Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN 13

FRAUD AUDIT

PENGERTIAN FRAUD AUDITING


Kecurangan adalah perbuatan dengan sengaja yang dimaksudkan untuk mengambil
harta/ keuntungan atau hak orang lain. Dalam konteks audit kecurangan adalah salah
saji laporan keuangan yang disengaja.
JENIS-JENIS FRAUD
1. Pelaporan Keuangan yang Curang
Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau
pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan
keuangan.
Praktek yang dilakukan bisa dengan melebih sajikan atau merendah sajikan. Dua
jenis praktek merendahsajikan dapat dilakukan dengan:
 Pengaturan laba (earnings management ) : menyangkut tindakan
manajemen yang disengaja untuk memenuhi tujuan laba.
 Perataan laba (income smoothing) bentuk pengaturan laba di mana
pendapatan dan beban ditukar-tukar di antara periode untuk mengurangi
fluktuasi laba. Misalnya dengan mengurangi persediaan atau aktiva lain.
2. Penyalahgunaan Aktiva
Penyalahgunaan aktiva melibatkan pencurian aktiva entitas. Nilai aktiva yang
dicuri biasanya tidak material tapi terakumulasi selama beberapa waktu. Pencurian
aktiva dapat dilakukan oleh pegawai rendah dan tidak menutup kemungkinan
dilakukan oleh manajemen itu sendiri.

KONDISI-KONDISI PENYEBAB KECURANGAN


Ada tiga kondisi penyebab kecurangan (segitiga kecurangan) yaitu:
1. Insentif/Tekanan untuk melakukan kecurangan.

1|Page
AKUNTANSI
2. Kesempatan untuk melakukan kecurangan.
3. Sikap/Sasionalisasi. Sikap yang tertanam di organisasi yang
membolehkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan kecurangan.

Faktor Resiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang


Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan yang curang
Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan Kesempatan Sikap/Rasionalisasi
Manajemen atau pegawai Terbukanya kesempatan Ada sikap, karakter, atau
lain merasakan dorongan bagi manajemen atau serangkaian nilai-nilai etis
atau tekanan untuk pegawai untuk yang membolehkan
melakukan kecurangan. menyalahsajikan laporan manajemen atau pegawai
keuangan. untuk melakukan tindakan
yang tidak jujur,atau berada
dalam lingkungan yang
menekan yang membuat
mereka merasinalisasi
dilakukannya tindakan
yang tidak jujur.
Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko
 Stabilitas keuangan  Estimasi akuntansi  Sejarah pelanggaran
atau profitabilitas signifikan melibatkan hukum sekuritas dan
terancam oleh kondisi pertimbangan subyektif perundangan lainnya.
ekonomi, industri, atau atau ketidakpastian.  Kebiasaan manajemen
entitas. Misal:  Ketidakefektifan dewan membuat peramalan
penurunan permintaan direksi atau komite yang terlalu agresif /
yang signifikan dan audit. tidak realistis di mata
tingkat kegagalan  Staf akuntansi, audit analis, kreditor,atau
industri/ekonomi internal, atau teknologi pihak ketiga lainnya.

2|Page
AKUNTANSI
meningkat. informasi tidak efektif.
 Tekanan berlebih pada  Komunikasi dan
manajemen dalam dukungan nilai-nilai
pemenuhan pelunasan entitas tidak tepat /
utang atau pinjaman tidak efektif.
lain.
 Kekayaan bersih
pribadi manajemen
terancam secara
material.

Faktor Resiko untuk Penyalahgunaan Aktiva


Contoh faktor resiko untuk pelaporan keuangan yang curang
Tiga kondisi kecurangan
Insentif/Tekanan Kesempatan Sikap/Rasionalisasi
Manajemen atau pegawai Terbukanya kesempatan Ada sikap, karakter, atau
lain merasakan dorongan bagi manajemen atau serangkaian nilai-nilai etis
atau tekanan untuk pegawai untuk menyalah yang membolehkan
melakukan kecurangan. sajikan laporan keuangan. manajemen atau pegawai
untuk melakukan tindakan
yang tidak jujur,atau berada
dalam lingkungan yang
menekan yang membuat
mereka merasinalisasi
dilakukannya tindakan
yang tidak jujur.

3|Page
AKUNTANSI
Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko Contoh faktor dalam resiko
 Kewajiban keuangan  Ada jumlah kas di  Meremehkan perlunya
pribadi menekan tangan yang besar atau memantau atau
mereka yang memiliki persediaan yang kecil, mengurangi resiko
akses ke kas atau aktiva bernilai tinggi, atau penyalahgunaan aktiva.
lain untuk sedang diminati.  Meremehkan
menyalahgunakan  Internal control tidak pengendalian
aktiva tersebut. memadai atas aktiva internaldengan
 Hubungan buruk antara karena tidak ada. mengabaikan
manajemen dan  Pemisahan tugas atau pengendalian yang ada
pegawai yang memiliki pemeriksaan atau tidak mengoreksi
akses ke aktiva yang independen. defisiensi pengendalian
rentan dicuri. Contoh:  Penyaringan pelamar internal.
diperkirakan akan ada kerja untukmenjadi
pemberhentian pegawai yang memiliki
sementara pegawai. . akses ke aktiva.
promosi, kompensasi,  Cuti wajib bagi
atau imbalan tidak pegawai yang memiliki
sesuai harapan. akses ke aktiva.

MENILAI RESIKO KECURANGAN


1. Skeptisisme Profesional
SAS 1: dalam melaksanakan skeptisisme profesional, auditor ”tidak
mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan
kejujuran absolut”.
Untuk mempertahankan skeptisime profesional tersebut, ada dua hal yang harus
diingat:

4|Page
AKUNTANSI
a. Pikiran yang selalu mempertanyakan. Auditor harus selalu
mempertimbangkan kerentanan klien terhadap kecurangan, tanpa
memperhitungkan kemungkinan kejujuran atau integritas manajemen.
b. Evaluasi kritis atas bukti audit. Setiap indikasi atau temuan harus dievaluasi
dan dipelajari secara mendalam.
2. Sumber Informasi untuk Menilai Resiko Kecurangan
Sumber informasi yang digunakan untuk menilai resiko kecurangan ada lima,
yaitu:
a. Komunikasi di antara tim audit.
Diskusi dilakukan menyangkut hal-hal sebagai berikut:
 Bagaimana dan di mana kemungkinan letak salah saji yang material
akibat kecurangan. Pertimbangan yang diperlukan adalah ketiga faktor
yang telah dibahas sebelumnya, yakni: insentif/tekanan, kesempatan,
dan sikap/rasionalisasi.
 Bagaimana manajemen dapat melakukan dan menutupi pelaporan
keuangan yang curang.
 Bagaimana seseorang dapat menyalahgunakan aktiva.
 Bagaimana auditor menanggapi kerentanan salah saji yang material
akibat kecurangan tersebut.
b. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen.
Pertanyaan yang diajukan harus spesifik termasuk kemungkinan
manajemen mencurigai adanya kecurangan. Pertanyaan juga diajukan
kepada pihak lain termasuk komite audit.
c. Faktor-faktor resiko.
Ketiga faktor resiko (insentif/tekanan, kesempatan, dan
sikap/rasionalisasi) perlu dipertimbangkan dengan semua informasi yang
ada. Yang perlu diingat, kecurangan muncul tidak melulu karena adanya
ketiga faktor tersebut secara signifikan.

5|Page
AKUNTANSI
d. Prosedur analitis.
Prosedur analitis dirancang sejak perencanaan audit. Bila
hasilnya berbeda dengan ekspektasi, harus dievaluasi dengan
memperhitungkan dengan informasi yang lain.
e. Informasi lain.
Informasi ini dapat diperoleh di setiap tahap atau bagian audit ketika
menilai resiko kecurangan, dan kebanyakan dapat mengindikasikan resiko
kecurangan yang lebih tinggi.
3. Mendokumentasikan Penilaian Kecurangan
Hal yang perlu didokumentasikan: diskusi antar personil; prosedur yang
ditempuh; resiko khusus tentang kecurangan yang material dan respon auditor
terhadap resiko tersebut; alasan bila tidak ada resiko yang material; hasil dari
prosedur yang ditempuh dalam pengabaian pengendalian oleh manajemen;
kondisi dan hubungan analitis tentang diperlukannya prosedur audit tambahan
atau respon lain; dan sifat komunikasi terhadap manajemen, komite audit, atau
pihak lain.

MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK MENGURANGI


RESIKO KECURANGAN
Tata kelola korporasi disandingkan dengan prosedur pengendalian untuk
meminimalkan fraud risk melalui kombinasi tindakan mencegah, menghalangi, dan
mendeteksi kecurangan, yaitu:
1. Budaya Jujur dan Etika yang Tinggi.
Penerapan nilai-nilai perusahaan dapat menciptakan budaya jujur dan etika yang
tinggi, yang meliputi 6 unsur:
a. Menetapkan tone at the top , yang dilandasi dengan kejujuran dan
integritas, yang diawali dari tingkat manajemen.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang positif.
c. Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat.

6|Page
AKUNTANSI
d. Pelatihan.
e. Konfirmasi.
f. Disiplin.
2. Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi Resiko Kecurangan
a. Mengidentifikasikan dan mengukur resiko kecurangan.
b. Mengurangi resiko kecurangan.
c. Memantau program dan pengendalian pencegahan kecurangan.
3. Pengawasan oleh KomiteAudit
Fungsi komite audit:
a. Memperhitungkan potensi diabaikannya internal control.
b. Mengawasi proses penilaian resiko kecurangan oleh manajemen.
c. Pengendalian anti kecurangan.
d. Membantu menciptakan tone at the top yang efektif.
e. Sebagai penghalang dilakukannya kecurangan oleh manajemen senior.

TANGGAPAN ATAS RESIKO KECURANGAN


Tanggapan auditor terhadap resiko kecurangan meliputi:
a. Mengubah cara melakukan audit secara menyeluruh.
Auditor dapat memilih berbagai tindakan seperti menugaskan personil yang lebih
berpengalaman, bahkan bisa menugaskan Spesialis Kecurangan. Menurut SAS 99,
auditor dapat memasukkan ketidakpastian dalam rencana audit.
b. Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengatasi resiko kecurangan.
Prosedur audit yang sesuai digunakan untuk mengatasi resiko kecurangan spesifik
tergantung dari akun yang diaudit dan tipe resiko kecurangan yang diidentifikasi.
c. Merancang dan melakukan prosedur untuk menemukan pengabaian manajemen
terhadap pengendalian.
Tiga prosedur harus dilakukan di setiap audit :
1. Memeriksa catatan jurnal dan penyesuaian lain untuk bukti kemungkinan salah
saji karena kecurangan.

7|Page
AKUNTANSI
2. Meninjau kembali estimasi akuntansi.
3. Mengevaluasi dasar rasionil untuk transaksi-transaksi tidak lazim
yang signifikan.

Penilaian auditor terhadap resiko salah saji material karena kecurangan harus
selama audit berjalan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian resiko lainnya
auditor. Auditor harus waspada untuk kondisi berikut selama audit:
a. Ketidak cocokan dalam catatan akuntansi.
b. Bukti audit yang bertentangan atau hilang.
c. Problematika atau hubungan tak lazim antara auditor dengan manajemen.
d. Hasil tinjauan substantif atau akhir, dari tahap prosedur analitis yang menunjukkan
resiko kecurangan yang tidak disadari sebelumnya.
e. Tanggapan atas pertanyaan dibuat di seluruh audit yangtelah samar atau tidak masuk
akal atau yang telah menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lain.

AREA RESIKO KECURANGAN SPESIFIK


Resiko Kecurangan Pendapatan dan Piutang
Pendapatan dan piutang terkait serta akun kas secara khusus rentan manipulasi dan
pencurian.Halini disebabkan karena penjualan sering kali secara kas atau mudah
dikonversi ke kas, yang sangat rentan dicuri.
Tiga tipe manipulasi pendapatan adalah:
1. Pendapatan fiktif.
Pelaku berusaha keras untuk menciptakan pendapatan fiktif, dengan menciptakan
kebijakan
fiktif, dan melibatkan puluhan karyawan.
2. Pengakuan pendapatan terlalu cepat (prematur).
Perusahaan seringkali mempercepatwaktu pengakuan pendapatan untuk
mendapatkan target pandapatan dan penjualan. Misalnya mengakui pendapatan
periode berikut pada periode kini.

8|Page
AKUNTANSI
3. Manipulasi penyesuaian atas pendapatan.
Penyesuaian yang paling umum untuk pendapatan menyangkut retur
penjualandan alokasipenjualan. Perusahaan menyembunyikan retur dari auditor
agar penjualan dan pendapatanlebih besar. Perusahaan juga biasanya mengecilkan
beban tagihan macet, denganmengecilkan alokasi piutang ragu-ragu.Karena
alokasi tersebut berhubungan dengan umurpiutang, perusahaan mengubah umur
piutang menjadi lebih muda.
Dua tanda peringatan kecurangan terhadap pendapatan adalah :
1. ProsedurAnalitis
Prosedur analitis yang sering digunakan untuk menemukan terjadinya kecurangan
adalah “persentase laba kotor” dan “perputaran piutang”.
2. Ketidakcocokan Pembukuan
Transaksi fiktif jarang kali selevel dengan bukti pembukuan sebagai transaksi
legal. Contohnya adalah ketidak-detilan dari transaksi fiktif yang tidak bisa
menyamai transaksi legal dari segi detail bukti pembukuan.

PENYALAHGUNAAN KWITANSI MELIBATKAN PENDAPATAN


Penyalahgunaan kwitansi jarangkali bersifat material dalam pendapatan, namun bisa
sangat membebani perusahaan karena hilangnya aset secara langsung.
Penjualan Tidak Tercatat.
Salah satu yang kecurangan paling sulit dideteksi adalah ketika penjualan tidak dicatat
dan kas dari penjualan dicuri.
Pencurian Kwitansi Kas Setelah Penjualan Dicatat.
Hal ini mudah ditemukan setelah membandingkan kas diterima dengan catatan penjualan.
Namun bisa saja pelaku melakukan hal:
1. Mencatat retur penjualan atau alokasi penjualan.
2. Menghapus data pelanggan.
3. Lapping, mencatat pembayaran pelanggan satu ke akun pelanggan lainnya.

9|Page
AKUNTANSI
TANGGUNG JAWAB BILA DICURIGAI ADA KECURANGAN
Merespon Salah Saji yang Disebabkan Kecurangan
a. Penggunaan Pertanyaan
1. WawancaraInformatif, untuk mengetahui tentang detail dan fakta.
2. Wawancara Penilaian, untuk menguatkan atau menyangkal informasi
sebelumnya.
3. WawancaraInterogatif, untuk menyingkap kenyataan dari orang yang
diduga menyembunyikan fakta terkait kecurangan tersebut.
b. Menilai respon atas wawancara.
Seringkali, jawaban pertama dari yang diwawancarai menyembunyikan informasi
berguna. Namun pertanyaan selanjutnya yang baik akan membimbing auditor
pada pengungkapan fakta yang berguna.Auditor harus mempunyai kemampuan
mendengar dan menilai respon atas pertanyaan agar wawancara efektif :
1. Kemampuan mendengar.
2. Kemampuan membaca bahasa tubuh.
Tanggung Jawab Lainnya:
a. Analisis dengan Software Audit untuk menemukan kecurangan.
b. Menambahkan/memperluas tes substantif.

Dampak Audit Lainnya


Kecurangan terhadap kas dengan mengambil dana dari kas kecil yang jumlahnya kecil
mungkin tidak bersifat signifikan bagi auditor, namun jika yang melakukannya adalah
manajemen tingkat menengah ke atas, hal ini merupakan hal besar menyangkut integritas
manajemen.

Referensi:
1. Arens, Alvin & Loebbecke, JK (2013), Auditing an Integrated Approach, Prentice
Hall;

10 | P a g e
AKUNTANSI

Anda mungkin juga menyukai