Anda di halaman 1dari 5

BERITA ACARA KELOMPOK 3

PGSD G EKSTENSI 2018

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI

Hari/Tanggal : Kamis/04 Maret 2021

Moderator : Yuni Sarah Ambarita (1183311016)

Materi : Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Budi Pekerti

Presenter : Yuni Sarah Aambarita (1183311013)

Kristin Devi Silitonga (1183311019)

Gita Primsa (1183311001)

1. Penyanya: Vera Wati


Pertanyaan: Jelaskan kendala apa saja yang dialami oleh guru dalam melakukan
pendekatan pembelajaran di Sekolah Dasar?
Dijawab oleh: Yuni Sarah Ambarita
Jawaban: Jadi kita ketahui pendekatan dalam pendidikan terlebih dahulu di Budi Pekerti
ada beberapa macam seperti pendekatan penanaman nilai pendekatan perkembangan
moral nitip pendekatan analisis nilai dan sebagainya jadi Disini yang menjadi kendala
yang dialami guru dalam melakukan pendekatan yaitu karakter siswa dimana kita
ketahui bahwa masing-masing anak dalam satu ruangan memiliki karakter yang
berbeda-beda Oleh sebab itu guru harus menemukan sedikit persamaannya untuk
menunjang penerapan strategi pendekatan yang akan diterapkan oleh guru tersebut
kendala yang lainnya yaitu sikap dan perilaku siswa ketiga minat dan bakat kemudian
kurangnya disiplin siswa dan kelima siswayang terlalu pasif di dalam pembelajaran.
Yang Memberi Pendapat: -

2. Penyanya: Pri Hartini


Pertanyaan: Bagaimana contoh pengaplikasian pendekatan analisis nilai dalam rangka
menanamkan nilai sosialitas pada diri siswa?
Dijawab oleh: Gita Primsa
Jawaban: Pendekatan penanaman nilai yaitu pendekatan yang memberikan penekanan
pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis dengan cara menganalisis
masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Nilai- nilai sosial itu merupakan
perilaku/tindakan yang dianggap baik oleh masyarakat. Contoh: Menolong orang
miskin, memberi makan hewan liar yang kelaparan.
Yang Memberi Pendapat: -

3. Penyanya: Rachyana Fahira


Pertanyaan: Bagaimana mengimplementasikan pendekatan penanaman nilai dalam
pembelajaran pendidikan budi pekerti?
Dijawab oleh: Gita Primsa
Jawaban: Pelaksanaan penanaman nilai dalam Budi Pekerti dapat dilakukan dengan 2
metode yaitu:
a. Keteladanan/pembiasaan, diartikan secara luas, ucapan, sikap, perilaku yang
melekat pada pendidik.
b. Demokratis, menitikberatkan pada pelibatan anak secara langsung disertai dengan
pendampingan dan pengarahan yang mengingatkan terhadap segala ajaran, cita-cita
hidup yang diperlukan pengertian, kesadaran dan kesungguhan dalam
pelaksanaannya.
Yang Memberi Pendapat: Usy Sarah Manurung

