Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ariya Satria Pamungkas

Kelas : A2

NIM : J3M115002

Resume Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang


berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya
pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak
menimbulkan bencana bagi semuanya (Reijntjes, C. B. Havercort, dan A.
Water-Bayers. 1999). Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa
dilaksanakan saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang
berharga bagi anak cucu kita.
Ada pun definisi lain dari sistem pertanian berkelanjutan adalah sebagai
alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang
dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan.
Sistem pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai
keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian
dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam.
Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah,
air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan.
Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik,
biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal
untuk saat ini dan yang akan datang.
Menurut Subali (2003), bahwa sistem pertanian berkelanjutan dapat
dilaksanakan menggunakan berbagai model antara lain sistem pertanian
organik, integrated farming, pengendalian hama terpadu, dan pertanian
yang mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia
setempat / lokal, layak secara ekonomis, mantap secara ekologis, sesuai
dengan budaya, adil secara sosial, dan input luar hanya sebagai pelengkap.
Pengendalian hama secara kimia dilakukan dengan meminimalkan
gangguan terhadap lingkungan (Andri dan House, 1997 dalam Wicaksono,
2011).
Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan, sistem pertanian
berkelanjutan harus memenuhi tiga prinsip dasar yaitu keberlanjutan
ekonomi, Keberlanjutan Lingkungan, dan Keberlanjutan Sosial. Secara
singkat, meningkatkan pengelolaan tanah dan rotasi tanaman akan
meningkatkan hasil, dalam jangka pendek maupun jangka panjang, karena
meningkatkan kualitas tanah dan ketersediaan air, seperti juga
menimbulkan manfaat lingkungan. Pertanian berkelanjutan sering
digambarkan sebagai kegiatan yang layak secara ekologis yang tidak atau
sedikit memberikan dampak negatif terhadap ekosistem alam, atau bahkan
memperbaiki kualitas lingkungan dan sumberdaya alam pada mana
kegiatan pertanian bergantung. Biasanya hal di dicapai dengan cara
melindungi, mendaur-ulang, mengganti dan/atau mempertahankan basis
sumberdaya alam seperti tanah, air, keanekaragaman hayati dan
kehidupan liar yang memberikan sumbangan terhadap perlindungan modal
alami. Keberlanjutan sosial berkaitan dengan kualitas hidup dari mereka
yang bekerja dan hidup di pertanian, demikian juga dengan masyarakat di
sekitarnya. Hal ini mencakup penerimaan atau pendapatan yang setara
bagi stakeholder yang berbeda dalam rantai produksi pertanian.
Pertanian berkelanjutan telah muncul menjadi alternatif sistem
pertanian untuk menjawab banyak kendala yang dihadapi oleh petani yang
miskin akan sumberdaya dan waktu, serta menjamin keberlanjutan
lingkungan. Hal ini merujuk pada kapasitas pertanian untuk memberi
sumbangan terhadap kesejahteraan secara keseluruhan dengan
menyediakan pangan dan barang lainnya serta jasajasa yang efisien dan
menguntungkan secara ekonomi, bertanggungjawab secara sosial, dan
layak dari segi lingkungan. Sistem ini melibatkan kombinasi yang saling
berkaitan antara tanah, produksi tanaman dan ternak yang bersesuaian
dengan tidak dipakainya atau berkurangnya pemakaian input eksternal
yang mempunyai potensi membahayakan lingkungan dan/atau kesehatan
petani dan konsumen. Sebagai gantinya, sistem ini lebih menekankan
teknik produksi pangan yang mengintegrasikan dan sesuai dengan proses
alam lokal seperti siklus hara, pengikatan nitrogen secara biologis,
regenerasi tanah dan musuh alami hama. Menggunakan sumberdaya lokal
dalam memperbaiki tanah dan bisa bermanfaat dimana peningkatan
pendapatan dapat mengurangi hambatan untuk mengadopsi
praktekpraktek penggunaan sumberdaya yang berkelanjutan.
Faktor - faktor yang berbeda mempengaruhi keragaan teknologi
tersebut. Harga pasar yang stabil dan mendorong bagi produk-produk yang
dihasilkan dengan metode berkelanjutan dapat mendorong kelayakan
ekonomi dari adopsi pertanian berkelanjutan, dan juga memberikan jaring
pengaman yang penting bagi petani miskin. Rangsangan dari pasar produk-
produk organik dan harga yang menarik akan mendukung produksi produk-
produk pertanian berkelanjutan.
Penyebarluasan adopsi pertanian berkelanjutan memerlukan
peningkatan kesadaran dan pemahaman dari petani tentang potensi
manfaat dari pertanian berkelanjutan. Pelatihan tentang pertanian
berkelanjutan bagi petani dan penyuluh pertanian memerlukan dukungan
kelembagaan dan jaringan formal maupun informal dari petani. Penelitian
terapan, pelayanan penyuluhan, dan pengembangan oleh para praktisi
dapat berperan sebagai sarana dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan praktek seperti ini. Akan tetapi, menemukan cara
untuk menciptakan hubungan yang lebih dekat antara peneliti dan petani
di lapangan, melalui peningkatan sistem penyuluhan dan saluran lain,
adalah area dimana perbaikan harus banyak dilakukan .
Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh petani yang akan
mengadopsi praktek Sustainable Agriculture adalah ketersediaan
sumberdaya ( Gliessman, S.R. The Framework for Conversion. In Gliessman,
S.R and M. Rosemerey (eds.). 2010. Untuk mengurangi kendala ini,
kebijakan harus dikembangkan yang memberikan akses terhadap bahan
bakar yang modern bagi rumah tangga di perdesaan (misalnya dengan
memberikan kompos gas untuk memasak, biogas, memproduksi bahan
bakar bio secara lokal, listrik perdesaan), mendorong dimasukannya
makanan ternak legum ke dalam sistem pertanian dan siklus rotasi untuk
meningkatkan produktivitas ternak; mendorong pengelolaan hara terpadu,
dan memperkuat dan strukturisasi mekanisme membagi tenaga kerja
(gotong-royong) di perdesaan.

Tangapan :

Pertanian berkelanjutan sangat bermanfaat bagi petani karena


mensejahterakan kehidupan petani, serta sangat berpengaruh pada
lingkungan, hasil panen yang didapatkan mendapatkan hasil yang baik dan
pertanian berkelanjutan akan mendapatkan hasil yang baik apabila petani
dan masyarakat mampu untuk bergotong royong dan sadar akan
pentingnya pertanian berkelanjutan.

Saran :

Sebaiknya, pemerintah melakukan kegiatan penggalakan tentang


pentingnya pertanian berkelanjutan dan membantu usaha petani dan
masyarakat untuk melakukan aktivitas pertanian berkelanjutan.

Daftar Pustaka

Gliessman, S.R. The Framework for Conversion. In Gliessman, S.R and


M. Rosemerey (eds.). 2010. The Conversion to Sustainable Agriculture. CRC
Press, New York.
Reijntjes, C. B. Havercort, dan A. Water-Bayers. 1999. Pertanian Masa
Depan : Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Yogyakarta(ID)
: Kanisius.
Subali, K.A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta(ID) :
Kanisius.
Wicaksono, I.W. 2011. Pertanian Berkelanjutan : Teori dan
Permodelan. Denpasar(ID) : Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai