Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori kepribadian dari Abraham Maslow mempunyai beberapa sebutan, seperti teori
humanistik, teori transpersonal, kekuatan ketiga dalam psikologi, keempat dalam
kepribadian, teori kebutuhan, dan teori aktualisasi diri. Akan tetapi, Maslow (1970)
menyebutnya sebagai teori holistik – dinamiskarena teori ini menganggap bahwa
keseluruhan dari seseorang terus – menerus termotivasi oleh satu arah atau lebih
kebutuhan dan bahwa orang mempunyai potensi untuk tumbuh menuju kesehatan
psikologis, yaitu aktualisasi diri.
Aktualisasi diri dapat dicapai setelah individu telah mencapai dan memenuhi hirarki
kebutuhan yang paaling dasar yaitu kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan
cinta dan kasih sayang, kebutuhan penghargaan, baru kemudian memenuhi aktualisasi
diri.
Individu yang aktualisasi diri mempunyai ciri-ciri yaitu berorientasi secara fisik,
penerimaan umum atas kodrat dari, orang lain dan diri sendiri, spontanitas,
kesederhanaan dan kawajaran, memusatkan diri pada masalah dan bukan pada diri
sendiri, mamiliki kebutuhan akan indenpendensi dan privasi, barfungsi secara otonom
terhadap lingkungan sosial dan fisik, apresiasi yang senantiasa segar, mangalami
pengalaman-pengalaman puncak, minat sosial, hubungan antar pribadi yang kuat, stuktur
watak demokratis, mampu mengintegrasikan sarana dan tujuan, selera humor yang tidak
menimbulkan permusuhan, sangat kreatif, menantang komformitas terhadap kebudayaan.
Uraian di atas merupakan ulasan singkat isi makalah mengenai teori maslow. Sebagai
mahasiswa BK kita harus mengerti mengenai teori Maslow. Kita harus mengerti isi dan
maksud dari teori ini sehingga kita tahu penerapan teori ini, misalnya pada saat
melakukan konseling untuk siswa kita, kita dapat menggunakan teori ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow ?
2. Bagaimana konsep aktualisasi diri menurut Abraham Maslow ?
3. Bagaimanakah konsep humanistik menurut Abraham H. Maslow ?
4. Bagaimanakah teori kebutuhan menurut Maslow?
5. Apakah kelebihan dan kelemahan teori Maslow?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian yang diberikan oleh Ibu
Dra. Hj. Nur Wahyumiani, M.A
2. Agar pembaca bisa memahami teori psikologi kepribadian humanistik

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Holistik
1. Konsep Hierarki Kebutuhan
a. Kebutuhan Fisiologis
 Identifikasi Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman,
tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami
kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan
terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan
membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Bagi masyarakat sejahtera
jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini
terpuaskan, dengan segera kebutuhan-kebutuhan lain (yang lebih tinggi tingkatnya)
akan muncul dan mendominasi perilaku manusia.

 Aplikasi Pendidikan
Pertama-tama harus selalu diingat bahwa bagi individu yang sangat kelaparan, tidak
ada perhatian lain kecuali makanan. Seorang guru atau orang tua jangan berharap
terlalu banyak dari siswa yang kelaparan karena siswa yang kelaparan tidak akan
bisa belajar dengan baik. Berbeda dari kebutuhan-kebutuhan tingkat berikutnya,
kebutuhan pokok ini hanya bisa dipenuhi oleh pemicu kekurangannya. Rasa lapar
hanya dapat dipuaskan dengan makanan. Maslow menggambarkan bahwa bagi
manusia yang selalu dan sangat kelaparan atau kehausan. individu yang cenderung
berpikir bahwa seandainya makanannya terjamin sepanjang hidupnya, maka
sempurnalah kebahagiaannya, individu seperti itu hanya hidup untuk makan saja.
Untuk memotivasi siswa seperti ini, tentu saja makanan solusinya. Pemberian waktu
untuk makan dan memenuhi kebutuhan fisiologis akan memberikan dampak positiv
dan motivasi untuk belajar.
b. Kebutuhan Rasa Aman
 Identifikasi Kebutuhan Rasa Aman
Segera setelah kebutuhan dasar terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan
Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam
kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan
sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang
anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang
anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu
tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang
merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan
berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.

