Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PERKEMBANGAN SMP-SMA SEDERAJAT

Guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bimbingan dan Konseling
Perkembangan ”

Dosen Pengampu : Arum Setiowati, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Nikita Narulita Dewi (19144200012)


2. Firda Aeni Muslimah (19144200024)
3. Septa Nurfadillah M (16144200155)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
kasihNya atas anugerah hidup dan kesehatan serta petunjukNya sehingga
memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah
ini

Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


dalam proses pembuatan makalah ini, terutama kepada rekan satu kelompok atas
kerjasamanya, dan dosen mata kuliah Arum Setiowati, M.Pd yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini
memberikan manfaat yang baik.

Akhir kata, kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan


pemahaman, menjadikan keterbatasan kami untuk memberikan penjabaran yang
lebih dalam tentang makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Konsep Karakteristik Siswa Smp Dan Sma..................................................3

B. Gambaran Umum Tentang Aspek – Aspek Perkembangan Peserta Didik...6

C. Karekteristik Umun Perkembangan Peserta Didik.......................................7

D. Perkembangan Fisik Remaja Masa SMP-SMA..........................................10

E. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Remaja...........................14

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................16

B. Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menjadi guru bukanlah suatu hal yang mudah seperti yang kita
bayangkan, tetapi menjadi guru adalah suatu hal yang sangat sulit. Menjadi
guru berarti mempunyai amanah yang sangat besar yang harus dipertanggung
jawabkan di hadapan manusia dan dihadapan Allah SWT. Guru pasti
menghadapi anak didik yang mempunyai sifat psikis yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya, baik dalam hal pikirannya, kemauannya,
perasaannya, latar belakang keluarganya maupun jasmaninya. Seorang guru
harus dapat memahami perbedaan-perbedaan itu dan harus mengenal
karakteristik peserta didik, seorang guru juga harus memiliki kedewasaan dan
kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari anak didiknya, menggunakan
prinsip-prinsip psikologi maupun dalam hal menilai cara mengajarnya sendiri
Masa remaja adalah suatu masa perkembangan yang ditandai adanya
proses perubahan dan kondisi “entropy” ke kondisi “negentropy”. Entropy
adalah suatu keadaan dimana kesadaran (pengetahuan, perasaan) manusia
belum tersusun rapih sehingga belum berfungsi maksimal. Sedangkan
Negentropy adalah suatu keadaan dimana kesadaran tersusun urut.
Masa remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak
denganmasa dewasa. lazimnya masa remaja dimulai saat anak secara seksual
menjadi matang dan berakhir saat men"apai usia matang tersebut. Masa
remaja ini terjadi beberapa perubahan atau perkembangan yang terjadi antara
lain perkembangan fisik, perkembangan emosional dan perkembangan
seksual.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke
jenjangkedewasaan kebutuhan hidup seseorang mengalami perubahan-

1
perubahan sejalandengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
kebutuhan sosial psikologi ssemakin banyak dibandingkan dengan kebutuhan
fisik karena pengalaman kehidupansosialnya semakin luas

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimnakah pertumbuhan dan perkembangan remaja dari masa SMP-
SMA.
2. Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan fisik yang terjadi
padaremaja .
3. Bagaimanakah pengaruh lingkungan terhadap perkembangan remaja

C. Tujuan
1. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan remaja masa SMP-SMA.
2. Mengetahui perkembangan fisik yang terjadi pada remaja.
3. Mengetahui pengaruh lungkungan terhadap perkembangan remaja

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Karakteristik Siswa Smp Dan Sma


