0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
642 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas empat metode penggunaan pendapatan penjualan produk sampingan dalam perhitungan harga pokok penjualan, yaitu sebagai penghasilan di luar usaha, sebagai tambahan penjualan produk utama, sebagai pengurang harga pokok penjualan, dan sebagai pengurang total biaya produksi. Dokumen kedua membahas alokasi harga pokok bahan baku berdasarkan persentase kuantitas produk.
Dokumen tersebut membahas empat metode penggunaan pendapatan penjualan produk sampingan dalam perhitungan harga pokok penjualan, yaitu sebagai penghasilan di luar usaha, sebagai tambahan penjualan produk utama, sebagai pengurang harga pokok penjualan, dan sebagai pengurang total biaya produksi. Dokumen kedua membahas alokasi harga pokok bahan baku berdasarkan persentase kuantitas produk.
Dokumen tersebut membahas empat metode penggunaan pendapatan penjualan produk sampingan dalam perhitungan harga pokok penjualan, yaitu sebagai penghasilan di luar usaha, sebagai tambahan penjualan produk utama, sebagai pengurang harga pokok penjualan, dan sebagai pengurang total biaya produksi. Dokumen kedua membahas alokasi harga pokok bahan baku berdasarkan persentase kuantitas produk.
Pendapatan Penjualan Produk Utama (60.000 unit x Rp1.000) 60.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi Bersama (65.000 unit x Rp 600) 39.000.000
Harga Pokok Persediaan Akhir (5.000 unit x Rp 600) (3.000.000)
(36.000.000)
Laba Kotor 24.000.000
Biaya Usaha
Biaya Pemasaran 5.000.000
Biaya Administrasi dan Umum 15.000.000
(20.000.000)
Laba Bersih Usaha 4.000.000
Penghasilan di Luar Usaha
Pendapatan Penjualan Produk Sampingan 500.000
Laba Bersih Sebelum PPh 4.500.000
METODE TANPA HARGA POKOK B. Sebagai Tambahan Penjualan Produk Utama
Rp Rp
Pendapatan Penjualan :
Pendapatan Penjualan Produk Utama (60.000 unit x Rp1.000) 60.000.000
Pendapatan Penjualan Produk Sampingan 500.000
60.500.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi Bersama (65.000 unit x Rp 600) 39.000.000
Harga Pokok Persediaan Akhir (5.000 unit x Rp 600) (3.000.000)
(36.000.000)
Laba Kotor 24.500.000
Biaya Usaha
Biaya Pemasaran 5.000.000
Biaya Administrasi dan Umum 15.000.000
(20.000.000)
Laba Bersih Usaha sebelum PPh 4.500.000
METODE TANPA HARGA POKOK C. Sebagai Pengurang Harga Pokok Penjualan
Rp Rp
Pendapatan Penjualan Produk Utama (60.000 unit x Rp1.000) 60.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi Bersama (65.000 unit x Rp 600) 39.000.000
Harga Pokok Persediaan Akhir (5.000 unit x Rp 600) (3.000.000)
Pendapatan Penjualan Produk Sampingan (500.000)
(35.500.000)
Laba Kotor 25.500.000
Biaya Usaha
Biaya Pemasaran 5.000.000
Biaya Administrasi dan Umum 15.000.000
(20.000.000)
Laba Bersih Usaha sebelum PPh 4.500.000
METODE TANPA HARGA POKOK D. Sebagai Pengurang Total Biaya Produksi
Rp Rp
Pendapatan Penjualan Produk Utama (60.000 unit x Rp1.000) 60.000.000
Harga Pokok Penjualan
Biaya Produksi Bersama (65.000 unit x Rp 600) 39.000.000
dikurangi Pendapatan Penjualan Produk Sampingan (500.000)
Biaya Produksi Bersih Produk Utama 38.500.000
Dikurangi Persediaan Akhir Produk Utama (5000 unit x Rp 592,3) (2.961.500)
(35.538.500)
Laba Kotor 24.461.500
Biaya Usaha
Biaya Pemasaran 5.000.000
Biaya Administrasi dan Umum 15.000.000
(20.000.000)
Laba Bersih Usaha sebelum PPh 4.461.500
METODE SATUAN FISIK Produk Kuantitas Persentase Alokasi Harga Pokok Bahan Baku Rp Gasoline 4.000 9,76 % 1.952.000 Bensin 5.000 12,2 % 2.440.000 Kerosin 6.000 14,6 % 2.920.000 Minyak pelumas 9.000 21,96 % 4.392.000 Minyak Bakar 10.000 24,4 % 4.880.000 Gas 2.000 4,9 % 980.000 Produk Lain 3.000 7,3 % 1.460.000 Oli 2.000 4,88 % 976.000 Jumlah 41.000 100 % 20.000.000