Anda di halaman 1dari 27

Critical Book Review (CBR)

CRITICAL BOOK REPORT

Nama : Agape M. Panjaitan (8206121002)

Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Siman, M.Pd.

2. Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd.

PROGRAM MAGISTER ( S2 ) TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PASCASARJANA
Nama : Agape M. Panjaitan

Nim : 8206121002

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Siman, M.Pd.

2. Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd.

PROGRAM MAGISTER ( S2 ) TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) dengan
mata kuliah Filsafat Pendidikan. Critical book review ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan belajar mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan untuk memahami tentang
Konsep Filsafat Pendidikan
Saya ucapkan rasa terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd selaku dosen
mata kuliah filsafat pendidikan yang telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa/i
agar dapat memahami dalam pembelajaran filsafat pendidikan.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga critical book review ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca

Binjai, 19 Oktober 2020

Agape Panjaitan

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang..................................................................................................................... 1
B.     Tujuan................................................................................................................................. 1
C.     Manfaat............................................................................................................................... 1

BAB II ISI BUKU


A.    Identitas Buku...................................................................................................................... 2
B.     Ringkasan Isi Buku............................................................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN


A.    Pembahasan Buku...........................................................................................................15
B.     Keunggulan Buku...............................................................................................................
.........................................................................................................................................15
C.     Kelemahan Buku.................................................................................................................
.........................................................................................................................................15

BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan..........................................................................................................................
.........................................................................................................................................26
B.     Saran....................................................................................................................................
.........................................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah
peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah,
maupun perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa
guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan
layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing anak.Filsafat sudah
sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang mempelajari
filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Filsafat, dalam arti analisa
filsafat adalah merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli
pendidikan dalam memecahakan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, di samping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya.
Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh seorang filosof tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh
pandangan dan aliran filsafat yag dianutnya. Dengan dibuatnya cbr ini diharapkan agar
kiranya dapat mempermudah pembaca dalam mengambil intisari dari buku yang direview.
B.       TUJUAN
Ada pun tujuan dari pembuatan critical book report ini adalah:
a.       Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar Filsafat pendidikan
b.      Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata filsafat pendidikan
c.       Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari buku yang di kritik

C.       MANFAAT

a.       Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berfikir secara kritis dalam mencari
informasi dari buku yang di kritik
b.      Untuk menambah wawasan tentang Filsafat Pendidikan
c.       Dapat lebih memahami mengetahui mengenai filsafat

3
BAB II
ISI BUKU

A.   IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA
a.Judul buku : Filsafat Pendidikan
b.Pengarang : Muhammad Anwar
c.Penerbit : Kencana
d.Tahun terbit : 2017
e.Kota terbit : Makassar
f.Tebal buku : 176 halaman
g.ISBN : 978-602-1186-52-7

BUKU PEMBANDING
a.Judul buku : Pengantar Filsafat Pendidikan
b.Pengarang : Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd
c.Penerbit : Alfabeta Bandung
d.Tahun terbit : 2017
e.Kota terbit : Bandung
f.Tebal buku : 183 halaman
g.ISBN : 979-8433-71-5

4
B.   RINGKASAN BUKU

BAB 1 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN


DAN KEHIDUPAN MANUSIA
A.PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahlan maslah.
Sedangkan, pada pengertian untuk ke dua, merupakan kesimpulan yang diperoleh dari
hasil pemecahan atau pembahasan masalah. Filsafat dari segi bahsa pada hakikatnya dalah
menggunakan rasio(berfikir). Tetapi tidak semua berfikir disebut filsafat. Filsafat juga
merupakan ilmu tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan lain, sebenarnya arti filsafat
mengandung cita-cita yang mulia, yaitu orang yang belajar filsafat berusahan untk
memiliki mutiara-mutiara kebijaksanaan sebagai pedoman dan pegangan hidup sehingga
filsafat mengandung sesuatu yang dalam bagi manusia. Filsafat dipandang sebagai induk
ilmu pengetahuan, karena pada mulanya sebagian besar ilmu yang berkembang dewasa ini
berasal dari filsafat. Uraian tentnag pengertian filsafat ditinjau dari segi arti bahasanya
dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah:
         Pengetahuan tentang kebijaksanaan
         Mencari kebenaran, dan
         Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip.

Filsafat ditinjau dari segi istilah, menurut para ahli dapat dirumuskan bahwa filsafat
ialah upaya manusia dengan akal budinya untuk memahani, mendalami, dan menyelami
scera radikal, integral dan sistematik mengenai ketuhanan , alam semesta, dan manusia.
Sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang hakikatnya yang dapat dicapai akal
manusia dan bagaimna seharusnya sikap manusia setelah mencapai pengetahuan yang
diinginkan.
B.KEHIDUPAN DFILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN KEDUDUKAN
MANUSIA
1. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan snetaral, dan asal pokok.
Karena, filsafat pada awalnya merupakan satu-satunya usaha menusia dibidang kerohanian
untuk mencapai kebenaran pengetahuan. Tetapi, manusia tidak pernah merasa puas dengan

5
meninjau sesuatu dari sudut yang umum, melainkan juga ingin memperhatikan hal-hal
yang khusus. Ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari filsafat dengan rincian sebagai
berikut:
         setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek dan problem
         filsafat juga memberikan dasr-dasr yang umum bagi semua ilmu pengetahuan, d dnegan
dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari ilmu pengetahuan
         disamping itu, filsafat juga memberikan dasar-dasar khusu yang digunakan dalam setiap
ilmu pengetahuan.
         dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari ilmu pengetahuan
         filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan.

2. Kedudukan Filsafat Dalam Kehidupan Manusia


Kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia dapat diuraikan sebagai berikut:
         memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filsafat
         berdasarkan atas dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman
hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat disekitar manusia
sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lain. Kita juga mengetahui
bahawa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rsa, dan kehendak. Dengan akal, filsafat
memberikan pedoman hidup untuk berfikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa
dan kehendak, maka filsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan
buruk.

BAB 2 PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN SERTA


PERANANNYA.
A.PENGERTIAN PENDIDIKAN
Dalam kajian dan pemikiran tentang pendiidkan terlebih dahulu perlu diketahui dua
istilah yang hampir sama bentunya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu
pedagodi dan paedagoiek. Pedagodi berarti pendidikan. Sedangkan paeda artinya ilmu
pendidikan. Pedagogik atau ilmu pendidikan ialah yang menyelidiki, merenung tentang
gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah ini beral dari kata pedagogia(yunani) yang berarti
pergaiulan dengan anak-anak.

6
Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan sebagai usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengemabngkan potensi-potensi pembawaan. Baik
jamsani maupun rohani sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaaan.
Dengan kata lain, pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang
dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri, yang berfungsi sebagai
filsafat pendidikannya atau sebagi cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.
Berikut ini beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
         Pendidikan mengandung tujuan yag ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan dirinya
berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya, baik sbegai seorang
individu maupun sebagai warga negara atau warga masyarakat.
         Untuk mencapai tujuan tersebut , pendidikan perlu melakukan usaha ynag disengaja dan
terncana untuk memilih isi, strategi kegitan, dan teknik penilaian yang sesuai.
         Kegiatan tersebut dapat diberikan dilingkungan keluarga, sekolah, dan msyarakat, berupa
pendidikan jalur sekolah(formal) dan pendidikan jalur luar sekolah(non formal).

B.SELUK BELUT FILSAFAT PENDIDIKAN


Pada mulanya, filsafat pendidikan adlah cara pendektana terhadap maslah pendidikan
yang biasa dilakukan dinegara Anglo Saxon. Di Amerika Serikat misalnya, filsafat
pendidikan dimualai dengan pengkajaina terhadap beberapa aliran filsafat tertentu seperti
pragmatisme, idealisme, realisme, dan eksistensialisme, yang diakhiri dengan implikasi ke
dala aspek-aspke pendidikan. Di Inggris, filsafat apendidikan dustkan pada prinsip-prinsip
yang mendasar sekali dalm pendidikan. Di Belanda tidak dikenal filsafat pendidikan tetapi
yang ada hanya pedagogik, theoretische pedagogik dan opvoedkunde, pedagogik adlah
suatu ilmu yang menyellidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik.
Demikan pula di Jerman Barat, tidak dikenal adanya istilah filsafat pendidikan, yang ada
hanya pedagogi dan erziehungswissenscheaff

C.PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN


1.Filsafat Pendidikan Bermakna Sebagai Filsafat Tradisional
Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah
berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai pertanyaan

7
filosofis. Filsafat pendidikan yang menggunakan filsafat traadisional dalam bentuknya
yang murni, bahwa dialog filsafta dengan topik-topik yang disampaikna terikat oleh
metode pendekatan tradisional sebagaimana yang telah dijelaskan. Dalam perkembangan
tradisi sejarah , filsafat memang sekadar program usualan atau bandingan usulan, dimana
tradisi tersebut bermula.
2.Filsafat Pendidikan Dengan Menggunakan Pendekatan Yang Bersifat Kritis
Dalam pendekatan ini pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat disusun dan terikat periodesasi waktu serta
dapat menerapkan analisis yang dapat menjangkau waktu kini maupun yang akan datang.
Demikian pula alat yang digunakan untuk menemukan jawaban filosofis terhadap
pertanyaan filosofis, dengan 2 cara analisis dalam pendekatan yang bersifat kritis yaitu: (1)
analisis bahasa(Linguistik), dan (2) Analisis konsep.Analisis bahasa menurut Harry S
Schofield adlah usaha untuk mengadakan interprestasi yang menyangkut pendapat atau
pendapat mengenai makna yang dimilikinya.
Sedangkan analisis konsep adalah suatu analisis mengenai istilah (kata-kata) yang
mewakili gagasan atau konsep. Jika dalam suatu analisis berusaha untuk menemukan
jawaban sesuatu, maka apa yang dilakukannya ini adalah analisis filosofis. Dan dalam
analisis konsep, jawabannyaberbentuk definisi-definisi, dan definisi yang tergantung pula
pada tokoh-tokohnya atau lembaga yang mengeluarkan atau menciptakannya.
D.PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan adlah sebagai pelaksanaan dari ide-ide filsafat. Dengan kata lain, ide
filsafat telah memberikan asa sistem nilai dan/atau normatif bagi peranan pendidikan yang
telah melahirkan ilmu pendidikan, lembaga-lembaga paendiidkan, dan segala aktivitasnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat pendiidkan sebagai jiwa, pedoman, adn sumber
pendorong adanya pendidikan. Untuk mengetahui bagaimna peranan filsafat pendidikan
lebih jauh, dapat kita ketahui melalui peranan antara filsafat dan pendidikan yang tidak
dapat dipisahkan. Karena filsafat menetapkan ide-ide dan idealisme, sedangkan pendiidkan
adlah suatu usaha yang sengaja terncana, untuk merealisasikan ide-ide itu menjadi
kenyataan dalan tindakan dan perilaku serta pembinaan kepribadian. Adapaun
perbandingan pengaruh dan beberapa ide filsafat dalam pendiidkan dapat diketahui melalui
sejarah pendidikan, antara lain tersimpul dalam pandangan-pandanagan berikut ini.
  Aliran emprialisme, empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman.menurut
teori ini, kepribadian didasarkan pada lingkungan pendidikan yang didapatnya, atau

8
perkembangan jiwa seseoranag semata-mata bergantung pada pendidikan. Menurut teori
ini pendidik dapat berbuat sekehendat hati dalam pembentukan pribadi anak didik untk
menjadi apa saja yang sesuai yang diinginkannya
  Navitisme dan naturalisme, pendidikan menurut aliran navitisme ialah tidak mepunyai
kekuatan sama sekali. Apa yang patut dihargai dan pendidik atau manfaat yang diberikan
oleh pendidikan, tidak lebih dari sekadar memoles permukaan peradaban dan tingkah laku
sosial. Sedangkan pandangan aliran naturalisme hampir sama dnegan nativisme, karena
pandangan ini sering mengemukakan teori yang ganjil tentang kemungkinan manusia dapat
di didik. Aliran ini disebut juga aliran negativisme, karena berpandangan bahwa pendidik
hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja dengan sendirinya, dan selanjunya
diserahkan kepada alam.
  Teori konvergensi, dari pandangan konvergensi dapat disimpulkan bahwa, pendiidkan itu
serba mungkin diberikan kepada anak didik, pendiidkan diartikan sebagai pertolongan
yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah
yang buruk,dan hasil pendidikan tergantung kepada pembawaan lingkungan.

BAB 3 MASALAH POKOK FILSAFAT DAN PENDIDIKAN


A.OBJEK DAN SUDUT PANDANG FILSAFAT
Objek filsafat dapat dijelaskan sebagai berikut:
  Objek materi filsafat terdiri atas 3 persoalan pokok yaitu; maslah tuhan, masalah alam, dan
masalah manusia
  Objek formal filsafat, yaitu mencari keterangan sedalam-dalamnya ke akarnya persoalan,
sampai kepada sebab-sebab terakhir tentang objek materi filsafat, sepanjang kemungkinan
yang ada pada akal budi manusia

Pandangan atau sudut pandang yang berbeda terhadap suatu obyek akan melahirkan
filsafat yang berbeda-beda. Misalnya, mengambil manusia sebagai obyeknya. Jika dilihat
dari segi jiwanya saja, maka akan muncul filsafat tentang jiwa manusia, yang disebut
Psikologi. Jika dilihat dari segi rasa, muncul filsafat yang disebut estetika. Jika dilihat dari
segi akal manusia, muncul filsafat yang dikenal Logika.
Pandangan mengenai hasil dari usaha manusia menyangkut akal, rasa dan kehendak
dapat dijadikan satu, yang disebut filsafat kebudayaan. Sebab kebudayaan menyangkut
ketiga segi dan alat-alat kejiwaan manusia tadi.

9
B.SIKAP MANUSIA TERHADAP FILSAFAT
1)Pandangan yang berpendapat bahwa setiap mendengar kata “ filsafat “ maka yang ada
dalam bayangan mereka adalah sesuatu yang ruwet dan sulit. Yang dalam yang hanya
dapat dipahami oleh orang tertentu saja.
2)Pandangan yang bersifat skeptis, yakni orang-orang yang berpendapat bahwa filsafat
adalah sesuatu perbuatan yang tidak ada gunanya.
3)Pandangan yang bersifat negatif karena mengambil manfaat secara negatif,dengan
mengatakan dengan berfilsafat adalah bermain api atau berbahaya. Karena pengertian
filsafat hanya dibatasi pada pengertian mencari hakikat Tuhan.
4)Golongan yang memandang dari sudut positif, yakni filsafat adalah suatu lapangan studi,
tempat melatih akal untuk berpikir. Jadi setiap manusia mempunyai kemungkinan untuk
berfilsafat.
C.MASALAH ESENSIAL FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari objeknya dari
sudut hakikat, juga mengadakan tinjauan dari segi sistematik. Dalam tinjauan dari segi ini
filsafat berhadapan dengan tiga problem utama, yaitu:
         Realitas;Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah kebenaran.
Kebenaran akan timbul bila orang telah dapat menarik kesimpulan bahwa pengetahuan
yang telah dimiliki ini telah nyata. Realitas atau kenyataan ini dipelajari oleh metafisika.
         Pengetahuan;Berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apa hak pengetahuan,
cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu, dan jenis-jenis pengetahuan.
Pengetahuan dipelajari oleh epistemologi.
         Dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan yang dicari jawanya,
antara lain nilai-nilai yang bagaimanakah yang dikehendaki oleh manusia dan yang dapat
digunakan sebagai dasar hidupnya.