Ketika anak – anak memasuki masa remaja konsep diri mereka
mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan melibatkan sejumlah
aspek dalam diri mereka. Santrock (1998) menyebutkan sejumlah
karakterisktik penting perkembangan konsep diri  pada masa remaja yaitu :
1. Abstrak and idealistc. Pada masa remaja anak – anak lebih mungkin
membuat gambaran tentang diri mereka dengan kata – kata yang abstrak
dan idealistik. Gambaran tentang konsep diri yang abstrak misalnya
dapat dilihat dari pernyataan remaja usia 14 tahun mengenai dirinya.
“saya seorang manusia. Saya tidak dapat memutuskan sesuatu saya tidak
tahu siapa diri saya.” Sedangkan deskripsi idealistik dari konsep diri
remaja dapat dilihat dari pernyataan. “saya orang yang sensitive, yang
sangat peduli terhadap perasaan orang lain. Saya rasa, saya cukup
cantik.” Meskipun tidak semua remaja menggambarkan diri mereka
dengan cara yang idealis, namun sebagian besar remaja membedakan
antara diri mereka yang sebenarnya dengan diri yang diidamkannya.
2. Differentiated. Konsep diri remaja bisa menjadi semakin terdiferensiasi.
Dibandingkan dengan anak yang lebih muda remaja lebih mungkin untuk
menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin
terdiferensiasi. Misalnya remaja berusaha menggambarkan dirinya
menggunakan sejumlah karakteristik dalam hubungannya dengan
keluarganya, atau dalam hubungannya dengan teman sebaya, dan bahkan
dalam hubungan yang romantis dengan lawan jenisnya. Singkatnya,
dibandingkan dengan anak-anak, remaja lebih mungkin memahami

3
bahwa dirinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda, sesuai dengan peran
atau konteks tertentu.
3. Contracdictions within the self. Setelah remaja mendeferensiasikan
dirinya kedalam sejumlah peran dan dalam konteks yang berbeda beda,
maka munculah kontradiksi antara diri-diri yang terdiferensiasi ini.Dalam
sebuah penelitian Susan Harter(1986) meminta siswa kelas 7 sembilan
dan sebelas untuk mendeskripsikan diri mereka. Harter akhirnya
menemukan bahwa terdapat sejumlah istilah yang kontradiktif yang
digunakan remaja dalam mendeskripsikan dirinya(seperti jelek dan
menarik, mudah busan dan ingin tahu, peduli dan tak peduli, tertutup dan
suka bersenang-senang) meningkat secara dramatis antar kelas tujuh dan
kelas sembilan. Gambaran diri yang kontradiktif ini berkurang jumlahnya
pada siswa kelas 11, namun masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan
siswa kelas 7.
4. The fluciating self. Sifat yang kontradiktif dalam diri remaja pada
gilirannya memunculkan fluktuasi diri dalam berbagai situasi dan lintas
waktu yang tidak mengejutkan. Seorang peneliti menjelaskan sifat
fluktuasi dari diri remaja tersebut dengan metafora. Diri remaja akan
terus memiliki ciri ketidakstabilan hingga masa dimana remaja berhasil
membentuk teori mengenai dirinya yang lebih utuh, dan biasanya tidak
terjadi hingga masa remaja akhir, bahkan hingga masa dewasa awal.
5. Real and ideal true dan false selves. Munculnya kemampuan remaja
untuk mengkontruksikan diri ideal mereka disamping diri yang
sebenarnya, merupakan sesuatu yang membingungkan bagi remaja 
tersebut. Kemampuan untuk menyadari adanya perbedaan anatra diri yng
nyata dengan diri yang ideal menunjukan adanya peningkatan
kemampuan kognigtif mereka. Tetapi, carl rogers yakin bahwa adanya
perbedaan yang terlalu jauh antara diri yang nyata dengan diri ideal
menunjukan ketidak  mampuan remaja untuk menyesuaikan diri.
Penelitian yang dilakukan strachen dan jones (1982) menunjukan bahwa
pada pertenrgahan masa remaja terjadi dikrepansi yang lebih besar antara

4
diri yang nyata dengan diri ideal dibandingkan dengan pada awal dan
akhir masa remaja. Remaja cenderung menunjukkan diri yang palsu
ketika berada di lingkungan teman-teman dikelasnya. Namun ketika
berada bersama teman dekatnya remaja menunjukkan yang asli. Diri
yang palsu ditunjukkan oleh remaja untuk orang lain mengaguminya,
untuk mencoba perilaku atau peran baru yang disebabkan adanya
pemaksaan dari orang lain untuk berprilaku palsu, karena orang lain
tersebut tidak memahami diri remaja yang sebenarnya.
6. Social comparison. Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa,
dibandingkan dengan anak-anak, remaja lebih sering menggunakan
perbandingan sosial untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Namun
kesediaan remaja untuk mengakui bahwa mereka menggunakan
perbandingan social untuk mengevaluasi diri mereka sendiri cenderung
menurun pada masa remaja, karena menurut mereka perbandingan sosial
itu tidaklah diinginkan. Menurut remaja, terungkapnya motif
perbandingan sosial mereka akan membahayakan popularitas mereka.
7. Self-conscious. Karakter lain dari konsep diri remaja adalah bahwa
remaja lebih sadar akan dirinya dibandingkan dengan anak-anak dan
lebih memikirkan tentang pemahaman diri mereka. Remaja menjadi lebih
introspektif, yang mana hal ini merupakan bagian dari kesadaran diri
mereka dan bagian dari eksplorasi diri. Namun introspeksi tidak selalu
terjadi  ketika remaja berada dalam keadaan isolasi sosial. Remaja
kadang-kadang meminta dukungan dan penjelasan dari teman temannya
memperoleh opini teman-temannya mengenai definisi diri yang baru
muncul.
8. Self-protective. Mekanisme untuk mempertahankan diri merupakan salah
satu aspek dari konsep diri remaja dalam upaya elindungi dirinya, remaja
cenderung menolak adanya karakteristik negatif dalam diri mereka.
Gambaran diri yang positif seperti menarik, suka bersenang senang dan
ingin tahu, lebih sering disebutkan sebagai bagian inti dari diri remaja

5
yang penting. Sedangkan gambaran diri yang negatif seperti jelek, egois
dan gugup lebih disebutkan sebagai bagian pinggir.
9. Unconscious. Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa
komponen yang tidak disadari termasuk dalam dirinya, sama seperti
komponen yang disadari. Pengenalan seperti ini tidak muncul masa
remaja akhir. Artinya, remaja yang lebih tua lebih yakin akan adanya
aspek-aspek tertentu dari pengalaman mental diri mereka yang berada
diluar kesadaran atau kontrol mereka dibandingkan dengan remaja yang
lebih mudah.
10. Self-integraion.Terutama pada masa remaja akhir, konsep diri menjadi
lebih terintegrasi, dimana bagian yang berbeda beda dari diri secara
sistematik menjadi satu kesatuan. Remaja yang lebih tua, lebih mampu
mendeteksi adanya ketidakkonsistenan dalam gambaran diri mereka pada
masa sebelumnya ketika ia berusaha untuk mengkontruksikan teori
meneganai diri secara umum, atau suatu pemikiran yang terintegrasi dari
identitas. Ketika remaja menghadapi tekanan untuk membagi bagi diri
menjadi sejumlah peran, munculah pemikiran formal operasional yang
mendorong proses integrasi dan perkembangan dari suatu teori diri yang
konsisten dan koheren.

D. Gambaran Umum Tentang Aspek – Aspek Perkembangan Peserta Didik


1. Perkembangan Aspek Fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis
meliputi perubahan – perubahan dalam tubuh dan perubahan – perubahan
dalam cara – cara individu dalam menggunakan tubuhnya serta perubahan
dalam kemapuan fisik.
2. Perkembangan aspek kongnitif
Perkembangan kongnitif adalah salah satu aspek perkembangan
peserta didik yang  berkaitan dengan pengertian, yaitu semua proses psikologi
yang berkaitan dengan bagaimna individu mempelajari dan memikirkan

6
lingkungannya. Perkembangan kongnitif ini meliputi perubahan pada
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan,
keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang memungkinkan
seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologi yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati,
membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.
3. Perkembangan aspek psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan
peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih
luas. Dalam proses perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti
orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri – cirinya, mengenali apa
yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada
sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi
perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan
perubahan kepribadian.

