Anda di halaman 1dari 12

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Ujian Akhir Semester Genap 2020/2021


Nama : Agape M Panjaitan
Nim : 8206121002
Kelas : Reguler A 20
Matakuliah : Kepemimpinan
Prodi : Teknologi Pendidikan S2 Kelas A
Dosen : Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd.
Prof. Dr. A. Hamid K., M.Pd
Dikumpul : di alamat e-mail prof_runsit@yahoo.co.id Sabtu, 03 April 2021

Soal
1. Uraikanlah perbedaan konsep: (a) kepemimpinan dan manajemen, (b)
pemimpin dan manajer. Berikan contoh secara operasional dalam Satuan
Pendidikan.
JAWAB
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli
1. Professor Warren G. Bennis
Pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang benar, sedangkan manajer adalah orang
yang melakukan hal yang tepat.

2. Dwight D. Eisenhower
Pengertian kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu
yang ingin dilakukan karena dia ingin melakukannya.

3. William G. Scott (1962)


Kepemimpinan merupakan aktifitas mempengaruhi orang lain yang diorganisir dalam suatu
kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Young (dalam Kartono, 2003)


Kepemimpinan adalah dominasi yang didasari oleh kemampuan pribadi yang dapat mengajak
orang lain untuk melakukan segala hal sesuai dengan berguna bagi diri dan kelompoknya.
5. Moejiono (2002)
Pengertian kepemimpinan sebagai bentuk pengaruh yang dimiliki oleh pemimpin yang
memiliki kualitas tertentu sehingga pengikutnya bisa menerima dan memandang pemimpin
perlu diikuti karena kualitas yang dimilikinya.
Kemampuan Pemimpin dalam Pengertian Kepemimpinan

Pemimpin akan menjalankan kepemimpinan dengan baik jika memiliki kemampuan dasar
seorang pemimpin. Berikut ini beberapa kemampuan yang wajib dimiliki oleh pemimpin
dalam menjalankan tugasnya dalam organisasi. Kemampuan ini berdasarkan gagasan
kepemimpinan transformasional yang akan dibahas lebih lanjut diartikel yang berbeda.

 Menciptakan visi yang menginspirasi masa depan.


 Memotivasi dan menginspirasi orang untuk terlibat dengan visi tersebut.
 Mengatur pengiriman visi.
 Pelatih dan membangun sebuah tim, sehingga lebih efektif untuk mencapai visi.
 Kepemimpinan menyatukan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan hal-hal.

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli - Pengertian manajemen


1. George.R.Terry yang mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah suatu proses
atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional maksud yang nyata. Pengertian
manajemen menurut:
2. Encylopedia of the Social Science, mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah
suatu proses yang pelaksanaan tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Pengertian manajemen
3. Mary Parker Follet, mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah sebuah seni
atau management is an art). Setiap pekerjaan mampu diselesaikan oleh orang lain.
Pengertian manajemen
4. James A.F Stoner, yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya
organisasi yang lain agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengertian manajemen
5. Lawrence A. Appley adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha
orang lain. Pengertian manajemen 
6. Wilson Bangun adalah rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh anggota-
anggota organisasi untuk mencapai tujuannya. Pengertian manajemen menurut
Koontz, mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah seni yang paling produktif
selalu didasarkan pada pemahaman terhadap ilmu yang mendasarinya.

2. Uraikan secara jelas tugas pokok dan fungsi pemimpin dan manajer, serta
berikan contoh penerapannya pada suatu organisasi Teknologi Pendidikan.
JAWAB
Fungsi Manajemen - Ada tiga aspek dari fungsi manajemen mengenai pengorganisasian
yaitu sebagai berikut...

 Menetapkan struktur organisasi 


 Mendelegasikan wewenang
 Memantapkan hubungan

3. Penyusunan Personalia (Staffing) 


Staffing merupakan penarikan, pelatihan, dan pengembangan serta penempatan dan
pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan
produktif. Fungsi staffing mencakup kegiatan berikut...
a. Perencanaan sumber daya manusia
b. Rekruitmen karyawan
c. Seleksi
d. Pengenalan dan orientasi
e. Penilaian dalam pelaksanaan kerja
f. Pemberian balas jasa dan penghargaan
g. Perencanaan dan pengembangan karier.

