Anda di halaman 1dari 11

SEMINAR KEBIJAKAN BISNIS

Analisis Berdasarkan Penilaian Ratio-Ratio Keuangan, Analisis


SWOT dan Analisis Strategi Terhadap Kinerja PT. Polosari
Kemasindah Sekapuk Sidayu Gresik

Disusun oleh Kelompok 9 :

Zakiyatul Husnah 105030200111056

Poppy Nikita Yudha 105030200111060

Cynthia Permata Ayu 105030207111031

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013
EVALUASI DAN KONTROL STRATEGI

A. ANALISIS RATIO
1. Ratio - Ratio Profitabilitas
 ROI (Return On Investment) atau ROA (Return On Assets)
1.290.212 .973
Tahun 1999 = x 100% = 39,22%
3.289.509 .077
1.529 .502 .363
Tahun 2000 = x 100% = 34,34%
4.454 .585 .294
1.701.396 .000
Tahun 2001 = x 100% = 20,74%
8.202.219 .676
 ROE (Return of Equity)
1.290 .212.973
Tahun 1999 = x 100% = 56,01%
2.303.420 .817
1.529.502 .363
Tahun 2000 = x 100% = 42,88%
3.567 .112 .409
1.701.396 .000
Tahun 2001 = x 100% = 25,36%
6.709.942 .256
 GPM (Gross Profit Margin)
3.655.075 .000−1.985.095 .000
Tahun 1999 = x 100% = 45,84%
3.655 .075.000
6.621.612 .000−4.650.680 .000
Tahun 2000 = x 100% = 29,77%
6.621 .612.000
8.187 .090.000−5.875 .250.000
Tahun 2001 = x 100% = 28,24%
8.187 .090 .000
 NPM (Net Profit Margin)
1.290.212 .973
Tahun 1999 = x 100% = 35,20%
3.655.075 .000
1.529.502 .363
Tahun 2000 = x 100% = 23,1%
6.621.612 .000
1.701.396 .000
Tahun 2001 = x 100% = 20,78%
8.187 .090.000
 OPM (Operative Profit Margin)
1.433.569 .970
Tahun 1999 = x 100% = 39,11%
3.655.075 .000
1.699.447 .070
Tahun 2000 = x 100% = 25,21%
6.621.612 .000
1.890.440 .000
Tahun 2001 = x 100% = 23,09%
8.187 .090.000

2. Ratio - Ratio Likuiditas


 CR (Current Ratio)
1.003.934 .965
Tahun 1999 = x 100% = 129,51%
775.162.810
2.235.050 .519
Tahun 2000 = x 100% = 380,62%
587.217 .885
5.732.260 .890
Tahun 2001 = x 100% = 719,39%
796.827 .420
 QIR (Quick Ratio)
1.003.934 .965−653.732.860
Tahun 1999 = x 100% = 45,18%
775.162 .885
2.235.050 .519−1.253.541 .043
Tahun 2000 = x 100% = 167,15%
587.217 .885
5.732.260 .890−2.491 .938 .525
Tahun 2001 = x 100% = 406,65%
796.827 .420

 Cash Ratio
2.456 .630
Tahun 1999 = x 100% = 0,32%
775.162.810
2.800.000
Tahun 2000 = x 100% = 0,48%
587.217.885
4.850 .350
Tahun 2001 = x 100% = 0,61%
796.827.420
 Inventory to Networking Capital
653.732 .860
Tahun 1999 = x 100% = 285,74%
1.003.934 .965−775.162.810
1.253 .541 .043
Tahun 2000 = x 100% = 76,07%
2.235.050 .519−578.217.885
2.491 .938 .525
Tahun 2001 = x 100% = 50,49%
5.732.260 .890−796.827 .420