E. Karekteristik Umun Perkembangan Peserta Didik

1. Karakteristik anak usia sekolah menengah  (Smp)


Dilihat dari taapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak
usia sekolah menengah (smp) berada pada tahpan perkembangan
pubertas ( 10 -14 tahun ).terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol
pada usia smp ini, yaitu :
a) Terjadinya ketidakseimbangan proposi tinggi dan berat badan.
b) Mulai timbulnya ciri – ciri seks sekunder
c) Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan untuk bebas dari
dominasi dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari
dominasi kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua

7
d) Senang membandingkan kaedah – kaedah, nilai – nilai etika atau
norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang
dewasa.
e) Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan tuhan
f) Reaksi dan ekspesi emosi masih labil.
g) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri
sendiri yang sesuai dengan dunia social
h) Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka


guru diharapkan untuk :

a) Menerapkan model pembelajaran  yang memisahkan siswa pria dan


wanita ketika membahas topik – topik yang berkenaan dengan
anatomi dan fisiologi
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan
minatnya melalui kegiatan – kegiatan yang positif.
c) Menerapkana pendekatan pembelajaran yang memperhatikan
perbedaan individu atau kelompok kecil.
d) Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk
mengembangkan potensi siswa
e) Tampil mejadi teladan yang baik bagi siswa
f) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung
jawab

2. Karakteristik anak usia remaja (Smp/ Sma)


Masa remaja (12 – 21 tahun ) merupakan masa peralhan anata masa
kehidupan anak – anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja
sering dikenal dengan masa pencarian jati diri. Masa remaja ditandai
dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu :
a) Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

8
b) Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita
dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c) Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan secara efektif
d) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya.
e) Memilih dan mempersiapakn karier di masa depan sesuai dengan
minat dan kemampuan
f) Mengembangkan sikap positif terhapdap pernikahan, hidup
berkeluarga dan memiliki anak.
g) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang
diperlukan sebagai warga negara.
h) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social
i) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman
dalam bertingkah laku
j) Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan
religiusitas

Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut


adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya.
Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya :

a) Memeberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan


reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan
narkotika.
b) Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur
tubuh atau kondisi dirinya.
c) Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan
keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatknya, seperti saran
olahraga, kesenian dan sebagainya.
d) Melatih siswa untuk mengembangkan resiliensi, kemampuan
bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan

9
e) Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
berfikir kritis, refleksi, dan positif.
f) Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah dan mengambil keputusan
g) Membantu siswa mnegmbangkan etos kerja yang tinggi dan sikap
wiraswasta
h) Memupuk semanga keberagamaan siswa melalui pembelajaran
agama terbuka dan lebih toleran.
i) Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia
mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya

F. Perkembangan Fisik Remaja Masa SMP-SMA


Dengan bekal pengetahuan dan pemahaman tentang remaja dan
psikologi remaja, para guru di sekolah harusmemahami tentang kondisi
psikologis remaja dan menghadapi sikap dan perilaku remaja sebagai peserta
didik secara edukatif dan persuasif. berikut adalah beberapa karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan remaja yang terjadi pada usia sekolah
menengah
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
perubahan yang paling dirasakan olehremaja pertama kali adalah
perubahan fisik. terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap
dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. perubahan
hormon termasuk hormone eseksual membuat remaja menjadi tidak
nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada
kondisi fisiknya. Misalnya 0 remaja jadi sering berkaca hanya untuk
melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk
tubuhnya,dan sebagainya
Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :
1) Perempuan
a) pertumbuhan payudara
b) pertumbuhan rambut pubis/kemaluan

10
c) pertumbuhan badan
d) Menarche menstruasi
e) pertumbuhan bulu ketiak
f) kelenjar menghasilkan minyak dan keringat
2) Laki-laki
a) pertumbuhan testis
b) pertumbuhan rambut pubis/ kemaluan
c) pembesaran badan
d) pembesaran penis
e) perubahan suara karena pertumbuhan pita suara
f) tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak
2. Perkembangan seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada
remaja. Tanda tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki
diantaranya alat reproduksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami
masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma.
Sedangkan pada anak perempuan, bila rahimnya sudah bisa dibuahi
karena ia sudah mendapatkan menstruasi yang pertama. Terdapat ciri lain
pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki pada lehernya
menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah, di daerah
wajah, ketiak, dan di sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu atau
rambut kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, warnanya pucat dan pori-
porinya meluas. Pada anak  perempuan, diwajahnya mulai
tumbuh jerawat, hal ini dikarenakan produksi hormon dalam tubuhnya
meningkat. Pinggul membesar bertambah lebar dan bulat akibat dari
membesarnya  tulang  pinggul  dan  berkembangnya  lemak  bawah kulit,
payudara membesar dan rambut tumbuh di daerah ketiak dan sekitar
kemaluan, suara menjadi lebih penuh dan merdu.
3. Cara Berfikir Kausalitas
Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai
berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan,

