Anda di halaman 1dari 44

STRUKTUR BAJA I

BEAM
Arya Rizki Darmawan, S.T., M.T.

Refrensi :
1. Struktur Baja, Wiryanto Dewobroto
2. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD, Agus Setiawan
3. Steel Design, William T. Segui
4. Struktur Baja, Charles G. Salmon
5. SNI 03-1729-2002
6. AISC 2010
7. SNI 1729-2015
INTRODUCTION
Balok adalah komponen struktur yang menahan beban transversal (beban mati
dan beban hidup), oleh karena itu permasalahan utamanya adalah lentur
(momen).
Struktur dapat dianggap balok jika diberikan beban akan mengalami lentur.
Bentuk penampang yang umum digunakan adalah profil WF-.
Betuk profil dapat dipilih dari hot rolled atau membuat sendiri yang dinamakan
plat girder.
Spesifikasi AISC membedakan balok-balok hot rolled dari plat girder adalah
berdasarkan rasio lebar-ketebalan plat badan.
Komponen struktur dapat dikategorikan sebagai balok biasa atau sebagai plat
girder tergantung dari rasio kelangsingan badan (web), h/tw. Dengan h adalah
tinggi badan, dan tw adalah tebal badan.

Jika h/tw < 2550 / fy^0.5, maka komponen tersebut dikategorikan sebagai
balok biasa.
Jika h/tw > 2550 / fy^0.5, maka komponen tersebut dikategorikan sebagai plat
girder.
h dan tw dalam satuan mm, fy dalam satuan Mpa.
Tahanan balok dalam desain LRFD harus memenuhi
persyaratan:
BENDING STRESS AND THE PLASTIC MOMENT
Rumus umum perhitungan tegangan akibat momen lentur:

Dengan M adalah momen lentur, y adalah jarak titik berat penampang


daerah tekan ke garis netral penampang.

Untuk tegangan lentur maksimum digunakan persamaan:

Dengan c adalah jarak garis netral ke serat terluar penampang, dan Sx


adalah modulus elastis penampang arah x.
Besarnya Sx tetap, tergantung dimensi profilnya.
BENDING STRESS AND THE PLASTIC MOMENT:
Distribusi tegangan pada sebuah
penampang WF dengan diberi beban
sebesar P ditunjukkan dalam gambar di
samping.
Pada daerah beban layan, penampang
masih elastis (gambar a), kondisi elastis
berlangsung hingga tegangan pada
serat terluar mencapai kuat lelehnya fy
(gambar b).
Ketika kuat leleh tercapai pada serat
terluar, tahanan momen nominal
adalah:

Pada gambar d, semua serat


penampang melampaui tegangan
lelehnya dan dinamakan kondisi plastis.
Tahanan momen nominal dalam
kondisi ini disebut Momen Plastis
BENDING STRESS AND THE PLASTIC MOMENT:

Dengan persamaan kesetimbangan didapat:


Example
• For the built-up shape shown in Figure , determine (a) the elastic section
modulus S and the yield moment My and (b) the plastic section modulus Z
and the plastic moment Mp. Bending is about the x-axis, and the steel is A572
Grade 50.
Contoh Balok T
Akan ditinjau balok T tersusun dari dua segmen yang sama (50x100), dan
disatukan jadi balok dengan penampang bentuk T sbb:
Contoh Balok T
Contoh Balok T
Sumbu netral plastis adalah garis sumbu yang membagi luas
penampang balok menjadi dua bagian yang sama besar.
Penampang balok T tersebut disusun dari dua segmen persegi
berukuran sama, 100x50. Oleh sebab itu, sumbu netral plastis tepat
pada pertemuan ke dua segmen Yp = 50mm
Zx adalah jumlah nilai statis momen luas segmen bagian atas dan
bawahnya terhadap sumbu netral plastis.
Rumus praktis
CLASSIFICATION OF SHAPES
Klasifikasi penampang dibedakan antara penampang kompak, tak
kompak dan langsing. Klasifikasi ini berdasarkan angka rasio
kelangsingan. Untuk profil WF dsb, angka kelangsingan sayap adalah
bf/2tf , dan angka kelangsingan badan adalah h/tw.
CLASSIFICATION OF SHAPES
Profil kompak merupakan konfigurasi geometri penampang yang
paling efisien dalam memanfaatkan material. Sebagian besar profil
WF hot-rolled buatan pabrik, termasuk kategori penampang
kompak, karena kemampuan profil kompak dapat mencapai
momen plastis, perilaku keruntuhannya bersifat daktail, sehingga
menjadi syarat penting untuk bangunan tahan gempa.
Profil non kompak mempunyai efisiensi satu tingkat lebih kecil
dibanding penampang kompak dan ketika dibebani serat tepi
terluarnya dapat mencapai tegangan leleh, namun sebelum
penampang plastis penuh terbentuk, profil akan mengalami tekuk
local terlebih dahulu. Oleh karena itu kapasitas momen yang dapat
diandalkan adalah My<Mp
Penampang langsing adalah konfigurasi profil yang tidak efisien
ditinjau dari segi pemakaian material. Saat dibebani sebelum
tegangan mencapai kondisi leleh, telah terjadi tekuk local terlebih
dahulu. Kapasitas momennya adalah M<My.
CLASSIFICATION OF SHAPES
Penampang Kompak

Penampang Tak Kompak


Example
Tugas
Suatu balok baja seperti pada gambar terbuat dari profil WF 500.200.10.16
dengan mutu baja BJ 37. Periksalah apakah profil tersebut mencukupi untuk
memikul beban seperti pada gambar!

kN/m
SHEAR STRENGTH
Persamaan tegangan geser:
Dengan:
V = gaya geser akibat beban terfaktor
Q = statis momen terhadap garis netral

Terkadang untuk mendapatkan nilai tegangan geser dapat digunakan


persamaan pendekatan gaya geser V dibagi dengan luas penampang
web.
Contoh menghitung tegangan geser penampang
TAHANAN GESER NOMINAL PADA PENAMPANG
HOT ROLLED
Dari contoh sebelumnya diketahui bahwa gaya geser dominan ditahan oleh
badan (web). Kuat geser nominal plat badan ditentukan oleh SNI 03-1729-2002
pasal 8.8.3 yaitu:

Persamaan diatas dapat digunakan bila dipenuhi persyaratan kelangsingan


tebal plat web sebagai berikut:

Dan kuat geser rencana harus memenuhi persamaan:


CONTOH SOAL KAPASITAS GESER
DEFLECTION
SNI 03-1729-2002 pasal 6.4.3 membatasi besarnya lendutan yang timbul pada
balok. Dalam pasal ini disyaratkan lendutan maksimum untuk balok pemikul
dinding atau finishing yang getas adalah sebesar L/360, sedangkan untuk balok
biasa lendutan tidak boleh lebih dari L/240.
Tabel Batasan lendutan dari AISC

Untuk besaran lendutan pada balok sederhana dapat digunakan persamaan


berikut:
CONTOH SOAL LENDUTAN BALOK
Stabilitas Terhadap Tekuk Torsi Lateral
Kondisi bahwa penampang I dapat
berotasi sekaligus translasi lateral ini
disebut tekuk torsi lateral (lateral torsional
buckling).
Ini terjadi jika kekakuan lateral
penampangnya relatifkecil disbanding
pertambatan lateral yang tersedia.
Sehingga kapasitas yang menyebabkan LTB
disebut Mcr.
Kuat lentur nominal LTB dipengaruhi oleh
bentuk, dimensi profil, jarak antara
pertambatan lateral atau lateral bracing
Lb .
Stabilitas Terhadap Tekuk Torsi Lateral
Gambar berikut
memperlihatkan pertambatan
lateral (bracing) yang
ditempatkan tegak lurus balok.
Dengan adanya struktur truss
tersebut, torsi yang timbul
akan diubah dan dijadikan
kopel gaya antar balok yang
terhubung, sehingga yang
terjadi hanyalah momen lentur
biasa
Balok tidak terpuntir lagi, tetapi bertranslasi vertical, yang berarti
tidak terjadi LTB. Jarak Lb jika semakin pendek maka semakin kecil
resiko terjadinya LTB.
Stabilitas Terhadap Tekuk Torsi Lateral
Momen kritis yang menimbulkan LTB untuk profil terbuka seperti
profil I, WF, UNP atau Tee adalah:

E = modulus elastisitas material baja = 200.000 Mpa


Iy = momen inersia pada arah sumbu lemah
G = modulus geser elastis material = 80.000 Mpa
J = konstanta torsi penampang
L = bentang balok tanpa pertambatan lateral
Cw = konstanta warping
Stabilitas Terhadap Tekuk Torsi Lateral
Bentuk Momen dan Faktor Cb
Diagram momen untuk menghitung momen kritis terhadap LTB
dianggap konstan linier sepanjang Lb. Jika diagram momen tidak
konstan atau momen gradient, sehingga luasan momennya lebih kecil,
maka tentunya momen kritis dapat ditingkatkan.

Untuk balok dengan momen


konstan dan kantilever,
maka nilai Cb=1. Ini adalah
nilai yang aman
Pertambatan Lateral Balok
Pertambatan lateral atau bracing adalah kondisi geometri, bisa berupa
elemen atau struktur khusus tambahan, bisa lemen lain yang
terhubung pada balok, yang berfungsi mencegah balok mengalami
LTB.
Sistem pertambatan lateral bisa setempat atau menerus.

Balok yang “terpegang” baik oleh pelat beton (ada shear connector)
atau pelat baja (di las), maka dianggap pertambatan lateralnya adalah
menerus sepanjang balok, yang berarti tidak ada resiko untuk terjadi
tekuk.
Momen nominal untuk LTB
Nilai Mcr yang menyebabkan terjadinya LTB besarnya pasti tidak akan
melebihi atau maksimal sama dengan Mp.
Terlebih dahulu kita mencari nilai Lp, jarak pertambatan lateral maksimum.
Dimana
E = modulus elastisitas baja 200.000MPa
Fy = tegangan leleh baja
ry = radius girasi profil terhadap sumbu lemah

Jika Lb adalah jarak pertambatan lateral yang dipasang pada balok, maka
untuk Lb < Lp diperoleh:
Mn = Mp
Momen nominal untuk LTB
Bila Lb > Lp, tetapi ingin tetap efisien, maka ditetapkan batasan Lr, yaitu jarak
pertambatan lateral maksimum sedemikian segingga serat terluar
penampang (sayap) bisa mencapai leleh

Dimana
J = konstanta torsi, mm4
Sx = modulus elastisitas penampang terhadap sumbu kuat, mm3
h0= jarak antara titik berat elemen sayap, mm
c = 1 untuk profil I dan WF simetris

untuk profil UNP


Momen nominal untuk LTB
Jika Lp < Lb < Lr, maka:

Jika terpaksa dimana Lb > Lr, maka:


Mn = Fcr Sx < Mp
dimana:

Anda mungkin juga menyukai