Anda di halaman 1dari 7

DMARD konvensional (cDMARD)

 Prinsip:
- Mengurangi inflamasi RA
- Mengurangi atau mencegah kerusakan sendi
- Melindungi fungsi dan struktur sendi
 cDMARD bekerja lambat, sehingga mungkin memerlukan tambahan OAINS untuk
mengontrol gejala nyeri dan proses inflamasi.
 Perbaikan gejala umumnya memerlukan waktu 6 minggu-6 bulan
 cDMARD mempuntai tempat kerja yang berbeda-beda

Metrotrexate

- Menurunkan sintesis leukotrin B4 pada neutrofil


- Mengurangi konsentrasi 1L-1B pada cairan sinovial
- Merangsang pelepasan adenosin dari fibroblast dan sel endotel
- Mengurangi ekspresi gen kolagenase pada sinovial
- Memiliki efek antiproliferatif pada fibroblast sinovial dan sel endotel

Siklosporin

- Bekerja lebih selektif pada sel T, mencegah proliferasi dari sel T


- Penurunan produksi IL-2

Leflunomide

- Menekan aktivitas enzim tirosine kinase


- Menghambat biosintesis pirimidin de novo melalui hambatan pada dihidroorodat
dehidrogenase
- Menghambat proses mitogen dan sel T yang dirangsang oleh IL-2

Azathioprine

- Analog purin yang dimetabolisme di hepar menjadi bentuk aktifnya yaitu 6-mercaptopurine
yang menghambat sintesis DNA
- Menghambat pertumbuhan sel T

Hidrosiklorokuin

- Menghambat sintesis DNA, RNA dan protein dengan cara berikatan dengan asam nukleat sel
sehingga menekan respon limfosit dan menghambat kemotaksis neutrofil.

Sulfalazine

- Menekan fungsi limfosit dan leukosit melalui mekanisme immunoregulatory dan


antiinflamasi
- Menghambat sintesis prostaglandin
- Mengganggu metabolisme asam folat
- Menghambat pembentukan formasi leukosit
- Menghambat pertumbuhan bakteri
Agen Biologi (bDMARD)

Terapi biologi secara genetik direkayasa proteinnya. Dirancang untuk menghambat komponen
spesifik sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran penting dalam peradangan.

Penghambat TNF

Contoh: Infliximab (INF), Etarnecept (ETN), Adalimumab (ADA), Golimumab (GLM) dan Certolizumab
(CMZ)

a. Infliximab (INF)

Obat tersebut terlihat seperti antibodi yang akan mengikat TNF-a dan menghambat sitokin
ini untuk menghasilkan aksinya (peradangan)
- Golongan TNF inhibitor pertama
- Chimeric antibodi monoklonal terhadap TNF
b. Etarnecept (ETN)
- Merupakan soluble dimer dari reseptor p75 TNF berikatan dengan komponen Fc IgG1,
berfungsi mencegah TNF berikatan dengan sel
- Menetralkan limphotoxin ( sitokin proinflamasi yang berikatan dengan reseptor TNF p55 dan
p75)
c. Adalimumab
- Fully humanized antibodi monoklonal
d. Certolizumab
- fully humanized antibodi monoklonal terhadap TNF, yang berikatan dengan 2 molekul
Polyethylene Glycol (PEG). Molekul PEG ini berfungsi untuk meningkatkan waktu
paruh CMZ dan meningkatkan distribusi dari CMZ ke dalam jaringan inflamasi.
- Walaupun berbeda dengan penghambat TNF lainnya karena tidak mempunyai
komponen Fc, yang akibatnya pada ketidakmampuan untuk membentuk kompleks
imun dengan TNF, oleh karena itu CMZ tidak mengaktivasi proses lisis sel melalui
prose complement-dependent cell atau antibody-dependent toxicity. CMZ juga tidak
dapat membunuh sel dengan cara berikatan pada TNF

