Anda di halaman 1dari 2

A.

Memahami proses kemunculan Hadits

Nabi menegaskan pentingnya sunnahbeliau dalam kehidupan masyarakat muslim.


"Akutinggalkan dua pusaka untukmu di mana kamu tidakakan tersesat selama berpegang teguh
kepadakeduanya: Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya." (HR.Malik). Dari Mu'az bin Jabal, bahwa
Rasulullah tak kalaingin mengutus Mu'az bin Jabal ke negeri Yaman,bertanya: Bagaimana kamu
akan menetapkan hukum jika ada suatu perkara? Mu'az menjawab: Aku menetapkannya dengan
Kitab Allah. Rasul kembalibertanya: Bagaimana bila kamu tidak mendapatihukumnya dalam
Kitab Allah? Mu'az menjawab: Aku akan menetapkannya dengan Sunnah Rasul. Rasul bertanya:
Bagaimana bila kamu tidak mendapatinyadalam Sunnah Rasul dan tidak pula dalam Kitab
Allah?Muaz menjawab: Aku akan berijtihad sendiri. Maka Rasulullah menepuk-nepuk pundak
Mu'az sambil berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menyesuaikan keinginan Rasul dengan
utusannya. (H.R. Abu Dawud). Hadis dari al-Irbadh ibn Sariyah dia berkata: Suatu hari
Rasulullah mengajarkan kami ... Berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah Khulafa al-
Rasyidin yang mendapat petunjuk...(H.R. Tirmizi).

Peran-peran Nabi dan perintah mengikutinya yang disebutkan di atas telah membentuk
keyakinan kuat kaum muslimin terhadap otoritas dan kedudukan Nabi yang sangat kuat dalam
kehidupan keagamaan,baik spritual maupun intelektual mereka. Nabi benar-benar menjadi idola
di tengah kaumnya. Karena itu,Nabi mendapat perhatian yang besar masyarakat muslim awal.
Hampir seluruh gerak-gerik Nabi, baiksabda maupun perilaku tak pernah lepas dariperhatian
para sahabatnya. Karena itu, perkataan dan praktek Nabi merupakan hal yang sangat
pentingdalam kehidupan kaum muslim sejak awal. Perkataan,perbuatan, sikap, bahkan apapun
yang ditampilkan oleh Nabi atau yang berkaitan dengan beliau direkam, dipraktekkan, dicatat
dan disampaikan kepada orang-orang lainnya yang tidak mendengar atau menyaksikan beliau.

Begitu kuatnya kesadaran akan pentingnya hadis-hadis Nabi, para sahabat melakukan
pemeliharaan terhadap hadis-hadis nabi dengan berbagai cara. Para sarjana di bidang hadis
mengungkapkan bahwa pemeliharaan hadis dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, metode
hafalan. Hadis-hadis yang diperoleh baik dari Nabi secara langsung atau dari sahabat-sahabat
lain direkam dalam memori ingatan para sahabat. Hal ini bukan suatu yang asing bagi para
sahabat, karena hal ini sudah menjadi tradisi dalam kehidupan mereka. Mereka telah terbiasa
menghafal silsilah keturunan sampai kepada nenek moyang mereka. Juga syair-syair Arab cukup
banyak berada dalam ingatan mereka. Kedua, metode tulisan. Metode dilakukan oleh sebagian
sahabat, terutama mereka yang pandai tulis baca dan tidak memiliki kemampuan untuk
menghafal. Diriwayatkan bahwa Abu Syah yang mengalami kesulitan menghafal hadis lalu
meminta izin kepada Nabi untuk menuliskan kepada beliau sehingga Nabi memerintahkan
sahabat untuk menuliskannya. Demikian pula terdapat banyak shahĩfah (lembaran-lembaran
catatan hadis) yang dimiliki oleh sahabat. Muhammad Musthafa A’zhami mencatat tak kurang
dari 52 orang sahabat yang memiliki catatan-catatan hadis. Ketiga, metode praktis. Hadis-hadis
yang diperoleh diimplementasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi tradisi yang
hidup.

Anda mungkin juga menyukai