Anda di halaman 1dari 8

NAMA : ABDUL FARID

NIM : A31120090
KLS :C
TUGAS INDIVIDU PRA SEJARAH INDONESIA
ARTIKEL TENTANG “Masa Berburu Dan mengumpukan makanan
Dan keadaan Indonesia Masa Plestosen”

A. Masa berburu dan mengumpulkan makanan

Masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah salah satu


ciri-ciri zaman batu tua ( paleolitikum) dimana manusia purba
memenuhi kebutuhan akan pangan dengan cara berburu hewan
dan menumpulkan makanan dari alam.
Pada masa ini juga telah mengenal sistem kepercayaan yang
sederhana dan alat-alat penemuh kebutuhan hidup yang sedehana
dan cara hidup mereka berkelompok dengan anggota yang tidak
terlalu banyak antara 10 sampai 20 orang dan juga perburuan
dilakukan olah kaum laki-laki sedangkan pengumpulan makanan
dilakukan olah kaum perempuan.

1. Keadaan lingkungan pada masa berburu dan


mengumpulkan makanan

Keadaan lingkungan pada masa ini masih sangat belum stabil


dan berbahaya.
Manusia purba masih belum mampu menciptakan alat untuk
mempermudah hidupnya seperti senjata untuk membunuh hewan
buas dan membuat rakit untuk menyebrangi sungai. Dan pada
masa ini pula juga manusia purba mereka masih tinggal di goa-
goadan manusia purba masih sangat bergantung pada alam.
2. Kehidupan ekonomi pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan

Pada masa ini sistem ekonomi yang kompleks kegiatan perburu


dan mengumpulkan makanan hanya semata mata untuk
memenuhi kehbutuhan anggota kelompoknya dan tidak pernah
ada transaksi dengan kelompok lain. Pada masa ini manusia
purba telah mengenal api. Untuk makanan yang bersal dari
tumbuhan, mereka memakanaya mentah-mentah . mereka juga
belum mengenal tehnik pembuatan nasi.

3. Kehidupan sosial pada masa berburu dan mengumpulkan


makanan

Pada masa ini mereka selalu hidup berkelompok yang


angotanya berjumlah 10 sampai 30 orang yang terdiri dari satu
atau dua keluaraga. Tujuan hidup berkelompok adalah untuk
menghadapi binatang buas dan saling membantu untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Mereka jjuga sudah mengenal kerjasama
terutama dalam hal berburu. Hasil buruanya dibagikan kepada
seluruh anggota kelompok.
Pada masa ini juga mereka belum mengenal tehnik
berkomunikasi lisan mereka hanya menggunakan bahasa tubuh ,
gambar, atau bunyi-bunyian untuk menyampaikan sesuatu.

4. Teknologi pada masa berburu dan mengumpulakan


makanan
Manusia pada masa ini lebih memilih gua-gua sebagai
tempat tinggal karena mereka belum mampu membangun tempat
tinggal mereka juga sudah mengenal beberapa peralatan yang
sederhana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bentuk alat-alat
tersebut masih bersifat kasar belum diasah atu dihaluskan dan
sederhana.

Beberapa alat tersebut diantaranya :

 Kapas perimbas

Kapas perimbas adalah kapak yang digunakan dengan


cara digenggam dan tidak memiliki tangkai.

 Kapak Penetak

Kapak penetak adalah kapak yang memiliki bentuk lebih


besar dari pada kapak perimbas dan berfungsi untuk
membelah kayu.

 Kapak Genggam

Kapak genggam adalah kapak yang berukuran lebih kecil


dari pada kapak perimbas dan memiliki ujung kecil untuk
tempat menggenggam alat tersebut.

 Pahat Genggam
Pahat genggam adalah alat yang memiliki ukuran lebih
kecil dari kapak genggam dan berfungsi untuk menggali tanah
untuk mencari umbi-umbian.

 Alat Serpih

Alat serpi adalah peralatan yang memiliki bentuk yang


sederhana berupa serpihan . Alat ini memiliki fungsi sesuai
bentuknya seperti pisau dan alat penusuk. Manusia dapat
menggunakan alat ini untuk mengupas,memotong, dan
menggali makanan. Alat ini memiliki ukuran sekitar 10
sampai 12cm.

 Peralatan dari Tulang

Manusia juga mengunakan tulang hewan untuk dijadikan


alat. Peralatan yang berasal dari tulang antara lain seperti
pisau, belati, mata tombak, mata panah, dll.