Menurut John S. Brubacher, problema-problema filsafat tersebut juga merupakan


problema esensial dan pendidikan, antara filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan
yang erat. Pendidikan dalam pengembangan konsep-konsepnya, antara lain, dapat
menggunakannya sebagai dasar hasil-hasil yang dicapai oleh cabang-cabang di atas.
BAB 4 PROSES HIDUP SEBAGAI DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN
A.PENDAHULUAN

10
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa filsafat pendidikan mempelajari
proses kehidupan dan alternatif proses pendidikan dalam bentuk watak, diman kedua
prosaes itu pada hakikatnya adalah satu. Proses pendidiakn berada dan berkembang
bersama proses pekembangan hidup dan kehidupan manusia. Atau masalah pendidikan
juga merupakan masalah hidup dan masalah kehidupan manusia.
B.PROSES PENDIDIKAN BERSAMA PERKEMBANGAN PROSES KEHIDUPAN
Jika kita renungi pendapat R.C. Lodge tersebut, maka singkatnya dapat kita pahami
bahwa masalah pendidikan memerlukan jawaban secara filosofis. Bidang dilsafat
oendidikan adalah masalah hidup dan kehidupan manusia. Karena, semua pengalamman
yang dialami seseorang selama hidup data dikatakan sebagai pendidikan. Pengertian
pendidikan berarti usaha manusia dewasa secara sadar dalam membimbing, melatih,
mengajar, dan menanamkan nialai-nialai dan pandangan hidup kepada manusia yang
belum dewasa. Pendidikan formal yang diperoleh disekolah hanya merupakan bagian kecil,
tapi menjadi masalah inti dan tidak bisa dilepas dalam kaitannya dengan proses pendidikan
secara keseluruhan dalam kehiduan ini.Adapun potensi-potensi yang dibawa sejak lahir
yang dibina dan dikembangan menjadi sikap hidup, meliputi:
1. Potensi jasmani dan pancaindra,Dengan mengembangkan sikap hidup sehat, memlihara
gizi makanan, olahraga teratur, istirahat yang cukup, lingkungan hidup bersih.
2. Potensi pikir (rasional).Dengan mengembangkan kecerdasan suka membaca, belajar
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan minat, mengembangkan daya piker kritis, dan
objektif.
3. Potensi perasaan dikembangkan,
a. perasaan yang peka dan halus dalam segi oral dan kemanusiaan.
b. perasaan estetika dengan mengembangkan minat kesenian dengan berbagai seginya,
sastra dan budaya.
4. Potensi karsa atau kemauan yang keras,Dengan mengembangkan sikap rajin belajar atau
bekerja, ulet, tabah meghadapi segala tantangan, berjiwa perintis, suka berprakarsa, hidup
hemat dan sederhana.
5. Potensi-potensi cipta,Dengan mengembangkan daya kreasi dan imajinasi dari segi
konsepsi-konsesi pengetahuan maupun seni budaya.
6. Potensi karya,Konsepi dan imajinasi tidak cukup diciptakan sebagai konsepsi, semuanya
diharapkan dilaksanakan secara operasional. Inilah tindakan, amal, atau karya yang nyata.

11
7. Potensi budi nurani,Kesadaran ketuhanan dan keagamaan, yakni kesadaran moral yang
meningkatkan harkat dan martabat manusia menjadi manusia yang berbudi luhur, atau
insan kamil atau manusia yang takwa menurut konsepsi agama masing-masing.
C.PROSES HIDUP MANUSIA DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa
mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan dan ditunaikan dengan
baik dan sempurna, sejak zaman kehidupan mereka yang sederhana, dihutan rimba dan
digoa batu, atau ditempat lainnya, sampai kehidupan umat abad 21 ini. Di dalam kehidupan
manusia yang sederhana, mereka bersusah payah dan penuh kesulitan yang beragam dalam
menghadapi perjuangan hidup, bersama dengan hewan dan makhluk lainnya dalam
memperebutkan makanan dan tempat tinggal.
Kita sebagai orang awam sudah puas dengan jawaban pancaindra, karena sudah
menyaksikan dengan mata sendiri, bahwa manusia itu ada. Tetapi, ahli pikir seperti
H.V.Loon tidak puas dengan hal demikian. Ia ingin hakikat, yakni hakikat hidup. Sehingga
timbul beberapa pertanyaan darinya yang mungkin bagi orang lain sangat tidak perlu untuk
dipertanyakan.
Yang nyata itu belum tentu benar. Berapa banyak orang yang dikelirukan oleh
pandangan mata dan pendengaran telinganya. Tanggapan panca indera manusia terbatas,
oleh karena itu, tidak dapat dijadikan pegangan yang kuat dan meyakinkan. Karena kurang
percaya pada alat panca indera itulah, maka Descartes(1596-1650), Filosof beraliran
Rasionalisme yang berkebangsaan Prancis yang dalam usianya yang sudah lanjut
mempertanyakan tentang ada atau tidak ada dirinya. Dia bertanya, justru karena dia
mengerti barang-barang yang infra human, artinya di bawah taraf manusia, seperti hewan
dan tumbuh-tumbuhan, tidak dapat bertanya karena tidak mengerti. Manusia mengerti,
manusia menangkap dirinya. Dalam tangkapan itu, timbullah pertanyaan tentang diri
sendiri dan arti hidupnya. Oleh karena itu, wajib bagi manusia menyadari dengan sungguh-
sungguh akan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tadi. Proses pemikiran manusia seperti
ini dalam kehidupan manusia, juga mendasari perkembangan filsafat pendidikan atau
sebagai dasar filsafat pendidikan. Dalam perkembangan sejarah umat manusia, maka
tampillah manusia-manusia unggul yang mengadakan perenungan, pemikiran,
penganalisisan terhadap problem hidup dan kehidupan, dan alam semesta.
Proses kehidupan umat manusia pada abad ke-XX telah mengalami perubahan
drastis. Pembangunan yang luar biasa dari ilmu pengetahuan dan teknologi telah

12
mendorong kehidupan umat manusia, prosesnya lebih maju 100 tahun dari sebelumnya.
Dengan kemajuan teknologi, maka jarak antarbenua terasa semakin dekat, baik melalui
hubungan transportasi, telekomonikasi, dan lain-lain. Peristiwa yang terjadi disuatu Negara
telah dapat diketahui pada saat itu juga, atau relative cepat diketahui oleh negara lain. Dan
masih banyak lagi dalam penggunaan teknologi canggih yang ada di negara kita, yang
semula dianggap mustahil dan ajaib sekarang sudah menjadi barang biasa.
Manusia sebagai makhluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
o   Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya.
o   Mengadakan metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yaitu ada zat yang
masuk dan keluar.
o   Memberikan tanggapan terhadap rangsangan ari dalam dam luar.
o   Memiliki potensi untuk berkembang.
o   Tumbuh dan berkembang.
o   Berinteraksi dengan lingkungannya.
o   Bergerak.

Apabila dibandingkan dengan tubuh hewan tingkat tinggi lainnya, seperti gajah,
harimau, burung dan buaya, tubuh manusia lebih lemah. Gajah dapat mengangkat balok
yang berat, harimau dapat berjalan cepat, burung dapat tebang, dan buaya dapat berenan
cepat. Sekalipun demikian, rohani manusia, yaitu akal budi dan kemauannya, manusia
dapat menggembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kedua alat tersebut,
manusia dapat menguasai dan mengungguli makhluk lain.
Manusia memiliki salah satu sifat yang paling esensial, yaitu berpikir, dan lahirnya
filsafat pendidikan tentang manusia berasal dari pemikiran manusia tantang jati dirinya
yang unik dan misterius.
BAB 5 TUJUAN HIDUP DAN TUJUAN PENDIDIKAN
A.MANUSIA DAN TUJUAN HIDUPNYA
         Tujuan hidup manusia mengalami proses perkembangan

Kehidupan manusia mememrlukan perjuangan yang keras untuk mempertahankan


hidup, dalam suasana serba sulit, serba ketakutan, sengsara, dan tidak merasakan
kebahagiaan. Sehingga, tujuan hidup mereka tidak begitu jelas, atau hampir tidak ada sama
sekali. Atas dasar bentuk pengertian pendidikan seperti inilah, maka pendidikan dimulai

13
sejak manusia itu ada. jadi jelas, perkembangan kehidupan manusia dalam hidup
bermasyarakat hingga sekarang ini, menurut Edward Burner Tylor (1832-1917), seorang
berkebangsaan Inggris, manusia melalui tiga fase perkembangan, yaitu from savagrry
(kekejaman), through barbarism (kebiadaban), to civilization (kepada peradaban).
Dalam tingkat berperadaban inilah, manusia mengenal peralatan, mulai mengetahui
manfaat api untuk membakar, dan lain sebagainya. Artinya, kebutuhan manusia meningkat
dan jumah variasinya bertambah banyak, dan tujuan hidup mereka pun semakin bertambah
jelas. Yaitu untuk mencari kepuasan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup, baik dari diri
sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya, baik lahiriah maupun
rohaniah.
Kini manusia sudah berada pada abad cybernitica, yakni abad ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan ditandainya abad ini sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
manusia lebih merasa mudah, cepat, dan lebih merasakan kenikmatan dalam usahanya
memenuhi kebutuhan hidup yang belum pernah dicapai berabad-abad sebelumnya. Dengan
potensi akal yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia, maka manusia dapat berpikir,
bertindak, dan berkarya. Sehingga, dunia mengalami banyak perubahan dan mampu
membuat jarum jam kecil, dan mampu membuat pesawat ruang angkasa seperti Soyuz,
Discovery, Challenger, dan sebagainya.
         Tujuan hidup bangsa indonesia

Suatu bangsa yang ingin berdiri kokoh dan kuat harus mempunyai tujuan hidup
yang dicita-citakan. Bagi Indonesia, sejak Negara Indonesia merdeka, tujuan itu telah ada
dan jelas, sebagaimana tercantum  dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Cita-
cita kemerdekaan yaitu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa , dan turut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Sedangkan potret manusia Indonesia yang dicita-citakan, dan menjadi tujuan hidup
bangsa terkandung dalam jiwa Pancasila. Yaitu, manusia yang bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan manusia yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin ileh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat

14
Indonesia, itulah antara lain yang menjadi cita-cita proklamasi dan cita-cita nasional
bangsa Indonesia.Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka dilaksanakanlah
pembangunan atau proses perubahan secara terus meenerus merupakan kemajuan dan
perbaikan menuju ke arah tujuan yang ingin dicapai, meliputu unsur-unsur berikut:
a. Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual
berdasarkan Pancasila.
b. Di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu,
dan berkedaulatan rakyat.
c. Dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis.
d. Dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
Tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai untuk membangun manusia Indonesia
seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia, tidak akan mungkin tercapai dalam beberapa
tahun, dalam satu dua generasi. Yang lebih penting adalah semua upaya pembangunan
harus diarahkan sedemikian rupa, sehingga setiap tahap semakin dekat, dan setiap generasi
mewariskan kepada generasi berikutnya keadaan yang makin mendekati tujuan tersebut.
         Tujuan hidup manusia menurut pandangan islam
Tujuan hidup manusia dan orang-orang yang beriman ialah beribadah atau mengabdi
kepada ALLAH. Sehingga, menjadi orang yang taat dan mengabdi kepa ALLAH yang
Maha Kuaasa dan Maha Pencipata Alam Semesta ini.
B.TUJUAN PENDIDIKAN
         FUNGSI TUJUAN PENDIDIKAN