 Aplikasi Pendidikan
Dalam pendidikan, siswa butuh akan rasa aman dalam belajar. Siswa akan merasa
aman jika gedung sekolah dalam keadaan baik dan layak atau siswa juga akan

2
merasa aman jika guru yang mengajarnya sabar.Untuk dapat memberikan rasa aman
tersabut pihak sekolah dan guru harus memahami akan apa yang dibutuhkan siswa.
Rasa sabar yang dimiliki guru untuk mendidik siswa akan membuat siswa merasa
aman dan akan termotivasi untuk belajar. Rasa aman ini akan membuat siswa ingin
memcapai kebutuhan yang lain.
c. Kebutuhan Sosial
 Identifikasi Kebutuhan Sosial
Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang
mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih
sayang akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,
dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat,
kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh
kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan)
di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai
dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa
bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan
cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan
sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya
keramahan, dan keadaan yang tak menentu.

 Aplikasi Pendidikan
Siswa dalam organisasi menginginkan dirinya tergolong pada kelompok tertentu.
Siswa tersebut ingin berasosiasi dengan rekan lain, diterima, berbagi, dan menerima
sikap persahabatan dan afeksi. Misalnya seorang siswa yang mencari perhatian pada
gurunya agar dapat diterima oleh guru tersebut, namun guru tersebut tidak
menanggapi dengan baik terhadap hal yang dilakukan oleh siswa tersebut sehingga
siswa tersebut merasa mengalami penolakan dan terkucilkan. Hal tersebut membuat
siswa enggan untuk belajar dan enggan untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
d. Kebutuhan akan Penghargaan
 Identifikasi Kebutuhan akan Penghargaan
Menurut Maslow, semua orang dalam masyarakat (kecuali beberapa kasus yang
patologis) mempunyai kebutuhan atau menginginkan penilaian terhadap dirinya
yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa
hormat diri atau harga diri. Karenanya, Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi
kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal)
mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan,
kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang
kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan,
penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik.
Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia
akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan
menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta
perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini
adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat
perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng
atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.

3
 Aplikasi Pendidikan
Tidak jarang siswa yang merasa kecewa karena merasa hasil belajarnya tidak
dihargai oleh guru, teman atau orang tua. Contohnya saat siswa tersebut mendapat
nilai delapan puluh namun guru atau orang tua meremehkan dan mengabaikan nilai
yang didapat oleh siswa tersebut sehingga membuat siswa tersebut merasa sangat
kecewa.
Guru atau orang tua hendaknya tidak melakukan hal tersebut karena hal tersebut
dapat membuat anak tidak termotivasi. Setidaknya berikan penghargaan berupa
pujian terhadap siswa tersebut sehingga siswa tersebut merasa dihargai.
e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
 Identifikasi Kebutuhan Aktualisasi Diri
Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya.
Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan
kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut
aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri,
menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini
biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan
secara memadai.
Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi
Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai
titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini
muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara
ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin
yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian. Dalam konteks ini, piramida
kebutuhan Maslow yang berangkat dari titik tolak kebutuhan fisiologis hingga
aktualisasi diri diputarbalikkan. Dengan demikian perilaku organisme yang
diharapkan bukanlah perilaku yang rakus dan terus-menerus mengejar pemuasan
kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih suka memahami daripada dipahami,
memberi daripada menerima. Dalam makalah ini, gagasan aktualisasi diri akan
mendapat sorotan lebih luas dan dalam sebelum masuk dalam pembahasan
penerapan teori.

