NURHIDAYAH
B0216305
Jumlah mereka yang menderita hipertensi terus bertambah dari tahun ke tahun
dan telah menyebabkan beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama
besar di Negara berkembang maupun Negara maju. Menurut WHO (2015),
hipertensi adalah salah satu penyebab utama kematian dini diseluruh dunia dan
hipertensi membunuh hamper 8 miliar orang setiap tahun di dunia. Sekitar 1,56 miliar
orang dewasa akan menderita hipertensi di tahun 2020 dan hampir 1,5 juta orang
setiap tahun di kawasan Asia Timur-Selatan, dan di wilayah Asia Tenggara.
Menilik data dari Riset kesehatan dasar (2018), prevalensi penyakit hipertensi
di Indonesia naik dari 25,8% menjadi 34,1%. Adapun prevalensi penyakit hipetensi
(Diagnosis Dokter) pada penduduk umur ≥ 18 tahun menurut karakteristik
menunjukkan bahwa jumlah hipertensi terbanyak terjadi pada umur 55-64 tahun
sebanyak 55,2%, umur 65-74 tahun sebanyak 63,2% dan umur ≥ 75 tahun sebanyak
69,5%.
Menurut Agustin (2019), hipertensi dapat terjadi pada siapa pun, baik lelaki
maupun perempuan. Resiko terkena hipertensi ini akan semakin meningkat pada usia
60 tahun ke atas, karena darah secara alami cenderung meningkat seiring
bertambahnya usia, hipertensi dapat menyerang hampir semua golongan masyarakat
di seluruh dunia dan akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Ada beberapa factor
resiko yangdapat menyebabkan hipertensi antara lain karakteristik individu (usia,
jenis kelamin, riwayat penyakit hipertensi), pola makan (kebiasaan konsumsi lemak,
natrium dan kalium) dan gaya hidup (kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stress,
konsumsi kopi dan aktivitas fisik) (Widianto, et.al, 2018).
Penyakit hipertensi seringkali di kaitkan dengan factor gaya hidup dan pola
makan. Terjadi perubahan dalam perilaku konsumsi makanan seperti masyarakat
lebih memilih makanan cepat saji yang pada umumnya banyak mengandung natrium,
tinggi lemak dan kolesterol serta konsumsi buah dan sayur yang rendah. Kebiasaan
mengkonsumsi minuman berkafein yang berlebih berdampak pada meningkatnya
tekanan darah karena menimbulkan efek antagonis yang mempengaruhi kerja dari
reseptor adenosin. Kebiasaan merokok juga menjadi faktor risiko terjadinya
hipertensi. Karbonmonoksida yang terhirup menggantikan oksigen dalam darah
sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa untuk
memompa oksigen agar cukup untuk organ dan jaringan tubuh (Cahyanti, et.al,
2018).
Gaya hidup pada faktor resiko penting timbulnya penyakit hipertensi pada
seseorang. Meningkatnya kejadian hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak
sehat. Hal-hal yang termasuk gaya hidup yang tidak sehat, antara lain merokok,
kurangnya aktivitas fisik, konsumsi makanan berlemak dan stress (Wendi, 2018).
Pada umumnya lansia dalam pola makannya masih salah. Kebanyakan lansia
masih menyukai makanan-makanan yang asin dan gurih, terutama makan-makanan
cepat saji yang banyak mengandung lemak jenuh serta garam dengan kadar tinggi.
