Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

“Nilai Waktu Uang”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan yang
diampu oleh:
Abdul Hadi S.E., M.Si.

Oleh :
Annisa Nurhafizah (1810312320001)
Annisa Maulidina (1810312320009)
Elfa Riyani Maulida (1810312320020)
Ghina Salsabilla Pratiwi (1810312320016)
Najmah Aprilia (1810312320022)
Nur Anita Afrilia (1810312320008)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1. FUTURE VALUE
Future Value merupakan  nilai uang di masa yang akan datang dari uang
yang diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan
tingkat bunga setiap periode selama jangka waktu tertentu.

 Nilai Masa Datang untuk Aliran Kas Tunggal

Jika kita memperoleh uang Rp.1.000 saat ini awal tahun, dan kemudian
menginvestasikan pada tabungan dengan tingat bunga 10%, berapa uang kita
satu tahun yan akan mendatang? persoalan tersebut bisa digambarkan kedalam
formula nilai masa mendatang sebagai berikut:
FV = P0 + P0(r)
= P0 (1+r)
Keterangan :
FV = nilai masa mendatang ( satu tahun)
P0 = nilai saat ini
r = tingkat bunga

Persoalan diatas bisa dipecahkan dengan mengunakan formula (1) di atas


sebagai berikut :
FV1 = 1.000 (1+0,1)
=1.100

 Future Value Satu Periode

0 1

Rp1.000,00

Rp.1.000,00 (1+1,1)1 = Rp.1.100,00

Jika periode investasi tidak hanya satu tahun, tetapi beberapa tahun, maka
formula (1) diatas bisa diubah menjadi sebagai berikut :
FVn = PV0 ( 1+r)n
Keterangan :
FVn = nilai masa mendatang ( tahun ke –n)
PV0 = nilai saat ini
r = tingkat bunga
n = jangka waktu

kembali ke persoalan diatas (Rp.1.000,00 diterima pada wal tahun), berapa


nilai uang kita dua dan lima tahun mendatang?
Dua tahun mendatang ( FV2) : FV1(1+0,1) = 1.000+0,1) (0,1)
= 1.000 (1+0,1)2
= 1.210
Lima tahun mendatang (FV5) : 1.000(1+0,1) = 1.610,51

 Nilai Masa Mendatang dengan Menggunakan Table

Periode 1% 2% ... 10% 11% ...


1 1,0100 1,0200 1,1000 1,1200
2 1,0201 1,0404 1,2100 1,2544
3 1,3310 1,4049
4 1,4641 1,5735
5 1,6105 1,7623

Contoh :
Misalkan kita menabung pada awal tahun sebesar Rp.1.000.000, dengan
tawaran bunga adalah 10% per tahun, dan digandakan setiap semester,
berapa nilai uang kita pada akhir tahun pertama dan kedua?
Formula (2) untuk memasukan penggandaan yang lebih dari sekali dalam
setahun.
FVn = PV0(1+r/k)k x n
Keterangan:
FV1 = nilai masa mendatang ( tahun ke–n)
PV2 = nilai saat ini
r = tingkat bunga
n = jangka waktu
i = frekuensi pengandaan

dengan menggunakan contoh diatas, nilai uang kita pada akhir pertama dan
kedua adalah
FV1 = RP.1.000,00+0,1/2) 2 x 1 = 1.101,5
FV2 = RP.1.000,00 (1+0,1/2)2 x 2 = 1,215,51

Proses penggandaan dapt diproses lagi, dengan penggandaan yang


dilakukan setiap hari, suatu bank menawarlan tabungan dengan bank 10%,
penggandaan dilakukan setiap hari, jika kita menabung RP.1.000,00 saat ini,
berapa uang kita satu dan dua tahun mendatang? Dengan mengasumsikan
satu tahun 365 hari?
Satu tahun mendatang (FV1) : 1.000 [ 1+(0,1/365] 1 x 365 = 1.105.16
Dua tahun mendatang (FV2) : 1.000 [1+(0,1/365] 2 x 365 = 1.221,37

 Future Value Annuity (Nilai Masa Mendatang untuk Seri Pembayaran)

Contoh:
Kita akan memperoleh Rp.1.000,00 per tahun selama empat kali, uang
diterima diakhir tahun, berapa nilai masa mendatang uang kita tersebut, jika
tingkat bunga yang berlaku adalah 10%? bagan berikut ini menggambarkan
aliran kas tersebut.