3. Ratio - Ratio Aktivitas


 ITO (Inventory Turnover atau Perputaran Inventory)
3.655.075 .000
Tahun 1999 = x 1 kali = 5,59 kali
653.732.860
6.621.612 .000
Tahun 2000 = x 1 kali = 5,28 kali
1.253.541 .043
8.187 .090.000
Tahun 2001 = x 1 kali = 3,28 kali
2.491.938 .525
 CATO (Current Asset Turnover atau Perputaran Aktiva Lancar)
3.655.075 .000
Tahun 1999 = x 1 kali = 3,64 kali
1.003.934 .965
6.621.612 .000
Tahun 2000 = x 1 kali = 2,96 kali
2.235.050 .519
8.187 .090.000
Tahun 2001 = x 1 kali = 1,42 kali
5.732.260 .890
 NWCTO (Networking Capital Turnover atau Perputaran Modal Kerja
Netto)
3.655 .075 .000
Tahun 1999 = x 1 kali = 15,97 kali
1.003.934 .965−775.162.810
6.621.612 .000
Tahun 2000 = x 1 kali = 4,01 kali
2.235.050 .519−587.217.885
8.187 .090 .000
Tahun 2001 = x 1 kali = 1,65 kali
5.732.260 .890−796.827 .420
 FATO (Fixed Assets Turnover atau Perputaran Aktiva Tetap)
3.655 .075.000
Tahun 1999 = x 1 kali = 1,69 kali
2.160.194 .500
6.621.612 .000
Tahun 2000 = x 1 kali = 3,17 kali
2.085.269 .775
8.187 .090.000
Tahun 2001 = x 1 kali = 4,07 kali
2.010.344 .350
 TATO (Total Assets Turnover atau Perputaran Total Aset)
3.655.075 .000
Tahun 1999 = x 1 kali = 1,11 kali
3.289.509 .077
6.621 .612.000
Tahun 2000 = x 1 kali = 1,48 kali
4.454 .585 .294
8.187 .090.000
Tahun 2001 = x 1 kali = 0,99 kali
8.202.219 .676

4. Ratio - Ratio Leverage


 DR (Debt to Assets Ratio)
986.088.260
Tahun 1999 = x 100% = 29,97%
3.289.509 .077
887.472 .885
Tahun 2000 = x 100% = 19,92%
4.454 .585 .294
1.492.277 .420
Tahun 2001 = x 100% = 18,19%
8.202.219 .676
 DER (Debt to Equity Ratio)
986.088.260
Tahun 1999 = x 100% = 42,80%
2.303.420 .817
887.472 .885
Tahun 2000 = x 100% = 24,87%
3.567.112 .409
1.492.277 .420
Tahun 2001 = x 100% = 22,23%
6.709.942 .256
 LDER (Long Term Debt to Equity Ratio)
210.925.450
Tahun 1999 = x 100% = 9,15%
2.303.420 .817
300.255 .000
Tahun 2000 = x 100% = 8,41%
3.567.112 .409
695.450.000
Tahun 2001 = x 100% = 10,36%
6.709.942 .256
 CDER (Short Term Debt to Equity Ratio)
775.162.810
Tahun 1999 = x 100% = 33,65%
2.303.420 .817
587.217 .885
Tahun 2000 = x 100% = 16,46%
3.567.112 .409
796.827 .420
Tahun 2001 = x 100% = 11,87%
6.709.942 .256
 LDAR (Long Term Debt to Assets Ratio)
210.925.450
Tahun 1999 = x 100% = 6,41%
3.289.509 .077
300.255 .000
Tahun 2000 = x 100% = 6,74%
4.454 .585 .294
695.450.000
Tahun 2001 = x 100% = 8,47%
8.202.219 .676

5. Ratio-Ratio Pertumbuhan (Growth Ratio)


 Pertumbuhan dalam penjualan (%)
6.621.612 .000−3.655 .075 .000
Tahun 1999-2000 = x 100% = 44,80%
6.621 .612.000
8.187 .090.000−6.621 .612.000
Tahun 2000-2001 = x 100% = 19,12%
8.187 .090 .000
 Pertumbuhan dalam laba (%)
1.529.502 .363−1.290 .212 .973
Tahun 1999-2000 = x 100% = 15,64%
1.529 .502.363
1.701.396 .000−1.529 .502 .363
Tahun 2000-2001 = x 100% = 10,10%
1.701.396 .000
 Pertumbuhan dalam assets (%)
4.454 .585 .294−3.289.509 .077
Tahun 1999-2000 = x 100% = 26,15%
4.454 .585.294
8.202.219 .676−4.454 .585 .294
Tahun 2000-2001 = x 100% = 45,69%
8.202.219 .676