Mereka yang senang makan makanan asin dan gurih berpeluang besar terkena
hipertensi. Kandungan Na (Natrium) dalam garam yang berlebihan dapat menahan air
retensi sehingga meningkatkan jumlah volume darah. Akibatnya jantung harus
bekerja keras memompa darah dan tekanan darah menjadi naik sehingga bisa
menyebabkan hipertensi. Kurangnya mengkonsumsi sumber makanan yang
mengandung kalium mengakibatkan jumlah natrium menumpuk dan akan
meningkatkan resiko hipertensi (Yekti, 2013). Teori ini diperkuat oleh penelitian
yang dilakukan oleh Agustin (2019) ditemukan bahwa adanya hubungan pola makan
dengan kejadian hipertensi. Jika pola makan kurang baik maka akan dapat
menyebabkan terjadi penyumbatan terhadap aliran darah sehingga beresiko terjadinya
hipertensi.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mencoba meninjau beberapa
artikel untuk mengetahui lebih mendalam terkait hubungan gaya hidup dan pola
makan dengan kejadian hipertensi pada lansia.
METODE
Dalam tinjauan literature ini pengumpulan artikel yang relevan didapatkan pada
database Pubmed dan Google Scholar dengan rentang waktu 1 Mei 2015 sampai 31
Mei 2020 (5 tahun). Strategi pencarian pada tinjauan sistematis ini dimulai dengan
mengidentifikasi beberapa kata kunci istilah dan persamaan kata dalam beberapa
database untuk menemukan artikel yang relevan. Adapun kata kunci yang digunakan
adalah: “Elderly AND Lifestyle OR Dietary habit AND Incidence of hypertension”.
Tahapan dalam penyaringan artikel dijelaskan pada Diagram 1. Agar lebih spesifik
penulis juga menentukan beberapa kriteria inklusi dan eksklusi.
1) Kriteria Inklusi
Dalam tinjauan literatur ini penulis menentukan kriteria studi yang akan diulas
yaitu (1) Populasi pasien hipertensi pada lansia; (2) Studi kuantitatif; (3) Studi
dengan alat ukur serta outcome yang membahas tentang gaya hidup atau pola
makan; (4) Study yang dilakukan dari tahun 2015-2020; (5) Publikasi
menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
2) Kriteria Eksklusi
Dalam tinjauan literatur ini penulis juga menentukan kriteria eksklusi yaitu (1)
Populasi lansia yang tidak menderita hipertensi; (2) Penelitian yang tidak
membahas tentang gaya hidup dan pola makan.
HASIL
Hasil dari pencarian pada 2 database diperoleh 6254 artikel. 4049 publikasi
dikeluarkan karena bukan publikasi 5 tahun terakhir, full text dan clinical trial
sehingga tersisa 2155 artikel. Artikel tersebut di screening lagi sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi dan dikeluarkan sebanyak 1362 artikel sehingga artikel tersisa
793 artikel, namun 788 diantaranya di eklusikan karena bukan jurnal, tidak lengkap
dan bukan merupakan studi kuantitatif. Setelah proses screening beberapa tahap maka
didapatkan 5 jurnal yang sesuai dengan tujuan dari penulisan tinjauan literatur ini.
Penelitian Simanulang, (2018) , waktu penelitian dimulai pada bulan Februari s/d
bulan Agustus 2017. Hasil penelitian menunnjukkan gaya hidup berdasarkan aktivitas
fisik dengan (p value = 0,01) dan gaya hidup berdasakan pola makan dengan (p value
= 0,05), sebagai faktor resiko yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi.
Penelitian Gusti, et.al (2015), penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015,
dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok control, kelompok kasus
berjumlah 43 sampel dan kelompok kontrol berjumlah 43 sampel. Penilaian pola
makan terbagi menjadi dua yaitu pola makan pencegah dan pola makan pemicu. Pada
hasil penelitian pola makan pencegah menunjukan bahwa hasil perhitungan Uji
statistik Chi Square diperoleh p value = 0,000 (<0,05) sehingga Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola makan pencegah
dengan kejadian hipertensi pada lansia. Pada hasil penelitian pola makan pemicu
menunjukan bahwa hasil perhitungan Uji statistik Chi Square diperoleh p value =
0,009 (<0,05) sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pola makan pemicu dengan kejadian hipertensi pada lansia.
