Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manajemen dan kepemimpinan adalah hal yang paling krusial dalam
menjalankan sebuah organisasi. Tanpa keduanya, para anggota organisasi
akan kehilangan arah dan tujuan, bagaikan anak ayam yang kehilangan
induknya. Begitu pula dengan perusahaan, jika ingin mengoptimalkan kinerja
tim untuk mencapai tujuan bersama, dibutuhkan manajemen dan
kepemimpinan yang baik. Lantas, apa yang menjadi perbedaan diantara
keduanya?.
Menurut John P. Kotter, dalam tulisannya yang berjudul “What Leaders
Really Do” di Harvard Business Review pada Desember 2001, ada 3 hal yang
mendasari perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan. Manajemen
terkait dengan perencanaan dan anggaran, sementara kepemimpinan terkait
dengan memberikan arah. Manajemen terkait dengan pengorganisasian dan
staffing, sedangkan kepemimpinan terkait dengan menselaraskan orang. Yang
terakhir, manajemen menghadirkan kontrol dan pemecahan masalah,
sementara kepemimpinan menghadirkan motivasi.
Dan di makalah ini akan dijelaskan kepemimpinan dan juga manajemen
secara jelas dan spesifik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan dan manajemen?
2. Apa saja Tingkatan Kepemimpinan?
3. Apa fungsi dan tujuan dari manajemen?
4. Apa saja Tipe-tipe Kepemimpinan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan dan manajemen.
2. Untuk mengetahui Tingkatan Kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari manajemen.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan dan Manajemen

1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi kegiatan pengikut
melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu.1 Para ahli lain
berpendapat bahwa kepemimpinan adalah sebagai seni untuk mengatur
individu dan masyarakat, serta memotivasi semangat mereka untuk
meraih tujuan yang telah ditetapkan.2 Pendapat lain menyatakan bahwa
kepemimpinan sebagai seni untuk memengaruhi dan mengarahkan orang
lain dengan metode tertentu agar mereka berusaha untuk taat, loyal, dan
membantu dalam satu cara untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan.3
Seorang pemimpin memiliki karekter dan sifat tertentu, pemimpin
menduduki jabatan yang tinggi sebuah struktur organisasi, perusahaan.
Pemimpin di bekali dengan kekuasaan untuk mempengaruhi, mengatur
atau mengarahkan anggota organisasi untuk tunduk terhadap
kepemimpinan mereka. Kepemimpinan muncul dari aspirasi anggota
organisasi. Adapun seorang pemimpin dengan kekuasan yang di
milikinya, ia berusaha memengaruhi prilaku orang lain dengan sebuah
metode yang memungkinkan mereka loyal dan taat kepadanya, selain itu
para bawahan juga berkenaan untuk mematuhi segala perintahnya dengan
ridha dan segenap perasaan jiwa. Sebagai seorang pemimpin ia
menggunakan sepenuh hati dan bisa di terima oleh bawahnnya jadi,
seorang pemimpin sumber kekuasaannya adalah aspirasi bawahan.
Menurut Hikmat kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan
kewajiban individu. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin
dalam memikul tanggungjawabnya secara moral dan legal formal atas
seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada
orang-orang yang dipimpinnya. .
Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang
mendasari atau sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam
merumuskan definisi kepemimpinan, yaitu:

1
Edwin. A. Fleishman,” Twenty Years of consideration and Scructure”, in Current
Devwloments in the Study of Leadership, ed Edwin A. Flesiman dan James G. Hunt (Carbondale:
Southern lllinois University Press, 1973) hal. 3.
2
John F. Dan Robert B, Public Management, Ronald Press, New York, 1960.
3
Madrasah al-Masya al- Amerika, Katiib al Ziyadah, hlm. 12.

2
a. Unsur-unsur yang mendasari
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang
lain atau kelompok.
3. Kemampuan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.

b. Sifat dasar kepemimpinan


1. Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa
setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada
berbagai saat dan keadaan yang berlainan.
2. Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
3. Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang
dapat mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi
dan sekaligus menimbulkan dan mengendalikan motivasi-
motivasi (Tatang M. Amirin, 1983:15).

Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan yang sama,


yaitu masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang di dalamnya
terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang
dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara
mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi.

2. Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus
yang berarti tangan dan agere (melakukan). Kata-kata itu digabung
menjadi managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke
Bahasa Inggris to manage (kata kerja), management (kata benda), dan
manager untuk orang yang melakukannya. Managenent diterjemahkan
ke Bahasa Indonesia menjadi menejemen (pengelolaan).
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen
sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program
sekolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/madrasah,
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi, dan sistem
informasi sekolah/madrasah. Jika istilah administrasi banyak digunakan

3
oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, maka manajemen banyak
digunakan oleh Inggris, Afrika, dan negara-negara Eropa.4

B. Tingkatan Kepemimpinan
Tingkatan Kepemimpinan terdiri dari 5 tingkat, antara lain:
1. Pemimpin yang dicintai
2. Pemimpin yang dipercaya
3. Pembimbing
4. Pemimpin yang berkepribadian
5. Pemimpin Abadi.

C. Fungsi Dan Tujuan Manajemen


Adapun fungsi manajemen dibagi atas 4, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan. Perencanaan yang baik memuat unsur-unsur pertanyaan
seperti what, why, where, when, who, dan how. Dalam perencanaan,
memuat strategi yang dirumuskan untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah sebuah fungsi dari manajemen yang
tujuannya membagi-bagi tugas sesuai kemampuan yang dimiliki.
Fungsi manajemen ini diperlukan untuk mengatur sebuah kelompok
atau organisasi.

3. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan dibutuhkan setelah tugas dibagi-bagi pada individu
atau kelompok sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pengarahan
dibutuhkan agar tujuan bisa dicapai dengan baik dan meminimalkan
resiko terhambatnya sebuah rencana. Actuating bisa dilakukan
dengan cara membimbing, konsultasi terkait tugas, dan pemberian
motivasi.

4
Prof.Dr.Husaini Usman,M.Pd.,M.T, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan
Edisi 4, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 5-6.

4
4. Pengawasan dan evaluasi (Controlling)
Evaluasi merupakan fungsi manajemen untuk menilai hasil kerja
yang telah dilakukan. Evaluasi dibutuhkan untuk mengontrol
kemajuan dari rencana yang telah dicanangkan. Bisa juga digunakan
untuk menilai apakah perlu diadakan perubahan strategi atau tidak.
Sementara pengawasan diperlukan agar pekerjaan yang dilakukan
mencapai tujuan perusahaan. Tindakan pengawasan umumnya
digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan.

Dan adapun tujuan dari manajemen antara lain:


1. Menjalankan dan menilai strategi perencanaan yang telah dikonsep
agar pelaksanaannya berjalan sesuai arahan.
2. Melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan fungsi manajemen juga
cara kerja kelompok ketika menjalankan tugasnya.
3. Melakukan pembaharuan terhadap fungsi manajemen terutama pada
strategi pelaksanaannya. Hal ini dilakukan agar target tetap tercapai
apabila ada kendala dalam pelaksanaan rencana.
4. Meninjau kekuatan organisasi, mengetahui kelemahan, juga
mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi.
5. Membuat sebuah terobosan baru yang berfungsi meningkatkan
kinerja kelompok. Inovasi ini juga pastinya akan berimbas positif
terhadap pencapaian rencana sesuai target.5

D. Tipe-Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan
ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya.
Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok.
Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-
undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan
hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh
membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada
pemimpin secara mutlak.

 Kelebihan:
a. Keputusan dapat diambil secara cepat.
b. Mudah dilakukan pengawasan.
 Kelemahan:
5
https://money.kompas.com, dikutip tanggal, 22 Februari 2022.

5
a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau
musyawarah.
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan
sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin
terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti
mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati
atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan
meneliti orang-orang yang dianggap tidak taat kepada
pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan
hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku
taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan
bahkan diberi penghargaan.
f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah
tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah
dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis.

2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis : “biarkan mereka sendiri”)


Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya
untuk melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar
keputusan diambil oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat
tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu.Mereka
menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya
dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang
baik.

 Kelebihan:
a. Keputusan berdasarkan keputusan anggota.
b. Tidak ada dominasi dari pemimpin.

 Kekurangan:

6
a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi
terhadap pekerjaan bawahannya.
b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya
kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari
pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan.
c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota
kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan
dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan
pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan,
tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan
dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan
kemampuan kelompoknya.

 Kelebihan:
a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan
mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa
mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan
bertanggung jawab.
c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok
dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya
dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di
samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota
kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan
jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung
jawabnya.

 Kekurangan:
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang
lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.

4. Tipe Pseudo-demokratis

7
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic.
Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja
bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya
jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di
lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan
dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama.
Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada
kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar,
dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan
tindakan pimpinan yang demokratis.

5. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang
khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu
dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap,
dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.6
Tingkatan Kepemimpinan terdiri dari 5 tingkat, antara lain:
1. Pemimpin yang dicintai
2. Pemimpin yang dipercaya
3. Pembimbing
4. Pemimpin yang berkepribadian
5. Pemimpin Abadi.

BAB III

6
https://anisarochmiana97.blogspot.com, dikutip tanggal, 22 Februari 2022.

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa
kepemimpinan adalah sebagai seni untuk mengatur individu dan masyarakat,
serta memotivasi semangat mereka untuk meraih tujuan yang telah
ditetapkan. Dan manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
Tingkatan Kepemimpinan terdiri dari 5 tingkat, antara lain:
1. Pemimpin yang dicintai
2. Pemimpin yang dipercaya
3. Pembimbing
4. Pemimpin yang berkepribadian
5. Pemimpin Abadi.
Dan Tingkatan Kepemimpinan terdiri dari 5 tingkat, antara lain:
1. Pemimpin yang dicintai
2. Pemimpin yang dipercaya
3. Pembimbing
4. Pemimpin yang berkepribadian
5. Pemimpin Abadi.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis paparkan dan penulis merasa bahwa
dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini. Dan penulis berharap
semoga isi makalah ini bermanfaat bagi kita semua amin.

DAFTAR PUSTAKA

9
Edwin. A. Fleishman,” Twenty Years of consideration and Scructure”, in
Current Devwloments in the Study of Leadership, ed Edwin A. Flesiman dan James
G. Hunt (Carbondale: Southern lllinois University Press, 1973).
John F. Dan Robert B, Public Management, Ronald Press, New York, 1960.
Madrasah al-Masya al- Amerika, Katiib al Ziyadah.
Prof.Dr.Husaini Usman,M.Pd.,M.T, Manajemen Teori Praktik dan Riset
Pendidikan Edisi 4, (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2013).
https://money.kompas.com.
https://anisarochmiana97.blogspot.com

10

Anda mungkin juga menyukai