Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 8

Anggota :
1. Ayu Mustika Dewi 18108111200272.
2. Jihan Safitri 18108112200413.
3. Mutiara Nursalsadilla Supadi 18108112200074.
4. Fahruzzaini 18108113100085.
5. Ardyan Ezardika 18108113100016.
6. Muhammad Fajar Hidayatullah 1810811210003
Menjaga Meratus
Menyelamatkan Dunia
Pegunungan Meratus merupakan ekosistem hutan hujan tropika yang memiliki ciri
khas dan unik oleh karena itulah Indonesia secara umum menjadi Negara
terpenting dalam perlindungan hutan hujan tropika di Asia.
Hutan Borneo yang mana termasuk di dalamnya hutan di pegunungan Meratus
juga dikenal oleh seluruh dunia sebagai Lungs of The World yaitu paru-paru dunia
karena masih banyaknya tumbuhan yang hidup dalam ekosistem hutan baik yang
masih alami dan juga sudah dikelola oleh masyarakat daerahnya. 

Disebut sebagai paru-paru dunia karena memiliki penghasil oksigen terbesar guna
kelangsungan hidup makhluk hidup di dunia ini.

Kawasan hutan merupakan aset penting untuk meredam dampak pemanasan


global dengan kemampuannya menyerap sejumlah besar karbondioksida dari
atmosfer dalam proses fotosintesis.
Namun hal itu terancam Karna ditemukanya potensi tambang di HST dengan
mendeteksi cadangan batu bara di dua Kecamatan yaitu Batang Alai Timur dan
Haruyan.

Di Kecamatan Batang Alai Timur terdapat 15 juta ton dengan nilai panas 5.000-
6.000 kcal per kilogram sedangkan di Kecamatan Haruyan terdeteksi sekitar 300
ribu ton,dengan nilai kalori 6.000-7.000 kcal per kilogram.
Sepanjang 2 tahun terakhir, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Selatan
terus menuntut keadilan atas penerbitan surat izin ekploitasi pertambangan di
pegunungan Meratus kepada PT Mantiminin Coal Mining (MCM) yang
ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2016-
2019, kala itu dijabat Ignasius Jonan, pada Desember 2017 silam. Tuntutan
tersebut sudah dua kali ditolak oleh PTUN Jakarta, namun akhirnya Walhi Kalsel
bisa bernafas lega usai pengajuan asasi mereka disetujui Mahkamah Agung (MA).
Dalam amar putusan, MA mengabulkan seluruh gugatan Walhi Kalsel, sekaligus
juga membatalkan seluruh putusan PTUN Jakarta.

Kekinian, salah satu pihak tergugat yakni PT MCM menunjukan perlawanan atas
keputusan MA tersebut. PT MCM resmi mengajukan PK (Peninjauan Kembali) ke
PTUN Jakarta atas putusan MA yang telah memenangkan gugatan Walhi pada 3
September 2020.
Solusi yang Mungkin Bisa
Dipertimbangkan untuk Mengatasi
Masalah ini ialah :
Pembuatan pengolahan limbah untuk mengatasi
pemncemaran akibat limbah tambang
Tambang menghasilkan limbah berbahaya akibat sisa mineral terlarut yang
dibawa oleh air dari tambang, dan akibat senyawa kimia yang digunakan untuk
pemurnian bijih hasil tambang. Cairan dan zat berbahaya ini tidak boleh dibuang
langsung ke perairan atau ke tanah, karena dapat menyebabkan penyakit,
rusaknya lingkungan hingga kematian. Karena itu wajib dibangun sarana
pengolahan limbah tambang.
Melakukan eksplorasi untuk mengatasi habisnya
deposit tambang
Hasil tambang, baik logam maupun bahan tambang lain seperti batu
bara, adalah sumber daya tak terperbaharukan. Sehingga, alama
kelamaan, deposit tambang pasti akan habis. Karena itu perlu dilakukan
eksplorasi untuk menemukan deposit baru.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai