Dua bentuk penafsiran (at-tafsir bi al- ma’tsur dan at-tafsir bi- ar-ra’yi) merupakan
dua metode pengambilan sumber tafsir. Dengan riwayatkah atau dengan analisis pemikiran
mufassir. Kemudian, empat dari metode penafsiran (ijmali, tahlilili, muqarin dan maudhu’i)
merupakan pengolahan sumber. Dan adapun corak penafsiran adalah pendekatan
keilmuwan yang diterapkan dalam menafsirkan ayat al Qur’an. Adapun bahasan yang akan
dibahas lebih lanjut adalah terkait metode pengambilan sumber dengan periwayatan (tafsir
bil ma’tsur). Adapun yang lainnya akan dibahas dalam makalah selanjutnya, insyaAllah.
Usaha menafsirkan Al-Qur’an sudah dimulai semenjak zaman para sahabat Nabi
sendiri. ‘Ali ibn Abi Thâlib (w. 40 H), ‘Abdullah ibn ‘Abbâs (w. 68 H), ‘Abdullah Ibn
Mas’ûd (w. 32 H) dan Ubay ibn Ka’ab (w. 32 H) adalah di antara para sahabat yang terkenal
banyak menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang lain.
(As-Suyuthi, t.t.: 187).