4. Pengarahan (Leading/Directing) 
Fungsi pengarahan adalah membuat karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus
dilakukan. Fungsi yang melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin. Kegiatan
kepemimpinan misalnya komunikasi, motivasi, dan disiplin perlu diintensifkan oleh atasan.

5. Pengawasan (Controlling) 
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan
jalannya suatu kegiatan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
tujuan pengawasan adalah memperbaiki kesalahan, penyimpangan, penyelewengan dan
kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan rencana.

Prinsip-Prinsip Manajemen

Prinsip Manajemen - Menurut Henry Fayol yang mengemukkaan 14 prinsip manajemen


antara lain sebagai berikut...
a. Pembagian Kerja (Division of Labour)
b. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
c. Disiplin (Dicipline) 
d. Kesatuan Perintah (Unity of Command) 
e. Kesatuan Arah (Art of Direction) 
f. Meletakkan kepentingan Organisasi dari pada kepentingan sendiri (Sub Ordination of
Individual Interest to General Interest)
g. Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration) 
h. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization) 
i. Hierarki 
i. Hierarki 
k. Keadilan dan Kejujuran (Equity) 
l. Stabilitas Kondisi Karyawan 
m. Inisiatif (Initiative) 
n. Semangat Kesatuan, Semangat Korps

Fungsi Kepemimpinan sebagai berikut :


1. Memprakarsai struktur organisasi
2. Menjaga adanya koordinasi dan integrasi dalam organisasi, supaya semuanya beroperasi
secara efektif.
3. Merumuskan tujuan institusional atau organisasional dan menentukan sarana serta cara-
cara yang efisien untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan mengadakan evaluasi serta
evaluasi ulang.
5. Mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan dan juga penyempurnaan dalam
organisasi.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya
fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan


menyediakan fasilitasnya.
 Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling, dsb.

Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.

Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi
dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan
faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
3. Identifikasilah satu permasalahan yang sangat urgen tentang kepemimpinan di
Program Studi Teknologi Pendidikan, selanjutnya uraikanlah bagaimana solusi
untuk mengatasinya.
JAWAB
Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya

Bagi orang-orang yang berkompeten terhadap bidang pendidikan akan menyadari


bahwa dunia pendidikan kita sampai saat ini masih mengalami “sakit”. Dunia pendidikan
yang “sakit” ini disebabkan karena pendidikan yang seharusnya membuat manusia menjadi
manusia, tetapi dalam kenyataannya seringkali tidak begitu. Seringkali pendidikan tidak
memanusiakan manusia. Kepribadian manusia cenderung direduksi oleh sistem pendidikan
yang ada.

Masalah pertama adalah bahwa pendidikan, khususnya di Indonesia, menghasilkan


“manusia robot”. Kami katakan demikian karena pendidikan yang diberikan ternyata berat
sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan,
kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa
(afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi.
Padahal belajar tidak hanya berfikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka orang yang
sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati,
membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya. Hal yang sering disinyalir
ialah pendidikan seringkali dipraktekkan sebagai sederetan instruksi dari guru kepada murid.
Apalagi dengan istilah yang sekarang sering digembar-gemborkan sebagai “pendidikan yang
menciptakan manusia siap pakai. Dan “siap pakai” di sini berarti menghasilkan tenaga-tenaga
yang dibutuhkan dalam pengembangan dan persaingan bidang industri dan teknologi.
Memperhatikan secara kritis hal tersebut, akan nampak bahwa dalam hal ini manusia
dipandang sama seperti bahan atau komponen pendukung industri. Itu berarti, lembaga
pendidikan diharapkan mampu menjadi lembaga produksi sebagai penghasil bahan atau
komponen dengan kualitas tertentu yang dituntut pasar. Kenyataan ini nampaknya justru
disambut dengan antusias oleh banyak lembaga pendidikan.

Masalah kedua adalah sistem pendidikan yang top-down (dari atas ke bawah) atau
kalau menggunakan istilah Paulo Freire (seorang tokoh pendidik dari Amerika Latin) adalah
pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena para peserta
didik (murid) dianggap manusia-manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi
mengarahkan kepada murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang
diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi. Otak murid dipandang
sebagai safe deposit box, dimana pengetahuan dari guru ditransfer kedalam otak murid dan
bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Murid hanya
menampung apa saja yang disampaikan guru.

