2 Tingkap Pemanfaatan
Dengan melakukan pengambilan data sekunder yang berupa data-data produksi
(hasil tangkapan) Rajungan (Portunus pelagicus) dengan alat tangkap , jumlah alat
tangkap, jumlah kapal dan dan jumlah trip kapal atau data-data yang terkait dalam bidang
perikanan , termasuk penelitian- penelitian terdahulu, buku-buku perpustakaan. Jumlah
penarikan sampel biota dan target wawancara dengan metode purposive sampling
sehingga dari data tersebut dapat di hitung untuk memnetukan tingkat pemanfaatan
rajungan yang ada di kabupaten banyuasin provinsi sumatera selatan.
3.4.3 Konsep Pengelolaan Perikanan Rajungan
Dengan adanya kajian stok yang berkesinambungan, kebaruan data dapat
dijadikan pijakan dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan
secara akurat dan cermat untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan nelayan di
Indonesia
3.5 Analisis Data
3.5.1 Hubungan Lebar Bobot
Menurut pengamatan terhadap pertumbuhan rajungan dilakukan dengan cara
mengukur lebar karapas dan berat total seluruh tubuhnya untuk menganalisa pola
pertumbuhan rajungan dengan menggunakan analisis regresi (Tahmid et al., 2017).
Panjang rajungan diukur dari anterior (tempat mata berada) ke arah posterior (tempat
abdomen berada) sedangkan lebarnya diukur dari duri lateral terpanjang yang berada di
sisi-sisi tubuhnya (Sunarto, 2012).

W= aLb

Keterangan:
W = berat rajungan (gr)
L = lebar karapas (cm)
a = intersep (perpotongan kurva hubungan lebar karapas-berat dengan sumbu y
b = penduga pola pertumbuhan lebar karapas-berat.

Untuk mempermudah perhitungan maka persamaan di atas dilogaritmakan


sehingga menjadi persamaan linear sebagai berikut:

log W = log a + b log L

Y = a +bx

Uji nilai b menggunakan uji t, dengan hipotesis:


H0 : b = 3, hubungan lebar karapas-berat adalah isometrik
H1 : b ≠ 3, hubungan lebar karapas-berat adalah allometrik, yaitu: Allometrik
positif (b > 3), pertumbuhan berat lebih cepat dibandingkan dengan
pertumbuhan lebar karapas. Allometrik negatif (b < 3), pertumbuhan lebar
karapas lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan berat.
thitung = B1−B0
Sb1

Keterangan:
b1 = nilai b (dari hubungan panjang-
berat) b0 = 3
Sb1 = simpangan koefisien b
Kemudian, t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel, selang kepercayaan
yang digunakan sebesar 95% (dengan α = 0.05). Kemudian untuk
mengetahui pola pertumbuhannya, mengacu kepada kaidah keputusan
sebagai berikut:

thitung > ttabel : H0 di tolak


thitung < ttabel : H0 di terima

3.5.2 Nisbah Kelamin (Sex Ratio)

3.5.3 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)


3.5.4 Ukuran Pertama Kali Tangkap (Lc)
3.5.5 Ukuran Pertama Kali Matang Gonad (Lm)
Ukuran pertama kali matang gonad (Lm) diduga dengan cara
Spearmen- Karber (Udupa, 1986 dalam Herianti dan Subani, 1993) adalah
sebagai berikut :
1
m = Xk + x - ( x ∑ pi )
2 .........................................................................
Dimana :
M = logaritma panjang ikan pada kematangan gonad pertama
Xk = logaritma nilai tengah kelas panjang dimana semua ikan
(100%) sudah matang gonad.
X = rata – rata selisih logaritma nilai kelas panjang
pi = proporsi ikan matang gonad pada kelas ke-i dimana pi=ri/n
ri = jumlah ikan matang gonad pada kelas ke-i.
Maka panjang ikan pada waktu mencapai kematangan yang pertama (Lm) adalah
Lm = antilog m
Jika α = 0,05 maka batas – batas kepercayaan 95 % dari (m) adalah :
pi × qi
(
Antilog m ± 1,96
√ x2 ∑ ( ni - 1 )) ............................................
Dimana :
qi = 1- pi
ni = jumlah contoh ke i

3.5.6 Maximum Sustainable Yield (MSY)


3.5.7 CPUE (catch per unit of effort)
3.5.8 Analisis Tingkat Pemanfaatan

Tahmid, M., Fahrudin, A., & Wardianto, Y. (2017). Kualitas Habitat


Kepiting Bakau (Scylla serrata) pada Ekosistem Mangrove
Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kelautan Tropis Yusli Wardiatno, 9(1), 45–56.
Sunarto. (2012). Karakteristik Bioekologi Rajungan (Portunus pelagicus) Di
Perairan Laut Kabupaten Brebes. Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
IPB. Bogor.
Herianti, I, Subani, Waluyo. 1993. Pendugaan Ukuran pertama Kali
Matang Gonad Beberapa Jenis Ikan Demersal di Perairan
Utara Pulau Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No.78.
Balai Penelitian Perikanan Laut. Badan Penelitian
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
Sparre, P. dan S. C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai