Leaflet CKD Halaman 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 37

REVISI

LAPORAN KASUS DIETETIK 1

Chronic Kidney Disease (CKD) stage V disertai Deep Vein


Thrombosis (DVT) Selulitis Filiarisis Bronchitis Sepsis
Hipoalbumin

Dosen Pengampu
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi.
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD.
Dr. Etika Ratna Noer, S.Gz, M.Si.

Disusun oleh :

Ayu Mega Fitriani 22030118130096

Kelas Genap

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2020
I. LATAR BELAKANG
Tn.W pasien berusia 38 tahun, datang ke RS karena mengeluhkan mual
dan ingin muntah serta sakit pada bagian pinggang dan kaki karena sangat
bengkak sejak seminggu terakhir dan kaki semakin membesar serta terasa
panas pada bagian kaki dan terdapat nanah didalamnya. Perut berasa kembung
dan terdapat tidak nyaman di dada. Keluarga juga menuturkan bahwa sebulan
terakhir pasien mengaku bahwa air seni dan feses nya menjadi lebih gelap.
Pasien juga mengeluhkan bahwa air seninya sangat sulit keluar bahkan
cenderung tidak keluar. Pasien tampak lemas dan kesulitan bangun dari tempat
tidur karena nyeri yang yang dialami. Tn. W dirawat di RS dengan diagnosa
medis : Chronic Kidney Disease (CKD) stage V disertai Deep Vein
Thrombosis (DVT) Selulitis Filiarisis Bronchitis Sepsis Hipoalbumin.
Keluarga pasien baru mengetahui terkait penyakit Tn.W saat masuk RS karena
sebelumnya keluarga mengira Tn.W hanya mengalami bengkak biasa tetapi
bengkak itu lama lama membesar dan bernanah. Pasien dan keluarga belum
pernah mendapat edukasi dan konsultasi tentang gizi dan diet sebelumnya.
Hasil pengukuran menunjukkan LLA 25 cm. BB= 70 kg, TB=160.
Selama di RS pasien mendapat terapi medis diantaranya infus RL 16 tpm, infus
kidmin 1 fl/hari, Injeksi cetadop 200 mg, injeksi tramadol 50 gr, injeksi
ceftriakson 2x1 gr, injeksi furosemid 3x2 amp, injeksi ketorolac 2x1 amp,
injeksi metil prednisolon 1x62, 5 mg,injeksi omeprazol 1x1 40 mg,dan injeksi
spironolacton 1 x2 5 mg. Pasien telah melakukan haemodialisis sebanyak 1 kali
dan dijadwalkan untuk hemodialisis rutin 2 kali seminggu pasca dirawat dari
RS. Kondisi Tn. W sesak, edema di kaki, mual, perut kembung, tenggorokan
terasa kering. Urin output yang dihasilkan sangat sedikit yaitu 150mL/ 24 jam.
Urin berwarna kuning kecoklatan.
Sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Tn.W terbiasa makan 3 kali sehari
dengan makanan pokok nasi sebanyak 1-2 centong sekali makan. Lauk yang
biasa dikonsumsi yaitu telur ayam 1 butir , ikan segar 1 potong 1-2x/minggu,
tahu dan tempe 1ptg sedang/hari.Ayam 2x/bulan, Daging 1x/ bulan. Biasanya
lauk dimasak dengan cara digoreng, atau ditumis . Sayur yang biasa
dikonsumsi yaitu sayur sop bening, oseng pare 1-2x/minggu , sayur bayam, dan
ca kangkung 3x/minggu. Buah yang biasa dikonsumsi adalah pisang, pepaya
atau jeruk 1x/minggu. Tn.W sering minum teh manis. Selain itu, Tn.W juga
sering mengonsumsi kopi saat ngemil dengan snack seperti roti, biskuit atau
gorengan 1x/hari. Tn.W juga mengonsumsi minuman bersoda 1x/minggu.
Ketika masuk rumah sakit (MRS) pasien memiliki penurunan nafsu
makan karena perut teras kembung. Makanan yang dikonsumsi saat masuk
rumah sakit yaitu nasi tim 1/4 centong, sayur labu dan wortel 1/4 centong sayur
dan tempe goreng 1/4 potong. Tn.W tidak memiliki pantangan makan dan
alergi.
Hasil pemeriksaan laboratorium Tn. W menunjukkan nilai hemoglobin
11,8 g/dL; hematokrit 32%; RDW 14,7%; MPV 8,6 fL; MCHC 14,7%; MCH
31,1 pg/cell; leukosit 9760 U/L; eritrosit 3,8 x 106/uL; limfosit 1,6%; monosit
0,9%; neutrophil 96,5%; kreatinin darah 7,6 mg/dL, ureum darah 185,9 mg/dL
dan; SGOT 33 U/L, SGPT 39 U/L, albumin 0,54 g/dL; asam urat 10,8 mg/dl;
bilirubin direk 0,4 mg/dl; bilirubin indirek 0,15 mg/dl; bilirubin total 0,55
mg/dl; GDS 118 mg/dl; K 4,4 mEq/L. Tanda vital ketika masuk RS 130/80
mmHg; nadi 95 kali/menit; respirasi 24 kali/menit dan suhu 39°C.
Tn.W merupakan seorang buruh tani dan tinggal bersama istrinya. Istri
dari Tn.W yang selalu menyiapkan makanan dengan memasak sendiri maupun
membeli dari luar. Namun, akhir akhir ini Tn.W sudah jarang bekerja karena
bengkak di kaki yang cukup menghambat aktivitasnya.

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. Pemilihan Metode Skrining
Pada kasus Tn. W ini menggunakan alat skrining yaitu MST
(Malnutrition Screening Tool) karena diketahui bahwa Tn. W berusia 38
tahun atau termasuk dewasa (Permenkes RI No. 41 Tahun 2014). Selain
itu, skrining tersebut menggunakan data sehari-hari dan dapat dilakukan
dalam waktu singkat.1
Skor maksimum dari MST adalah 7, dengan nilai ≥2 berarti pasien
berisiko malnutrisi, sedangkan untuk skor 0-1 menunjukkan pasien tidak
berisiko untuk malnutrisi. Skor menunjukkan tingkat penanganan,
sehingga semakin tinggi skornya menandakan pasien harus segera
diberikan terapi asuhan gizi.1

B. Pengisian Kuisioner
Tabel 1. Skrining Awal Risiko Malnutrisi dengan MST

Parameter
Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
1
direncanakan, tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
a. Tidak -
b. Tidak yakin (ada tanda: baju longgar) -
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak: -
1-5 kg -
6-10 kg -
11-15 kg -
>15 kg -
Tidak diketahui berapa kg penurunannya 2
Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/
2.
kesulitan menerima makanan?
Ya 1
Tidak -
TOTAL SKOR 3
Interpretasi:
MST = 0-1, tidak berisiko malnutrisi
MST = ≥ 2, berisiko malnutrisi

C. Kesimpulan Kuisioner
Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner didapatkan skor total
sebesar 3 yang berarti Tn. W berisiko malnutrisi.. Karena Tn. W berisiko
malnutrisi maka akan dilakukan tahap selanjutnya yaitu proses asuhan gizi
terstandar (PAGT).

III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI


A. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
Tabel 2. Data Riwayat Tn. W (CH)