Secara garis besar ada dua solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, yaitu:

1. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan
sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem
ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam
konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain
meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan
pendidikan.

2. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan
pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi
siswa.

Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk


meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping
diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan
untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan
sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat


bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru yang
berSDM tinggi, berkepribadian pancasila dan bermartabat.
4. Seorang Kepala Sekolah dikatakan memiliki kepemimpinan paripurna yaitu (a)
holistic (multidimensi, berkompetensi ganda), (b) accepted (diterima, disukai,
dibutuhkan), (c) proven (aktual, relevan, berlaku sepanjang masa).
Uraikanlah maksudnya dengan jelas dan berikan contoh secara utuh dan
komprehensif penerapan kepemimpinan paripurna dalam:
a. Kegiatan kepemimpinan Kepala Sekolah secara umum.
b. Kegiatan kepemimpinan pembelajaran secara khusus.
JAWAB

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala


sekolah adalah proses yang dilakukan kepala sekolah untuk mempengaruhi guru-guru serta
staf tata usaha (bawahannya) agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
secara efektif dan efisien.

Pemimpin paripurna pada dasarnya termanifestasikan pada kepemimpinan para nabi.


Kepemimpinan yang secara umum benar-benar memahami suara dan kehendak rakyat.
Disamping membawa risalah, tipikal kepemimpinannya bersifat merakyat dan tidak elitis.
Sebagaimana yang dimiliki oleh umat muslim, bahwa kepemimpinan Muhammad dapat
disebut sebagai pemimpin dan memiliki sifat kepemimpinan yang paripurna. Sosiolog dan
ahli filsafat islam bernama Ali Syariati mengatakan bahwa wajah kepemimpinan Muhammad
merupakan gabungan antara Musa dan Isa. Di satu sisi menampakkan ketegasan, keteguhan,
kekuatan dan konsistensi seperti sifat yang melekat pada diri Musa namun disisi lain beliau
juga memiliki kelembutan, kasih sayang, cinta kasih, belas kasihan, dan kesejukan seperti
sifat yang dimiliki oleh Isa.

Pada dasarnya disini perlu kita bedakan antara pembimbing (bimbingan) dan pemimpin
(kepemimpinan). Pemimpin adalah orang yang membuat pengikutnya mudah mencapai
tujuan. Di satu pihak pembimbing atau pemandu bukan saja menunjukkan jalan, namun juga
sering kali memberikan sarana untuk melintasi jalan itu dan mencapai tujuan. Sesungguhnya
seseorang bisa saja mengemban jabatan pemandu dan pemimpin sekaligus, atau hanya
mengemban satu jabatan saja
Kepala sekolah sebagai pemimpin pengajaran sebaiknya menginstropeksi diri apakah mereka
sudah memiliki sikap  dan kemampuan yang digambarkan oleh kepemimpinan efektif
tersebut diatas.  Bila belum, hendaklah berusaha secara berangsur-angsur menerima diri
sendiri untuk memiliki sikap dan kemampuan yang professional.  Pada tahun 1985
Rutherford meperkecil daftar menjadi tiga perilaku yang bedakan efektif kepala sekolah dari
yang kurang efektif.

1. Memiliki "jelas, visi dan misi mengenai apa yang mereka inginkan sekolah untuk
menjadikan visi yang fokus pada siswa dan kebutuhan mereka "
2. "Terjemahkan visi dan misi tersebut menjadi tujuan bagi sekolah mereka dan harapan
bagi para guru mereka, siswa, dan staf "
3. Janganlah mundur dan menunggu untuk hal-hal terjadi, tetapi "terus menerus
memonitor kemajuan

Kenyataan di lapangan jika dicermati dengan baik, menunjukkan bahwa peran penting kepala
sekolah nampaknya belum diimbangi dengan kemampuan professional yang memadai. 
Dalam kondisi seperti ini, kepala sekolah lebih tampil sebagai peñata laksana sekolah
daripada sebagai pemimpin yang menakhodai, sekolah sebagai lembaga yang bermisi
menjemput masa depan (Joni, 1998).

