Anda di halaman 1dari 37

BAB III

METODE PENAMBANGAN

Ada berbagai macam cara penambangan. ada tambang terbuka, ada tambang bawah tanah, dan

ada tambang bawah air. tambang terbuka adalah tambang yang berhubungan langsung dengan

udara bebas. sedangkan Tambang bawah tanah adalah, tambang dimana kegiatan penambangnya

tidak langsung berkaitan dengan alam terbuka, atau udara bebas.

Tabel 3.1. Klasifikasi Metode Penambangan, (Hartman, 1987)


SISTEM KELAS METODE BAHAN GALIAN
Konvensional
Mekanis AquaeousOpen pit mining* Metal, non-metal Non-metal
Quarrying* Batubara, non-metal
Opencast mining* Batubara, metal, non-metal
Tambang Terbuka
Auger mining Metal, non-metal
Hydraulicking* Metal, non-metal
Dregding *
Room & Pillar mining* Batubara, non-metal Metal,
Stope & Pillar mining* non-metal
Swa-sangga (Self- Underground gloryhole Metal, non-metal
supported) Geophering Metal, non-metal
Shrinkage stoping Metal, non-metal
Tambang Bawah Sublevel stoping * Metal, non-metal
Tanah Cut & Fill stoping * Stull Metal Metal
Berpenyangga buatan
stoping Metal
(Supported)
Square set stoping
Longwall mining * Batubara, non metal Metal
Ambrukan (Caving) Sublevel caving Metal
Block caving *
Inkonvesional
Penggalian cepat Batuan keras Semua
Automasi, Robotik Batubara, batuan lunak
Gasifikasi bawah tanah Hidrokarbon
Novel Retorting bawah tanah Metal
Tambang samudera Non-batubara
Tambang nuklir Metal, non-metal
Tambang luar bumi
3.1 Metoda Penambangan Swa-Sangga ( Self Supported )

1. Open Stope Methode

Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri :

 Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada.

 Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau tradisional.

 Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih.

Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri:

 Endapan bijih dan batuan induk relative keras, sehingga tidak mudah runtuh.

 Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70o.

 Ukuran bijih tidak terlalu besar.

 Tebal endapan bijih kurang dari 5 m.

a. open stope dengan underhand stoping.

Pada metode ini,bagian level atas level bawah dihubungkan dengan raise,dan

penambangan dimulai dengan memotong bagian atas dari raise sehingga terbentuk

jenjang pada cebakan dimana para pekerja berdiri.Dijih lepas kemudian ditarik

setahap demi setahap sampai menapai raise,selanjutnyan dijatuhkan kelevel drive

dibawahnya.Jadi bijih ditambang dari atas kebawah dengan jenjang menurun dan

dijatuhkan menuju haulage drive secra grafitasi sehingga meminimumkan transportasi

mekanikal.
Gambar 3.2 Underhand Stoping

Aplikasi penerapan metode ini, antaralain:

1. Bijih ketebalan 3-4 meter.

2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi.

3. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk ekstraksi

bijih yang terpisah dari bijih utama atau bagian badan bijih utama yang

memberikan kondisi yang cocok.

4. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar.

5. O/Z boleh inkompeten karena bijih menjadi tempat berpijak pekerja

Keuntungan penerapan metode ini, antaralain:

1. Unjuk kerja pemboran baik.

2. Kebutuhan penyanggaan sedikit.

3. Memanfaatkan gravitasi untuk transportasi broken ore.

4. Pemboran dilakukan kearah bawah.


5. Kehilangan bijih halus kadar tinggi lebih sedikit

Sedangkan, Kerugian penerapan metode ini, antaralain:

1. Sortasi sukar dilakukan dalam stope.

2. Kondisi kerja berbahaya khususnya dibawah backs dan walls, interval level harus

kecil.

3. Fasilitas menempatkan waste dalam stope sangat terbatas.

4. Broken ore dikeluarkan pada “satu titik”, produksi kecil

b. open stope dengan overhand stoping

overhand stop secara praktis berlawanan sengan underhand stoping yaitu tempat pekerja

mengarah keatas dan berada dibawah bijih yang akan ditambang.Bijih ditambang selapis demi

selapis dan memungkunkan bijih lepas jatuh ke haulage level yang biasanya dilindungi oleh pilar

dari bijih atau timber.

Gambar 3.2 Overhand Stoping


Aplikasi penerapan metode ini, antaralain:

1. Ketebalan bijih 3 – 4 meter.

2. Kemiringan 500, pemindahan bijih secara gravitasi.

3. Kemiringan diatas 500, diperlukan platform pekerja.

4. Bukan sebagai metode utama, hanya sebagai metode tambahan untuk ekstraksi bijih yang

terpisah dari bijih utama atau bagian badan bijih utama yang memberikan kondisi yang

cocok.

5. H/W dan F/W kompeten untuk mengurangi ore pillar.

6. Badan bijih kompeten.

Keuntungan penerapan metode ini, antaralain:

1. Posisi backs tidak memberikan bahaya, interval level dapat lebih kecil.

2. Sorting dilakukan secara sistimstis.

3. Waste hasil sorting dapat ditumpuk pada mine out area.

4. Kondisi kerja lebih aman dan aplikasi lebih elastis.

5. Pada kemiringan yang kecil broken ore jatuh pada haulage drive secara gravitasi.

Sedangkan, Kerugian penerapan metode ini, antaralain :

1. Unjuk kerja pemboran menurun.

2. Kemiringan bijih diatas 450 diperlukan platform pekerja.

3. Lebih banyak memerlukan material penyangga.

4. Lebih besar kehilangan bijih ukuran halus kadar tinggi


 

c. open stope dengan breast stoping (stope and pillar )

Pada metoda ini,pembongkaran bijih dilakukan secara maju (advancing ) terhadap bijih yang

terletak horizontal dengan tinggi kurang dari 3 m, dimana kondisi ini tidak memungkinkan

dilakuakan dari atas kebawah. Penyanggaan atap (roof) pada breast stoping biasanya secara

permanent atau semi permanent pillar yang terdiri dari bijih itu sendiri

Untuk cebakan yang lebih tebal, maka bijih ditambang secara berjenjang metode ini digunakan

untuk cebakan sampai ketebalan 13 m. pillar yang dibuat kadang-kadang diperkuat dengan

sement sekelilingnya.

Pada cebakan yang datar dengan keteblan kurang dari 4-5 m, metoda ini dilakukan dengan

menggali bijih sehingga terbentuk ” Wide diifts ” dan secar sistematis dengan interval teratur

ditinggalkan bijih sebagai pillar.

Gambar 3.3 Breast Stoping


Keuntungan penerapan metode ini, antaralain :

1. Biaya penambangan rendah.

2. Memungkinkan sortasi dalam stope, dan waste ditinggal pada ruang kosong yang ada.

3. Memungkinkan mekanisasi dari drilling.

Sedangkan, Kerugian penerapan metode ini, antaralain:

1. Losses sebagai pillar mencapai 40%, dengan pillar robbing yang efektip menjadi 20%.

2. Bahaya runtuhan dari hangging wall, khususnya bila mempunyai joint dan cracks yang

sejajar.

3. Daerah yang harus diatur ventilasinya sangat luas.

Metode dapat dimasukkan dalam stope and pillar (bukan room and pillar) apabila memenuhi 2

(dua) dari 3 (tiga) hal sebagai berikut:

1. Pillar tidak teratur dan terletak acak.

 Kadar rendah atau waste sebagai pillar.

 Bukan untuk memperoleh bentuk atau perencanaan tambang yang sistimatis, ttp. sekedar

menyangga atap.

 Penyusun pillar adalah batuan, maka relatif kuat dan berdimensi kecil

2. Ketebalan cebakan lebih besar 6 meter.

 Tebal tetapi aman secara teknik, maka dilakukan tidak berjenjang.

 Tebal dan tidak aman secara teknik, maka dilakukan berjenjang

3. Komoditas yang ditambang adalah mineral, bukan batubara.

 Batubara dapat ditambang secara room and pillar.

 Tidak ada cebakan batubara ditambang secara stope and pillar.


2. Gophering Methode

Metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri:

 Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih.

 Cara pengerjaannya tidak sistematis.

 Alat dan cara penambangnya sangat sederhana.

 Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya mengikuti arah endapan.

Yaitu suatu cara penambangan terhadap endapan bijih yang kecil/tebal dan lebarnya kurang

dari 3 meter kemiringan/dip bukan menjadi suatu masalah bentuk endapan bisa reguler (tidak

teratur)  dapat dipai untuk endapan yang bernilai tinggi tidak dibenarkan untuk menambang “ore

shoot” karena akan menggangu endapan bijih keseluruhaan.

System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai

berikut :

1. Kekuatan bijih relatif kuat.

2. Kekuatan batuan cukup kuat.

3. Bentuk endapan tidak teratur.

4. Kemiringan endapan spotty deposits, sukar ditambang dengan sistematik.

5. Ukuran endapan kecil atau lebarnya lebih kecil 3 meter, terpisah-pisah, letaknya
terpencil.

6. Kadar bijih tinggi, bagian-bagian yang miskin ditinggalkan sebagai pillar.

Contohnya : endapan bijih emas yang tidak teratur tapi kadarnya tinggi.