Domain Data Interpretasi

CH-1.1.1 Umur 38 tahun Dewasa akhir


CH-1.1.2 Jenis Laki-laki -
Kelamin
CH-1.1.7 Peran dalam Suami -
keluarga
CH-1.1.10 Mobilitas Aktivitas terbatas di tempat tidur
karena susah bangun akibat nyeri
dan lemas
CH-2.1.1 Keluhan Sesak, kaki bengkak, sakit pada -
yang dialami pasien bagian pinggang dan kaki, mual,
ingin muntah, perut kembung,
rasa tidak nyaman di dada, dan
tenggorokan terasa kering
CH-2.1.2 Tekanan darah 130/80 mmHg Pre-Hipertensi
Kardiovaskuler
CH-2.1.4 Ekskresi Gagal sinjal kronis stage 5, air -
seni sangat sulit keluar, air seni
dan fesesnya menjadi lebih gelap
Deep Vein Thrombosis dan -
Hipoalbumin
CH-2.1.7 Hematologi Hb 11,8 (Anemia)
CH-2.1.8 Imun Filiarisis dan Sepsis -
CH-2.1.13 Respiratory Bronchitis -
CH-2.1.14 Lainnya Selulitis -
CH-2.2.1 Terapi Medis Hemodialisis Hemodialisis sebanyak
1x, dijadwalkan
hemodialisis secara
rutin 2x/minggu pasca
dirawat dari RS.
CH 3.1.2 Situasi Hidup Hidup bersama Istri (Istri yang -
menyiapkan makan)
CH 3.1.6 Pekerjaan Buruh tani Namun akhir-akhir ini
jarang bekerja
dikarenakan bengkak
di kaku cukup
menghambat
aktivitasnya.
Kesimpulan:
Tn.W pasien berusia 38 tahun, datang ke RS karena mengeluhkan
mual dan ingin muntah serta sakit pada bagian pinggang dan kaki karena
sangat bengkak sejak seminggu terakhir dan kaki semakin membesar serta
terasa panas pada bagian kaki dan terdapat nanah didalamnya. Perut berasa
kembung dan terdapat tidak nyaman di dada. Keluarga juga menuturkan
bahwa sebulan terakhir pasien mengaku bahwa air seni dan feses nya
menjadi lebih gelap. Pasien juga mengeluhkan bahwa air seninya sangat
sulit keluar bahkan cenderung tidak keluar. Pasien tampak lemas dan
kesulitan bangun dari tempat tidur karena nyeri yang yang dialami. Tn. W
dirawat di RS dengan diagnosa medis: Chronic Kidney Disease (CKD)
stage V disertai Deep Vein Thrombosis (DVT) Selulitis Filiarisis
Bronchitis Sepsis Hipoalbumin. Pasien telah melakukan haemodialisis
sebanyak 1 kali dan dijadwalkan untuk hemodialisis rutin 2 kali seminggu
pasca dirawat dari RS. Tn.W merupakan seorang buruh tani dan tinggal
bersama istrinya. Istri dari Tn.W yang selalu menyiapkan makanan dengan
memasak sendiri maupun membeli dari luar. Namun, akhir akhir ini Tn.W
sudah jarang bekerja karena bengkak di kaki yang cukup menghambat
aktivitasnya.

B. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/ Makanan (FH)


1. Asupan SMRS (Kebiasaan)
Tabel 3. Asupan makanan SMRS Tn. W

Domain Data Interpretasi

FH-1.1.1.1 Asupan :1.572,3 kkal Asupan kurang, yaitu


Total Energy Intake Kebutuhan : 2.156 kkal hanya memenuhi 71% dari
kebutuhan.

FH-1.5.1.1 Asupan : 49,8 gram Asupan cukup, yaitu sudah


Total Lemak Intake Kebutuhan : 59,89 gram memenuhi 83% dari
kebutuhan.

FH-1.5.2.1 Asupan : 39,2 gram Asupan kurang, yaitu


Total Protein Intake Kebutuhan : 80,85 gram hanya memenuhi 40% dari
kebutuhan.

FH-1.5.3.1 Asupan : 243,4 gram Asupan kurang, yaitu


Total Karbohidrat Kebutuhan : 323,4 gram hanya memenuhi 75% dari
Intake kebutuhan.