Penghambat aktivitas sel T ( T-cell costimulatory blocking)

a. Abatacept
Memodulasi respon imun dengan mengikat CD80 / CD86 pada antigen presenting cell (APC),
sehingga mencegah pengikatan ke CD 28 dan melemahkan aktivasi sel T
- Obat penghambat aktifitas sel T yang baru
- Melalui penghambatan dari sinyal kedua yang dibutuhkan untuk aktivasi sel T
- ABT merupakan fully humanized soluble fusion protein yang bekerja
langsung melawan sel cytotoxic T-lymphocite associated antigen-4 (CTLA4)
Penghambat Sitokin

a. Tocilizumab

- Obat tersebut berikatan dengan reseptor IL-6, sehingga IL-6 tidak akan berikatan dengan
reseptor, sehingga tidak ada efek IL-6.
- fully humanized antibodi monoklonal yang bekerja langsung pada resptor IL-6. IL-6
merupakan sitokin pleiotropik yang dihasilkan oleh beberapa sel dan telah
menunjukkan peranannya pada proses inflamasi yang terjadi pada RA. IL-6 terlibat
dalam proses differensiasi sel B menjadi sel plasma dan sel T menjadi sel T sitotoksik,
induksi differensiasi osteoklast, aktivasi osteoklast, produksi reaktan fase akut
khususnya C-reactive protein (CRP).

Rituximab
Obat tersebut terlihat seperti antibodi yang akan menuju ke sel B dan berikatan dengan antigen
pada permukaan sel B, setelah obat tersebut berikatan dengan antigen maka akan menghancurkan
sel B.
Efek metotreksat pada pembentukan adenosin. Methotrexate memblokir 5 aminoimidazole-4-
carboxamide ribonucleotide (AICAR) yang menyebabkan akumulasi AICAR, yang memblokir
adenosine deaminase.

Adenosin yang terbentuk secara intraseluler diangkut keluar dari sel dengan transporter nukleosida
ekstraseluler (ENT1). ATP dan ADP di ruang ekstraseluler terdefosforilasi secara berurutan oleh
transmembran CD39 untuk membentuk AMP dan AMP diubah menjadi adenosin oleh
transmembran CD73 dan adenosin dapat diubah menjadi inosin atau bertindak melalui reseptor
adenosin untuk mengaktifkan berbagai jalur hilir.

Singkatan: AICAR: amidoimidazolecarboxamidoribonucleotide; ENT1: transporter nukleosida


ekstraseluler; ATP: adenosin trifosfat; ADP: adenosin difosfat; CD39: nukleosida trifosfat
phophohydrolase; AMP: adenosin monofosfat; CD73: ecto-5′nucleotidase (CD73).
Jalur pensinyalan adenosin saat ini merupakan hipotesis utama untuk menjelaskan kemanjuran
metotreksat pada pasien RA. Adenosin dapat dibentuk secara intraseluler dari ATP dan diekspor dari
sel, tetapi sebagian besar adenosin dibentuk secara ekstraseluler oleh dephosforilasi sekuensial ATP
menjadi adenosin di ruang ekstraseluler. Secara intraseluler, adenosin ditemukan menghambat ATIC,
yang menyebabkan peningkatan AICAR intraseluler dan tingkat adenosin ekstraseluler. AICAR
diketahui menghambat adenosin deaminase dan karenanya mencegah pemecahan adenosin
menjadi inosin. Ketika level AICAR meningkat, level adenosine juga meningkat di dalam sel dan
diangkut secara ekstraseluler oleh transporter nukleosida ekstraseluler (Ent1). Mayoritas adenosin
ekstraseluler sebenarnya dibentuk oleh transpor ekstraseluler ATP dari sel melalui transporter ATP
dan pembelahan oleh ektoenzim nukleosida trifosfat fosfohidrolase (NTPP atau CD39), yang
menurunkan fosforilasi ATP dan kemudian ADP untuk menghasilkan AMP. Ecto-5′nucelotidase
(CD73) kemudian memotong AMP menjadi adenosin, yang kemudian dapat mengaktifkan
pensinyalan intraseluler melalui reseptor adenosin atau diubah menjadi inosin oleh adenosin
deaminase.

Anda mungkin juga menyukai