 Aplikasi Pendidikan
Pada tingkat puncak hirarki kebutuhan ini, tidak banyak yang dapat dikatakan
tentang bagaimana cara memotivasi siswapada level ini. Bagi siswa yang dikatakan
telah mencapai kematangan psikologis ini, disiplin diri relatif mudah sebab apa yang
ingin mereka lakukan sejalan dengan apa yang mereka yakini benar. Nilai-nilai dan
tindakan mereka didasarkan pada apa yang nyata bagi mereka, bukan pada apa yang
dikatakan orang lain kepada mereka. Bila pada level kebutuhan sebelumnya, siswa
biasa dimotivasi oleh kekurangan, orang yang matang ini terutama dimotivasi oleh
kebutuhannya untuk mengembangkan serta mengaktualisasikan kemampuan-
kemampuan dan kapasitas-kapasitasnya secara penuh. Bahkan menurut Maslow,
istilah motivasi kurang tepat lagi untuk diterapkan pada kebanyakan orang yang
berada di tahap aktualisasi diri. Mereka itu amat spontan, bersikap wajar, dan apa
yang mereka lakukan adalah sekedar untuk mewujudkan diri atau sekedar
pemenuhan hidup sebagai manusia.

4
2. Konsep Aktualisasi Diri
a. Pengertian Aktualisasi Diri
“Setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya”. Pemaparan tentang
kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan
kemampuan, oleh Maslow disebut aktualisasi diri, merupakan salah satu aspek penting
teorinya tentang motivasi pada manusia. Lebih lanjut aktualisasi diri adalah keinginan
untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari
semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk
menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat
mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan
dari kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan
semacam itu. Mereka mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaan secara alami, dan
tidak mau ditekan oleh budaya. Dalam aktualisasi diri yang optimal terkandung dua
unsur penting yang terintegrasi yakni kepuasan diri dan kepuasan lingkungan oleh
prestasi optimal yang diraih berkat upaya keras yang bisa membutuhkan waktu bertahun
– tahun. Tentu saja, proses pencapaian aktualisasi diri baru akan teraih bila lingkungan
secara kondusif memberi kesempatan bagi kebebasan individu untuk berlatih
mengembangkan potensinya secara optimal yang dibantu melalui proses pendidikan.
b. Sifat-Sifat Individu Yang Mencapai Aktualisasi Diri
Untuk mencapai tingkat aktualisasi-diri, individu harus sudah memenuhi empat
kebutuhan sebelumnya. Dia jangan lagi direpotkan oleh masalah mencari makan, jangan
lagi dihiraukan oleh ancaman keamanan dan penyakit, memiliki teman yang akrab dan
penuh rasa cinta, juga memiliki perasaan dihargai. Dia bebas dari neurosis, psikosis, dan
gangguan psikologis lain. Sifat lainnya adalah soal usia: orang yang mengaktualisasikan
dirinya tampaknya adalah orang yang telah setengah tua atau lebih tua. Maslow bahkan
menyebut usia 60 tahun atau lebih, sebab orang setua ini sudah mencapai taraf
kematangan (sudah hampir selesai), dalam arti tidak akan atau sulit untuk berubah lagi.
Sifat-sifat berikut ini merupakan manifestasi dari metakebutuhan yang disebutkan di atas
1) Berorientasi secara Realistik
Inilah sifat paling umum dari individu yang teraktualisasi. Dia mampu mengamati
objek-objek dan orang-orang di sekitarnya secara objektif. Maslow menyebut
persepsi objektif ini Being-cognition (B-cognition), suatu bentuk pengamatan pasif
dan reseptif, semacam kesadaran tanpa hasrat. Dia melihat dunia secara jernih
sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi oleh keinginan, kebutuhan, atau sikap
emosional.
2) Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
Individu yang teraktualisasi menerima dirinya, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-
kekuatannya tanpa keluhan atau kesusahan. Dia menerima kodratnya sebagaimana
adanya, tidak defensif atau bersembunyi di balik topeng-topeng atau peranan sosial.
Sikap penerimaan ini membuatnya mampu mendengarkan orang lain dengan penuh
kesabaran, rendah hati dan mau mengakui bahwa Dia tidak tahu segala-galanya dan
bahwa orang lain akan mengajarinya sesuatu.
3) Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran
Dalam semua segi kehidupan, orang yang teraktualisasi bertingkah laku secara
terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Dia tidak harus menyembunyikan emosi-
emosinya, tetapi dapat memerlihatkan emosi-emosi tersebut secara jujur dan wajar.