6. Menggunakan Zscore (Zvalue)


1.003.934 .965−775.162.810
X1 1999 = = 0,06
3.289 .509 .077
2.235.050 .519−587.217.885
2000 = = 0,36
4.454 .585 .294
5.732.260 .890−796.827 .420
2001 = = 0,60
8.202 .219 .676
875.466.259
X2 1999 = = 0,26
3.289.509 .077
1.099 .829 .675
2000 = = 0,24
4.454 .585 .294
1.675.309 .600
2001 = = 0,20
8.202.219 .676
1.433.569 .970
X3 1999 = = 0,43
3.289.509 .077
1.699 .447 .070
2000 = = 0,38
4.454 .585 .294
1.890.440 .000
2001 = = 0,23
8.202.219 .676
2.160.194 .500
X4 1999 = = 2,23
986.088 .260
2.085.269 .775
2000 = = 2,34
887.472.885
2.010.344 .350
2001 = = 1,34
1.492.277 .420
3.655.075 .000
X5 1999 = = 1,11
3.289.509 .077
6.621 .612.000
2000 = = 1,48
4.454 .585 .294
8.187 .090.000
2001 = = 0,99
8.202.219 .676

Z score 2005 = 1,2(x1) + 1,4(x2) + 3,3(x3) + 0,6(x4) + 1(x5)


= 1,2(0,06) + 1,4(0,26) + 3,3(0,43) + 0,6(2,23) + 1(1,11)
= 0,072 + 0,364 + 1,419 + 1,338 + 1,11
= 4,303
Z score 2006 = 1,2(x1) + 1,4(x2) + 3,3(x3) + 0,6(x4) + 1(x5)
= 1,2(0,36) + 1,4(0,24)+ 3,3(0,38) + 0,6(2,34) + 1(1,48)
= 0,432 + 0,336 + 1,254 + 1,404 + 1,48
= 4,906
Z score 2007 = 1,2(x1) + 1,4(x2) + 3,3(x3) + 0,6(x4) + 1(x5)
= 1,2(0,60) + 1,4(0,20) + 3,3(0,23) + 0,6(1,34) + 1(0,99)
= 0,72 + 0,28 + 0,759 + 0,804 + 0,99
= 3,553

Maka, berdasarkan analisis Rasio Laporan Keuangan tersebut , pembahasannya


adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan rasio profitabilitas


a. Menggunakan ROI (Return On Invesment) atau ROA (Return On Asset)
ROI merupakan perbandingan dari laba tersedia bagi para pemegang saham
biasa. Pada data diatas ROI pada tahun 1999 ke tahun 2000 mengalami
penurunan dan juga mengalami penurunan pada tahun2000 ke tahun 2001 hal
ini berarti tingkat pengembalian investasi pada PT Polosari Kemasindah juga
mengalami penurunan.
b. Menggunakan ROE (Return of Equity)
ROE merupakan pengembalian atas Modal Sendiri atau Modal Saham atau
Equity, yaitu rasio earning after tax (EAT) dengan Modal Sendiri atau Modal
Saham atau Equity. Pada data diatas ROE mengalami penurunan di tahun
1999 ke 2000 dan juga penurunana di tahun 2000 ke tahun 2001.
c. Menggunakan GPM (Gross Profit Margin)
GPM merupakan perbandingan penjualan dikurangi harga pokok penjualan
dengan penjualan bersih atau rasio laba kotor dengan penjualan bersih. Pada
data diatas GPM mengalami penurunan setiap tahunya.
d. Menggunakan NPM (Net Profit Margin)
Net profit margin atau margin taba bersih adalah merupakan keuntungan
penjualan setelah menghitung biaya dan pajak penghasilan. Marjin ini
menunjukkan perbandingan laba bersih dengan penjualan. Pada data diatas
NPM tahun 1999 masih lebih besar dari tahun 2000 dan 2001, hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi net margin, semakin baik operasi suatu
perusahaan.
e. Menggunakan OPM (Operative Profit Margin)
Operating Profit Margin atau margin laba operasional merupakan
perbandingan atau rasio laba operasi bersih (earning before interest and taxes
atau EBIT) dengan penjualan. Pada data diatas OPM mengalami penurunan
berturut-turut setiap tahunya.

2. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan ratio likuiditas


a. Menggunakan CR (Current Ratio)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar (current assets)
dengan hutang lancar (current liabilities). Pada data diatas, current ratio
berubah” dari tahun 1999, 2000 dan 2001.
b. Menggunakan QIR (Quick Ratio)
Quick ratio merupakan rasio atau perimbangan antara jumlah aktiva lancar
dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancar. Pada data diatas QIR tahun
2001 lebih tinggi dari pada tahun 2000 dan tahun 1999 dengan demikian,
semakin tinggi quick ratio, faktor keamanan bagi perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya menjadi semakin tinggi.
c. Menggunakan Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dengan aktiva lancar
yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Cash Ratio
mengalami kenaikan dari tahun 1999 ke tahun 2000 dan ke tahun 2001.
d. Menggunakan Inventory to Networking Capital
Pada data diatas, Inventory to Networking Capital mengalami penurunan
setiap tahunya dari tahun 1999 ke 2000 dan ke tahun 2001.

3. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan ratio Aktivitas


a. Menggunakan ITO (Perputaran Inventory)
Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran persediaan menunjukkan tingkat
kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang. Rasio perputaran
persediaan digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
mengelola persediaan. Semakin tinggi rasio perputaran persediaan, maka akan
semakin cepat persediaan perusahaan menjadi kas atau piutang. Namun pada
data diatas, ITO mengalami perubahan dari penurunan setiap tahun.
b. Menggunakan CATO (Perputaran Aktiva Lancar)
Ratio perputaran Aktiva Lancar yang disebut WCTO dalam data diatas juga
mengalami penurunan setiap tahun dari 1999, 2000 dan tahun 2001.
c. Menggunakan NWCTO (Perputaran Modal Kerja)
Ratio perputaran Modal Kerja menurut data diatas juga mengalami penurunan
di tahun 1999 ke tahun 2000 kemudian ke tahun 2001.
d. Menggunakan FATO (Perputaran Aktiva Tetap)
Rasio perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas
penggunaan aktiva tetap sebagai sarana menghasilkan barang yang dijual
maupun dalam mendapatkan penghasilan. Rasio perputaran aktiva tetap
merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan. Dilihat dari data diatas FATO mengalami peningkatan setiap
tahun dari 1999 ke tahun 2000 sampai tahun 2001.
e. Menggunakan TATO (Perputaran Total Asset)
Rasio perputaran aktiva total mengukur perputaran dari semua aktiva atau
asset perusahaan dan dihitung dengan cara membagi penjualan dengan aktiva
total. Total assets turnover merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan total
aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dilihat pada data diatas, TATO
mengalami peningkatan di tahun 1999 sampai 2000 kemudian menurun pada
tahun 2000 ke 2001.

4. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan ratio leverage


a. Menggunakan DR (Debt Ratio)
DR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari
hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Pada data diatas, terjadi
penurunan setiap tahun dari tahun 1999 sampai 2001. Hal ini menunjukkan
semakin tinggi rasio hutang total hutang semakin besar dan risiko keuangan
yang dihadapi perusahaan semakin tinggi.
b. Menggunakan DER (Debt to Equity Ratio)
DER merupakan rasio leverage yang menunjukkan besarnya hutang jangka
panjang dibanding dengan ekuitas atau modal sendiri. Pada data diatas DER
dari tahun 1999 sampai tahun 2001 mengalami penurunan.
c. Menggunakan LDER (Long Term Debt to Equity Ratio)
LDER merupakan rasio leverage yang membandingkan hutang jangka panjang
dengan modal sendiri atau Equity. Pada data diatas, LDER mengalami
penurunan dari 1999 sampai 2000, kemudian terjadi peningkatan di tahun
2001.
d. Menggunakan CDER (Short Term Debt to Equity Ratio)
CDER merupakan rasio leverage yang membandingkan hutang lancar atau
hutang jangka pendek dengan Equity atau Modal Sendiri. Pada data diatas,
CDER mengalami penurunan dari tahun 1999 ke tahun 2000 sampai pada
tahun 2001
e. Menggunakan LDAR (Long Term Debt to Assets Ratio )
Dari data diatas, LDAR mengalami peningkatan setiap tahun dari tahun 1999,
tahun 2000 dan tahun 2001.