Fungsi tujuan pendidikan yaitu sebagai berikut:


1.Mengakhiri tujuan itu
2.Mengarahkan tujuan itu
3.Suatu tujuan dapat pula berupa titik pangkl untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik
tujuan baru maupun tujuan lanjutan dan tujuan pertama
4.memberi nilai(sifat) pada usaha-usaha itu
         CARA MENENTUKAN TUJUAN PENDIDIKAN

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman untuk menentukan cara yang paling baik
bagi seorang pendidik dalam menentukan tujan pendidikan. Menurut John S. Brubacher
ada 3 cara dalam menentapkan tujuan pendidikan yaitu;

15
1.A Historical Analysis of social institutions approach, adalah suatu pendekatan yang
berorientasi kepada raealitas yang sudah ada dan telah tumbuh
2.A Sociological analysis of curent life approach, yaitu pendekatan yang berdasarkan pada
analisis tentang kehidupan yang aktual
3.Normative philosophy approach, yaitu pendekatan melalui nilai-nilai filsafat normatif,
seperti filsafat negara dan moral.
         KRITERIA KUALIFIKASI TUJUAN PENDIDIKAN

Tujuan dalam pendidikan menunjukkan hasil dari proses alamiah yang membawa kepada
kesadaran, menjadikannya faktor penentuan observvasi dan memilih acara untuk bertindak.
Dengan kata lain, dalam pendidikan perlu adanya suatu kegiatan yang sadar akan tujuan
untuk memberikan ketentuan pasti dalam memilih materi,metode, alat evaluasi, disamping
memberi kan arah tujuan kegiatan
         SASARAN TUJUAN DAN TUJUAN TERTINGGI DALAM PENDIDIKAN

Tujuan pendidikan nasional kita dalam upaya mewujudkan masyarakat budaya yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka pendidikan nasional harus berfungsi
sebagai alat pengembang pribadi, warga negara kedudukan, dan pengembangan bangsa.
BAB 6 FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
BIOLOGIS
A.FUNGSI PENDIDIKAN DALAM HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA
Peranan pendidikan dalam hidup dan kehidupan manusia terlebih-lebih dalam
jaman modern sekarang ini yang dikenal dengan abad cybemetica,bahwa pendidikan
diakui sebagi satu kekuatan (education as power) yang menentukan prestasi dan
produktivitas di bidang yang lain,karena menurut Theodore Brameld bahwa: Education as
power means compement and strong enough to enable us, themajority of people,to decide
what kind of a word we want and how to acheve that kind world atau dengan kata lain
pendidikan sebagai kekuatan berati mempunyai wewenang dan cukup kuat bagi kita,bagi
rakyat banyak (khalayak) untuk menentukan satu dunia yang macam apa yang kita
inginkan dan bagaimana mencapai dunia semacam itu.dan tidak ada satu fungsi dan
jabatan di dalam masyarakat tanpa melalui proses pendidikan baik didalam maupun di luar
lembaga formal .Hubungan dan interaksi sosial yang terjadi dalam proses pendidikan di
masyrakat mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia.untuk memperoleh hakekat

16
diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman berturut-turut sepanjang kehidupan
masyarakat.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada
dan berkembang. Didalam masyarakat yang kompleks,fungsi pendidikan ini mengalami
proses spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap
behubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.
Menurut Prof.Lodge tersebut bahwa perkataan pendidikan di pakai kadang-kadang
dalam pengertian yang lebih luas dan dalm arti sempit .Dalam pengertian yang lebih luas:
semua pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan,sebagai contoh:seorang anak dapat
mendidik orang tuanya sebagaimana halnya seorang murid dapat pula seorang murid dapat
pula mendidik gurunya,bahkan seekor anjing pun dapat pula mendidik tuannya. segala
sesuatu yang kita katakan ,pikiran atau kerjaan,dapat mendidim kita,demikian pula apa
yang dikatakan atau dilakukukan sesuatu kepada kita,baik dari benda-benda mati maupun
benda-benda hidup.Dalam pengertian yang lebih luas ini,bahwa hidup adalah
pendidikan ,dan pendidikan adalah proses hidup dan kehidupan,yang berjalan sama,tidak
terpisah satu sama lainnya.sedangkan dalam pengertian yang lebih sempit,di uraikan
selanjutnya olehLodge bahwa pendidikan dibatasi pada fungsi tertentu di dalam
masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat(tradisi) dengan latar belakang
sosialnya,dan demikianlah seterusnya.
B.PERANAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Sebenarnya adanya aktivitas dan lembaga-lembaga pendidikan merupakan jawaban
manusia juga atas problema dari perkembangan manusia itu sendiri. pendidikan yang akan
membentuk dan membina bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu dalam
keadaan tertentu pula .Maka lembaga-lembaga pendidikan menghendaki perlakuan tertentu
pula.jika pendidikan itu di katakan sebagai suatu propesi, maka anggota pengelola
pendidikan yang menekuninya adalah karena dorongan tertentu pula demikian pula dalam
propesi-propesi lainnya.
sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga,yang berfungsi
juga membantu keluarga untuk medidik anak-anak.anak-anak mendapatkan pendidikan di
lembaga ini,apa yang tidak di dapat di dalam keluarga atau karena kedua orang tuanya
tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran kepada
anak- anaknya.Dan salah satu tugas pendidik utuk anak-anak ,oleh orang tua diserahkan
kepada guru sebagai pendidik propesional untuk memberikan ilmu