4. Penyanya: Lisbeth Dahlia


Pertanyaan: Bagaimana cara seorang guru melakukan pendekatan penanaman nilai
pada pendidikan budi pekerti untuk siswaSD?
Dijawab oleh: Kristin Devi Silitonga
Jawaban:
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh guru di sekolah dasar untuk menanamkan
pendidikan karakter, antara lain:
1. Menerapkan program K3 (kebersihan, keindahan, dan ketertiban) secara kontinyu
dan terus menerus hingga K3 menjadi kebiasaan yang membudaya di sekolah. Bukan
hanya menghafal ketika siswa dihadapkan pada konsep kebersihan, keindahan, dan
ketertiban tetapi proses pembelajarannya lebih kepada praktik langsung dengan
memperhatikan lingkungan sekitar kelas atau sekolah.
2. Guru membiasakan untuk mengelola kondisi kelas sebelum memulai pembelajaran.
Mengkondisikan kelas dapat dilakukan dengan cara mengatur kesiapan belajar anak
didik, mengamati ketertiban (kondisi/penampilan) anak didk, mengatur posisi dan
ketertiban tempat duduk, mengecek kebersihan kelas, dan sebagainya.
3. Guru berusaha untuk menjadi teladan bagi siswa. Guru mampu memberi contoh
nyata yang baik (uswatun hasanah) bagi siswa. Dengan demikian, yang diperoleh siswa
tidak hanya materi pelajaran saja, tetapi juga mengedepankan akhlak, yang selanjutnya
membangun mental manusia sebagai pembelajar.
4. Guru berusaha untuk menjadi sahabat dan teman curhat bagi siswanya. Efektifitas
evalusai karakter siswa tidak hanya soal buku laporan perilaku siswa, melainkan
mereka melakukan pendekatan dari hati ke hati.
5. Mengintegrasikan materi-materi pelajaran ke dalam kegiatan sehari-hari melalui
keteladanan/contoh, kegiatan spontan/teguran, pengkondisian lingkungan (penyediaan
sarpras), kegiatan rutin (berbaris, berdoa,mengucapkan salam, dll).
6. Mengintegrasikan materi-materi pelajaran ke dalam kegiatan-kegiatan yang
diprogramkan oleh sekolah dalam rangka menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter.
7. Menerapkan konsep pendidikan holistik berbasis karakter.Tujuannya adalah
menyeimbangkan antara hati, otak, dan otot (pendidikan holistik) dengan harapan siswa
menjadi anak yang berpikir kreatif, bertanggung jawab, dan mandiri (manusia holisik).
8. Membuat design perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran yang
bernuansa karakter. Perencanaan pembelajaran bernuansa karakter dapat dilakukan
dengan pengintegrasian dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran, dimana materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran
dikembangkan, dieksplisitkan, dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-
hari.
Yang Memberi Pendapat: -

5. Penyanya: Rudang Br Sembiring


Pertanyaan: Bagaimana cara guru memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai
sosial dalam diri siswa?
Dijawab oleh: Kristin Devi Silitonga
Jawaban: Yaitu dengan cara melakukan Pendekatan penanaman nilai (Inculcation
Approach) atau sering disebut Pendekatan internalisasi. Pendekatan ini merupakan
teknik penanaman nilai yang sasarannya sampai pada tahap kepemilikan nilai yang
menyatu ke dalam kepribadian siswa, atau sampai pada taraf karakterisasi atau
mewatak. Tahap-tahap dari teknik internalisasi ini adalah :
(1) tahap transformasi nilai: pada tahap ini guru sekedar mentransformasikan nilai-nilai
yang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-mata merupakan
komunikasi verbal;
(2) tahap transaksi nilai, yaitu suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan
komunikasi dua arah, atau interaksi antara siswa dengan guru yang bersifat interaksi
timbal balik. Kalau pada tahap transformasi interaksi masih bersifat satu arah, yakni
guru yang aktif, maka dalam transaksi ini guru dan siswa sama-sama bersifat aktif.
Tekanan dari tahap ini masih menampilkan sosok fisiknya daripada sosok mentalnya.
Dalam tahap ini guru tidakhanya menginformasikan nilai yang baik dan buruk, tetapi
juga terlihat untuk melaksanakan dan memberikan contoh amalan yang nyata, dan
siswa diminta untuk memberikan tanggapan yang sama, yakni menerima dan
mengamalkan nilai tersebut;
(3) tahap transinternalisasi. Tahap ini jauh lebih dalam dari sekedar transaksi. Dalam
tahap ini penampilan guru dihadapan siswa bukan lagi sosoknya, tetapi lebih pada sikap
mentalnya (kepribadiannya). Demikian pula sebaliknya, siswa merespon kepada guru
bukan hanya gerakan atau penampilan fisiknya saja, melainkan sikap mental dan
kepribadiannya, oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dalam transinternalisasi ini
adalah komunikasi dua kepribadian yang masing-masing terlibat secara aktif.
Yang Memberi Pendapat: -

6. Penyanya: Zulmihani Harahap


Pertanyaan: Bagaimana mengimplementasikan pendekatan perkembangan moral
kognitif dengan pembelajaran pendidikan budi pekerti?
Dijawab oleh: Yuni Sarah Ambarita
Jawaban: Pengimplementasiannya di mana guru memanfaatkan situasi dimana guru
mengajak siswa untuk membuat kelompok jadi kelompok tersebut akan diberi topik
yaitu dengan membuat topik moral dengan kegiatan diskusi inilah siswa dapat
mengembangkan pengetahuan yang sudah didapat nya dan mampu mengemukakan
pendapat di muka umum.
Yang Memberi Pendapat: -

Anda mungkin juga menyukai