5
Seperti anak kecil, orang yang teraktualisasi kadang terlihat lugu, mendengarkan
dengan penuh perhatian, takjub dan heran akan sesuatu yang baru, dan itu semua
dilakukannya secara apa adanya tanpa dibuat-buat.
4) Memusatkan diri pada masalah dan bukan pada diri sendiri
Individu yang teraktualisasi-diri tidak pernah menyalahkan diri sendiri ketika gagal
melakukan sesuatu. Dia menganggap kegagalan itu sebagai suatu hal yang lumrah
dan biasa saja. Dia mungkin akan mengecam setiap ketololan dan kecerobohan yang
dilakukannya, tetapi hal-hal tersebut tidak menjadikannya mundur dan menganggap
dirinya tidak mampu. Dicobanya lagi memecahkan masalah dengan penuh
kegembiraan dan keyakinan bahwa ia mampu menyelesaikannya.
5) Memiliki kebutuhan akan privasi dan independensi
Individu yang mengaktualisasikan-diri memiliki kebutuhan yang kuat untuk
memisahkan diri dan mendapatkan suasana kesunyian atau suasana yang meditatif.
Dia butuh saat-saat tertentu untuk tidak terganggu oleh adanya orang lain. Dia
memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran, mencapai keputusan, dan
melaksanakan dorongan dan disiplin dirinya sendiri.
6) Berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik
Individu yang mengaktualisasikan-diri sudah dapat melepaskan diri dari
ketergantungan yang berlebihan terhadap lingkungan sosial dan fisik. Pemuasan
akan motif-motif pertumbuhan datang dari dalam diri sendiri, melalui pemanfaatan
secara penuh bakat dan potensinya.
7) Apresiasi yang senantiasa segar
Individu yang teraktualisasi senantiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu
bagaimana pun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan
kenikmatan yang segar, perasaan terpesona, dan kagum. Bulan yang bersinar penuh,
matahari terbenam, gelak tawa teman, dan hal-hal biasa lainnya selalu dipandang
seolah-olah merupakan pengalaman yang baru pertama kali baginya. Apresiasi yang
senantiasa segar ini membuat hidupnya selalu bergairah tanpa kebosanan.
8) Mengalami pengalaman-pengalaman puncak (peak experiences)
Ada kesempatan di mana individu yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase,
kebahagiaan, perasan terpesona yang hebat dan meluap-luap, seperti pengalaman
keagamaan yang mendalam. Inilah yang disebut Maslow “peak experience” atau
pengalaman puncak. Pengalaman puncak ini ada yang kuat dan ada yang ringan.
Pada orang yang teraktualisasi, perasaan “berada di puncak” ini bisa diperolehnya
dengan mudah, setiap hari; ketika bekerja, mendengarkan musik, membaca cerita,
bahkan saat mengamati terbit matahari.
9) Minat sosial
Individu yang teraktualisasi memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat dan
dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan membantu kemanusiaan. dia
menemukan kebahagiaan dalam membantu orang lain. Baginya mementingkan
orang lain berarti mementingkan diri sendiri.
10) Hubungan antarpribadi yang kuat
Individu yang teraktualisasi memiliki cinta yang lebih besar, persahabatan yang
lebih dalam serta identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
Sahabat-sahabatnya bisa jadi tidak banyak, tetapi sangat akrab. Istrinya mungkin
cuma satu, tetapi cinta yang diterima dan diberikannya sangat besar dan penuh
kesetiaan. Ia tidak memiliki ketergantungan yang berlebihan kepada orang yang
dicintai sehingga membuatnya terhindar dari cemburu buta, iri hati, dan kecemasan.
11) Struktur watak demokratis

6
Individu yang sangat sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa
memerhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, golongan politik, ras, warna kulit,
bahkan agama. Tingkah laku mereka menunjukkan tingkat toleransi yang tinggi,
tidak angkuh, tidak picik atau menganggap diri paling benar. Sifat ini
menggabungkan beberapa meta-kebutuhan seperti kebenaran, kejujuran, dan
keadilan.

B. Humanistik
1. Definisi Psikologi Humanistik
Dari segi bahasa humanisme artinya kemanusiaan, sedangkan menurut Istilah
berarti suatu paham mengenai kemanusiaan yang hakiki. Jelasnya, humanisme adalah
suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi
kemanusiaan yang sebenarnya. Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam
psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan
eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an,
para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas
mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang
berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan,
harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya. Psikologi humanistik
lahir sebagai revolusi ketiga atau dikatakan sebagai mazhab ketiga psikologi yakni
reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan
ketiga “ dalam aliran psikologi.
Tujuan psikologi humanis adalah membantu manusia mengekspresikan dirinya
secara kreatif dan merealisasikan potensinya secara utuh. Hasil pemikiran dari psikologi
humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah satunya
yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client-centered therapy, yang
memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami
perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan
tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya
2. Konsep Humanistik Menurut Abraham H. Maslow
Manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada
dasarnya aktif,punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu ,walaupun dalam
peneletian  boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa (psyche)
manusia. Namun dalam penyimpulan nya ,manusia seperti ini dinamakan pandangan
holistic (whole = menyeluruh). Selain itu manusia juga harus di pandang dengan
penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan
individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaan nya itu sendiri. Karena itu psikologi
harus masuk dalam topic-topik yang selama ini hamper tidak pernah diteliti oleh aliran-
aliran behaviorisme dan psikoanaalisis, seperti cinta, kreativitas, pertumbuhan,
aktualisasi diri ,kemandirian, tanggung jawab, dan sebagainya. Pandangan seperti ini
disebut pandangan humanistic  (human = manusia). Teori Humanistik melihat kreativitas
sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Abraham Maslow ( 1908 – 1970 ) berpendapat manusia mempunyai naluri – naluri dasar
yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:

 Kebutuhan fisik / biologis


 Kebutuhan akan rasa aman.

7
 Kebutuhan akan rasa dimiliki ( sense of belonging ) dan cinta.
 Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
 Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri.
 Kebutuhan estetik.
 Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan
pertama disebut kebutuhan “ deficiency ”.

3. Teori Kebutuhan Menurut Abraham H. Maslow


1) Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Maslow menyusun teori motivasi manusia dimana variasi kebutuhan manusia
dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat
dipenuhi hanya apabila jenjang sebelumnya telah terpuaskan. Kebutuhan fisiologis harus
terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan
fisiologis dan rasa aman terpuaskan baru muncul kebutuhan kasih sayang, begitu
seterusnya. Maslow membagi kebutuhan organisme menjadi dua kategori. Pertama, ia
mengidentifkasi beberapa kategori kebutuhan,defenisi kebutahan “ D “ (atau “ motif D
”), yang penting dalam pertahanan hidup.
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan biologis utama seperti makanan, air, seks dan tempat tinggal.
b. Kebutuhan akan rasa aman
Mencakup kebutuhan akan keadaan yang umumnya biasa diprediksi , yang membuat
dunia menjadi masuk akal. Kebutuhan fisiologis dan keamanan pada dasarnya adalah
kebutuhan mempertahankan kehidupan, dimana kebutuhan fisiologis adalah pertahanan
hidup jangka pendek sedangkan keamanan adalah pertahanan hidup jangka panjang.
c. Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta
Mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain. Orang sangat
peka dengan kesendirian, pengasing, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau
kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini sangat penting sepanjang hidup. Ada dua jenis
cinta ( dewasa ) yakni deficiency atau D-Love dan Being atau B-Love. Kebutuhan cinta
karena kekurangan, itulah D-Love, dimana orang yang mencintai sesuatu yang tidak
dimilikinya seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak
sendirian. Misalnya, hubungan pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat
orang terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-Love adalah cinta yang
mementingkan diri sendiri yang memperoleh daripada memberi. B-Love didasarkan pada
penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau
memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan
terutama bertujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan
dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang.
d. Kebutuhan dasar harga diri
Ada dua jenis harga diri :
 Menghargai diri sendiri ( self respect ), yaitu kebutuhan kekuatan, penguasaan,
kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian dan kebebasan.

8
 Mendapat penghargaan dari orang lain ( respect from other ) yaitu kebutuhan prestise,
penghargaan dari orang lain, status ketenaran, dominasi, menjadi orang penting,
kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya
dikenal dengan baik dan dinilai dengan baik oleh orang lain.
Empat kebutuhan diatas Maslow menyebutnya kebutuhan – kebutuhan deficit atau D-
Needs. Maksudnya, jika kita kekurangan sesuatu atau mengalami deficit, kita akan
merasa membutuhkan sesuatu tersebut. Maslow juga menyebut keempat kebutuhan ini
dengan homeostasis, yakni prinsip yang mengatur cara kerja thermostat ( alat pengendali
suhu ). Kalau suhu terlalu dingin dia akan menyalakan penghangat, sebaliknya kalau
suhu terlalu panas dia akan menyalakan pendingin. Begitupun dengan tubuh kita, ketika
tubuh merasa kekurangan bahan – bahan tertentu, dengan serta merta dia akan merasa
memerlukannya. Ketika dia sudah cukup mendapatkannya, rasa butuh itupun kemudian
berhenti dengan sendirinya. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan deficit tadi
sebagai kebutuhan untuk bertahan.
2) Kebutuhan akan aktualisasi diri
Tahapan tertinggi dalam tangga hierarki motivasi manusia dari Abaraham
Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia
akan berusaha keras untuk mendapatkan aktualisasi diri mereka, atau realisasi dari
potensi diri manusia seutuhnya, ketika mereka telah meraih kepuasan dari kebutuhan
yang lebih mendasarnya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan
dengan dirinya sendiri. Kebutuhan-kebutuhan aktualisasi diri ini tidak memerluka
penyeimbangan atau homeostasis. Sekali diperoleh dia akan terus dirasakan. B-Needs
adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Gambar: Hirarkhi kebutuhan Abraham Maslow

 Kebutuhan fisiologis dasar:  gaji, makanan, pakaian, perumahan.


 Kebutuhan akan rasa aman: lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk ancaman.
 Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi: kesempatan yang diberikan untuk menjalin
hubungan yang akrab dengan orang lain.
 Kebutuhan untuk dihargai: pemberian penghargaan atau reward, mengakui hasil karya
individu.
 Kebutuhan aktualisasi diri: kesempatan dan kebebasan untuk merealisasikan cita-cita
atau harapan individu.
Maslow juga mengutarakan penjelasannya sendiri tentang kepribadian manusia
yang sehat. Teori psikodinamika cenderung untuk didasarkan pada studi kasus klinis
maka dari itu akan sangat kurang dalam penjelasannya tentang kepribadian yang sehat.
Untuk sampai pada penjelasan ini, Maslow mengkaji tokoh yang sangat luar biasa,
Abaraham Lincoln dan Eleanor Roosevelt, sekaligus juga gagasan-gagasan
kontemporernya yang dipandang mempunyai kesehatan mental yang sangat luar biasa.
Dari segi fisik, manusia mempunyai indra, merasa lapar, bertumbuh kembang,
berkembang biak, dan sebagainya. Dari segi kejiwaan manusia pun mempunyai
kebutuhan cita – cita, harapan, usaha dan sebagainya. Semua itu pada hakikatnya baik,
dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Dalam pragdima seperti ini, Maslow
berpendapat bahwa manusia yang sehat jiwanya adalah manusia yang mengembangkan
dirinya sendiri berdasarkan kekuatan –kekuatan dari dalam. Sementara orang – orang

9
yang terganggu jiwanya, yang anti social, yang jahat adalah orang – orang yang
terhambat perkembangan dirinya, yang frustasi oleh gangguan – gangguan dari luar.

