Anda di halaman 1dari 8
34, as III, TEKNIK PENYANGGAAN DAN PERKUATAN PADA TEROWONGAN Thos lengenygeen, - secara “full face” dengan pemboran dan peledakan, menggunakan penyangga besi (steel set support) yang dipasang sesudah “mucking Worisontal dan vertikal in-situ stress dianggap sama B ~ Pada tahap 1, tunnel face belum mencapai seksi x-x Massa batuan yang berada pada bagian dimana tunnel akan dibuat dalan keadean’ seimbang dengen massa batuan disekelilingnya. Tekanan yang diberikan oleh penyangga p. peda profil yang akan digali sama dengan in-situ stress p, (titik A pada Gambar 3.1) ~ Pada tahap 2, tunnel face sudah melewati seksi x-x dan tekanan penyangda Py yang sebelumnya diberikan oleh batuan yang berada didatam tunnal, turun menjadi oclejp Tujads defy @agaimanepun juga, tunnel tidak akan runtuh Karena deformasi radial w dibatasi oleh uuns tunnel (tunne? face) dengan gengendalian yang Cukup baik. Jika pengendatian u olen face tidak_ade, tekanan MBenyanaga yang 49 diberikan oleh titik 8 dan C pada yang dibutuhkan untuk membatas) u adalah Tekanan genyangga pi yang dibutunkan untuk membatasi u pada atap (roof) labin besar dari yang dibutuhkan untuk memestasi uw pada dinding (side wall) karena verat dari daerah batu lepas (zone of locse! rock diatas atap tunnel harus di tami kan untuk menghitung tekanan penyangga yang dieutuhkan untuk membatasi stress yang menyebabkan displacement pada atap - Pada tahap 3, tunnel sudah selesai di-"mucking” dan steel set sudah dipasang dekat cengan face. Pada keadaan ini, penyangga belum terbebant seperti ditunjukkan oleh titik 0 cace Gambar 3.1, karena tidak ada deformasi yang terjadi pada tunnel. vika batuan mempunyai sifat geformasi_yang tidak tergantung pada waktu, meva deformasi radial tunhel masih ditunjukkan cleh titik 8 gan c. - - Pada tahap 4, tunnel face maju kira-ki 11/2 kal diameter dari seksi x-x dan cengendalian deformasi didekat face suds” varkurang sekali. Oleh karena itu def selanjutnya dari dinding dan a oinyatakan oleh kurva C-€ G dan & FH pada Sambar 3.1 50 Deformasi radial atau convergence dari tunne! menyebabkan penyangga ter-bebant. Tekanan penyangga p, yang tersedia dari stoe! set bertanbah dengan deformasi radial tune? Seperti digambarkan oleh garis DE F ~ Pada tahap §, tunnel face maju jauh dari seksi x-x sehingga tidak ada lagi pengendalian untuk massa batuan pada seksi x-x. Jika tidak ase Penyangga-penyangga yang dipasang, maka Geformasi radial pada tunnel bertambah seperti digambarkan oleh kurva EG dan F oH pada Ganbar 3 Untuk dinding, tekanan yang dibutunkan untuk menbatasi deformasi turun menjadi 0 pada Litik @ dan dalam hal ini dinding akan stabi Jika tidak ada agi gaya vane dapat mmenyebadkan deformasi. Dipthak Tain, penyangga yang éibutuhkan untuk mambatasi deformasi pada atap turun sanoai minimum dan akan muta} tagi naik. Ini karena Gisplacement kSbawah atap dari daeran batuan lepas i dalam atap menyebabkan tambanan beteanpamecmninct epee beret dari tambahan batuan lepas, ditambahkan untuk tekanan penyangga yang dibutuhkan. Pada contoh diatas, atao akan runtun Ji¢a tidak ada penyangoa yang dipasang di dalam tunnel -GGag) | a8 S555 i I Pada Gambar 3, Gibagian bawah, kurva reaksi penyancaa untuk steel set berpotongan dengan kurva Load-deformasi untuk dinding dan atap terowongan pada titik £ dan © Pada titik-titik ini, tekanan penyangga yang dibutunxan untuk membatasi deformasi pada dinding dan atap adalah tepat seimbang dengan tekanan penyangga yang tersesia ai lari steel set dan terowongan dan sistem penyai adalah dalam keseimbangan stabi Detormert raion U Gambar 3.2 Grafik LANE Penyangga Pada Pembvatan Tunnel Dengan Cara Klasik dan Dengan Cara NATH Tunneling dengan metoda klasik ~ Pemasangan penyengsa sementara (temporary support) membutuhkan waktu lama. + Kontak antara penyangea somentara dan batuan tidak kontinu. ~ Penyangga somentara membutuhkan - tempat dan dapat mengurangi penampang terowongan sampai 30 +. Karena pemasangan penyangga tetap (permanent support) Jama maka batuan disekiter tunnel kehilangan tegangan dan mengalami deformasi yang besar —> akan terjadi overbreak Gambar 3.3 menunjukkan penyangga pada metoda klasik dan NATM. Kurva Intrinsic Untuk Metoda Klasik © —> kurva intrinsic dari karakteristik batuan sebelum Penggalian kurva intrinsic ini berubah secara tidak menguntungkan dari sey kestabilan selama penggatian dan Sesudah Tubang buka’terbentuk , kurva ini menjadi kurva 1 (Kurva 1" jika penggalian secara mekanis, kurva 1 Jika menggunakan bahan peledak). Disini tidak diperhatikan cara operasi dan rencana Penggalian yang merupakan faktor penting juga. Jika terjadi kehilangan tegangan, maka kekuatan batuan turun secara drastis (kurva 2 atau 3), sehingga dengan mudah kekuatan batuan dapat dilampaui oleh stress yang bekerja (digambarkan olh }ingkaran Mohr). Fenomena ini dapat menyebabkan gangguan pada massa batuan (seperti kelakuan batuan menjadi plastik, deformasi yang besar, terjadi hancuran dan «retakan batuan setempat, 411). Menurut Prof. Muller (1964) pengembangan volumik sekitar 2 sampai 2 % dapat menyebabkan menurunnya kexuatan batuan sampai eo - 90 % Pada NATM degradasi batuan tidak akan terjadi karena 1, Cara penggalian tidak “full face 2. Penyangga sementara dengan shotcrete di laksanakan secepatnya, sehingga kurva 1 menjadi kurva 2. Keuntungan ini ada hubungannya dengan terisinya crack dan bagian kosong pada batuan oleh semen sehingga blok-blok batu saling terikat satu sama lain Lapisan semen nasi] shotcrete juga menimbulkan tekanan ‘confining’ (radial) yang dinyatakan engan Vingkaran Mohr dari stress yang bekerja bergerak kesebelah Kanan sehingga menjadi kurva intrinsic (gambar kurva intrinsic untuk NATM) Tekanan confining p, merupakan aksi bersama antara rock bolt dan deformasi batuan yang ditahan oleh semen hasi1 shotcrete. Tekanan confining np kecil sekali tetapi memainkan peranan penting untuk kestabilan, terutama untuk batuan yang retak-retak METODA KLASIK! KENILANGAN

Anda mungkin juga menyukai