Keuntungan :

1.    Ongkos penambangan murah.

2.    Memberi tempat kerja dan memperoleh pendapatan tambahan bagi penduduk di sekitar endapan.
Kerugian :

1.    Produksinya rendah.

2.    Mencemari lingkungan hidup.

Cara penambangan :

Cara penambangan Gophering hanya mengikuti arah vein. Kalau cara ini diterapkan pada

Vein yang sangat kaya, metode ini sering memberikan keuntungan sementara. Hal ini karena

biaya pembuatan lubang bukaan dengan ukuran yang sangan bervariasi sangant mahal.

Gambar …... Metode penambangan Gophering

3. Glory Hole Methode


Metode Glory Hole Methode merupakan system penambangan dengan cara bebas membuat

lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk maupun endapan bijih relative kuat. mempunyai

ciri-ciri:

 Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relative sedikit.

 Lebar endapan antara 1 – 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke bawah berbentuk bulat atau

elips.

 Endapan bijih dan batuan induk kuat.

Cara Penambangan

Penambangan underground glory hole mengaplikasikan suatu penggalian terbuka dimana

bijih dipindahkan dari lombong ke jalan pengangkutan dengan memanfaatkan efek gravitasi

Underground glory hole sering diartikan sebagai suatu operasi penambangan dimana bijih

dihancurkan oleh peledakan kemudian jatuh ke jalan bijih (ore pass) oleh efek gravitasi. Open

pits modern yang mengaplikasikan suatu sistem pengangkutan bijih melalui shaft yang dibangun

pada bagian luar pit limit, mencirikan suatu kesamaan proses pengangkutan dengan underground

glory hole. (lihat Gambar 6.3)

Metode penambangan underground glory hole dapat diterapkan untuk berbagai tipe cebakan,

walaupun bentuk material galian tidak mempunyai kecenderungan untuk bisa dikumpulkan pada

drawpoint.

Keuntungan Underground Glory Hole

1 Ongkos penambangan murah, karena tak perlu modal besar.

2 Cara kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan terampil (skilled

labours).
3 Relatif aman.

Kerugian Underground Glory Hole

1 Produksi kecil, yaitu 50-100 ton/hari, karena banyak pekerjaan yang ditangani secara

manual, sehingga pendapatan kecil, berarti keuntungan juga kecil.

2 Sulit mempertahankan jenjang-jenjangnya karena kesulitan dalam menurunkan batuan hasil

peledakan.

Gambar…….Glory Hole

4. Shrinkage Stoping

Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri:

 Cocok untuk batuan kuat.

 Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70o.

 Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.

 Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.

 Endapan bijih harus homogen atau uniform.


 Penambangan tidak selektif.

 Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus dengan metode

selective mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada asam tambang.

Adalah suatu cara penambangan yang termasuk over hand stoping dimana setiap bagian dibor

dan diledakan dari bawah keatas.tumpikan hasil ledaka akan dibiarkan dilantai yang dapat

dimanfaatkan sebagai tempat pemboran berikutnya dan untuk menyanggah country rock .

    

System ini cocok untuk :

1.    Untuk endapan bijih dan batuan sampingnya keras.

2.     Kemiringan dari pada stope wall (dinding stope) harus curam kira-kira sudutnya > 600.

3.    Bentuk urat/vain dengan ketebalan antara 1-3 meter.

4.    Bentuk ore body harus teratur sehingga tidak banyak bijih yang hilang (loose ore).

5.    Harus mempunyai batas yang jelas antara ore body dengan country rock

6.    Orenya bersifat tidak akan mengeras kembali bila bercampur dengan air.

7.    Sebaiknya bukan endapan sulfida.

Contohnya adalah endapan bijih emas yang berbentuk vein tetapi kedalamannya dangkal.

Keuntungan :

1.    Ongkos deplopment lebih rendah karena jarak antara level dengan level dan raise dan raise bias

berjauhan.

2.    Biaya hanling daripada ore lebih rendah karena ore dapat turun dengan sendirinya secara

gravitasi melalui chate.

3.    Kayu-kayu untuk tempat berdirinya pekerja tidak perlukan.


4.    Ventilasinya lebih baik karena dapat mengikuti bukaan.

5.    Dapat melakukan pembersihaan/cleaning mining karena recovery agak tinggi.

6.    Produksi dapat cepat terlaksana karena tinggal didalam stope.

7.    Tidak terjadi penurunan permukaan surface subsidence karena bekas-bekas dari stope di isi

material.

Kerugiaan :

1.    Menyulitkan perusahaan yang bermodal kecil karena sebagian endapan masih tertinggal di

dalam stope tersebut.

2.    Bila endapan (Broken Ore) telalu lama tertinggal didalam stope dan endapan tersebut

mengandung oksida yang mudah teroksidasi oleh udara dan lama kelamaan akan menjadi

kompak hal ini akan menyulitka dalam proses metalurgi.

Cara penambangan :

Teknik penambangan Shringkage Stoping meliputi kemajuan penambangan lombong pada

arah vertikal dan horisontal. Broken Ore digunakan sebagai tempat pijak dan penyangga

sementara.

Operasi Shringkage Stoping meliputi siklus pemboran dan peledakan, ekstraksi bijih, scalling

dan penyangga. Bijih dihancurkan dalam lombong melalui penggalian atap oleh petambang yang

bekerja tepat pada bagian bawah crown.

Broken Ore yang ditinggalkan dalam lombong dapat berfungsi sebagai :

1.    Tempat berpijak yang stabil bagi pembor yang dapat menampung banyak pembor, sehingga

dapat mempercepat penambangan.


2.    Sebagai penyangga country rock.

Gambar .....Skhrinkage Stoping

5. Sublevel Stoping

Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat level-level,

kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-syaratnya sebagai berikut:

 Ketebalan cebakan antara 1 – 20 m.

 Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o.

 Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.

 Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-retak ketika

dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi atau pencampuran

dua material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih dengan batuan induk.

 Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.


Adalah cara penambangan bijih terletak diantara 2 level dimana penambangan ini dilakukan

membuat sub level yang berurutan. Jarak antara level 100 – 200 feet sedang itu sub level 25 – 40

feet. Cara penambangan ini dapat dilakukan dengan cara oper Hand. Level utama dihubungkan

dengan raise dan sub level.

Untuk sub level ini cocok untuk endapan sebagai berikut :

1.    Ketebalan endapan kurang lebih 10-20 meter.

2.    Kemiringan endapan sebaiknya 300

3.    Endapan harus keras

4.    Kountry rock/ sekelilingnya harus keras dan kompak agar tidak mudah terjadi pengotoran

(Dilution)

5.    Batas antara endapan dengan country rock sebaiknya mudah dilihat dan bentuknya teratur.

6.    Penyebaran bijih sebaiknya merata karena cara ini tidak memungkinkan tidak selektif.

Contohnya adalah endapan bijih besi.

Keuntungan :

1.    Pekerjaan aman karena pekerja tidak berada didalam stope.

2.    Biaya penambangan perton ore relatif murah

3.    efisiensi penambanggan lebih besar karena dapat melakukan penambangan secara serentak.

4.    Tidak di perlukan penyanggah

5.    Bijih dikeluarkan secara gravitasi.

Kerugiaan :
1.    Banyak bukaan yang harus dikerjakan.

2.    Kehilangan mineral agak banyak terutama pada waktu penggambilan pillar yang tertinggal.

3.    Sorting didalam stope tidak dapat di hilangkan.

4.    Kesulitan pada pengambilan pillar-pillar yang tadinya ditinggalkan sebagai penyanggah

sementara.

5.    Kemungkinaan runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap kemajuaan tambang

Cara penambangan :

Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah sampai pada aktifitas dalam

lombong. Fragmentasi bijih (broken ore) diperoleh melalui ring drill dan peledakan. Kemudian

Broken Ore masuk ke dalam Draw Point. Muka dan dinding samping lombong ditinggalkan

tanpa diberi penyanggaan.

Pembuatan Stoping dengan peledakan menggunakan lubang tembak panjang antara 20-30

meter yang dibuat dari sub level. Sistem pemboran peledakan umumnya terdiri dari 2 metode

umum yaitu :

1.    Pemboran melingkar dengan diameter 50-75 mm

2.    Pemboran paralel dengan diameter besar 200 mm.


Gambar Sub Level Stoping

B.    SUPORTED STOPE METHOD

1. Cut and Fill

Adalah suatu metode penambangan dengan jalan mengambil bagian demi bagian (slice by)

dimana bagian yang sudah ditaambang dikeluarkan orenya lalu dimasukan material pengisi

sebelum penambangan berikutnya dilakukan.

Material pengisi disini berfungsi sebagai berikut :

1.    tempat berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya.

2.    sebagai penyanggah batuan sekelilingnya.

3.    Untuk mencegah terjadinya penurunaan permukaan.

System ini cocok untuk endapan sebagai berikut :

1.    Untuk endapan yang berbentuk Paint dengan dip 450


2.    Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.

3.    Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak.

4.    orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining recovery yang tinggi guna menutupi

ongkos.

5.    Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang teratur dan banyak terdapat

Barrent rock (batuan sekelilingnya masuk kedalam bijih). Diantara endapan bijih yang sedang

ditambang.

Keuntungan :

1.    Cukup pleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan dapat mengadakan

selektif mining.

2.    dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih selanjutnya.

3.    Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi.

4.    Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan kebakaran jarang terjadi.

5.    Bisa mendapatkan mining Recovery yang tinggi.

6.    Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga produksinya besar.

7.    Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan

Kerugiaan:

1.    Selain menambang juga harus mencari material pengisi

2.    harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan material pengisi agar

tidak terjadi pengotoran

3.    Ongkos penambangan relatif tinggi


Gambar :

2. STULL  STOPING

Adalah suatu metode penambangan yang menggunakan penyanggaan kayu (timber), dan

penyangga dipasang langssung dari hanging wall ke foot wall. Penyangga ini disebut stull.

Penyanggaan ini bias sistimatis,tetapi bias juga hanya dipasang setempat bila bila keadaan

batuan memungkinkan.
Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai

berikut :

1.    Kekuatan bijih agak tebal, sehingga tidak perlu disangga

2.    kekuatan batuan samping mudah pecah

3.    Kemiringan endapan tidak terlalu berpenggaruh

4.    Ukuran endapan antara 1-3 meter, yaitu ketebalan masih bias dicapai oleh penyangga kayu

tanpa sambungan (timber)

5.    Kadar bijih tinggi, karena ongkos penambangan juga tinggi.

Cara penambangan

1.    Penerapannya dibatasi oleh panjang stull.

2.    Untuk menghindari amblesan (Surface Subsidence) maka harus diisi degan  material pengisi

sehingga dapat berubah manjadi cut and fill

3.    Kalau penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lombong dapat dibiarkan kosong dan

runtuh sendiri maka biasanya yang dipakai top slicing.

Segi positif stull stoping

1.    Cara penambangan sangat sederhana karena cara penyanggan ini tidak sulit sehingga tidak

memerlukan banyak karyawan yang terampil

2.    Bisa meninggalkan pillar yang terbuat dari barent rock.

3.    Karena luwes dapat dilakukan selective mining, maka perolehan tambangnya bias tinggi.

4.    Memiliki jaminan keamanan yang cukup baik dibandingkan square setting atau cut and fill,

karena ukuran endapan bijihnya tipis.


Segi negatif Stull Stoping

1.    Karena memakai penyangga kayu dapat menyebabkan pembusukan serta  kebakaran.

2.    Pada umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran.

3.    Dapat menyebabkan amblesan kecuali diikuti dengan pengisian bekas-bekas lombong.

3. Square Set Stoping

Square set stoping merupakan sistem panambangan dengan penyanggaan secara sitematis

yang saling tegak lurus kesegala arah (tiga dimensi). Penyangga ini memilki kerangka berupa

kubus maupun empat persegi panjang.

Cara ini cocok untuk endapan yang bersifat :

1.    Kekuatan bijih lemah serta mudah runtuh.

2.    Kekuatan batuan samping lemah serta mudah runtuh

3.    Bentuk endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat, misalnya

mempunyai off shoot, pocket, dll.

4.    Kemiringan endapan > 450 yg berbentuk urat bijih.

5.    Ukuran endapan minimum 3,5 m.

6.    Memiliki kadar bijih yang sangat tinggi.


Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak, oleh karena itu cara

penambangan ini sulit untuk diubah kecara penambangan yang lain.

Akan tetapi kalau sangat terpaksa, misalnya karena keadaan batuan agak keras dan surface

subsidence tidak boleh terjadi, maka dapat diubah ke cara cut and fill atau stull stoping bila urat

bijihnya tipis.

Cara penambangan ini dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu cara penambangan

lain bila bentuk bijihnya tidak baik, misalnya ditemukan off shoot, atau penyangga under cat

pada blokcaving. Kecuali square setting sering dipergunakan untuk mengambil pillar yang

terletak diantara lombong-lombong yang sudah diisi dengan filling material.

Segi positif Square Set Stoping

1.    Dapat digunakan untuk menambang segala macam ukuran  dan bentuk endapan bijih, asal

kemiringan >450,luwes dalam arti dapat menambang segala macam bentuk endapan.

2.    Dapat dipakai untuk endapan dan batuan samping yang keadaannya sangat lunak dan mudah

runtuh.

3.    Memungkinkan dilakukannya penambangan dengan mining recovery yg tinggi > 90% (high

mining extraction)

4.    Ventilasi lebih mudah diatur.

5.    Dapat memberi  keamanan kerja yang tinggi.     

Segi negatif Squar Set Stoping


1.    Memakai banyak penyangga kayu sehingga menyebabkan ongkos penambangan manjadi mahal,

kemungkinan bahaya kebakaran lebih besar, dan dapat terjadi pembusukan sehingga akan

terbentuk gas-gas beracun.

2.    Waktu untuk penyiapan dan penyediaan kayu penyangga lebih kurang dari 30%, sedangkan

volume kayu yang dibutuhkan sekitar 6-15%.

3.    Sukar diubah kesistem penambangan yang lain.

Gambar :
C.  METODE PENAMBANGAN BATUBARA

Secara umum penambangan batubara terdiri dari pemotongan, pemuatan, pemasangan

penyangga, penambangan GOB, transportasi serta penanganan gas, penyangga serta debu untuk

itu metode penambangan batubaraa harus dipilih dengan hati-hati :

1.    Penentuaan struktur pit dengan kondisi alam misalnya : patahaan

2.    Penentuan system penambangan batubara

3.    Tindakan terhadap transportasi ventilasi penimbunan kembali dan keselamatan

4.    Persiapan 9penyangga, alat-lat)

5.    Penggunaan mesin penaambangan batubara yang sesuai.

6.    Praktek penambangan batubara.

7.    Penetapan produksi batubara dan rencana ketenagakerjaan.

Faktor dalam penentuan penambangan :

1.    Pekerjaan penambangan harus aman dan terpercaya.


2.    Metode yang sedapat mungkin dapat menambang secara sempurna.

3.    Metode yang efisiensinya tinggi jika penggunaan bahan perton yang sedikit dan ekonomis.

Pemilihaan metode penambangan batubara dan kondisi alam yang menjadi faktor penentu

dalam pemilihaan tersebut :

1.    Ketebalan lapisan batubara

2.    Kemiringan

3.    Sifat atap dan lantai

4.    Hubungan beberapa lapisan

5.    Ada tidaknya petarifid wood dan parting

6.    Banyak tidaknya gas dan air yang keluar

7.    Ada kemungkinan terjadinya swa bakar.

8.    Rekar batubara dan tekanan bumi serta kekerasan batubara tersebut.

9.    Kondisi lain.

1.    Room And Pillar

Suatu metode penambangan yang menyatakan suatu blok  akan menggali masuk 2 sistem

atau jalur, masing-masing melintang dan memanjang.

Metode ini hanya penggalian maju terowongan terhadap room and pillar secara berurutan

mulai dari yang terdalam apabila jaringan terowongan digali telah mencapai batas maksimum.

Keuntungan :
2.    Lingkup penyesuaian terhadap korelesi alam penambangan lebih luas dibandingkan dengan long

wall  yang di maksimumkan

3.    Hingga batas – batas tertentu  dapaat meenyesuaikan terhadap variasi kemiringan

4.    Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambangan system long wall misalnya karena

adanya patahaan

5.    Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan permukaan.

6.    Cukup efektif untuk menaikan Recovery (Pillar Robbing) menaikan recovery baatubara.

Kelemahan :

1.    Recovery penambangan rendah (60 –70 %).

2.    Banyak terjadi insiden (kecelakaan) atap yang runtuh

3.    Ada batas maksimumpenambangan bagian dalam karena adanya tekanan bumi.

4.    Karena banyak yang disisakan akan meninggalkan masalah dari segi keamanan untuk penerapan

dilakukan batubara untuk mudah mengalami swa bakar/self combustion.

Gambar :
2.  Metode penambangan batubara system long wall/lorong panjang

Metode penambangan batubara adalah yang digunakan secara luas pada penambangan bawah

tanah.

Ciri-ciri penambangan batubara long wall adalah sebagai berikut :

1.    Recoverynya tinggi karena menambang sebagian besar batubara

2.    Permulaan kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar.

3.    Apabila kemiringannya landai mekanisasi penambangan, transportasi dan penyanggaan menjadi

beda sehingga dapat meningkatkan efisiensi penambangan.

4.    Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang terowongan yang dikerja terhadap

produksi batubara menjadi pendek.

5.    Mengguntungkan dari segi keamanan karena ventilasinya mudah dari swa bakar/self combustion

yang timbul juga sedikit.

6.    Karena dapat menguatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.

7.    Apabila terjadi hal-hal keruntuhan kerja dan kerusakan mesin maka penggunakan produksi

batubaranya besar.

D. Metode Ambrukan (Caving Methods)

1.  Top Slicing

Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan penutup

(overburden) yang lemah atau mudah runtuh.


Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada lombong yang

disanggah. Kalau lombong sudah selesai digali, maka penyanggah di atasnya dibiarkan runtuh

sedikit demi sedikit atau secara bertahap. Metode ini akan memungkinkan perolehan tambang

yang tinggi walaupun sering terjadi “dillution”.

Upaya untuk meningkatkan efesiensi sistem penambangan ini adalah:

1. Untuk memperbesar produksi, daerah penggalian diperbesar di beberapa permukaan kerja

(front).

