Anda di halaman 1dari 30

FINANCIAL MANAGEMENT

BAB 14 RISIKO DALAM INVESTASI

Oleh:
Yusuf Iskandar
OUTLINE

 Risiko dalam Artian Ketidakpastian Arus Kas

 Risiko Proyek

 Metode Simulasi Monte Carlo

Financial Management – Yusuf Iskandar


OUTLINE

RISIKO DALAM ARTIAN


KETIDAKPASTIAN ARUS KAS

Financial Management – Yusuf Iskandar


RISIKO DALAM ARTIAN
KETIDAKPASTIAN ARUS KAS
Berbicara tentang masa yang akan datang, dan ada unsur ketidakpastian, maka
kita hanya bisa mengatakan tentang nilai yang diharapkan (expected value).
Sedangkan kemungkinan menyimpang dari nilai yang diharapkan diukur
dengan deviasi standar. Secara formal kedua parameter tersebut bisa
  
dinyatakan sebagai berikut:
… (14.1)
Dalam hal ini E(V) adalah nilai yang diharapkan, adalah nilai pada distribusi
ke-I (I = 1 … n), dan adalah profitabilitas ke-i.
Financial Management – Yusuf Iskandar
RISIKO DALAM ARTIAN
KETIDAKPASTIAN ARUS KAS
   … (14.2)

 
Dalam hal ini adalah deviasi standar distribusi nilai tersebut

Financial Management – Yusuf Iskandar


RISIKO DALAM ARTIAN
KETIDAKPASTIAN ARUS KAS
Misalkan ada dua proyek, A dan B, yang (untuk mudahnya) mempunyai usia ekonomis hanya satu tahun.
Karakteristik arus kas untuk kedua proyek tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 14.1. Ketidakpsatian arus kas
Usulan Investasi A Usulan Invstasi B
Probabilitas Arus kas Probabilitas Arus kas
0,10 Rp3.000 0,05 Rp3.000
0,20 Rp4.000 0,20 Rp4.000
0,40 Rp5.000 0,50 Rp5.000
0,20 Rp6.000 0,20 Rp6.000
0,10 Rp7.000 0,05 Rp7.000

 Dengan menggunakan rumus (14.1) dan (14.2) bisa dihitung bahwa,


E() = Rp5.000
E() = Rp5.000
Financial Management – Yusuf Iskandar
RISIKO DALAM ARTIAN
KETIDAKPASTIAN ARUS KAS
Sedangkan,
= 1.095
= 894
Dengan
   demikian investasi A dinilai lebih berisiko dibandingkan investasi B.
Apabila E(V) dari kedua investasi tersebut tidak sama, maka penggunaan sebagai
indikator risiko menjadi sulit dilakukan. Untuk itu kemudian dipergunakan coefficient
of variation, yang merupakan perbandingan antara /E(V). Misalkan kita mempunyai
informasi sebagai berikut:

Financial Management – Yusuf Iskandar


RISIKO DALAM ARTIAN
KETIDAKPASTIAN ARUS KAS
Tabel 14.2. Penggunaan coefficient of variation sebagai pengukur risiko

C D
E(V) 1.000 1.500
 400 500
Coeff. of var. 0,40 0,33

Mereka yang menggunakan coefficient of variation mengatakan bahwa


proyek C lebih beresiko dibandingkan dengan D, karena coefficient of
variation-nya lebih besar

Financial Management – Yusuf Iskandar


OUTLINE

RISIKO PROYEK

Financial Management – Yusuf Iskandar


RISIKO PROYEK
Masalah yang timbul adalah bahwa proyek investasi mempunyai jangka waktu cukup lama,
sementara kita menaksir arus kas setiap tahun (termasuk ketidakpastiannya), proyek tersebut
mungkin di harapkan akan menghasilkan arus kas selama beberapa tahun. Dengan kata lain
kita perlu menaksir arus kas yang diharapkan (expected cash flow) dan deviasi standarnya
pada tahun 1, tahun 2, sampai denan tahun ke-n. untuk proyek secara keseluruhan,
perhitungan deviasi standar NPV perlu memperhatikan keterkaitan arus kas pada tahun 1
dengan tahun ke-2, tahun ke-2 dengan tahun ke-3 dan tahun ke n-1 dengan tahun ke-n.
Pada ekstrimnya, pola arus kas bisa dikelompokan menjadi dua tipe, yaitu (1) tidak
mempunyai korelasi sama sekali (independen), dan (2) nerkorelasi sempurna, kemungkinan
lainnya adalah bentuk-bentuk antara berkorelasi moderat.

Financial Management – Yusuf Iskandar


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
INDEPENDEN

Arus kas yang independen berarti bahwa arus kas pada tahun n + 1 tidak
berkaitan dengan arus kas pada tahun n
Misalkan suatu investasi sebesar Rp11.000 pada tahun ke-0. diharapkan
usia ekonomis investasi tersebut adalah 3 tahun, dengan estimasi arus kas
seperti proyek A pada Tabel 14. 1. Diasumsikan bahwa pola arus kas
tersebut adalah independen
Apakah proyek itu menguntungkan?

Financial Management – Yusuf Iskandar


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
INDEPENDEN

Untuk itu perlu dihitung (1) NPV yang diharapkan (expexted NPV), dan (2)
deviasi standar NPV tersebut. Perhitungan deviasi standar dimaksudkan
untuk memperkirakan risiko proyek tersebut
  
Untuk mengitung NPV yang diharapkan, formula yang dipergunakan
adalah sebagai berikut
E(NPV)= … (14.5)

Financial Management – Yusuf Iskandar


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
INDEPENDEN

Misalkan Dengan demikian maka NPV yang diharapkan adalah,


E(NPV) = - 11.000 + 12.656
  
= + 1.656
Apakah proyek tersebut menguntungkan?
Untuk melengkapi informasi, perlu mengghitung deviasi standar NPV
proyek tersebut. Deviasi standar (=) NPV dirumuskan sebagai

Financial Management – Yusuf Iskandar


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
INDEPENDEN

=
Karena setiap tahun  = 1.095, maka perhitungan deviasi standar NPV
adalah sebagai berikut
  

Dengan demikian akan memperoleh

Financial Management – Yusuf Iskandar


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
TIDAK INDEPENDEN
Tabel 14.4. probabilitas arus kas beserta nilainya (dalam jutaan), untuk setiap tahun
Tahun 1 Tahun 2
Probabilitas semula Arus kas bersih Probabilitas Arus kas bersih Joint probability
P(1) kondisional P(2/1)
0,40 -Rp 60 0,12
0,30 -Rp20 0,40 -Rp 20 0,12
0,20 -Rp 10 0,06

0,30 -Rp 20 0,12


0,40 0,40 0,40 -Rp 40 0,16
0,30 -Rp 60 0,12

0,20 -Rp 40 0,06


0,30 0,80 0,40 -Rp 80 0,12
0,40 -Rp100 0,12

Investasi pada awal tahun Rp40 juta


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
INDEPENDEN

Misalkan suatu proyek berusia ekonomis dua tahun, memerlukan investasi


sebesar Rp40 juta. Taksiran kas masuk setiap tahun beserta probabilitasnya
disajikan pada tabel 14.4. probabilitas kondisional P(2/1) berarti bahwa ada
probabilitas sebesar 0,4 pada tahun ke-2 untuk memperoleh arus kas negatif
Rp60, apabila pada tahun pertama arus kasnya negatif Rp20. maka joint
probability untuk arus kas seri 1 adalah (0,30 x 0,40) = 0,12
Demikian seterusnya sampai dengan seri ke-9

Financial Management – Yusuf Iskandar


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
INDEPENDEN
Misalkan tingkat keuntungan bebas risiko adalah 4%. Untuk menghitung expected NPV kita perlu
menghitung NPV dari arus kas seri 1 sampai dengan seri 9. arus kas seri 1 dihitung sebagai berikut
– [60/(1,04
= - 114,70
  
NPV arus kas seri ke-2 adalah,
= - 40 – [60/(1,04
= - 77,72
Demikian seterusnya

Financial Management – Yusuf Iskandar


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
INDEPENDEN
Tabel 14.5.NPV masing-masing seri arus kas dan rata-rata tertimbangnya
(1) (2) (3) (4)
Sesi ke NPV Pro. kejadian (2) X (3)
1 - 114,70 0, 12 -Rp13,76
2 - 77,72 0, 12 -Rp 9,33
3 - 49,98 0, 06 -RP 3,00
4 16,95 0, 12 Rp 2,03
5 35,44 0, 16 Rp 6,47
6 53,44 0, 12 Rp 5, 67
7 73,90 0, 06 Rp 4,43
8 110,88 0, 12 Rp13,31
9 129,38 0, 12 Rp15,53

Rata-rata tertimbang Rp21,53

Financial Management – Yusuf Iskandar


MENGUKUR RISIKO UNTUK ARUS KAS YANG
INDEPENDEN

Dengan menggunakan rumus (14.2), kita bisa menghitung yaitu sebesar Rp


79,96.
  
Dengan demikian proyek tersent diharapkan memberikan NPV (yang
dihitung dengan sebesar Rp21,35, dan mempunyai deviasi standar sebesar
Rp79,96.

Financial Management – Yusuf Iskandar


OUTLINE

METODE SIMULASI MONTE


CARLO

Financial Management – Yusuf Iskandar


METODE SIMULASI MONTE CARLO
Metode yang mencoba menyederhanakan probabilitas tersebut adalah dengan
menggunakan simulasi. Simulasi bisa (dan perlu) dialakukan banyak sekali sehingga
diperlukan bantuan komputer.
Misalkan tim analisis proyek yang mempunyai usia ekonomis 3 tahun sampai pada
kesimpulan sebagai berikt:
1. Taksiran unit yang terjual setiap tahun adalah sebagai berikut:
Unit yang terjual Probabilitas
80.000 0,30
100.000 0,40
140.000 0,30

Financial Management – Yusuf Iskandar


METODE SIMULASI MONTE CARLO
2. Taksiran harga jual per unit setiap tahun adalah sebagai berikut:
Harga Jual Probabilitas
Rp5.000 0,10
Rp8.000 0,70
RP9.000 0,20

3. Biaya variabel per unit untuk setiap tahun adalah sebagai berikut:
Harga Variabel Probabilitas
Rp3.000 0,20
Rp5.000 0,60
RP6.000 0,20

Financial Management – Yusuf Iskandar


METODE SIMULASI MONTE CARLO
4. Biaya tetap yang bersifat tunai per tahun adalah sebagai berikut
Biaya tetap Probabilitas
Rp 80 juta 0,10
Rp 100 juta 0,80
Rp 120 juta 0,10

5. Bahan penyusutan per tahun sebesar Rp50 juta


6. Tarif pajak penghasilan 35%
7. Tingkat keuntungan bebas risiko 10%
8. Investasi pada awal tahun sebesar Rp500 juta
9. Terminal cash flow pada tahun ke-3 sebesar Rp350 juta
Financial Management – Yusuf Iskandar
METODE SIMULASI MONTE CARLO

Bagaimana melakukan simulasi?


Misalnya kita taruh empat tumpuk kartu di atas meja, yang masing-masing
tumpuk terdiri dari 10 kartu dan kita beri nomor 1 s/d 10. tumpukan pertama
mewakili unit yang terjual, tumpukan kedua mewakili harga jual, tumpukan
ketiga mewakili biaya variabel, dan tumpukan keempat mewakili biaya tetap.
Untuk masing-masing tumpuk kartu setiap nomor mewakili nilai tertentu, yang
bisa kita sajikan sebagai berikut:

Financial Management – Yusuf Iskandar


METODE SIMULASI MONTE CARLO

Tumpukan kartu I Tumpukan kartu II


Nomor Variabel yang diwakili Nomor Variabel yang diwakili
01 Unit terjual 80.000 01 Harga jual Rp5.000
02 Unit terjual 80.000 01 Harga jual Rp8.000
03 Unit terjual 80.000 01 Harga jual Rp8.000
04 Unit terjual 100.000 01 Harga jual Rp8.000
05 Unit terjual 100.000 01 Harga jual Rp8.000
06 Unit terjual 100.000 01 Harga jual Rp8.000
07 Unit terjual 100.000 01 Harga jual Rp8.000
08 Unit terjual 140.000 01 Harga jual Rp8.000
08 Unit terjual 140.000 01 Harga jual Rp9.000
10 Unit terjual 140.000 01 Harga jual Rp9.000

Financial Management – Yusuf Iskandar


METODE SIMULASI MONTE CARLO

Tumpukan kartu III Tumpukan kartu IV


Nomor Variabel yang diwakili Nomor Variabel yang diwakili
01 Unit terjual 80.000 01 Harga jual Rp5.000
02 Unit terjual 80.000 01 Harga jual Rp8.000
03 Unit terjual 80.000 01 Harga jual Rp8.000
04 Unit terjual 100.000 01 Harga jual Rp8.000
05 Unit terjual 100.000 01 Harga jual Rp8.000
06 Unit terjual 100.000 01 Harga jual Rp8.000
07 Unit terjual 100.000 01 Harga jual Rp8.000
08 Unit terjual 140.000 01 Harga jual Rp8.000
08 Unit terjual 140.000 01 Harga jual Rp9.000
10 Unit terjual 140.000 01 Harga jual Rp9.000

Financial Management – Yusuf Iskandar


METODE SIMULASI MONTE CARLO

Simulasi dilakukan sebagai berikut


Kita ambil satu kartu dari tumpukan kartu I, tumpukan kartu II, III dan IV.
Misalnya dari simulasi pertama terambil oleh kita kartu-kartu sebagai berikut:
Tumpukan I kartu nomor 05
Tumpukan II kartu nomor 10
Tumpukan III kartu nomor 01
Tumpukan IV kartu nomor 04

Financial Management – Yusuf Iskandar


METODE SIMULASI MONTE CARLO
Ini berarti bahwa taksiran arus kas operasional setiap tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan 100.000 x Rp9.000 Rp900.000 juta
Biaya-biaya
Variabel 100.000 x Rp3.000 = Rp300,00 juta
Tetap Rp100,00 juta
Penyusutan Rp 50,00 juta Rp450,00 juta
Laba operasi Rp450,00 juta
Pajak (35%) Rp157,50 juta
Laba setelah pajak Rp292,50 juta

Financial Management – Yusuf Iskandar


METODE SIMULASI MONTE CARLO

Dengan demikian NPV dari simulasi 1 bisa dihitung sebagai berikut:


  
= -500 +

Financial Management – Yusuf Iskandar


OUTLINE

TERIMA KASIH

Financial Management – Yusuf Iskandar

Anda mungkin juga menyukai