FH-1.2.1.1 Sering konsumsi teh Asupan kurang


Oral Fluid manis, sering konsumsi
kopi saat ngemil,
mengonsumsi minuman
bersoda 1x/minggu asupan
air putih tidak dijelaskan
FH-1.2.2.3 3x/ hari makanan utama 1x/minggu, bervariasi
Meal/ Snack pattern 1x/hari selingan/ngemil namun sebagian besar
gorengan
FH-1.2.2.5  Nasi : 1-2 centong Cukup bervariasi
Food Variety @sekali makan.
 Lauk : telur ayam 1
butir, ikan segar1
potong @1-2x/minggu,
tahu dan tempe 1ptg
sedang @hari. Ayam
2x/bulan.
 Lauk dimasak dengan
cara digoreng, atau
ditumis.
 Sayur : sayur sop
bening, oseng pare @1-
2x/minggu, sayur
bayam, dan ca
kangkung @3x/minggu.
 Buah : pisang, pepaya
atau jeruk @1x/minggu.
Minuman : teh manis,
kopi, dan minuman
bersoda 1x/minggu.
 Snack : seperti roti,
biskuit atau gorengan
@1x/hari
Keterangan:
Berdasarkan data kebiasaan asupan makan Tn. W sebelum masuk
rumah sakit, dapat dilihat bahwa Tn. W memiliki asupan energi,
protein, dan karbohidrat yang kurang. Beliau gemar mengonsumsi lauk
dengan cara digoreng atau ditumis. Dapat dilihat juga bahwa beliau
jarang mengonsumsi buah. Selain itu Tn. W juga gemar mengonsumsi
teh manis, kopi, dan minuman bersoda.

2. Asupan SMRS (1 hari sebelum masuk rumah sakit)


Tabel 4. Asupan makanan MRS Tn. W

Domain Data Interpretasi

FH-1.1.1.1 Asupan :36,8 kkal Asupan kurang, yaitu hanya


Total Energy Intake Kebutuhan : 1.575 memenuhi 2,3% dari
kkal kebutuhan.
FH-1.5.1.1 Asupan : 1,8 gram Asupan kurang, yaitu sudah
Total Lemak Intake Kebutuhan : 43,75 gr memenuhi 4,1% dari
kebutuhan.
FH-1.5.2.1 Asupan : 1,5 gram Asupan kurang, yaitu hanya
Total Protein Intake Kebutuhan : 75,6 gram memenuhi 1% dari kebutuhan.

FH-1.5.3.1 Asupan : 4 gram Asupan kurang, yaitu hanya


Total Karbohidrat Kebutuhan : 241,33 memenuhi 1,6% dari
Intake gram kebutuhan.
FH-1.2.1.1 - Asupan cairan tidak dijelaskan
Oral Fluid dalam kasus

FH-1.2.2.3 - Asupan snack tidak dijelaskan


Meal/ Snack pattern dalam kasus

FH-1.2.2.5  Nasi tim ¼ centong Kurang bervariasi


Food Variety  Tempe goreng ¼
potong
 Sayur labu dan
wortel ¼ centong
sayur
FH-3.1.1 Preskripsi Infus RL 16 tpm, -
penggunaan obat infus kidmin 1 fl/hari,
Injeksi cetadop 200
mg, injeksi tramadol
50 gr, injeksi
ceftriakson 2x1 gr,
injeksi furosemid 3x2
amp, injeksi ketorolac
2x1 amp, injeksi metil
prednisolon 1x62, 5
mg,injeksi omeprazol
1x1 40 mg,dan injeksi
spironolacton 1 x2 5
mg.
Keterangan:
Berdasarkan data asupan makan Tn. W setelah masuk rumah sakit,
dapat dilihat bahwa Tn. W memiliki asupan energi, protein, lemak dan
karbohidrat yang kurang. Kurangnya supan makan pada Tn. W dapat
disebabkan karena keluhan perut kembung, mual, dan muntah yang
membuat nafsu makan beliau menjadi turun.