11
masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika
dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan
penjelasan yang logis.Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian
orang tua melarangnya sambil berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka
akan menanyakan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan dan jika orang
tua tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskanmaka dia akan tetap
melakukannya. apabila guru pendidik dan oarang tua tidak memahami
cara berfikir remaja, akibatnya akan menimbulkan kenakalan remaja
berupa perkelahian antar pelajar
4. Emosi yang Meluap-luap
Emosi pada remaja masih labil, karena erat hubungannya dengan
keadaan hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik.
dalam satu waktu mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi
mereka tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah. contohnya
pada remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung
perasaannya. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka
dari pada pikiran yang realistis. Saat melakukan sesuatu mereka hanya
menuruti ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi
5. Perkembangan social
Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala
permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan
sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma
yang berlaku.
Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-
ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan
sekitarnya.ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai
aspek psikososial. Ketrampilan tersebut harus mulai dikembangkan sejak
masih anak-anak, misalnya dengan memberikan waktu yang cukup buat
anak-anak untuk bermain atau bercanda dengan teman-teman sebaya,
memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai perkembangan anak, dsb.
dengan mengembangkan ketrampilan tersebut sejak dinimaka akan

12
memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan
berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat.

6. Perkembangan Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya
mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya
sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Alliot Turiel (1978)
menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri
dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan
lingkungan mereka, misalnya politik, kemanusiaan, perang, keadaan
sosial, dsb. remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang
kaku,sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini
tanpa bantahan.
Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan
mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja
akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan
membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan
ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya
“kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan
dipercayainya. akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat
hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi
lebih luas dan sering kali membingungkan, terutama jika ia terbiasa
dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
7. Perkembangan Kepribadian
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari
kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. karena apa yang tampil
tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang
sebenarnya). dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak
menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang
memiliki penampilan tidak menarik "enderung dikucilkan. Disinilah

13
pentingnya orangtua memberikan penanaman nilai-nilai yang
menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-
hal fisik seperti materi atau penampilan.

G. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Remaja


Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan, disatu
pihak remaja mempunyai keinginan kuat untuk mengadakan interaksi sosial
dalam upayamendapatkan kepercayaan dari lingkungan, di lain pihak ia mulai
memikirkan kehidupan secara mandiri, terlepas dari pengawasan orang tua
dan sekolah. Salah satu bagian perkembangan masa remaja yang tersulit
adalah penyesuaian terhadap lingkungan sosial. remaja harus menyesuaikan
diri dengan lawan jenis dalam hubungan interpersonal yang awalnya belum
pernah ada, juga harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa di luar
lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai tujuan pola sosialisasi
dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Dan harus
mempertimbangkan pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku
sosial, membentuk kelompok sosial baru dan nilai-nilai baru memilih teman.
1. Lingkungan keluarga
keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan
anak. Umur 2-9 tahun dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri
menurut jenis kelamin, peranan ibu dan ayah atau orang tua pengganti
(nenek, kakek dan orang dewasa lainnya) sangat besar. peran sebagai
“wanita “ dan “ 'rias” harus jelas.
Dalam mendidik, ibu dan ayah harus bersikap konsisten , terbuka,
bijaksana, bersahabat, ramah, tegas, dan dapat lancar, maka dapat timbul
proses identifikasi yang salah. Masa remaja merupakan pengembangan
identitas diri, dimana remaja berusaha mengenal diri sendiri, ingin
mengetahui bagaimana orang lain menilainya,dan mencoba
menyesuaikan diri dengan harapan orang lain.
2. Lingkungan Teman Sebaya