0 1 2 3 4

Rp1.000,00 Rp1.000,00 Rp1.000,00 Rp1.000,00

Rp1.100,00

Rp1.210,00
Rp1.331,00
Rp4.641,00

Tidak mengunakan satu aliran kas


FV4 = 1.000 (1+0,1)3+ 1.000 (1+0,1)2+ 1.000 (1+0,1)1+ 1.000 = 4.641
Aliran kas pada tahun terakhir belum sempat digandakan, karena itu nilainya
tetap Rp.1.000,00. Formula untuk menghitung nilai dimasa mendatang adalah
sebagai berikut.
FVn = X[(1+r)n -1]/r
Keterangan
X = jumah pembayaran kas untuk setiap periode
r = tingkat bunga
n = jumlah periode
Contoh : FV4 = 100 [(1+0,1)4 -1]/0,1=4.641

 Future Value untuk Seri Pembayaran

0 1 2 3 4

Rp1.000,00 Rp1.000,00 Rp1.000,00 Rp1.000,00


Rp1.100,00
Rp1.210,00
Rp1.331,00
Rp1.464,00
Rp5.105,00

Persoalan diatas sering jua disebut dengan Future Value Annuity Due,
Rumus :
FVna = X[(1+r)n-1)/(1+r)]
Keterangan :
FVna = Future Value Annuity Due ,
X = jumah pembayaran kas untuk setiap periode
r = tingkat bunga
n = jumlah periode
FV4 = 1.000[(1+0,1)4/0,1](1+0,1) = 5.105
Future value annuity due lebih besar dibandingkan dengan future value biasa.
Karena pada future annuity due semua aliran kas sempat digandakan.

2. NILAI SEKARANG (PRESENT VALUE)


2.1. Nilai Sekarang untuk Aliran Kas Tunggal
Nilai sekarang merupakan kebalikan dari nilai kemudian. Apabila dalam nilai
masa mendatang kita melakukan penggandaan, dalam present value, kita
melakukan pendiskontoan (discounting process). Nilai kemudian (future value)
dapat dihitung dengan formula berikut ini.
FVn = PV0(1 + r)n
FVn = nilai kemudian
PV0 = nilai sekarang
r = tingkat bunga/tingkat penggandaan
n = jumlah periode
PV0 = FVn/[(1 + r)n]

Misalkan kita mempunyai kas sebesar Rp.1.100,00 satu tahun mendatang,


Rp.1.121,00 dua tahun mendatang, dan Rp.1.610,51 lima tahun mendatang,
berapa nilai sekarang (present value) dari masing-masing kas tersebut jika
tingkat diskonto yang dipakai adalah 10%. Perhatikan bahwa Rp.1.100,00 dan
Rp.1,610,5 merupakan nilai kemudian yang diambilkan dari contoh sebelumnya.
Bagan berikut ini menggambarkan skema aliran kas tersebut untuk satu tahun.

0 1

Rp1.100,00

Rp1.100,00 / [ (1 + 0,1)1] = Rp1.000,00

Berikut adalah perhitungan present value untuk tahun pertama, kedua dan ke
lima
1.100
PV1 = = Rp1.000,00
(1+0.1)1
1.210
PV2= 2 = Rp1.000,00
(1+0.1)
1.610,5
PV5= 5 = Rp1.000,00
(1+0.1)

Misalkan proses pendiskontoan dilakukan setahun dua kali dengan tingkat


diskonto 10% per tahun, berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp1.100,00
yang akan kita terima satu tahun mendatang? Berapa nilai sekarang aliran kas
sebesar Rp1.610,5 yang akan kita terima lima tahun mendatang? Persoalan ini
merupakan kebalikan dari future value yang digandakan dua kali setahun
dengan tingkat bunga 10%, Berikut merupakan rumus yang dapat digunakan
pada situasi diatas.
PV0 = FVn [1 + ( r/k)]n x k

Kembali ke persoalan di atas dapat dihitung sebagai berikut.


PV1 = 1100 [1 + ( 0,1/2)]1 x 2 = 997,73
PV5 = 1610,5 [1 + ( 0,1/2)]5 x 2 = 988,71
Berapa nilai sekarang dari aliran kas diatas jika penggandaan dilakukan secara
kontinu?
PV0 = (FVn / er x T), dimana : e = 2,71828
Dengan menggunakan penggandaan kontinu, nilai sekarang bisa dihitung
sebagai berikut.
PV1 = (1100/ 2,718280,1 x 1) = 904,84
PV5 = (1610,5/ 2,718280,1 x 5) = 976,82

2.2 Nilai Sekarang untuk Seri Pembayaran Kas (annuity)


2.2.1. Nilai Sekarang untuk Periode Terbatas
Contoh pada bagian 2.1 hanya meliatkan satu aliran kas saja. Misalkan kita
akan menerima pembayaran sebesar Rp1.000,00 per tahun mulai akhir tahun ini
(tahun ke satu) selama empat kali. Berapa nilai sekarang dari aliran kas tersebut
jika kita menggunakan tingkat diskonto 10%?
Bagan berikut ini menggambarkan aliran kas yang akan kita terima selama
empat tahun mendatang.

0 1 2 3 4

Rp1.000,00 Rp1.000,00 Rp1.000,00


= 909,1
= 826,5
= 751,3
= 683,0

Persoalan di atas bisa kita tuliskan sebagai berikut ini.


1.000 1.000 1.000 1.000
PV = + + + = 3.169,9
(1+0,1) ( 1+ 0,1 ) ( 1+ 0,1 ) ( 1+ 0,1 )4
1 2 3

Yang kemudian dapat diringkas sebagai berikut.


1 1 1 1
PV = 1.000[ 1
+ 2
+ 3
+ 4
]
(1+ 0,1) ( 1+0,1 ) ( 1+0,1 ) ( 1+0,1 )

PV = 1.000 [ PVIFA(10%.4)]

PV suatu aliran kas merupakan perkalian antara nilai aliran kas per periode
dengan PVIFAr,3. Term yang terakhir ini adalah Present ValueInterest Factor
Annuity dengan tingkat bunga r dan 3 periode. Untuk memudahkan
perhitungan, PVIFAr,3 bisa dilihat pada tabel di lampiran 4. Untuk kolom 10%
dan baris periode 3, dapat memperoleh PVIFA sebesar 3,1699. Dengan
menggunakan tabel tersebut PV tersebut bisa dihitung sebgai berikut.
PV = 1.000 x 3,1699 = 3.169,9
Secara umum formula Present Value Annuity bisa dihitung sebagai berikut.
PV = C x PVIFA r,n
Dimana C = aliran kas per periode (yang besarnya sama)
PVIFA r,n = present value interest factor annuity dengan tingkat
bunga r dan periode n
Sebagai alternatif tabel bisa menghitung present value aliran kas annuity
dengan formula berikut.
PV = [C-C/(1+r)n] /r
Dimana r = tingkat discount rate
n = jumlah periode

Kembali ke contoh di muka, berapa present value aliran kas sebesar


Rp1.000,00 per tahun, mulai akhir tahun ini (tahun ke satu) selama empat
kali, dengan tingkat diskonto 10?
PV = [1.000-1.000/(1+0,1)4]/0.1
PV = [1.000 - 683,0135]/0,1
PV = 3.169,9
Persoalan di atas sering disebut sebagai Present Value Annuity Due

Kembali ke persoalan di atas, yaitu kita akan menerima Rp1.000,00 per tahun
selama empat tahun, kas dibayar awal periode, berapa present value aliran
kas tersebut? Persoalan di atas bisa dilihat pada bagan berikut ini.

0 1 2 3 4

Rp1.000,00 Rp1.000,00 Rp1.000,00


= 909,1 909,1

= 826,5
= 751,3

PV = 3.486.9

Persoalan di atas dituliskan sebagai berikut.


1000 1000 1000 1000
PV = 0 + 1 + 2 + 3 = 3.486,9
(1+0,1) (1+0,1) (1+0,1) (1+0,1)
Dalam present value annuity due setiap aliran kas digandakan sekali lagi.
Formula yang digunakan yaitu :
PV = { [ C – (C / (1 + r)n) ] / r} (1+r)
PV = { [ 1.000 – (1.000 / (1 + 0,1)4) ] / 0,1} (1+0,1) = 3.486,9

2.2.2. Nilai Sekarang untuk Kas yang Tidak Sama Besarnya


Misalkan kita akan menerima kas selama empat tahun, besarnya
adalah Rp1.000,00, Rp1,500,00, Rp2.000,00, dan Rp3.000,00 untuk tahun
1,2,3,dan 4. Pembayaran kas dilakukan pada akhir periode. Berapa nilai kas
tersebut saat ini. Bagan berikut ini menggambarkan situasi tersebut.