5. Menurut saudara, bagaimanakah kepemimpinan visioner itu? Jelaskan dan


berikan contoh penerapannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan di
tempat Saudari bekerja.
JAWAB
Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner
setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt
Nanus (1992), yaitu:
Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan
pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and motivation” .
Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan
bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang plaing penting,
dapat “relate skillfully” dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun memainkan
peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).
Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi
praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat
dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan
dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved
vision).
Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan “ceruk” untuk
mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan sebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan
atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain
sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya organisasi guna
memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.

Arti dari Kepemimpinan Visioner tersebut adalah pemimpin yang mempunyai suatu
pandangan visi misi yang jelas dalam organisasi, pemimpin visioner sangat lah cerdas dalam
megamati suatu kejadian di masa depan dan dapat menggambarkan visi misinya dengan jelas.

Dia dapat membangkitkan semangat para anggotanya dengan menggunakan motivasinya


serta imajinanasinya, untuk membuat suatu organisasi lebih hidup, menggerakan semua
komponen yang ada dalam organisasi, agar organisasi dapat berkembang.

Didalam kepemimpinannya, seorang pemimpin visioner akan mengalami yang namanya


stress atau burnout. etika keadaan tidak sesuai dengan keinginan saya, saya memegang 2 hal
ini:

1) Bersiap untuk yang palin buruk.


2) Lakukan yang terbaik

Karakteristik Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan Visioner

1. Berani mengambil risiko


Seseorang dengan kepemimpinan visioner biasanya selalu berani mengambil risiko.
Sebab, setiap perubahan yang ia lakukan sudah pasti akan ada risiko yang harus diambil.
Jika ia tidak berani mengambil risiko, lantas bagaimana dengan ide-ide yang sudah ia
rencanakan?
2. Bertanggung jawab
Selain berani mengambil risiko, pemimpin visioner juga biasanya memiliki rasa tanggung
jawab yang tinggi.
Setiap langkah yang ia ambil untuk mewujudkan idenya selalu disertai dengan rasa tanggung
jawab darinya.
Sebagai contoh, ide yang ia rencanakan ternyata memerlukan dana yang tidak sedikit.Melihat
keadaan tersebut, otomatis ia akan bertanggung jawab untuk membuat pendanaan berjalan
lancar, entah itu mengajukan pendanaan atau bahkan meminjam uang.
Hal tersebut ia lakukan demi mewujudkan ide yang sudah ia rencanakan dari awal.

3. Optimis
Tak bisa dimungkiri, salah satu karakteristik yang sudah pasti melekat pada gaya
kepemimpinan visioner adalah optimis.
Dilansir dari Indeed, pada dasarnya orang visioner menganggap bahwa semuanya akan
berjalan lancar dan masalah dapat dilalui dengan baik.
Otomatis, ia berpikiran bahwa masa depan sudah pasti akan cerah, baik untuk diri sendiri
maupun perusahaan.
Secara tidak langsung, orang di sekitarnya juga akan tertular rasa optimisnya.

6. Jelaskan perbedaan kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan


kepemimpinan publik. Berikan contoh penerapannya dalam pemecahan
permasalahan sesuai dengan konteksnya.
JAWAB
Kepemimpinan operasional organisasi dan publik
Kepemimpinan operasional berkaitan dengan kemampuan menjabarkan visi, misi ke
dalam kegiatan operasional Kepemimpinan publik berkaitan dengan kemampuan menjalin
kerjasama dan menjadi rujukan bagi publik.
Kepemimpinan operasional artinya dapat mengarahkan dan mempengaruhi perilaku
semua unsur dalam lingkungan Fakultas, mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi
yang disepakati bersama, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat.
Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses dimana seorang pemimpin
memengaruhi dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Pemimpin yang baik bukan dilihat dari seberapa banyak orang yang menjadi
pengikutnya, bukan juga dilihat dari seberapa lama ia memimpin.

Kepemimpinan sektor publik adalah seseorang yang memiliki kapasitas melakukan


efisiensi, melakukan perintah, mengkreate tindakan dan memiliki komitmen dalam
lingkungan kerja

Anda mungkin juga menyukai