4. Kelebihan Dan Kelemahan Teori Maslow


a) Kelebihan
Dari sekian banyak teori motivasional yang ada, mungkin teori Hirarki
Kebutuhan Maslow yang paling luas dikenal. Setelah mencapai target yang paling dasar,
maka secara otomatis akan mencoba memenuhi kebutuhan yang berada di atasnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa teori Maslow telah meletakkan batu pertama untuk
penelitian struktur individu terutama menyangkut apa yang lebih mendorong perilaku
tertentu dalam organisasi dan dalam bidang pembelajaran melalui identifikasi pada
kebutuhan-kebutuhan individu.
b) Kelemahan
Telah diketahui sebelumnya bahwa teori maslow ini telah diterima oleh banyak
orang, namun teori ini masih harus dibuktikan secara empiris. Dalam kenyataannya, sulit
sekali untuk memisahkan dan mengukur kebutuhan-kebutuhan manusia itu sendiri.
Urutan hirarki spesifik tidak sama bagi semua orang. Juga tidak ada penjelasan kapan
suatu kebutuhan sudah cukup terpenuhi. Dan ada beberapa kebutuhan yang dominan
dalam diri seseorang pada saat yang sama. Hingga saat ini belum cukup bukti yang jelas
yang menunjukkan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dikategorikan ke dalam
lima kelompok yang berbeda atau berada pada suatu hirarki. Sejumlah ahli menjadi ragu
karena hasil penelitian-penelitian memberikan hasil yang berbeda, ada beberapa
penelitian yang mendukung, sedangkan yang lainnya menolak.
Terkadang seseorang merasa telah tercukupi kebutuhan dasarnya dan mencoba
memenuhi kebutuhan yang berada di atasnya tanpa memperhatikan kebutuhan yang
sebelumnya sehingga tidak terjadi keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan. Karena
dalam teori ini disebutkan bahwa begitu orang melewati tingkat kebutuhan tertentu, ia
tidak lagi terdorong oleh motivasi tingkat di bawahnya.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abraham Maslow mengemukakan konsephierarkikebutuhan ada 5 diantaranya :
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Rasa Aman
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Pengertian Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri
(self fulfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang
dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi
potensinya.
Sifat-Sifat Individu Yang Mencapai Aktualisasi Diri
1. Berorientasi secara Realistik
2. Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
3. Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran
4. Memusatkan diri pada masalah dan bukan pada diri sendiri
5. Memiliki kebutuhan akan privasi dan independensi
6. Berfungsi secara otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik
7. Apresiasi yang senantiasa segar
8. Mengalami pengalaman-pengalaman puncak (peak experiences)
9. Minat sosial
10. Hubungan antarpribadi yang kuat
11. Struktur watak demokratis
12. Mampu mengintegrasikan sarana dan tujuan
13. Selera humor yang tidak menimbulkan permusuhan
14. Sangat Kreatif
15. Menentang konformitas terhadap kebudayaan
Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Salah satu
tokoh psikologi humanisme adalah Abraham Maslow yang lahir pada tanggal 1 April
1908 di Brooklyn, New York. Dia adalah anak pertama dari tujuh bersaudara.
Ajaran-ajaran dasar psikologi humanistik, yaitu :Individu sebagai keseluruhan yang
integral, Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan, pembawaan baik manusia,
potensi kreatif manusia, dan penekanan pada kesehatan psikologis.
Teori humanisme Maslow merupakan salah satu cabang Humanisme yang terkenal
dengan teori hierarki kebutuhannya yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis

11
2. Kebutuhan Keamanan
3. Kebutuhan Cinta, Sayang dan Kepemilikan
4. Kebutuhan Harga Diri
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

B. Saran
Demi kesumpurnaan makalah ini, penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesumpurnaan penulisan
ini.

12
DAFTAR ISI
https://argopusoro.wordpress.com/2015/07/02/makalah-teori-humanistik-abraham-
maslow/
https://waqidahrahma.wordpress.com/2013/12/21/makalah-teori-holistik-dinamis/

13

Anda mungkin juga menyukai