5. Pengukuran kinerja keuangan menggunakan ratio pertumbuhan


a. Pertumbuhan penjualan
Ratio pertumbuhan penjualan pada tahun 1999-2000 sebesar 44,80%
sedangkan di tahun 2000-2001 sebesar 19,12%. Hal ini menunjukkan
terjadinya penurunan angka penjualan pada PT. Polosari Kemasindah Sekapuk
Sidayu Gresik.
b. Pertumbuhan dalam laba
Ratio pertumbuhan laba pada tahun 1999-2000 sebesar 15,64% sedangkan di
tahun 2000-2001 sebesar 10,10%. Hal ini menunjukkan terjadinya
peningkatan laba perusahaan yang akan berdampak positif bagi perusahaan.
c. Pertumbuhan dalam asset
Total aktiva pada tahun 1999 sebesar 3.289.509.077, total aktiva pada tahun
2000 sebesar 4.454.585.294 dan total aktiva pada tahun 2001 sebesar
8.202.219.676. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pertumbuhan dalam aset
pada tahun 1999-2000 sebesar 26,15% dan pada tahun 2000-2001 sebesar
45,69%.

B. ANALISIS SWOT
1. Strengh (Kekuatan)
 Lokasi perusahaan yang sesuai dengan peraturan pemerintah tentang letak
suatu pabrik atau perusahaan. Selain itu dasar lain dalam menentukan lokasi
perusahaan atau pabrik, yaitu : tenaga kerja yang cukup tersedia atau mudah
didapatkan, fasilitas transportasi yang memadai, yaitu dekat dengan jalan raya
untuk mempermudah pengangkutan bahan baku atau hasil produksi, untuk
jangka panjang sangat menguntungkan karena adanya pengembangan
pelabuhan ujung pangkah.
 Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur fungsional, hal ini untuk
pembagian dan wewenang sesuai dengan fungsi-fungsinya.
 Perusahaan menyediakan sarana dan prasana untuk menjamin agar
pelaksanaan dan keselamatan kerja dalam perusahaan dapat berjalan baik,
yaitu dengan adanya bagian khusus yang langsung menangani pelaksanaan
keselamatan dan kesejahteraan perusahaan (PKU (Pusat Kesehatan Umat) dan
BPK3 (Badan Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja))
 Dalam mencari tenaga kerja yang berkualitas, perushaan menggunakan
metode Open System
 Para karyawan selain mendapatkan gaji juga mendapatkan jaminan sosial yang
sangat menunjang
 Perusahaan memberikan pelatihan dan kursus-kursus secara periodic yang
disesuaikan dengan masing-masing bidang
 Perusahaan memiliki hubungan industrial yang sangat baik dengan
karyawannya
 Produk yang dihasilkan oleh perusahaan sudah memenuhi standart mutu,
untuk pasar luar negeri, perusahaan telah mendaapatkan sertifikat ISO 9002
 PT. Polasari Kemasindah telah menguasai 20% market share didalam pulau
jawa.

2. Weaknesses (Kelemahan)
 Jumlah karyawan yang masih sedikit, yaitu sebanyak 434 orang.
 Sebagian besar karyawannya masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah,
yaitu STM/SMA, SMP, dan SD.
 Dalam pengadaan bahan baku masih bergantung pada import (dari Saudi
Arabia dan korea) atau pengadaan bahan baku lokal masih sangat rendah.
 Produk yang dihasilkan kurang bervariasi, yaitu hanya inner bag dan walfen
bag/outer bag saja.
 Target dan realisasi produksi perusahaan sering tidak sesuai.
 Hasil produksi dipasarkan diseluruh Indonesia yaitu didalam negeri saja.
Untuk keluar negeri masih tahap rencana dan belum dilaksanakan.
 Kondisi pemasaran di daerah-daerah pemasaran sebagian besar masih ‘cukup’.
 Promosi yang dilakukan perusahaan masih rendah atau belum gencar, yaitu
hanya dari personel selling dan pembuatan kalender.