2. Mengurangi jumlah “raise” berarti  jarak antar raise dapat diperbesar.

3. Mengurangi pekerjaan, persiapan harus diimbangi dengan pengangkutaan yang lebih

efisien.

Untuk menghindari bahaya dan mengurangi keselamatan kerja, proses ambrukan sebaiknya

dibuat secara pelan-pelan agar tidak runtuh.

Keuntungan Top Slicing :

1. Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi.

2. Dapat mengadakan pengambilan contoh batuan (sampling) di dalam lombong secara

teratur untuk mengetahui batas endapan yang pasti.

3. Dapat menghasilkan produksi yang besar.

4. Jika endapan bijih teratur dan jelas batas  - batasnya, maka perolehan tambangnya sangat

tinggi (90 – 95).


Kerugian Top Slicing :

1. Penirisan menjadi sibuk karena pada saat hujan, air hujan masuk dari retakan – retakan.

2. Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata lingkungan

3. Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus.

4. Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak.

5. Banyak mengunakan penyanggah kayu sehingga dapat menyebabkan kebakaran dan

penimbunan gas–gas beracun dari proses pembusukan kayu penyanggah.

Gambar :
2.  Sub Level Caving

Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top slicing tetapi

penambangan dari sub level artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap penambangan

pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua

sub level ditambang dengan cara meruntuhkan atau mengambrukkan.

Suatu tumpukan bekas penyanggah (timber mat) akan terbentuk di bagian atas dari

ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.

Metode ini cocok untuk endapan – endapan bijih yang memiliki sifat seperti berikut :

1.    Bentuk endapan tidak homogen

2.    Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan –bongkahan dan akan

menjadi penyanggah batuan terhadap timber di bawahnya.

3.    Kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan penyanggahaan

biasa tetapi endapan ini akan runtuh bila penyanggaan ini diambil.
Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang bawah tanah

yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaanyang terjadi yaitu

tertimpa oleh penyanggah sendiri.

Keuntungan Sub Level Caving:

1.    Cara penambambangannya agak murah.

2.    Tidak ada pillar yang di tinggalkan

3.    Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan penyanggah kayu sedikit, kecuali

pada endapan – endapan sulfida.

4.    Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing.

5.    Bisa mengadakan pencapuran dengan memilih penambangan dari berbagai lombong yang

berbeda kadarnya.

6.    Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih, sehingga sekaligus dapat

berproduksi.

Kerugian sub level caving:

1.    Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selective mining), karena tak dapat ditambang bagian

demi bagian.

2.    Perolehan tambang tidak terlalu tinggi.

3.    Dillution sering terjadi sampai 10 % . Bila  dillution harus rendah maka mining recoverynya

juga menurun.
4.    Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu banyak syarat yang harus

dipenuhi dan tidak mudah diubah ke metode lain.

3.    Blok Caving

Block Caving merupakan suatu cara penambangan yang dimulai dengan membuat suatu

“undercat” terhadap suatu blok endapan bijih. Sebelum undercat diruntuhkan, harus disanggah

dulu memakai pillar kemudian pillar ini di buang, maka blok akan runtuh secara perlahan– lahan.

Corongan bijih ore chute harus banyak, agar pengambilan bijih yang pecah (broken ore)

dapat merata dan batas antara bijih dan lapisan penutup teratur, sehingga kemungkinan

terjadinya pengotoran (dillution) karena bercampurnya bijih dengan lapisan penutup dapat

dibatasi atau dikurangi.

Metode ini cocok untuk endapan bijih yang memilki sifat seperti berikut:

1. Bentuk endapan homogen karena tidak mungkin dilakukan tambang pilih.

2. Kekuatan bijih lemah sehingga mudah pecah atau runtuh dan dapat dipisahkan dari block

di sebelahnya.

3. Kekuatan batuan samping lemah, sehingga mudah pecah menjadi bongkah – bongkah

yang lebih besar dari pada bongkah bijih, dimana tekanannya akan membantu memecah

endapan bijih di bawahnya.

4. Kemiringan endapan tidak menjadi soal, tetapi jika berbentuk urat bijih sebaiknya

memiliki kemiringan > 65°.

5. Kadar bijih tidak perlu bernilai tinggi.


Pada umumnya cara ini cocok untuk endapan-endapan pada bijih yang berukuran besar, dan

akan sangat mudah dalam penambangannya jika batas antara endapan bijih dan lapisan

penutupnya teratur, tidak banyak kantung bijih (pockets) “ore shoot”, “off shoot”, dll.

Keuntungan blok caving:

1. Pekerjaan persiapan penambangan hanya terjadi pada permulaan saja, setelah ambrukan

berjalan, maka pekerjaan persiapan umumnya sudah berakhir.

2. Keamanan karyawan lebih terjamin, kecuali perawatan pada “draw point”.

3. Dapat berproduksi besar, dan hanya memerlukan sedikit pemboran, peledakan serta

penyanggah, jadi dapat menekan ongkos penambangan.

4. Ventilasi lebih baik, apalagi bila rekahan–rekahan di antara bijihnya yang pecah itu tidak

tertutup oleh partikel–partikel halus, jadi biasa terjadi ventilasi alam.

5. Produksi terpusat pada “draw point” dan draw point terkumpul pada “grizzly level”,

sehingga produksi mudah terkontrol.

Kerugian blok caving :

1. Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama pada tahap pertama persiapan

penambangan.

2. Perawatan “draw point” dan saluran–saluran yang dilalui bijih (ore passes) umumnya

sulit dan mahal.

3. Penggotoran sering terjadi terutama menjelang akhir penambangan, sehingga perolehan

tambang rendah.
4. Cara penambangan ini sukar diubah ke sistem penambangan yang lain dan produksi tidak

dapat dihentikan terlalu lama, karena dapat menyebabkan macetnya proses penurunan.

5. Ukuran “broken ore” tidak dapat dikontrol.

Gambar :

Perbandingan ketiga metode ambrukan tersebut  sebagai berikut :

 Urutan peringkat
Sudut Pandang
1 2 3
Murahnya ongkos penambangan BC SC TS
“Clean mining”/total mining TS SC BC
Besarnya produksi per luas daerah penambangan BC SC TS
“Close grading of ore” TS SC BC
Pemakaian kayu penyanggah BC SC TS
Ventilasi alam (natural ventilation” BC SC TS
Keluwesan (flexibility) TS SC BC
Pengaturan ambrukan (control of caving) TS SC BC
Perolehan penambangan TS SC BC

Keterangan  

TC        :  Top Slicing

BC        :  Block Caving

SC        :  Sub Level Caving

Supported Stope Methode

Supported Stope Methode adalah metode penambangan bawah tanah yang menggunakan

penyangga dalam proses penambangannya. Secara umum ciri-ciri Supported Stope Methode

antara lain:

Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.

Cara penambangannya secara sistematis.

Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain:

Penyangga Alamiah

Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material yang berada atau dihasilkan

dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga alamiah dibagi menjadi:

Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.

Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan bijih ini ditinggalkan sebagai

penyangga.

Waste
Batuan samping, atau material lain yang tidak ditambang.

Penyangga Buatan (Artificial Support)

Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang bawah tanah, agar

tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga Material Filling, dapat berupa tailing,

pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.

Supported Stope Methode dibedakan menjadi:

Shrink and Fill Stoping

Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level, dimana level-level tersebut

merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam level-level tersebut dibuat Stope-stope atau

ruangan-ruangan. Setelah selesai menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali

dengan material lalu dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini

relative horizontal.

Cut and Fill Stoping

Merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk membuat stope dalam

level. Setelah selesai menambang dalam satu stope, maka stope tersebut diisi kembali tanpa

menunggu selesai dalam satu level. Ini yang membedakan dengan Shrink and Fill Stoping.

Syarat Cut and Fill Stoping antara lain:

Endapan bijih tebalnya antara 1 – 6 m.

Arah endapan relative mendatar tapi cukup tebal.

Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45 o. Dan untuk endapan yang bukan

vein kurang dari 45o

Endapan bijih keras, tapi batuan induknya lunak.

Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya.


Square Set Stoping

Pada dasarnya, system penambangan ini dengan cara membuat penyangga yang lebih sistematis,

dimana penyangganya berbentuk ruang (tiga dimensi). Baik berupa kubus ataupun balok.

Penyangganya sendiri dapat berupa kayu maupun besi.

Ciri-ciri Square Set Stoping antara lain:

Ongkos penyangganya sangat mahal.

Kemiringan endapan lebih dari 45o

Ketebalan bijih minimal 3,5 m.

Baik endapan bijih maupun batuan induk mudah runtuh.

Endapan tidak perlu memiliki batasan yang jelas antara endapan bijih dan batuan induknya.

Stull Stoping

System penambangan ini meruapkan system penambangan yang memasang penyangga dari

footwall ke hanging wall. Stull sendiri berarti kayu, sehingga pada system penambangan ini

penyangganya menggunakan kayu.

Ciri-ciri system penambangan ini antara lain:

Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi batuan induk mudah pecah menjadi

bongkahan-bongkahan.

Kemiringan endapan bijih tidka terlalu berpengengaruh.

Ketebalan endapan bijih antara 1 – 5 m.

Bijih harus bernilai tinggi.

Recovery harus tinggi. Dan looses factor harus rendah, mengingat biaya yang dibutuhkan untuk

penyangga sangat mahal.

Anda mungkin juga menyukai