17
pengetahuan,keterampilan, jiwa beragama kepada anak dan sebagainyabagi sekolah-
sekolah negri yang di kelola oleh pemerintah ,maka masyarakat memperoleh banyak
kemudahan dan keuntungan .adanya kewajiban belajar di tingkat bawah bagi tiap-tiap
warga negara adalah merupakan perwujudan urgensi pendidikan bagi manusia buat
keluarga,masyarakat dan negara .artinya negara sebagai lembaga hidup bersama lebih
menyadari urgensi pendidikan bagi kepentingan warga negara ,berdasarkan nilai-nilai dan
tujuan pendidikan yang berlaku di negara itu.Demi kepentingan warga negara untuk
membina kesejahteraan hidup brsama di dalam negara,maka pendidikan menjadi tanggung
jawab dan kewajiban negara
C.PENDIDIKAN ADALAH SUATU KEHARUSAN BAGI MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK BIOLOGIS
Bahwa didik dan mendidik adalah hal yang unik bagi makhluk manusia yang tidak
dapat di sangkal lagi.namun juga kita seringmendengar bahwa istilah mendidik itu juga di
pergunakan dalam dunia kehewanaan,seperti yang di kemukakaan oleh Prof.Lodge dalam
bukunya “Philosophy of Education” mengtakan :the dog educates his master)( seekor
anjing dapat mendidik tuannya).ungkapan profesor Lodge tersebut rupannya dapat pula
kita amati pada seekor kucing. seekor kucing yang beranak,pada waktu anak-anaknya
masih lemah,disusuinya anaknya itu dan di bersihkannya badan anaknya dengan air
ludahnya.sementra anaknya menjadi besar,di ltihnya ananknya itu dengan berbagai macam
gerakan ,menerkam dan lari seperti kepandaian yang di milki induknya.Dari contoh tadi
rupanya yangmelantar belakangi pendapat Lodge tersebut,bahwa bintang juga mendidik
anak-anaknya .Binatang juga memelihara melindungi dan mengajarkan anak-
anaknya,sehingga anak-anaknya itu dapat berdiri sendiri lepas dari induknya.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa pendidikan itu bersaha untuk
mengembangkan ptensi-potensi yang utuh yang merupakan aspek-aspek kepribadian
termasuk didalamnya aspek individulualitas,moralitas,seimbanmg dengan kebutuhan
jasmani dan rohani dan atara duniawi dan kubrowi.dan sebagai mana pada umumnya
manusia selalu ingin terpenuhi segala kebutuhan hidupnya. Tetapi karena kehidupan ini
selalu berubah atau bersifat nisbi sesuai dengan perkembangan social budaya sebagai diri
manusia modern yang tak pernah berhenti menakhlukan kondisi lingkungan yang
baru,maka kemampuan dan kebtuhan biologis fisikis social dan bersifat paedagogis
semakin Nampak bertambah.

18
BAB 7 DEMOKRASI PENDIDIKAN
A.PENDAHULUAN
Setiap orang atau pendidik boleh merumuskan sendiri apa arti demokrasi pendidikan
baginya. Maksudnya agar mereka memahami makna yang sebenarnya dari demokrasi
pendidikan itu sehingga tidak tergambar makna lain dari isitilah tersebut. Dalam
memberikan penafsisran makna demokrasi pendidikan mungkin terdapat bermacam-
macam konsep, seperti beraneka ragam pandangan dalam memberikan arti demokrasi.
Dalam pemerintahan demokrasi , demokrasi harus dijadikan filsafat hidup yang harus
ditanamkan kepada setiap peserta didik
B.PENGERTIAN DEMOKRASI PENDIDIKAN
demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :
1.Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin
persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit,
agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan
memandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama
peserta didik atau hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.
2.Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat
Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena
dengan pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat,
baik dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-
persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak
didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.
3.Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan
individu-individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain
menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena
kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain atau
kebebasannya sendiri.Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga
negara atau anggota masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk
memanjukan kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar
penyangga demokrasi.

19
C.PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain :
1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan
2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan
3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka
Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu
sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat dimana mereka
berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan itu akan
banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat.
D.PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI SALAM PANDANGAN ISLAM
Pada dasarnya, dasar-dasar demokrasi pendidikan menurut Islam memberikan
kebebasan kepada individu (anak didik) untuk mengembangkan nilai-nilai fitrah yang ada
pada dirinya untuk menyelaraskan dengan perkembangan zaman.Sebagai acuan
pemahaman demokrasi pendidikan dalam Islam, nampaknya tercermin pada beberapa hal
sebagai berikut:
1. Islam mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu.
Hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.”
(HR. Ibnu Majah)
Hadits tersebut mencerminkan bahwa di dalam Islam terdapat demokrasi pendidikan,
dimana Islam tidak membedakan antara muslim laki-laki dan perempuan dalam hal
kewajiban dan hak menuntut ilmu.
2. Adanya keharusan bertanya kepada ahli ilmu.
Didalam al Qur’an surat An Nahl ayat (43) Allah SWT berfirman:
“Dan Kami tidak mengutus kepada mereka, kecuali orang laki-laki yang kami berikan
wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kamu nkepada orang-orang yang mempunyai
pengetahuan”. (Qs. An Nahl: 43).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa apabila pendidik dan anak didik dalam proses belajar
dan dalam pemahaman ilmu-ilmu tersebut terdapat hal-hal yang kurang dipahami, maka
perlu bertanya kepada yang ahli dalam bidang tersebut.
E.DEMOKRASI PENDIDIKAN DI INDPONESIA
Sebenarnya bangsa indonesia telah mneganut dan mengembangkan asas demokrasi
dalam pendidikan sejak di proklamasikannya kemerdekaan hingga masa pembangunan dan