0 1 2 3 4

Rp1.000,00 Rp1.500,00 Rp2.000,00 Rp3.000,00


909,1

= 1.239
= 1.502
= 2.049

PV = 5.700

Persoalan di atas dituliskan sebagai berikut.


1.000 1.500 2.000 3.000
PV = 1 + 2 + 3 + = 5.700,4
(1+0,1) (1+0,1) (1+0,1) (1+0,1)4

2.2.3. Nilai Sekarang untuk Periode yang Tidak Terbats (Perpetuity)


Misalkan kita akan menerima aliran kas sebesar Rp1.000,00 per tahun
selamanya, berapa present value aliran kas tersebut? Bagan berikut ini
menunjukkan aliran kas tersebut.
PV = C / r
0 1 2 .......... ~
..........
Rp1.000,00 Rp1.000,00 Rp1.000,00

909,1

= 826,5

PV = C / r
Di mana C = aliran kas per periode
r = tingkat diskonto

2.2.4. Nilai Sekarang untuk Periode yang Tidak Terbatas, Aliran Kas Tumbuh
dengan Tingkat Pertumbuhan Tertentu
Sebagai contoh, suatu saham membagikan dividen pada awal tahun sebesar
Rp1.000,00. Perusahaan tersebut akan meningkatkan dividen sebesar 5% per
tahun untuk periode tidak terhingga. Berapa present value aliran kas tersebut
jika tingkat diskonto yang kita pakai adalah 10%? Bagan berikut inni
menyajikan persoalan tersebut.

0 1 2 ...... ~

Rp1.000,00 (1,05)1 Rp1.000,00 (1,05)2 Rp1.000,00 (1,05)~


Rumus yang digunakan :
DI
PV = dengan asumsi r > g
(r – g)

Jika r lebih kecil dari g, maka rumus di atas tidak bisa dipakai.

3. TINGKAT BUNGA EFEKTIF


Pada waktu kita membicarakan penggandaan dengan frekuensi lebih
dari satu, kita melihat bahwa nila masa mendatang berbeda (lebih besar
dalam hal ini) dengan nilai masa mendatang yang di gandakan sekali dalam
setahun
Tingkat bunga efektif menghitung tingkat bunga efektif, yaitu tingkat
bunga yang memperhitungkan proses penggandaan yang lebih dari sekali,
rumus bunga efektif dapat di hitung sebagai berikut :

Tingkat bunga efektif (TBE) = ( 1 + r / m )m – 1 (15)

Misalkan ada dua tabungan A dan B, A menawarkan tingkat bunga


11,5% dan di gandakan sekali setahun, B menawarkan tingkat bunga 11%
dan di gandakan setiap hari, berapa tingkat bunga efektif keduanya?

TBE A = ( 1 + 0,115 )1 – 1 = 0,115 atau 11,5 %

TBEB = ( 1 + 0,11 / 365 )1 * 365 – 1 = 0,1163 Atau 11,63%

Tingkat bunga nominal tabungan A lebih besar di bandingkan tingkat


bunga nominal tabungan B, tetapi tingkat bunga tabungan B lebih baik di
bandingkan dengan tabungan efektif A. Dengan demikian tabungan B lebih
menarik di bandingkan dengan tabungan A.
Tingkat bunga efektif dapat di perluas untuk menghitung seri aliran
kas, sehingga tidak hanya proses compounding yang di bicarakan, tetapi juga
nilai mata uang ( karena kas yang di bayarkan melewati lebih dari satu
priode ). Misak = lkan ada dua tawaran kredit sepeda motor. Harga kas
sepeda motor tersebut adalah Rp 10 juta,
tawaran pertama: tawaran cicilan selama 1 juta perbulan selama 12 kali,
tawaran kedua: downpayment dan biaya pemrosesan sebesar rp 4 juta, ciclan
Rp750.000,00 perbulan selama 10 kali, tawaran mana yang lebih menarik ?
kedua tawaran tersebut itdak bisa di bandingkan satu sama lain secara
langsung. Keduanya mempunyai jumlah ciclan dan jangka waktu yang
berbada. Karean itu kita perlu menghitung tingkat bunga efektif agar kedua
tawaran tersebut bisa di perbandingkan satu sama lain (compratable). Aliran
kas kedua tawaran tersebut bisa di gambarkan sebagai berikut ini.
Tawaran pertama :
10 juta = {1 juta / (1+r)1] + {1 juta / (1+r)2] + .... + {1 juta / (1+r)12]

Tawaran kedua :
10 juta = 4 juta + [750.000 / (1 + r ) 1] + [ 750.000 / ( 1 + r ) 2 ] +... + [750.000 /
( 1 + r )10 ]
6 juta = [750.000 / ( 1 + r ) 1] + [ 750.000 / ( 1 + r ) 2 ] + ............. + [750.000 / ( 1
+ r )10 ]
Untuk tawaran kedua, karena Rp 4 juta di bayarkan pada awal tahun, maka
pinjaman efektif yang kita peroleh adalah Rp 6 juta ( Rp 10 juta – Rp 4 juta).
Kemudian kita akan membandingkan r (IRR atau internal rate of return) kedua
tawaran tersebut, IRR atau r bisa di interprestasikan sebagai tingkat bunga
efektif untuk aliran kas semacam itu. Dari perhitungan excel (dengan fungsi =
IRR (A1....A11, 0,1)), r untuk tawaran pertama dan kedua adalah 3% dan 4%
perbulan, tawaran pertama dengan demikianmenawarkan tingkat bunga
efektif yang lebih rendah, dan karenanya lebih menarik.

4. APLIKASI NILAI WAKTU UANG


1. Pinjaman Amortisasi
Bank BCA menawarkan pinjaman senilai Rp 10 juta, yang bisa dicicil
pertahun selama 10 tahun, tingkat bunga yang dibebankan 10 %. Jika cicilan
tersebut jumlahnya sama setiap periodenya, berapa besarnya cicilan
tersebut?
Skema aliran kas tersebut bisa dilihat sebagai berikut ini.

X X
Rp 10 juta = +
( 1+ 0,1 )1 (1+0,1)
10

Atau
Rp 10 juta = X x [ PVIFA10%10 ]
Dari tabel di lampiran, terlihat PVIFA 10%10 adalah 6,145. Perhitungan lebih
(rinci) menunjukkan bahwa PVIFA 10%10 adalah 6,144567. Dengan demikian X
bisa dicari :
X = Rp 10 juta / 6,144567
= Rp 1.627.454,00
Cicilan per tahun adalah Rp. 1.627.454,00, dari cicilan tersebut yang
dibayarkan untuk bunga dan untuk cicilan pokok pinjaman.

Tabel 2. Bunga, cicilan pinjaman dalam pinjaman amortisasi

tahun Pembayaran Bunga Pembayaran Saldo Akhir


Cicilan Pokok Pinjaman
Pinjaman
1 1.627.454 1.000.000 627.453,9 9.372.546
2 1.627.454 937.254,6 690.199,3 8.682.347
3 1.627.454 868.234,7 759.219,3 7.923.127
4 1.627.454 792.312,7 835.141,2 7.087.986
5 1.627.454 708.798,6 918.655,3 6.169.331
6 1.627.454 616.933,1 1.010.521 5.158.810
7 1.627.454 515.881,0 1.111.573 4.047.237
8 1.627.454 404.723,7 1.222.730 2.824.507
9 1.627.454 282.450,7 1.345.003 1.479.504
10 1.627.454 147.950,4 1.479.504 0

2. Present Value suatu Seri Pembayaran


Seorang bapak sedang mempertimbangkan sebuah rumah. Harga rumah
tersebut kalau dibayar tunai adalah Rp. 45 juta. Tetapi dia bisa membeli
dengan kredit dengan cicilan jumlahnya 12 kali (12 tahun) yang dibayar
per tahunnya sama. Uang muka yang harus dibayarkan adalah Rp 10
juta. Apabila cicilan pertahunnya adalah Rp 5 juta, berapa tingkat bunga
yang ditawarkan kepada bapak tersebut ?
Jawaban :
PVIFA (r,12) = 35 juta / 5 juta = 7

Dari tabel present value anuity, dengan melihat baris 12, angka 7 ditemukan
antara kolom 9 % (7.161) dengan 10 % (6.814). interpolasi bisa dilakukan,
dan hasilnya adalah 9,46%.

Teknik interpolasi dilakukan sebagai berikut ini.


10−M 10−9
= atau
7−6,814 7,161−6,814

10 – M = 0,186/0,347 atau M = 10 – 0,54 = 9,46

Interpolasi mengasumsikan hubungan tingkat bunga dengan PV annuity


bersifat linear. Dalam kenyataannya, hubungan tersebut tidak bersifat linear.
Tetapi jika kita melakukan interpolasi antara dua titik yang dekat satu sama
lain, maka perbedaan antara garis linear dan garis lengkung tidak signifikan,
sehingga interpolasi bisa digunakan dan menghasilkan angka yang relatif
akurat.

3. Future Value Seri Pembayaran


Suatu keluarga mempunyai anak yang berumur enam tahun. Sepuluh
tahun mendatang anak tesebut diharapkan sudah memasuki perguruan
tinggi. Pada saat itu harus ada dana sebesar Rp 100 juta. Tingkat bunga
saat ini 15 %. Berapa uang yang harus ditaruh dibank setiap akhir tahun,
jika ada 10 kali setoran ?
Persoalan diatas bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Rp 100 juta = X (1 + 0,15)9 + X ( 1 + 0,15)8 + ...... + X (1 + 0,15)1 + X
Rp 100 juta = X . FVIFA(15%, 10)
Rp 100 juta = X x 20,304
X = Rp 100 juta / 20,304 = Rp 4,925 juta

4. Present Value antara Dua Periode


Kita akan menerima dana sebesar Rp 1 juta mulai 21 tahun mendatang
sampai pada akhir tahun ke – 30. Berapa present value aliran kas tersebut,
jika tingkat bunga yang relevan adalah 10 %?
Jawab :
Dengan menggunakan tabel PVIFA, terlihat bahwa tingat bunga 10 %
untuk periode 30 adalah 9,427, sedangkan untuk periode 20 adalah 8,514.
Karena kita membutuhkan PVIVA dari tahun 21 ke – 30, maka kita
mengurangkan 8,514 terhadap 9,427 (9,427 – 8,514 = 0,913). Present
value aliran kas tersebut adalah 0,913 x Rp 1 juta = Rp 913.000,00

5. Analisis Komponen Tabungan dari Tawaran Asuransi


Tabel 3. Premi tahunan untuk asuransi dengan tanggungan Rp 100 juta

Umu P/W 5 TAHUN Umur P/W 10 TAHUN Umur P/W 15


r TAHUN
20 P 4.051.000 20 P 2.248.000 20 P 1.866.000
W 3.741.000 W 2.060.000 W 1.721.000
25 P 5.528.000 25 P 3.113.000 25 P 2.690.000
W 5.222.000 W 2.925.000 W 2.519.000
30 P 7.980.000 30 P 4.580.000 30 P 3.927.000
W 7.615.000 W 4.353.000 W 3.719.000
35 P 11.287.000 35 P 6.672.000 35 P 5.772.000
W 10.731.000 W 6.313.000 W 5.440.000
40 P 16.876.000 40 P 10.325.00 40 P 9.097.000
0
W 16.120.000 W 9.922.000 W 8.706.000
45 P 25.866.000 45 P 16.208.00 45 P -
0
W 25.030.000 W 15.831.00 W -
0

Jika usia kita 25 tahun (pria), kemudian memilih uang tanggungan


sebesar Rp 100 juta, dan pembayaran premi selama 10 tahun, maka kita
harus membayar premi tahunan sebesar Rp 3.113.000,00. Manfaat yang kita
peroleh adalah pada usia 55 tahun, kita akan memperoleh kas sebesar Rp
100 juta. Kemudian 15 tahun berikutnya, kita akan memperoleh uang bulanan
sebesar Rp 1 juta selama 15 tahun (berarti sampai usia 70 tahun), yang
berarti kita akan menerima total Rp 180 juta. Pada usia ke – 70, kita akan
memperoleh kas masuk lagi sebesar Rp 100 juta. Total penerimaan dengan
demikian Rp 380 juta (Rp 100 juta + Rp 180 juta + Rp 100 juta), dengan
timing yang berbeda beda.
Pertanyaan :
1. Bagaimana menggunakan konsep nilai waktu uang untuk mempelajari
tawaran tersebut ?
2. Apakah tawaran tersebut menarik ?

