BAB 1 - 3 App Kel.1
BAB 1 - 3 App Kel.1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menciptakan bangsa yang memiliki kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat dibutuhkan kerjasama masyarakat dalam menciptakan
pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia berfungsi untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat sehingga setiap orang dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih perlu pembenahan yang
terkonsentrasi guna mewujudkan pembangunan kesehatan yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan masyarakat Indonesia yang
optimal. Di sini, peran masyarakat dan perangkat-perangkat kesehatan memiliki
peran yang sangat penting, salah satu perangkat kesehatan tersebut adalah
Puskesmas. Puskesmas merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang
berbasiskan masyarakat yang ikut berperan sebagai perangkat pembangunan
kesehatan milik pemerintah. Upaya kesehatan puskesmas meliputi upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Di sini, puskesmas
difungsikan sebagai ujung tombak penentu kinerja Kabupaten atau kota untuk
mewujudkan masyarakat yang sehat di wilayah kerjanya karena Puskermas
merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan
masyarakat. Puskesmas juga merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM
maupun UKP di srata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten atau
Kota.
Di dalam pembangunan kesehatan, Indonesia memiliki masalah kesehatan
yang cukup kompleks, dibuktikan dengan meningkatnya kasus penyakit menular,
banyaknya jumlah kematian yang terjadi, serta meningkatnya penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, didukung dengan perolehan Indonesia dengan
peringkat 4 sedunia untuk kasus tuberculosis, selain itu Indonesia juga
memperoleh peringkat 1 untuk penularan HIV tercepat. Hal ini merupakan
masalah kesehatan yang sangat membutuhkan perhatian dan pembenahan. Namun
dalam pembenahan dan pembangunan kesehatan tidaklah mudah karena dipersulit
dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia baik dalam aspek kualitas
maupun kuantitas. Dengan adanya Puskesmas sebagai upaya keperawatan
kesehatan masyarakat yang terdiri dari upaya wajib dan upaya pengembangan,
diharapkan pemberian pelayanan kesehatannya dapat mencegah dan memberantas
penyakit menular melalui upaya wajibnya yaitu P2M.
B. TUJUAN
1. TujuanUmum
Untuk menganalisa pelaksanaan program Puskesmas yaitu program
Pemberantasan penyakit menular (P2M) di Puskesmas Umban Sari kecamatan
Rumbai.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data serta
mempresentasikan data yang diperoleh di wilayah Puskesmas Umban Sari.
b. Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa data
yang sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun di wilayah
Kerja Puskesmas Umban Sari.
c. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah yang
akan dijumpai dan diprioritaskan.
d. Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana tindak
lanjut yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
BAB II
PROGRAM KESEHATAN NASIONAL
A. Konsep Puskesmas
1. Definisi Puskesmas
Definisi Puskesmas dalam KEPMENKES RI Nomor
279/MENKES/SK/IV/2006, Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disatu atau sebagian wilayah Kecamatan. Puskesmas adalah
penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama (Trihono, 2005).
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Program Pemberantasan penyakit menular yang terlaksana di Puskesmas
Rumbai Bukit berdasarkan hasil wawancara bersama penanggung jawab
program Pemberantasan penyakit menular Puskesmas umban sari yaitu Ibu dr.
Elsi Falmiah dan Ibu Nurhayati, AMK mengatakan bahwa program
Pemberantasan penyakit menular sudah berjalan tetapi masih ada masalah /
kendala yaitu kurangnya sumber daya manusia dalam menjalankan program
P2M dan kurangnya informasi tentang pentingnya imunisasi lengkap dan
bahaya tidak melakukan imunisasi lengkap.
2. Pengolahan Data
Dari data hasil pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan puskesmas
Rumbai Bukit didapatkan :
a. Hasil data pengkajian yang dilakukan diwilayah RW 02 dikelurahan
Maharani tepatnya di RT 01, 02, 03 yang dilakukan oleh mahasiswa /i
yaitu:
1) Berdasarkan penyebaran angket dapat dilihat bahwa dari 164 KK
dengan 530 jiwa didapatkan bahwa ibu rutin membawa bayi usia 0-11
bulan keposyandu untuk pemberian imunisasi lengkap sebanyak 89 %
(41 orang) dan yang tidak rutin sebanyak 11% (5 orang).
2) Berdasarkan penyebaran angket dapat dilihat bahwa dari 164 KK
dengan 530 jiwa, di dapatkan bahwa mayoritas remaja mengetahui
tentang PMS sebanyak 79 % (81 orang) dan yang tidak mengetahui
tentang PMS sebanyak 21% (21 orang).
