Soal
1. Uraikanlah perbedaan konsep: (a) kepemimpinan dan manajemen, (b)
pemimpin dan manajer. Berikan contoh secara operasional dalam Satuan
Pendidikan.
JAWAB
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli
1. Professor Warren G. Bennis
Pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang benar, sedangkan manajer adalah orang
yang melakukan hal yang tepat.
2. Dwight D. Eisenhower
Pengertian kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu
yang ingin dilakukan karena dia ingin melakukannya.
Pemimpin akan menjalankan kepemimpinan dengan baik jika memiliki kemampuan dasar
seorang pemimpin. Berikut ini beberapa kemampuan yang wajib dimiliki oleh pemimpin
dalam menjalankan tugasnya dalam organisasi. Kemampuan ini berdasarkan gagasan
kepemimpinan transformasional yang akan dibahas lebih lanjut diartikel yang berbeda.
2. Uraikan secara jelas tugas pokok dan fungsi pemimpin dan manajer, serta
berikan contoh penerapannya pada suatu organisasi Teknologi Pendidikan.
JAWAB
Fungsi Manajemen - Ada tiga aspek dari fungsi manajemen mengenai pengorganisasian
yaitu sebagai berikut...
4. Pengarahan (Leading/Directing)
Fungsi pengarahan adalah membuat karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus
dilakukan. Fungsi yang melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin. Kegiatan
kepemimpinan misalnya komunikasi, motivasi, dan disiplin perlu diintensifkan oleh atasan.
5. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan
jalannya suatu kegiatan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
tujuan pengawasan adalah memperbaiki kesalahan, penyimpangan, penyelewengan dan
kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan rencana.
Prinsip-Prinsip Manajemen
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya
fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi
dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau
kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah
pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta
didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi
mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang
diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi. Otak murid dipandang
sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari guru ditransfer kedalam otak murid dan
bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Murid hanya
menampung apa saja yang disampaikan guru.
Secara garis besar ada dua solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, yaitu:
1. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan
sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem
ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam
konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain
meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan
pendidikan.
2. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan
pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi
siswa.
Pada dasarnya disini perlu kita bedakan antara pembimbing (bimbingan) dan pemimpin
(kepemimpinan). Pemimpin adalah orang yang membuat pengikutnya mudah mencapai
tujuan. Di satu pihak pembimbing atau pemandu bukan saja menunjukkan jalan, namun juga
sering kali memberikan sarana untuk melintasi jalan itu dan mencapai tujuan. Sesungguhnya
seseorang bisa saja mengemban jabatan pemandu dan pemimpin sekaligus, atau hanya
mengemban satu jabatan saja
Kepala sekolah sebagai pemimpin pengajaran sebaiknya menginstropeksi diri apakah mereka
sudah memiliki sikap dan kemampuan yang digambarkan oleh kepemimpinan efektif
tersebut diatas. Bila belum, hendaklah berusaha secara berangsur-angsur menerima diri
sendiri untuk memiliki sikap dan kemampuan yang professional. Pada tahun 1985
Rutherford meperkecil daftar menjadi tiga perilaku yang bedakan efektif kepala sekolah dari
yang kurang efektif.
1. Memiliki "jelas, visi dan misi mengenai apa yang mereka inginkan sekolah untuk
menjadikan visi yang fokus pada siswa dan kebutuhan mereka "
2. "Terjemahkan visi dan misi tersebut menjadi tujuan bagi sekolah mereka dan harapan
bagi para guru mereka, siswa, dan staf "
3. Janganlah mundur dan menunggu untuk hal-hal terjadi, tetapi "terus menerus
memonitor kemajuan
Kenyataan di lapangan jika dicermati dengan baik, menunjukkan bahwa peran penting kepala
sekolah nampaknya belum diimbangi dengan kemampuan professional yang memadai.
Dalam kondisi seperti ini, kepala sekolah lebih tampil sebagai peñata laksana sekolah
daripada sebagai pemimpin yang menakhodai, sekolah sebagai lembaga yang bermisi
menjemput masa depan (Joni, 1998).
Arti dari Kepemimpinan Visioner tersebut adalah pemimpin yang mempunyai suatu
pandangan visi misi yang jelas dalam organisasi, pemimpin visioner sangat lah cerdas dalam
megamati suatu kejadian di masa depan dan dapat menggambarkan visi misinya dengan jelas.
Kepemimpinan Visioner
3. Optimis
Tak bisa dimungkiri, salah satu karakteristik yang sudah pasti melekat pada gaya
kepemimpinan visioner adalah optimis.
Dilansir dari Indeed, pada dasarnya orang visioner menganggap bahwa semuanya akan
berjalan lancar dan masalah dapat dilalui dengan baik.
Otomatis, ia berpikiran bahwa masa depan sudah pasti akan cerah, baik untuk diri sendiri
maupun perusahaan.
Secara tidak langsung, orang di sekitarnya juga akan tertular rasa optimisnya.