20
era reformasi sekarang ini. Pelaksanaan demokrasi pendiidkan tidakhanya terbatas pada
pemberian kesempatan belajar, tetapi juga mencukupi fasilitas pendiidkan sesuai jenis dan
jenjang pendidikan yang dibutuhkna masyarakat dengan tetap berorientasi kepada
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan atau keserasian anatar pendidikan dengan
lapangan kerja yang tersedia

BAB 8 ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN


A.ALIRAN PROGRESIVISME
Aliran ini meruapakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang pesat
pada permulaan aband XX dan sangat berpengaruh dalam pembaruan pendidikan
B.ALIRAN ESENSIALISME
Esensialisme merupakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan realisme
C.ALIRAN PERENNIALISME
Esensi kepercayaan filsafat ini ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma
yang bersifat abadi
D.ALIRAN REKONSTRUKSIONALISME
Aliran ini berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin
tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia

21
BAB III
PEMBAHASAN

A.    PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU

  Dari buku utama pengertian filsafat adalah Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang
ditempuh untuk memecahkan masalah. Sedangkan, pada pengertian untuk ke dua,
merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah.
Dari buku pembanding filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup dan dapat
juga disebut pandangan hidup. Filsafat juga dapat diartikan sebagai berfikir reflektif dan
kritis. Jadi menurut saya filsafat adalah suatu pemikiran yang dilakukan untuk
memcahkan masalah yang berusaha untuk mencari sedalam dalamnya sebuah
pemahaman.
  Selanjutnya pengertian filsafat pendidikan dari buku utama yaitu menggunakan dua
pendekatan yaitu menggunakan pendekatan tradisional dan kritis, yang pada intinya dari
pendekatan itu menjelaskan bahwa filsafat pendidikan adalah cara pendekatan terhadap
masalah pendidikan. Sedangkan pada buku pembanding filsafat pendidikan bersandarkan
pada filsafat formal atau umum, yang memiliki arti bahwa masalah-masalah pendidikan
merupakan karakter filsafat. Jadi menurut saya filsafat pendidikan adalah segala hal yang
mempelajari pendidikan dan pelaksanaan pendidikan
Pada buku utama dan buku pembanding hanya materi filsafat dan filsafat
pendidikan yang ada pada setiap buku jadi hanya itu yang dapat dibanding kan dan diambil
kesimpulannya.
B.     KEUNGGULAN BUKU

Pada buku utama, buku ini sangat cocok untuk digunakan sebagai bahan ajar , Hal
ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis
yang memudahkan mahasiswa untuk memahami secara berkala materi yang dibahas pada
setiap babnya. Dari segi bahasa juga bagus karena menggunakan bahasa yang mudah
dipahami dan dimenegrti pembaca.
Pada buku pembanding isi materi lebih banyak dalam menjelaskan mazhab-mazhab
filsafat

22
C.     KELEMAHAN BUKU

Kedua buku ini mempunyai kelemahan yang sama yaitu, tidak terdapat indikator
yang membantu mahasiswa mencapai kompetensi ajarnya, kedua buku tidak memiliki
latihan yang diberikan untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi
pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga mahasiswa
dapat lebih memahami makna materi yang dipaparkan. Selain itu tidak dicantumkan
rangkuman pada akhir bab pada buku pembanding, hal itu merupakan salah satu
kelemahan yang ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa dalam meringkas
ulang apa isi dari materi yang ada. Dan juga Kedua buku tidak melampirkan gambar yang
menjadi salah satu penarik perhatian pembaca.

23
BAB IV
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah adalah suatu pemikiran
yang dilakukan untuk memcahkan masalah yang berusaha untuk mencari sedalam
dalamnya sebuah pemahaman. Filsafat memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan
dari filsafat pendidikan karena Filsafat dijadikan sebagai media untuk menyusun proses
pendidikan ,menyelaraaskan dan mengharmoniskan dan menernagkan nilai-nilai dan
tujuan yang akan dicapai.dalam pelaksanaanya filsafat pendidikan

B.SARAN
Saran saya sebaiknya sebagai calon guru kita harus menguasi dan mendalami
filsafat pendidikan agar dapat meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan
karena filsafat pendidikan sangat penting dalam peran pendiidkan sebab masalah-masalah
pendidikan akan berkaitan dengan masalah-masalah filsafat umum, seperti hakikat
kehidupan yang baik, pendidikan akan berusaha untuk mencapainya.

24
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Anwar.2017.Filsafat Pendidikan, Makassar, Kencana
Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd.2017. Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung, Alfabeta

25

Anda mungkin juga menyukai