3) Berdasarkan penyebaran angket dapat dilihat bahwa dari 164 KK
dengan 530 jiwa, di dapatkan bahwa mayoritas remaja mengetahui
alat kontrasepsi sebanyak 81,4% ( 83 orang) dan yang tidak
mengetahui tentang alat kontrasepsi sebanyak 18,6 (19 orang).
4) Berdasarkan penyebaran angket dapat dilihat bahwa dari 164 KK
dengan 530 jiwa, didapatkan bahwa mayoritas tidak ada lansia yang
menderita penyakit saat ini dengan hasil persentasi sebanyak 36% (11
orang), yang menderita rheumatic sebanyak 23% (7 orang), yang
mengatakan menderita hipertensi sebanyak 16% (5 orang), yang
menderita penyakit lain-lain (sesak nafas) sebanyak 10% (3 orang),
yang mengatakan menderita dimensia sebanyak 7% (2 orang), yang
menderita DM sebanyak 3% (1 orang), yang mengatakan menderita
TB paru 3% (1 orang), yang mengatakan menderita katarak 3% (1
orang).
Hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa kepada
penanggung jawab P2M adalah:
1. Terlaksananya kegiatan imunisasi di posyandu, BIAS di sekolah
dasar
2. Terlaksananya penyuluhan dan petemuan HIV/AIDS
3. Terlaksananya penyuluhan NAPZA.
4. Terlaksananya penyuluhan tentang penyakit menular langsung
( TB, HIV/AIDS, IMS, Hepatitis, ISPA, pneumonia, kusta)
5. Terlaksananya penyuluhan tentang penyakit yang ditularkan oleh
vector seperti pemantauan jentik berkala, pemberantasan penyait
DBD
6. Terlaksananya pembinaan penyakit tidak menular di posbindu
seperti pemeriksaan IVA, penyuluhan dan pengawasan ke
kekawasan bebas rokok, surveilens dan pengawasan KLB
7. Terlaksanannya mobile VCT dan IMS
8. Terlaksanya pengendalian NAPKESWA dan haji
ANALISA SWOT
1. Strenght ( kekuatan )
a. Pendidikan pemegang program pemberantasan penyakit menular
adalah dokter
b. Kegiatan P2M dibantu oleh D3 Keperawatan dan D3 Kesehatan
lingkungan
c. Letak puskesmas yang mudah dijangkau
2. Weakness ( kelemahan )
a. Sumber daya manusia yang masih kurang untuk melakukan kegiatan
P2M
3. Opportunities ( kesempatan )
a. Tersedianya peluang untuk melaksanakan penyuluhan diluar gedung
(posyandu atau sekolah) maupun didalam gedung (puskesmas)
4. Treats ( ancaman )
a. Masyarakat lebih sering berobat ke klinik terdekat dari pada ke
puskesmas karena kurang sarana transportasi untuk ke puskesmas
3. Analisa Data
DATA PROBLEM
Data subjektif:
Petugas penanggung jawab program P2M Ketidakefektifan
mengatakan sudah dilakukannya kegiatan. manajemen kesehatan
Petugas penanggung jawab program P2M
mengatakan masih kurangnya sumber daya
manusia di Puskesmas Umban Sari masih
kurang.
Petugas penanggung jawab program P2M
mengatakan kurangnya informasi tentang
pentingnya imunisasi lengkap dan bahaya
tidak melakukan imunisasi lengkap.
Data Objektif
Berdasarkan penyebaran angket dapat
dilihat dari 164 KK dengan 530 jiwa
didapatkan bahwa :
ibu rutin membawa bayi usia 0-11 bulan
keposyandu untuk pemberian imunisasi
lengkap sebanyak 89 % (41 orang) dan
yang tidak rutin sebanyak 11% (5
orang).
mayoritas remaja mengetahui tentang
PMS sebanyak 79 % (81 orang) dan
yang tidak mengetahui tentang PMS
sebanyak 21% (21 orang).
mayoritas remaja mengetahui alat
kontrasepsi sebanyak 81,4% ( 83 orang)
dan yang tidak mengetahui tentang alat
kontrasepsi sebanyak 18,6 (19 orang).
bahwa yang menderita penyakit saat ini
dengan hasil persentasi sebanyak yang
mengatakan menderita TB paru (1
orang)
DAFTAR PUSTAKA