C. Pengkajian Antropometri (AD)


Tabel 5. Data Antropometri (AD) Tn. W

Domain Data Interpretasi


AD-1.1.1 Tinggi Badan 160 cm -

SD-1.1.4 LILA 25 cm Underweight (berdasarkan


WHO-NCHS)
AD-1.1.2 Berat Badan 70 kg -

 Status Gizi menurut presentil LILA


LILA yang diukur
= x 100%
Nilai standar LILA
25
= x 100% = 76,68 % (underweight)
32,6(laki laki usia55−64,9 th)
Keterangan:
Berdasarkan perhitungan status gizi menurut presentil LILA,
didapatkan hasil LILA pada Tn. W yaitu 76,68% (termasuk golongan berat
badan kurang/ underweight menurut WHO-NCHS).

D. Pengkajian Data Biokimia (BD)


Tabel 6. Data Biokimia (BD) Tn. W

Domain Data Nilai Normal Interpretasi

BD-1.2.1 BUN 185,9 mg/dL 9-20 mg/dl Tinggi

BD-1.2.2 Kreatinin 7,6 mg/dL 0,6-1,3 mg/dL Tinggi

BD-1.2.4 GFR 12,8 mL.min - CKD stage 5

BD-1.2.7 Kalium 4,4 mEq/L 3,5-5 mEq/L Normal

BD-1.4.6 Bilirubin 0,55 mg/dL ≤1,4 mg/dL Normal


Total
BD 1.4 Bilirubin 0,4 mg/dL ≤0,40 mg/dL Normal
direct/ langsung
BD 1.4 Bilirubin 0,15 mg/dL 0,1-1,0 mg/dL Normal
indirek
BD-1.4.2 SGPT 39 U/L 7-56 U/L Normal

BD-1.4.2 SGOT 33 U/L 5-40 U/L Normal

BD-1.5 GDS 118 mg/dL <120 mg/dL Normal

BD-1.10.1 11,8 g/dL 14-18g/dL Rendah


Hemoglobin
BD-1.10.2 32% 42-52% Rendah
Hematokrit
BD-1.11.1 Albumin 0,54 g/dL 3,5-5 g/dL Rendah

BD-1.12.1 Warna Kuning kecoklatan Kuning bening Gangguan ginjal


urin
BD-1.12.5 Urin 150 mL/24 jam 900-1.200 mL/24 Rendah
output jam
Asam urat 10,8 mg/dL 2,6-8,5 mg/dL Tinggi

Eritrosit 3,8 x 106 U/L 4,4-5,6 x 106 U/L Rendah

Monosit 0,9% 0-11% Normal

Leukosit 9.760 U/L 3.200-10.000 /L Normal

Neutrofil 96,5% 36-73% Tinggi

MCH 31,2 pg/cell 28-34 pg/cell Normal

MCHC 14,7% 32-36% Rendah

Perhitungan GFR:
( 14 0−usia) x kg BB
=
72 x serum kreatinin
( 14 0−38 ) x 68,6
=
72 x 7,6
= 12,8 mL/min (CKG stage 5)
Kesimpulan:
Berdasarkan data bokimia yang dimiliki Tn. W, dapat disimpulkan bahwa
Tn. W memiliki kadar BUN, kreatinin dan neutofil yang tinggi. Dapat
disimpulkan juga bahwa Tn. W memiliki kadar hemoglobin, hematocrit,
albumin, eritrosit, dan MCHC yang rendah. Tn. W juga mengalami
kesulitan buang air kecil sehingga output urin yang dihasilkan sebanyak
150 mL/24 jam dan berwarna kuning kecokelatan.

E. Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)


