PROTEIN
Dr. ELFI SUSANTI VH, SSi., MSi
ASAM AMINO
ASAM AMINO
❑ Asam amino adalah senyawa penyusun
protein.
❑ Asam amino mempunyai satu gugus
karboksil dan satu gugus amino.
❑ Pada umumnya gugus amino terikat pada
posisi dari gugus karboksil.
asam
NH 2 NH 3
R CH COOH R CH COO -
R H, C - : kiral
digunakan oleh tubuh untukmembangun dan memperbaiki otot, ligamen,
tendon, kulit, rambut, dan kuku.
SIFAT
Bersifat amfoter,
memiliki gugus asam ASAM Memiliki momen dipol
besar.
dan gugus basa. AMINO
Bentuk kesetimbangan :
HO− HO−
RCHCOOH RCHCOO− RCHCOO−
H+ H+
NH 3+ NH 3+ NH 2
1 3 5
2 4
NH 3+ NH 3+ HS CH 2 CH COO -
CH 3 CH 3 L - systein (Cys)
Isoleusin (Ile)
Leusin (Leu)
NH 3+
CH 3 S CH 2 CH 3 CH COO -
L - methionin (Met)
NH 3+ OH NH 3+
Asam amino yang
mengandung gugus -OH HO CH 2 CH COO - CH3 CH CH COO -
L - serine (Ser) L - threonina (Thr)
NH 3+
H2N C CH 2 CH 2 CH COO -
L - glutamin (Gln)
NH 3+
H2
NH 3+ HC C C CH COO -
Asam amino mengandung
dua gugus basa H2N (CH2)4 CH COO - N NH
L - lysin (lys)
L - histidin (His)
NH
NH 3+
L - arginin (arg)
IKATAN SULFIDA
● Disamping ikatan peptida, ikatan kovalen lain diantara as. Amino dlm
peptida dan protein adalah ikatan disulfida.
● Ikatan disulfida adalah ikatan tunggal -S–S-.
● Ikatan disulfida menghubungkan 2 unit sisteina.
● Senyawa peptida alam yang mengandung ikatan disulfida : Oksitosin,
vasopresin.
● Oksitosin: hormon yang mengatur kontraksi uterus dan laktasi→ untuk
merangsang kelahiran bayi
Sistein, penghasil ikatan disulfida
pH Isoelektrik Asam Amino
❑ pI dihitung sebagai rata-rata dari nilai pKa gugus yang menyebabkan asam amino miliki
muatan +1 dan pKa gugus yang menyebabkan asam amino memiliki muatan 0.
❑ pH larutan = pKa
Asam amino akan mengalami deprotonasi 50% dan akan mengalami protonasi 50%.
Penentuan pH Isoelektrik Asam Amino ( pI )
Glisin mempunyai pKa pada gugus α-asam karboksilat 2,3 dan pKa pada gugus α-amin = 9,6.
Atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksilat disebut atom C alpa (α).
Fungsi pH Isoelektrik (pI)
❑ Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan
menetapkan konsentrasinya dalam larutan.
❑ Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik. Bila bereaksi dengan
asam amino akan menghasilkan anion berwarna ungu, aldehid dan CO2
O
O O
OH
RCHCOO−
+ N
NH 3+
OH
O −
O O
anion berwarna ungu
O O
+H3N CH2 C O- + +H3N CH C
O
CH3
glysin alanin O
O
H
+H3N C C N C C O- + H2O
H2
CH3 C-terminal
N-terminal ikatan peptida
gly - ala
(glysinalanin)
Ikatan peptida
IKATAN PEPTIDA ASAM AMINO
❑ Struktur protein :
Struktur primer
Struktur sekunder
Struktur tersier
Struktur kuartener
Peptida (2 - 10 aa)
gabungan
GLIKOPROTEIN glukose dengan
protein
PROTEIN
gabungan lipid
LIPOPROTEIN dan protein
protein serat
protein kolagen,
struktural
Berdasarkan elastin,
fungsi enzim
biologik
hormon
keratin,
toxin
KUARTENER
STRUKTUR SEKUNDER
PROTEIN
TERSIER
STRUKTUR PRIMER
❑ menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam
amino dalam protein
H R O H R O H R O H R O
N C C N C C N C C N C C
H H H H
STRUKTUR SEKUNDER
Figure
Protein Digestion: Part 1
Figure
Protein Digestion: Part 2
Figure
Protein Digestion: Part 3
Figure
Protein Digestion: Part 4
Figure
Absorpsi Asam Amino
kemampuan rendah
❑ Fungsi pencernaan terhambat
septicemia
❑ Sistem imun tdk bekerja optimal shg tdk dapat melawan infeksi
Types of PEM: Kwashiorkor
➢ Kekurangan sejumlah protein
➢ Gejala
○ Edema pada kaki dan perut
○ Kekuatan sel otot berkurang
○ Rambut rapuh dan mudah patah
○ Wajah pucat, tampak sedih, apatis
○ Mudah mengalami infeksi, denyut jantung tidak
stabil, keluar cairan dari paru, pneumonia,
septicemia, serta mengalami ketidakseimbangan
cairan & elektrolis
(Image from http://www.thachers.org/pediatrics.htm)
Types of PEM: Marasmus
➢ Kekurangan asupan protein
○ Lemah, kurus
○ apatis
○ Tdk dapat berdiri sendiri tanpa
dibantu
○ Nampak tua
○ Rambut tipis, kering, dan tdk
bersinar
○ Suhu tubuh dan tekanan darah
rendah
○ Mudah dehidrasi, infeksi, & mudah
mengalami pendarahan
Types of PEM: Marasmic Kwashiorkor