Anda di halaman 1dari 23

1.

Pengetahuan yang tidak

Kebenaran dalam pengetahuan 2 lagi menyisakan


keraguan
Skeptik

dirinya
2. Tidak lagi muncul
Meneliti, kemungkinan kesalahan
Mengobservasi, 1 al-'ilm
al-yaqini 3
dan Eksperimen Diri 3. Tidak memberikan
ruang dalam jiwa untuk
Kebenaran di luar dirinya; Aliran, mengetahui berdasarkan
Mazhab, Pemikiran
4 spekulasi

4. Kebenaran yang pasti


dan fitrah (1+ =2) dan (3
lebih sedikit dari 10)
'ILMU Pengetahuan yang sudah pasti (Indrawi - Akli - Mengalami)
Ex: Saya sudah tahu pasti kelas Filsafat Islam Klasik terlaksana (sudah berjalan)

I'TIQAD Pengetahuan level kebenaranya mendekati pasti (Bersifat spekulasi dan belum terbukti/ teralami)
Ex: Tahu ada kelas Filsafat Islam Klasik akan terlaksana karena Konfirmasi dari Dosen

ZANN Pengetahuan pada posisi benar/salah, lebih dekat benaran (Bersifat spekulasi dan belum teralami)
Ex: Kelas Filsafat Islam Klasik terlaksana gak ya sudah konfirmasi dari Dosen tapi siapa tahu hujan

SYAK Pengetahuan pada posisi benar/salah secara seimbang (Bersifat spekulasi dan belum teralami)
Ex: Dosen sudah konfirmasi akan hadir tapi beberap menit kemudian ada kabar sedang ada urusan

WAHM Pengetahuan pada posisi/salah, lebih mendekati salah (Bersifat spekulasi dan belum teralami)
Ex: Kelas Filsafat Islam Klasik terlaksana gk ya tapi ini sudah telat 30 menit dosennya belum datang juga

JAHL Tidak tahu apa-apa (Tidak ada spekulasi apalagi dalil yang menunjukan pembuktian)
Ex: Tidak tahu apa-apa (tidak ada spekulasi apalagi dalil yang menunjukan pembuktian)
Fase pra-keraguan Jiwa
Akal
Indra
Kebenaran dalam pengetahuan Fase terjadinya keraguan (Produktif dan tidak produktif)
dirinya
Skeptik

Fase Mendapat petujuk dan ketenangan

Meneliti,
Mengobservasi,
dan Eksperimen Diri
Ma’rifat
Fase pra-keraguan Hakikat
Syari’at

Kebenaran di luar dirinya; Aliran, Fase terjadinya keraguan (Produktif dan tidak produktif)
Mazhab, Pemikiran

Fase Mendapat petujuk dan ketenangan

Tasawuf ujung petuanganinteketual


dan Sufi sebagai jalan hidup
Al-Munqidz Min Al-Dhalal

Kelemahan setiap
pengetahuan Jiwa
Akal Kegundahan untuk membuktikan
kelemahan spekulasi akal tidak

Indra Akal lebih pasti dengan postulat-


postulat
mudah karena juga membutuhkan
pengetahuan aksiomatik.

(Rasional) Fase keraguan pertama Al-Ghazali


hanya diberi pancaran ketenangan
Indra tegas dan jelas Daya spekulasi akal ternyata dari Ilahi.
(fisik atau wujud indrawi) (Empiris) juga punya kelemahan karena
bisa mengantar pada kesesatan.
Fase keraguan kedua dirinya
Daya terkuat Indra sebagai pengamatan adalah Namun Akal lebih baik dari sendiri yang berekperimen dengan
pengelihatan. Namun masalah muncul saat indra karena memiliki hokum cara mengasigkan diri, menjalani
penglihatan menipu, dimana penglihatan universal (aksioma).
hidup sufi. Tidak mencari
Dalam hukum logika dan
kecilnya bintang di langit itu adalah salah dan kebenaran tapi bagaimana
matemitika Ex: 1+1 = 2
keliru mengalami kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai