Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK DENGAN GANGGUAN

Terta Of Fallot (Kelainan Jantung Bawaan)

Mata kuliah : Keperawatan Anak II


Dosen Pengampu : Noerma Shovie Rizqiea, S.Kep., Ns., M.Kep.

DISUSUN OLEH :
1. Muhammad Ichsan Khoironi S19143
2. Tito Febi Ananta Suyito S19158

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Analisis Jurnal
1. Judul
Tumbuh Kembang pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan
2. Penulis
Heru Samudro
3. Nama Jurnal Tempat Publikasi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UKI – RS UKI Jakarta, Indonesia
4. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang dinilai sama, namun pada
hakikatnya berbeda. Pertumbuhan sendiri merupakan pertambahan berat badan, bagian
badan, serta jaringan yang terjadi selama proses menuju dewasa. Sedangkan perkembangan
adalah perubahan-perubahan lain yang terjadi. Perubahan yang dimaksut seperti diferensiasi
organ tubuh dan jaringan selama janin, maturasi alat pencernaan yang efisien sesudah
kelahiran, maturasi dari kerangkaselama masa kanak-kanak, serta produksi antibodi untum
membentuk kekebalan tubuh.
Disisi lain, terdapat permasalahan dalam proses tumbuh kembang anak yaitu Gagal
tumbuh. Biasanya, gagal tumbuh terjadi sejak awal masa bayi. Salah satu faktor
penyebabnya adalah anak dengan penyakit jantung bawaan. Anak dengan penyakit jantung
bawaan membutuhkan pemantauan pertumbuhan untuk mempertahankan pertumbuhan liner
dan peningkatan berat badan agar tetap mencapai pertumbuhan yang optimal.
5. Pembahasan
A. Mekanisme Malnutrisi pada Penyakit Jantung Bawaan
Sebenarnya berat badan bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan masih terbilang
normal, toeransi pada awal pemberian makan juga terbilang cukup baik. Namun bayi
baru lahir dengan penyakit jantung bawaan mengalami sesak dan napas yang cepat
membuat bayi menghentikan makannya. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
pertumbuhan tidak optimal padi bayi dengan penyakit jantung bawaan, seperti
Ketidakcukupan masukan kalori, malabsorpsi, usia saat operasi dan peningkatan energi.
Dari beberapapenelitian faktor ketidakcukupan masukan kalori merupakan faktor yang
paling banyak terjadi.
1. Ketidakcukupan Masukan Kalori
Pemakaian enegergi semakin meningkat seiring masukan kalori yang tidak adekuat
pada bayi dengan penyakit jantung bawaan. Ketidak adekuatan masukan kalori
terjadi ketika anak mulai tidak nafsu makan atau dapat pula ketika ketidakmampuan
tubh dalam memakai zat-zat gizi yang diakibatkan oleh anoksia,asidosis,
malabsorpsi, serta peningkatan kebutuhan gizi. Menurut penelitian, penyakit jantung
bawaan mengakibatkan terjadinya perlambatan maturasi serta fungsi saluran cerna
yang diakibatkan hipoksia kronik. Hal tersebut dapat menyebabkan kelainan Protein
losing entropathy dan steoatore.
2. Penngkatan Laju Metabolik
Beberapa keadaan yang dapat mengakibatkan laju metabolik adalah :
 Peningkatan metabolisme otak pada anak yang kurang gizi
 Peningkatan metabolisme yang berkaitan dengan peningkatan jumlah sel-sel
tubuh
 Penigkatan aktivitas sistem saraf simpatis sebagai respon terhadap gagal
jantung kongestif, terutama saraf simpatis pada jaringan hematopoesis, otot
jantung dan pernapasan.
 Terjadi infeksi pada anak, seperti penyakit saluran napas, infeksi saluran kemih,
indfeksi telinga, serta sepsis, hal tersebut akan meningkatkan suhu tubuh dan
laju metabolik. Setiap peningkatan suhu tubuh 1˚ dari suhu tubuh normal akan
meningkatkan laju metabolik sampai 13%.
3. Usia saat Operasi
Faktor usia juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang serta pemulihan pada anak
dengan penyakit jantung bawaan. Anak dengan berat badan kurang dari 4,5 kg
memiliki risiko tinggi akan kematian ketika dilakukan operasi.

B. Penilaian Status Gizi


Penentuan status gizi pada bayi baru lahir dengan penyakit jantung bawaan juga
penting diperhatikan. Evaluasi status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti pengukuran berat badan, panjang badan, serta lingkar kepala dan kemudian
menggambarkanya kedalam kurva pertumbuhan NCHS. Malnutrisi akut ditandai
dengan penurunan berat badan tanpa disertai gangguan tinggi badan menurut umur.
Sedangkan malnutrisi kronik ditandai dengan adanya penurunan berat badan serta
dibarengi oleh adanya gangguan tinggi badan menurut umur.

C. Pemberian Nutrisi pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan


1. Memperkenalkan kembali makanan tinggi kalori dengan perlahan
 1 kkal/1 mL
 Protein 8-10 %
 Karbohidrat 35-65 %
 Lemak 35-50 %
Tingkatkan asupan kalori dengan
 Menurunkan kandungan air
 Meningkatkan kandungan protein
 Meningkatkan kandungan karbohidrat (glukosa atau sukrosa)
 Meningkatkan kandungan lemak (MCT atau LCT)
Kebutuhan kalori standard untuk fungsi pemeliharaan berkisar antara 75 dan 120
kcal/kg/haridengan peningkatan sebesar 20 % hingga 100% bila disertai stress,
pembedahan atau FIT.
2. Hindari asupan cairan dalam jumlah banyak
3. Batasi konsumsi garam (23-30 mEq/hari)
4. Penuhi kebutuhan kalium sebanyak 2-3 mEq/kg/hari (dapat hingga 4-5
Eq/kg/hari)
5. Awasi status elektrolit
6. Osmolaritas urin sebaiknya tidak melebihi 400 mOsm/L
6. Kesimpulan
Sebagaiman penjelasan diatasa, ank dengan penyakit jantung bawaan mudah sekali
mengalami malnutrisi. Maka dari itu diperlukan strategi untuk menghadapi masalah
malnutrisi tersebut. Meskipun penyebab dan dampak penyakit kronis belum seluruhnya
diketahui, tetapi dengan pemberian nutrisi yang adekuat, pertumbuhan dapat dicapai pada
anak dengan penyakit kronis.
PATOFISIOLOGI
Menurut Ilmu Kesehatan Anak (2015), patofisologi dari penderita TOF pada anak
adalah sebagai berikut, yaitu:

Terpapar faktor endogen dan eksogen Kelainan

jantung kongenital sianotik : tetralogi fallot

Pulmonal stenosis VSD overriding aorta

Obsutrksi berat Tek. Ventrikel kanan >V.Kiri aliran darahdari


ventrkel kanan dan
ventrikel kiri masuk ke
aorta
aliran darah keparu↓ aliran darah darikanan
ke kiri

volumedarahyang darah (kaya CO2) dengan


teroksigenasitidak darah (O2) tercampur

optimal(sedikit)
menurunnyaO2 aliran darah yangrendah
dalamdarah O2 ke aorta ↑↑

Hipoksemia

Gambar 2.1 Pathway Tetralogy Of Fallot Redington AN, dkk (2009)


Sirkulasi darah penderita TOF berbeda dibanding anak normal. Kelainan yang memegang
peranan penting adalah stenesis pulmonal dan VSD. Tekanan antara ventrikel kiri dan kanan pada
pasien TOF adalah sama akibat adanya VSD. Hal ini menyebabkan darah bebas mengalir bolak
balik melalui celah ini. Tingkat keparahan hambatan pada jalan keluar darah di ventrikel kanan
akan menentukan arah aliran darah pasien TOF. Aliran darah ke paru akan menurun akibat
adanya hambatan pada jalan aliran darah dari ventrikel kanan; hambatan yang tinggi di sini akan
menyebabkan makin banyak darah bergerak dari ventrikel kanan ke kiri. Hal ini berarti makin
banyak darah miskin oksigen yang akan ikut masuk ke dalam aorta sehingga akan menurunkan
saturasi oksigen darah yang beredar ke seluruh tubuh, dapat menyebabkan sianosis. Jika terjadi
hambatan parah, tubuh akan bergantung pada duktus arteriosus dan cabang-cabang arteri
pulmonalis untuk mendapatkan suplai darah yang mengandung oksigen. Onset gejala, tingkat
keparahan sianosis yang terjadi sangat tergantung pada tingkat keparahan hambatan yang terjadi
pada jalan keluar aliran darah di ventrikel kanan, Redington AN, dkk (2009)
DAFTAR PUSTAKA
Samudro, Heru.” Tumbuh Kembang pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan”. Majalah
Kedokteran, Volume XXVII No. 1

Anda mungkin juga menyukai