(n=6254)
(n=2155) (n=1362)
(n=788)
Artikel terpilih
berdasarkan kriteria
sintesis kuantitatif
(n=5)
(Fany Indonesia 86 45 Untuk Penelitian ini Dilakukan Hasil penelitian pola makan
Ilyasa tahun mengetahu termasuk jenis mulai menunjukan ada yang tidak
Gusti, et.al keatas i penelitian bulan hubungan antara seimbang antara
2015) hubungan observasional Maret 2015 pola makan asupan dan
antara bersifat (pencegah) (value kebutuhan,
obesitas, rancangan = 0,000; jumlah maupun
pola penelitian Case OR=36,833), jenis
makan, Control. pola makan makanannya,
aktifitas (pemicu) (value = seperti
fisik, 0,009; makanan-
merokok OR=3,529), makanan tinggi
dan lama aktifitas fisik lemak, kurang
tidur (value = 0,002; mengkonsumsi
dengan OR=4,449), sayuran buah,
kejadian merokok (value = makanan tinggi
hipertensi 0,012; natrium, dapat
pada OR=4,504) meningkatkan
lansia. dengan kejadian resiko terjadinya
hipertensi pada hipertensi.
lansia
(Solehatul Indonesia 74 > 60 Untuk Penelitian ini Dilaksanak Hasil penelitian Hasil analisis
Mahmudah, tahun. mengetahu merupakan an pada ini mendapatkan bivariat
et.al, 2015) i penelitian bulan proporsi lansia menunjukkan
hubungan analitik dengan Agustus yang mengalami ada hubungan
gaya hidup pendekatan 2015 hipertensi sebesar antara aktivitas
dan pola kuantitatif. 26,4%. Analisis fisik, asupan
makan Rancangan bivariat lemak, asupan
dengan penelitian ini menggunakan uji natrium dengan
kejadian menggunakan chi-square dan kejadian
hipertensi cross-sectional. analisis hipertensi
pada multivariat sedangkan pada
lansia. dengan regresi analisis
logistik ganda. multivariate di
Hasil analisis dapatkan hasil
bivariat asupan natrium
menunjukkan ada sebagai factor
hubungan antara resiko yang
aktivitas fisik paling
(p=0,024 berhubungan
OR=3,596), dan dengan kejadian
ada hubungan hipertensi.
antara asupan
lemak (p=0,008
OR=4,364),
asupan natrium
(p=0,001
OR=6,103)
dengan kejadian
hipertensi.
Analisis
multivariat
menunjukkan
asupan natrium
(OR
Exp(B)=4,627)
sebagai faktor
resiko yang
paling
berhubungan
dengan kejadian
hipertensi.
(Taslima Indonesia 68 >60 Untuk Penelitian ini Penelitian Hasil penelitian Ada hubungan
dan Asmaul orang tahun mengetahu bersifat Analitik ini bahwa dari 68 antara riwayat
Husna, i dan dengan dilakukan responden yang keluarga, dan
2016) mempelaja pendekatan pada ada riwayat gaya hidup
ri Cross cectional. tanggal 01 / keluarga dengan dengan
hubungan Pengambilan 13 Juni sebanyak 36 kejadian
riwayat sampel 2016 responden hipertensi pada
keluarga menggunakan diantaranya ibu lansia
dan gaya acidenntal yang mengalami
hidup sampling. hipertensi dengan
dengan Pengumpulan kategori berat
hipertensi data dilakukan sebanyak 15
pada dengan (41,7%), p value
lansia di menyebarkan 0,003. gaya hidup
Puskesmas kuesioner. baik sebanyak 39
Kuta Alam responden
Banda diantaranya ibu
Aceh yang mengalami
Tahun hipertensi dengan
2016 kategori berat
sebanyak 5
(12,8%), p value
0,027.