5. Keadaan Manusia Indonesia pada masa berburu dan


mengumpulkan makanan

Pada masa ini terdapat dua ras yang mendiami indonesia pada
masa ini yaitu austromelanosoid dan mongolit. Ras
Austromelanosoid yang berasal dari australia(yang dulunya
pernah menyatu dangan papua) mendiami kawasan timur
Indonesia. Ras mangolid yang berasal dari asia(yang pernah
menyatuh dengan kawasan sumatera, jawa, dan kalimantan)
mendiami kawasan barat indonesia.

6. Sistem kepercayaan pada masa berburu dan


mengumpulkan makanan
Pada masa ini manusia telah mengenal sistem kepercayaan.
Mereka percaya bahwa ada kehidupan lain setelah meninggal
dan benda benda lain dan benda-benda besar (seperti batu besar
dan pohon besar) memiliki kekuatan goib. Mereka percaya
bahwa ada kekuatan alam yang telah membantu kehidupan
mereka. Pada masa ini juga telah terdapat ritual penguburan
jenazah dan pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap
memiliki kekuatan goib. Mereka juga sering menggambar sesuatu
di dinding gua yang bertujuan untuk menghormati dan mengingat
kekutan goib yang diyakininya.

B. Keadaan Indonesia Masa Plestosen

Pada ribuan tahun yang lalu kondisi alam diindonesia berbeda


dibanding dengan masa sekarang memasuki kala plostesen,
secara umum kondisi alam sudah stabil kecuali Indonesia bagian
timur selama kala masa plotesen berlangsung Zaman es (Glasial)
dimana es dikutub sering meluas.
Hal ini berarti daratan dibumi mencapai wilayah yang paling
luas. Zaman Es terjadi empat kali yaitu Gunz, Mindel, Risz, dan
Wurm. Sendangakan zaman intelglasial terjadi sebanyak tiga kali.
Zaman Interglasial merupakan Zaman diantara dua zaman es,
dimana es dikutub yang mencair menyebabkan sebagian besar
permukaan bumi diliputi perairan.

Zaman Es timbul karena suhu bumi tidak tetap suhu yang turun
mendadak membawa akibat permukaan es meluas, sehingga
bagian barat Indonesia Bersatu dengan asia. Sendangkan bagian
timur bersatu dengan australia sebaliknya jika suhu naik, es akan
mencair yang berakibat daratan terhubung tenggelam dan
berbentuk dengan paparan sahun dan paparan sunda.
Perubahan geografis ini akan mempengaruhi perkembangan Flora
dan Fauna diindonesia. Adapun perubahan bentuk kepulauan
Indonesia disebabkan olah gerakan pengangkatan, kegiatan
gunung berapi dan turunya permukaan air laut pada masa
Galsial.

Kepulaun Indonesia terletak didaerah tropis. Pada masa pletosen,


telah dikenal musim hujan dn kemarau. Musim hujan pertama
berlangsung dan diikuti dengan terbentuknya Hutan didaerah
sememnanjung malayah, kalimantan, filipina dan sulawesi utara.

Julius Skuster meneliti lapisan bumi ditrinil dan menemukan


fosil tumbuhan. Dari fosil tersebut, ternyata ada yang masih
hidup sampai sekarang dijwa. Olah karena itu dapat disimpulkan
bahwa pada zaman pletosen dijawa memiliki temperatur 6
sampai 8 derajat selsius lebih rendah dibanding masa sekarang.

Meskipun sudah dianggap stabil, kala plostosen masih diwarnai


sejumlah peristiwa alam yang besar yang dapat mengubah
kehidupan manusia sewaktu-waktu, separti:
 Meluasya es kesebagian permukaan bumi
 Munculnya daratan-daratan baru dari dasar laut karena
permukaan air laut yang turun
 Adanya perubahan iklim
 Letusan gunung berapi yang sangat besar
 Muncul dan tenggelamnya sunga-sungai dan danau kerasnya
fonomena alam ikut mengembangkan otak manusia purba

Alam memang menyediakan cukup makanan pada masa ini


seperti air, hewan, umbi-umbian, dan tumbuh-tumbuhan yanag
bermanfaat bagi tubuh, tetapi manusia harus berupaya untuk
memperolehnya. Mereka lalu membuat alat-alat dari batu seperti
kapak genggam dengan berbagai bentuk alat-alat dari kayu, alat-
alat dari tulang binatang seperti flakes(alat serpi), pisau, serta
pancing untuk menangkap ikan. Dari bentuk awal yang
sederhana sampai kebentuk yang lebih rumit.

Dengan demikian, manusia menjadi terlatih dan selalu


mengembangakan akalnya dan mengasah kemampuan otaknya.
Tidak mengherankan, pola pikir manusia menglami perubahan
terus menerus kearah yang lebih sempurnah sebagai mana
tercermin dari hasil-hasil budaya mereka.

Anda mungkin juga menyukai