14
Remaja lebih banyak berada diluar rumah dengan teman sebaya, jadi
dapat dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan
perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga
misalnya, jika remaja mengenakan model pakaian yang sama dengan
pakaian anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya
untuk dapat diterima oleh kelompok menjadi lebih besar demikian pula
bila anggota kelompok mencoba minum alkohol. rokok atau zat adiktif
lainnya, maka remaja cenderung mengikuti tanpa mempedulikan
akibatnya. Didalam kelompok sebaya, remaja berusaha menemukan
dirinya. disini ia dinilai oleh teman sebayanya tanpa mempedulikan
sanksi-sanksi dunia dewasa. Selompok sebaya memberikan lingkungan
yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dimana nilai yang
berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan
oleh teman seusianya. Disinilah letak berbahaya nya bagi perkembangan
jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya
adalah nilai yang negatif, akan lebih berbahaya apabila kelompok sebaya
ini cenderung tertutup (closed group), dimana setiap anggota tidak dapat
terlepas dari kelompok nya dan harus mengikuti nilai yang
dikembangkan oleh pimpinan kelompok, sikap, pikiran, perilaku, dan
gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya.
3. Lingkungan Masyarakat
Dalam kehidupanya, manusia dibimbing oleh nilai-nilai yang merupakan
pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik
harus diikuti, dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari, sesuai
dengan aspek rohaniah dan jasmaniah yang ada pada manusia, maka
manusia dibimbing oleh pasangan nilai materi dan nonmateri. Apabila
manusia hendak hidup secara damai dimasyarakat, maka sebaiknya
kedua nilai yang merupakan pasangan tadi diserasikan akan tetapi
kenyataan dewasa ini menunjukkan bahwa nilai materi mendapat tekanan
lebih besar dari pada nilai non-materi atau spiritual. hal ini terbukti dari

15
kenyataan bahwa sebagai tolak ukur peranan seseorang dalam
masyarakat adalah kebendaan dan kedudukan.

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Ketika anak – anak memasuki masa remaja konsep diri mereka


mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan melibatkan sejumlah
aspek dalam diri mereka.Karakteristik anak remaja bisa dilihat dalam
beberapa aspek, yaitu dari Pertumbuhan fisik, perkembangan seksual, cara
berfikir kausalitas, emosi yang meluap-luap, perkembangan sosial,
perkembangan moral dan perkembangan kepribadian.Dalam hal ini peran
orang tua sangatlah penting dalam kehidupan remaja karena antara hubungan
dengan oang tua memberikan pemenuhan akan kebutuhan – kebutuhan yang
berbeda dalam perkembangan remaja. Orangtua menjadi sumber pentig yang
mengarahkan dan menyetujui dalam pembentukan tata nilai dan tujuan –
tujuan masa depan.
Guru sebagai orang tua kedua bagi siswa di sekolah juga mempunyai
peranan yang sama penting dengan orang tua, dalam masa perkembangan
remaja guru harus memberikan arahan – arahan tentang apa yang terjadi
dalam diri remaja, guru pun harus memberikan contoh yang baik karna dalam
masa perkembangannya, siswa cenderung meniru apa yang mereka lihat
sehari – hari.

B. Saran

Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasi kapada para pembaca


makalah ini yang telah berkanan membaca makalah ini, khususnya
mahasiswa mahasiswi yang mempelajari makalah ini. Mngkin makalah ini
masih jauh dari sempurna karena masih banyak di temukan banyak kesalahan
di sana sini. Untuk itu kami sebagai penulis mengucapkan maaf yang sebesar

17
besar nya dan juga kami memohon keritik serta sarannya yang bersifat
membangun

18
DAFTAR PUSTAKA

Destami. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT


RemajaRosdakarya. 2010

Abu Ahmadi dan Munawar sholeh. Psikologi perkembangan. PT. Rineka Cipta.


2005

Anto  Moeliono, M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Departemen


Pendididkan dan Kebudayaan Republik Indonesia

https://prayitno54.wordpress.com/makalah-tugas-tugas-perkembangan/

https://www.academia.edu/30215690/Makalah_Perkembangan_anak_Masa_SMP
_dan_SMA_doc

Anda mungkin juga menyukai