Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Oleh :

Nama : Novi Safari

Nim : 1915401010

Prodi : D3 Kebidanan

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Hakim Prasasti Lubis, M.Pd

STIKES FLORA MEDAN


T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah
yang berjudul “Sejarah Bahasa Indonesia” ini dalam rangka pengembangan salah satu tri darma
perguruan tinggi, yaitu bidang penelitian.

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan
saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat penuhs selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak, terutama rekan-rekan dosen Jurusan Sastra Indonesia yang telah memberikan
masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari
sempuma ini ada manfaatnya.

Medan, 17 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................
1.4 Manfaat ............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................

2.1 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.................................................................................

2.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia................................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................................

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................

3.2 Saran.........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga memerlukan
adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa
digunakan untuk mempermudah manusia dalam menyampaikan pikiran, gagasan, ataupun perasaan.
Bahasa lahir berbeda-beda sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beraneka ragam.

Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini dikarenakan
kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri atas banyak suku dan adat
istiadat. Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas bangsa Indonesia.

Namun, pada era Globalisasi ini menyebabkan masuknya bahasa asing dan bahasa pergaulan
yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa pergaulan sebagai alat komunikasi
sehari-hari. Dengan demikian lambat laun, penggunaan bahasa baku menjadi berkurang.

Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui sejarah dan asal-usul
terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, dalam tulisan ini dijelaskan lebih rinci
mengenai sejarah terbentuknya bahasa Indonesia sampai perkembangannya saat ini, termasuk
perkembangan ejaannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sejarah perkembangan bahasa Indonesia ?


2. Bagaimanakah kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan

Tujuan tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia


2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari tulisan ini adalah memberikan kontribusi informasi
kepada masyarakat mengenai sejarah bahasa Indonesia dari asal-usul munculnya bahasa Indonesia hingga
perkembangan ejaan bahasa Indonesia saat ini. Dengan demikian masyarakat Indonesia dapat
melestarikan dan mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bagi penulis
sendiri,tulisan ini merupakan sarana yang baik untuk bertukar pikiran antar anggota akademisi dalam
membahas materi sejarah bahasa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah sebuah variasi dari bahasa
Melayu. Dalam hal ini dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau, tetapi telahr mengalami
perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad ke-20.
Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup dan terus berkembang dengan
pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari bahasa daerah dan
bahasa asing.

Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Masehi), bahasa Melayu (bahasa Melayu Kuno)
dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu dapat diketahui, dari empat prasasti berusia berdekatan yang
ditemukan di Sumatra bagian selatan peninggalan kerajaan tersebut. Prasati tersebut di antaranya adalah
dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo
berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapurberangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang
Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna.
Pada saat itu, bahasa Melayu yang digunakan bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa
perdagangan, di Kepulauan Nusantara, para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa
menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang sempurna. Hal itu melahirkan berbagai
varian lokal dan temporal pada bahasa Melayu yang secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh
para peneliti.

Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan
prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan penyebaran penggunaan bahasa itu
di Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900
Masehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut dengan Sriwijaya.

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena
dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebutsebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaanya
terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Kemudian,
Malaka merupakan tempat bertemunya para nelayan dari berbagai negara dan mereka membuat sebuah
kota serta mengembangkan bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari bahasa
di sekitar daerah tersebut. Kota Malaka yang posisinya sangat menguntungkan (strategis) menjadi bandar
utama di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling tepat di
kawasa timur jauh. Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen yang
dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat dalam kitab
Logat Melayu pada tahun 1801.

Bahasa Melayu terdapat dua jenis yaitu :

1. Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur, sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan
toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa
yang digunakan para penggunanya.
2. Melayu Tinggi yang pada masa lalu digunakan oleh kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya
sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar.

Pada tahun 1928 bahasa melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar :

 Bertumpah Sarah yang satu, tanah Indonesia


 Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
 Menjunjung bahasa  persatuan,  bahasa Indonesia.

Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda dan baru setelah kemerdekaan
Indonesia tepatnya  pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis.

2.2 Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi bahasa secara umum adalah :

 Sebagai alat komunikasi.


 Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial
 Sebagai alat kontrol Sosial.
 Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.

1. Bahasa sebagai alat komunikasi

Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan
masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau
pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena
bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi,
manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.

2. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi social.

Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung
situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat
berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang
tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

3. Sebagai alat kontrol Sosial.Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata
seseorang.

Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran,
ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang
menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah
sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk
meredakan rasa marah kita.

4. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.

Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur
yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu :

 Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.


 Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

Fungsi bahasa secara khusus :

 Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.


 Mewujudkan Seni (Sastra).
 Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
 Mengeksploitasi IPTEK.

Kedudukan Bahasa Indonesia

Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan
bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :

 Lambang kebanggaan nasional.

Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur
bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga,
menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus
memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya
dengan memelihara dan mengembangkannya.

 Lambang identitas nasional.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti
bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai
bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di
dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya.

 Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.

Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya
dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib
yang sama.Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas
suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing.
Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa
daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus
berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad ke5 M berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk
resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu
Tinggi. Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad - 20, pemerintah kolonial Belanda ingin
menggunakan bahasa Melayu untuk mempermudah komunikasi dengan berpatokan pada bahasa Melayu
Tinggi yang sudah mempunyai kitab - kitab rujukan. Pada 16 Juni 1927 dalam sidang Volksraad (Rapat
Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di
sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa
persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan,
ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36, ditetapkan secara sah bahwa
bahasa Indonesia ialah bahasa negara.

3.2 Saran

Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana dan jauh dari sempurna.
Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu
penyempurnaan di sana – sini agar tulisan ini menjadi lebih lengkap dan lebih bermanfaat bagi pembaca
dan pecinta bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Heri Indra. 2016. Isi Konggres Bahasa Indonesia I sampai X.

http://www.gurungapak.com/2016/05/konggres-bahasa-indonesia. html. 11September 2017

Wikipedia. Bhasa Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia.

September 2017

Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP

Muhammadiyah Jakarta Press.

Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia. 2001

Anda mungkin juga menyukai