3. Opportunities (Peluang)
 Indonesia merupakan penghasil barang tani, sehingga perusahaan akan
mendapatkan peluang karena memproduksi karung plastic sebagai
tempat/wadah barang tani.
 Semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk Indonesia akan menjamin
penyediaan SDM yang akan menunjang perusahaan di masa yang akan datang.
 Hubungan erat dengan masyarakat (seperti penerimaan karyawan diutamakan
dari daerah sekitar perusahaan) akan membantu dalam mempertahankan citra
atau membangun opini public yang positif.
 Keadaan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang cukup baik dan
semakin meningkat.
 Perkembangan teknologi yang pesat dan canggih dapat menunjang baik
terhadap jumlah produk yang dihasilkan, mutu maupun efisiensi dalam proses
produksi,yang membantu dalam memenuhi target.
 Supplier selalu menyediakan sumberdaya yang berupa cairan plastic karena
perusahaan mengadakan kerjasama yang baik dengan supplier tersebut.

4. Threats (Ancaman)
 Seiring dengan pertumbuhan ekonomi banyak perusahaan yang memasuki
induustri yang sama sehingga menimbulkan persaingan yang ketat.
 Promosi yang dilakukan para pesaing perusahaan lebih gencar.

C. Alternative Strategy
a. Corporate Strategy
Growth strategy
Merger, PT. Polosari Kemasindah merupakan anggota dari PT. Polowijo group.
Sedangkan PT. Polowijo itu sendiri merupakan produsen pupuk alam dan pupuk
kompos dengan distribusi pasar keseluruh wilayah nusantara. Sehingga hal akan
sangat menguntungkan karena keduanya saling membutuhkan.
b. Business (SBU) Strategy
Leader, agar menjadi pemimpin atau unggul dari para pesaingnya baik dari segi
produk (kualitas dan variasi produk), daerah pemasaran, promosi, dan pangsa
pasar.

D. KESIMPULAN
Dilihat dari segi keuangannya, aspek financial PT. Polosari Kemasindah
Sekapuk Sidayu Gresik. secara umum cukup baik. Perusahaan ini mengalami
peningkatan dalam pertumbuhan laba dan asset yang akan berdampak positif bagi
perusahaan. Bila dikaitkan dengan prospek perusahaan dilihat dari aspek keuangan
menggunakan Z score, Perusahaan ini layak melakukan investasi dan keuangannya
terlihat tidak begitu memiliki risiko kebangkrutan atau masih aman. karena jumlah Z
score dari tahun 1999 adalah 4,303 yang artinya dalam kondisi baik, kemudian dari
tahun 2000 adalah 4,906 yang artinya dalam kondisi baik dan pada tahun 2001
sebesar 3,553 yang artinya dalam kondisi baik.
Dilihat dari analisis SWOT, diperkirakan posisi PT. Polosari Kemasindah
dalam kuadran SWOT, yang didasarkan atas proporsi jumlah butir S-W-O-T dari
setiap garis koordinatnya. Jumlah kekuatan ada 9 dan kelemahan ada 8, maka
posisinya ada di (9-8) = 1 pada garis kekuatan. Jumlah peluang ada 6 dan ancaman
ada 2 sehingga pada garis O-T berada pada (6-2)=4 pada garis peluang. Hasil
perpaduan diatas diperoleh nilai koordinat (1,3) yang memperlihatkan bahwa
PT.Polosari Kemasindah berada pada kuadran I. Dari posisi tersebut, terlihat bahwa
strategi yang cocok untuk PT. Polosari Kemasindah adalah dengan growth strategy
dalam corporate strategy dan Leader dalam Business Strategy.

Anda mungkin juga menyukai