Anda di halaman 1dari 5

2.

6 Komplikasi HIV/AIDS

HIV/AIDS jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi, antara lain yaitu:

1. Infeksi
Infeksi kuman lain bisa terjadi lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan. Adapun berbagai infeksi yang biasanya muncul
yaitu tuberkulosis, infeksi sitomegalovirus, kriptokokus meningitis, toksoplasmosis, dan cryptosporidiosis.
2. Kanker
Orang yang mengalami AIDS juga bisa terkena penyakit kanker dengan mudah. Jenis kanker yang biasanya muncul yaitu
kanker paru-paru, ginjal, limfoma, dan sarkoma Kaposi.
3. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi paling umum yang muncul saat seseorang mengidap HIV. Pasalnya, orang dengan
HIV/AIDS tubuhnya sangat rentan terkena virus. Oleh sebab itu, tuberkulosis menjadi penyebab utama kematian di antara
orang dengan HIV/AIDS.
4. Sitomegalovirus
Sitomegalovirus adalah virus herpes yang biasanya ditularkan dalam bentuk cairan tubuh seperti air liur, darah, urin, air mani,
dan air susu ibu. Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan membuat virus tidak aktif. Namun, jika sistem kekebalan tubuh
melemah, misalnya karena Anda mengidap penyakit HIV dan AIDS, virus dapat dengan mudah menjadi aktif. Sitomegalovirus
dapat menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru, atau organ lain.
5. Candidiasis
Candidiasis adalah infeksi yang juga sering terjadi akibat HIV/AIDS. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan menyebabkan
lapisan putih dan tebal pada selaput lendir mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina
6. Kriptokokus Meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges).
Meningitis kriptokokal adalah infeksi sistem saraf umum pusat yang bisa didapat oleh orang dengan penyakit HIV/AIDS.
Kriptokokus yang disebabkan oleh jamur di dalam tanah.
7. Toksoplasmosis
Infeksi yang mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit yang menyebar terutama melalui kucing, Kucing yang
terinfeksi biasanya memiliki parasit di dalam tinjanya. Tanpa disadari, parasit ini kemudian dapat menyebar ke hewan lain dan
manusia. Jika orang dengan HIV/AIDS mengalami toksoplasmosis dan tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan
infeksi otak serius seperti ensefalitis.
8. Cryptosporidiosis
Infeksi ini terjadi disebabkan oleh parasit usus yang umum ditemukan pada hewan. Biasanya seseorang bisa terkena parasit ini
cryptosporidiosis ketika Anda menelan makanan atau air yang terkontaminasi. Nantinta, parasit akan tumbuh di usus Anda dan
saluran empedu, menyebabkan diare parah kronis pada orang dengan AIDS. Selain infeksi, Anda juga berisiko mengalami
kanker dan masalah neurologis, dan masalah ginjal ketika Anda memiliki penyakit AIDS.
Pengobatan dan Pencegahan HIV/AIDS

Terapi antiretoviral (ARV) merupakan obat yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi akibat penyakit HIV.

Obat ARV tidak dapat menyembuhkan,

tetapi bisa membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat.

Selain itu, ARV juga membantu mengurangi risiko penularan HIV.

Tujuan utama obat ARV adalah mencegah dan mengurangi

jumlah Human Immunodeficiency Virus

dalam tubuh dan menghambat virus dalam memperbanyak diri.

Dengan begitu, jumlah virusnya di dalam tubuh tidak terus bertambah.

Terapi antiretoviral (ARV) merupakan obat yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi akibat penyakit HIV

Obat ARV tidak dapat menyembuhkan, tetapi bisa membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat. Selain itu, ARV
juga membantu mengurangi risiko penularan HIV. Tujuan utama obat ARV adalah mencegah dan mengurangi jumlah Human
Immunodeficiency Virus dalam tubuh dan menghambat virus dalam memperbanyak diri. Dengan begitu, jumlah virusnya di dalam
tubuh tidak terus bertambah.
Terapi antiretoviral (ARV) merupakan obat yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi akibat penyakit HIV. Obat ARV
tidak dapat menyembuhkan, tetapi bisa membantu orang dengan HIV hidup lebih lama dan lebih sehat. Selain itu, ARV juga
membantu mengurangi risiko penularan HIV. Tujuan utama obat ARV adalah mencegah dan mengurangi jumlah Human
Immunodeficiency Virus dalam tubuh dan menghambat virus dalam memperbanyak diri. Dengan begitu, jumlah virusnya di dalam
tubuh tidak terus bertambah.

Pencegahan Penyakit HIV/AIDS dapat dilakukan dengan cara tidak mengkonsumsi narkoba penggunaan jarum suntik yang
tidak steril serta alat tindik anting, tato secara bersama dengan orang lain, tidak melakukan hubungan seksual yang telah terinfeksi dan
memastikan transfusi darah dari orang yang tidak terinfeksi. Selain itu, pencegaham atau penanganan HIV/AIDS dibagi menjadi
empat kategori, yaitu vaksin, inhibitor entri makromolekular HIV, terapi berbasis asam nukleat dan obat antiretroviral khususnya
potensi tanaman sebagai antiretroviral.

Banyak penelitian terhadap beberapa jenis tanaman dalam mengidentifikasi dalam mengidentifikasi potensi tumbuhan yang
mampu menangani kasus HIV seperti salah satunya dengan potensi menghambat aktivitas HIV-1 reverse transcriptase.

a. Pisang mengandung banana lectins yang memiliki potensi untuk menghambat aktivitas HIV-1reverse ranscriptase, supresi
proliferasi sel kanker dan stimulasi aktivitas makrofag. Lektin merupakan protein non-imun yang mampu mengenali dan
mengikat karbohidrat tanpa memodifikasinya.
b. Rambutan (Nephelium lappaceum L) adalah salah satu tumbuhan lain yang diketahui mengandung monoterpene lactones dan
senyawa folatil yang merupakan Nephelium lappaceum L trypsin inhibitor (NLTI). NLTI mengurangi aktivitas proteolitik baik
trypsin maupun α-chymotrypsin. Peran sebagai trypsin inhibitor dengan aktivitas nitric oxide (NO) inducing dan dapat menjadi
terapi tumor. NLTI juga memiliki potensi dalam menghambat HIV-1 reverse transcriptase.
c. Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang disebut juga pitaya (dragon fruit) telah diteliti sebagai pengobatan herbal
untuk penderita HIV/AIDS. Kulit buah mengandung lebih banyak antioksidan, antibakteri, antivirus dan antimikroba
dibandingkan daging buah. Buah naga dapat digunakan sebagai obat maupun vitamin untuk meningkatkan sistem imun.
Ekstrak buah naga mengandung polifenol, flavonoid, aktivitas antioksida melawan radikal bebas, serta efek antiproliferatif
pada beberapa sel kanker.

Anda mungkin juga menyukai