Tabel 7. Data Fisik Klinis (PD) Tn. W

Domain Data Nilai Normal Interpretasi

PD-1.1.1 Overall Sakit pada bagian -


Appearance pinggang dan kaki
Kaki terasa panas - Gejala filiarisis
dan terdapat nanah
di dalamnya
Sulit buang air Gangguan fungsi
kecil dan warna ginjal
urin kuning
kecoklatan
PD-1.3 Edema - Gangguan fungsi
Cardiovascular- Ginjal
pulmonary system Sesak dan tidak Gejala Bronchitis
nyaman di dada
PD-1.1.5 Perut kembung, - Gangguan saluran
Digestive system mual dan muntah pencernaan
PD-1.1.9.1 130/80 mmHg 120/80 mmHg Pra-hipertensi
Blood Pressure
PD-1.1.9.2 95 x/menit 60-100x/menit Normal
Heart Rate
PD-1.1.9.3 24 x/menit 20-30 x/menit Normal
Respiratory Rate
PD-1.1.9.4 39° C 36-37,5 Tinggi
Temperature
Kesimpulan:
Berdasarkan data fisik dan klinis yang dimiliki Tn. W, dapat disimpulkan
bahwa beliau mengalami keluhan sakit pada bagian pinggang dan kaki,
kaki terasa panas, terdapat nanah di dalamnya, sesak dan tidak nyaman di
dada, perut kembung, mual, dan ingin muntah. Tn. W juga mengalami
prahipertensi yang ditandai dengan tekanan darah yang melebihi nilai
normal. Selain itu, beliau juga mengalami demam yang dibuktikan dengan
suhu badan melebihi nilai normal.
F. Comparative Standar
Tabel 8. Comparative Standar (CS) SMRS Tn. W

Domain Asupan Kebutuhan Presentase Interpretasi


CS-1.1.1 Total Perkiraan 1.572,3
2.156 kkal 71% Kurang
Kebutuhan Energi kkal
Karena
mengalami
CH-1.1.3 Metode Total
Mifflin St. Joer komplikasi
Perkiraan Kebutuhan Energi
gangguan
ginjal
CS-2.1.1 Total Perkiraan
49,8 gr 59,89 gr 83% Kurang
Kebutuhan Lemak
CS-2.2.2 Total Perkiraan
39,2 gr 80,85 gr 40,7% Kurang
Kebutuhan Protein
CS-2.3.1 Total Perkiraan
243,4 gr 323,4 gr 75% Kurang
Kebutuhan Karbohidrat
CS-3.1.1 Total Perkiraan
400 mL 2.016 mL 20% Kurang
Kebutuhan Cairan
CS-4.1.1 Kebutuhan Vitamin
1.278,5 µg 3.900 µg 33% Kurang
A
CS-4.1.2 Kebutuhan Vitamin
40,7 mg 90 mg 45% Kurang
C
CS-4.1.3 Kebutuhan Vitamin
0,2 µg 15 µg 1% Kurang
D
CS-4.1.6 Kebutuhan Vitamin
0,4 mg 1,2 mg 33% Kurang
B1
CS-4.1.7 Kebutuhan Vitamin
0,5 mg 1,3 mg 38% Kurang
B2
CS-4.1.9 Kebutuhan Vitamin
0 µg 400 µg 0% Kurang
B9
CS-4.1.10 Kebutuhan
0,8 mg 1,3 mg 61% Kurang
Vitamin B6
CS-4.1.11 Kebutuhan
0,3 µg 4 µg 0% Kurang
Vitamin B12
CS-4.1.12 Kebutuhan
3 mg 5 mg 60% Kurang
Vitamin B5
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis SQFFQ atau kebiasaan asupan makan Tn. W
sebelum masuk rumah sakit, dapat disimpulakan bahwa Tn. W memiliki
asupan energy, zat gizi makro, dan zat gizi mikro yang kurang. Hal ini
dibuktikan dengan asupan rata-rata Tn. W kurang dari 80% dari total
kebutuhan.