(Poniyah Indonesia 60 >60 Untuk Jenis penelitian Penelitian Hasil penelitian Terdapat
Simanulang orang tahun menganali ini dilaksanan menunjukkan ada hubungan antara
, 2018) sis menggunakan kan mulai hubungan antara gaya hidup
hubungan pendekatan bulan gaya hidup (Aktivitas fisik
gaya hidup Cross sectional , Februari (aktifitas fisik) & Pola Makan)
dengan dengan teknik s/d bulan dengan kejadian dan tidak ada
kejadian pengambilan Agustus hipertensi pada hubungan gaya
hipertensi sampel yaitu 2017 lansia, dengan hidup
pada accidental p.value = 0,01, (Kebiasaan
lansia di sampling ada hubungan merokok &
Puskesmas antara gaya hidup Kebiasaan
Darussala (pola makan) istirahat).
m dengan kejadian
Medan.Jen hipertensi dengan
is nilai p.value =
penelitian 0,05, tidak ada
ini adalah hubungan antara
analitik gaya hidup
korelasi. (kebiasaan
merokok) dengan
kejadian
hipertensi dengan
p.value = 0,521,
tidak ada
hubungan antara
gaya hidup
(kebiasaan
istirahat) dengan
kejadian
hipertensi dengan
p.value = 0.441.
(Ajikwa Indonesia 50 >60 Mengetah Obeservational Waktu Hasil uji Chi Terdapat
Ari orang tahun ui ada analitik dengan penelitian square hubungan pola
Widianto, tidaknya pendekatan dilakukan mengetahui makan dan gaya
et.al, 2018) hubungan Cross sectional pada bulan hubungan pola hidup dengan
pola dan Agusutus makan dan gaya angka kejadian
makan dan menggunakan 2018. hidup dengan hipertensi pada
gaya hidup teknik simple angka kejadian pralansia dan
dengan random hipertensi. Hasil lansia di wilayah
angka sampling. analisis variabel kerja Puskesmas
kejadian Responden pola makan I Kembaran,
hipertensi dalam penelitian diperoleh p = dimana pola
pada ini adalah 50 0,003 dan hasil makan dan gaya
pralansia responden analisis variabel hidup yang tidak
dan lansia pralansia dan gaya hidup baik memicu
di wilayah lansia yang diperoleh p = angka kejadian
kerja mengikuti 0,023. hipertensi yang
Puskesmas prolanis di lebih tinggi
I Puskesmas I
Kembaran. Kembaran.
Pengukuran pola
makan dan gaya
hidup
menggunakan
kuesioner dan
pengukuran
tekanan darah
menggunakan
alat
sphygmomanom
eter.
PEMBAHASAN
Ada beberapa factor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain
karakteristik individu (usia, jenis kelamin, riwayat penyakit hipertensi), pola makan
(kebiasaan konsumsi lemak, natrium dan kalium) dan gaya hidup (kebiasaan
merokok, konsumsi alcohol, stress, konsumsi kopi dan aktivitas fisik) (Widianto,
et.al, 2018).
Pada penelitian Widianto, et.al (2018), minuman yang mengandung kafein juga
berperan dalam terjadinya hipertensi. Kafein yang terdapat pada kopi dapat
meningkatkan kadar plasma beberapa stres hormon yang diketahui dapat
meningkatkan keadaan tekanan darah.
Menurut Muriyati & Safruddin (2018) Perilaku merokok adalah salah satu
faktor yang menunjang kejadian hipertensi karena rata-rata masyarakat yang
mengkonsumsi rokok lebih dari 1 bungkus per harinya baik yang jenis rokok filter
maupun non filter, sehingga semakin banyak rokok yang dikonsumsi maka semakin
besar pula terjadinya penyempitan atau penebalan pada pembuluh darah sehingga
meningkatan denyut jantung dan pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah
dan terjadi hipertensi. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Simanulang (2018), yang menunjukkan hasil penelitian tidak ada hubungan antara
kebisaan merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia.
Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor resiko yang meningkatkan
penyakit hipertensi, Pola makan yang tidak seimbang antara asupan dan kebutuhan,
jumlah maupun jenis makanannya, seperti makanan-makanana tinggi lemak, kurang
mengkonsumsi sayuran dan buah, makanan tinggi natrium, dapat meningkatkan
resiko terjadinya hipertensi (Gusti, 2015).
KESIMPULAN
Berdasarkan artikel yang ditinjau dapat kita lihat bahwa penyakit degenerative
termasuk hipertensi muncul sering kali di kaitkan dengan factor gaya hidup dan pola
makan. Jika lansia memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak baik dapat
memicu angka kejadian hipertensi yang lebih tinggi. Perubahan gaya hidup seperti
kurangnya aktivitas fisik yang menyebabkan kegemukan sehingga akan menghambat
aliran darah serta seringnya mengonsumsi makanan yang mengadung banyak lemak,
protein dan garam tinggi tetapi rendah serat pangan, membawa konsekuensi sebagai
factor berkembangya penyakit hipertensi. Sebab itu lansia harus selalu menerapkan
pola hidup yang baik, mengontrol tekanan darah dan mengkonsumsi obat untuk
menurunkan resiko bahaya dari hipertensi.
SARAN
Agustin, Roza. 2019. “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Lansia Di Puskesmas Lubuk Buaya”. Skripsi. Gizi. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Perintis, Padang.
Azizah, A. L. 2016. “Obesitas, Gaya Hidup, Shift Kerja, dan Kejadian Hipertensi
pada Perawat Di Rumah Sakit Nusantara Medika Utama Jember”. Skripsi.
Kesehatan Masyarakat, Bagian Epidemiologi dan Biostatistik
Kependudukan. Universitas Jember. Jember.
Cahyanti, Jatu. S., et.al. 2018. “Hubungan Asupan Makanan (Lemak, Natrium,
Magnesium) dan Gaya Hidup dengan Tekanan Darah pada Lansia.
Kesehatan Masyarakat. 6(5), 395-403.
Dewi, Neorinta.R 2018. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi
Pada Lansia Di Kelurahan Manisrejo Kota Madiun”. Skripsi. Kesehatan
Masyarakat. Stikes Bhakti Husada Mulia, Madiun.
Gusti, Fany. I., et.al. 2015. “Hubungan antara Obesitas, Pola Makan, Aktifitas fisik,
Merokok dan Lama Tidur dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia”.
Muriyati & Safruddin, 2018. “Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah
Pegunungan dan Pesisir Kabupaten Bulukumba”. Jurnal Kesehata Panrita
Husada. 3(2), 35-51.
Mahmudah, Solehatul., et.al, 2015. “Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan dengan
Kejadian Hipertensi pada Lansia di Kelurahan Sawangan Baru”. Biomedika.
7(2), 43-51.
Pakpahan, Indah. A. 2016. “Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada
Lansia di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor”. Skripsi.
Keperawatan. Universitas Sumatera Utara.
Sudarni, Ni. W., et.al. 2017. “Faktor risiko kejadian hipertensi pada Lansia di Desa
Ogodopi Wilayah Kerja Puskesmas Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong”.
Taslima & Husna, A. 2017. “Hubungan Riwayat Keluarga dan Gaya Hidup dengan
Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh”. Journal of
Healthcare Technology and Medicine,3 (1), 121-131.
Widianto, Ajikwa. A., et.al. 2018. “Hubungan Pola Makan dan Gaya Hidup dengan
Angka Kejadian Hipertensi Pralansia dan Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas I Kembaran”. Jurnal Unimus. 1(5), 58-67.
Wendi. 2018. “Hubungan antara Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Usia
Dewasa Muda di Desa Lamakan Kecamatan Karamat Kabupaten Buol.
Jurnal KESMAS. 7(6), 27-41.