Untuk menjawab pertanyaan pertama, kita bisa menuliskan rencana skedul


kas sebagai berikut ini (misal premi dibayar pada akhir tahun, yang berarti
pada usia 26), dengan mengasumsikan kita akan hidup sampai usia 70 tahun.

26 .................... 35 55 56 ............................... 70

-3113 juta -3113 juta 100 juta 12 juta 112 juta


juta
Pada tahun ke-26 sampai tahun ke-35, kita akan mengeluarkan premi
sebesar Rp 3,113 juta. Selain itu, pada usia 55 tahun, kita akan menerima
kas masuk sebesar Rp 100 juta. Kemudian, kita akan menerima kas masuk
sebesar 1 juta per bulan, mulai januari tahun ke 56 sampai tahun ke-70.
Untuk mempermudah analisis, kita jumlahkan aliran kas bulanan menjadi
aliran kas tahunan (yang berarti menjadi Rp 1 juta x 12 = Rp 12 juta),
kemudian aliran kas tersebut diasumsikan dibayarkan pada akhir tahun.
Dengan skedul aliran kas tersebut, kita bisa menghitung tingkat keuntungan/
bunga aliran kas tersebut, seperti terlihat berikut ini.
-3,113 juta / (1 + r)1 - ... -3,113 juta / (1 + r) 10 = 100 juta / ( 1 + r) 30
+ 12 juta /
(1 + r)31 + ... + 112 juta / (1 + r)45
Dengan menggunakan excel dan fungsi IRR, r ditemukan sekitar 8,1%
dengan kata lain, jika kita menerima tawaran asuransi tersebut, dan kita hidup
sampai umur 70 tahun, maka tingkat keuntungan kita dalah 8,1% per tahun.
Apakah tingkat keuntungan tersebut menarik? jika dibandingkan dengan
tingkat bunga deposito sekitar 14 % per tahun, kemudian jika pajak adalah
15% maka tingkat bunga deposito bersih adalah 11,9% per tahun, maka
komponen pajak dari asuransi tersebut tidak menarik.
Apakah dengan demikian asuransi tidak menarik? asuransi menyediakan jasa
proteksi terhadap, dalam hal ini, kematian. Jika kita meninggal dunia sebelum
lunas, maka kita (lebih tepatnya ahli waris) akan memperoleh keuntungan.
Misalkan satu tahun setelah kita mengikuti program tersebut, kita meninggal
dunia, berapa tingkat keuntungan itu? bagan berikut ini menggambarkan
skedul aliran kas jika kita meninggal satu tahun setelah mendaftar asuransi.

35 55 56 .................... 70
26 27 .....................

-3113 juta 100 juta 100 juta 12 juta 112 juta

Aliran kas diatas bisa dituliskan sebagai berikut ini.


3,113 juta / (1 + r)1 = 100 juta / ( 1 + r)2 + 100 juta / ( 1 + r )30 + 12 juta / ( 1 +
r )31 + ... + 112 juta / ( 1 + r )45
Dengan menggunakan excel dan fungsi IRR, r ditemukan sebesar 3112%
per tahun. Tingkat keuntungan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat bunga deposito. Sayangnya kita tidak akan pernah tahu kapan kita
akan meninggal. Probabilitas seorang individu akan meninggal, ditinjau dari
kacamata individu tersebut, sangat sulit dihitung. Bagi perusahaan asuransi,
probabilitas kematian untuk kelompok tertentu akan lebih mudah dihitung,
misalkan saja, probabilitas kematian kelompok usia 25–30 tahun, bisa
dihitung dengan menggunakan data historis. Setelah probabiltas tersebut
dihitung, perusahaan asuransi bisa menghitung keuntungan yang diharapkan
dengan lebih mudah. Untuk investor, komponen asuransi dari asuransi lebih
sulit dihitung dibandingkan dengan komponen tabungannya.

Anda mungkin juga menyukai