Tabel 9. Comparative Standar (CS) MRS Tn. W

Domain Asupan Kebutuhan Presentase Interpretasi


CS-1.1.1 Total Perkiraan
36,8 kkal 1.575 kkal 2,3% Kurang
Kebutuhan Energi
Karena
mengalami
CH-1.1.3 Metode Total
KDOQI, 2020 komplikasi
Perkiraan Kebutuhan Energi
gangguan
ginjal
CS-2.1.1 Total Perkiraan
1,8 gr 43,75 gr 4,1% Kurang
Kebutuhan Lemak
CS-2.2.2 Total Perkiraan
1,5 gr 75,6 gr 1% Kurang
Kebutuhan Protein
CS-2.3.1 Total Perkiraan
4 gr 241,33 gr 1,6% Kurang
Kebutuhan Karbohidrat
Tidak ada
CS-3.1.1 Total Perkiraan
- 900 mL - data asupan
Kebutuhan Cairan
cairan
Keterangan:
Berdasarkan hasil analisis Food Recall 24 Jam atau asupan makan Tn. W
saat di rumah sakit , dapat disimpulakan bahwa Tn. W memiliki asupan
energi, zat gizi makro, dan zat gizi mikro yang kurang. Hal ini dibuktikan
dengan asupan rata-rata Tn. W kurang dari 80% dari total kebutuhan.

IV. DIAGNOSIS GIZI


Tabel 10. Diagnosis Gizi Tn. W

Domain Diagnosis Gizi

NI-5.2 Malnutrisi (P) berkaitan dengan gejala perut kembung, mual, dan muntah (E)
ditandai dengan rendahnya asupan oral dengan energi 36,8 kkal sedangkan
kebutuhan 1.575 kkal, serta status gizi menurut presentil LILA yang termasuk
kategori underweight (S).
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (P) berkaitan dengan gangguan ginjal
(E) ditandai dengan tingginya kadar BUN (185,9 mg/dl), kreatinin (7,6 mg/dL),
asam urat (10,8 mg/dL), GFR (12,8 mL/min), dan neutrophil (96,5%).
Rendahnya hemoglobin (11,8 g/dL), hematocrit (32%), albumin (0,54 g/dL),
urin output (150 mL/hari), eritrosit (3,8 x 106), dan MCHC (14,7%) (S).
NB-1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi (P) berakitan dengan
kebiasaan dan pemilihan makanan yang kurang tepat disebabkan rendahnya
pengetahuan (E) ditandai dengan inadekuat markonutrien dan mikronutrien
yaitu kurangnya asupan sayur dan buah, serta seringnya konsumsi makanan
yang diolah dengan cara digoreng, minum teh manis, kopi, dan minuman
bersoda yang menjadi penyebab pre-hipertensi (tekanan darah 130/80 mmHg)
(S).

V. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi Gizi
a. Memberikan asupan makanan yang mampu memperbaiki nafsu
makan untuk meningkatkan dan mencukupi kebutuhan energi
pasien sebesar 1.575 kkal.
b. Mengganti kehilangan protein dan albumin dengan memeberikan
diet tinggi protein, mengurangi edema, dan menjaga cairan
elektrolit tubuh pada pasien.
c. Memonitoring nilai laboratorium, hiperkolesterolemia, mengontrol
hipertensi, dan mengatasi edema.
d. Mengurangi tanda dan gejala perut kembung, mual dan muntah
yang dialami Tn. W dengan cara pemberian makanan yang sesuai.
e. Memberikan edukasi dan konseling agar pasien konsisten dalam
menjalankan diet dan hemodialisis secara rutin serta memberikan
motivasi dan rekomendasi kepada pasien agar dapat mengubah
pola hidupnya.

2. Preskripsi Diet
Tabel 11. Perencanaan Preskripsi Diet Tn. W

Domain Preskripsi Diet

ND-1.1 Pengolahan makanan dengan cara direbus, dikukus, tumis dan


mengurangi digoreng, mengurangi makanan dengan bumbu pedas dan
merangsang.
ND-1.2.1 Makanan yang diberikan kepada Tn. W adalah dalam bentuk makanan
biasa dengan tesktur lunak.

ND-1.2.2 Energi cukup berdasarkan kebutuhan Tn. W sebesar 1.575 kkal (25
kkal/ kgBB) untuk mempertahankan stamina selama masuk rumah
sakit dan mencegah pemecahan protein.

ND-1.2.3 Asupan protein yang diberikan sesuai kebutuhan Tn. W yaitu 75,6
gram protein/hari (1,2 gr/kgBB/hari) untuk memperbaiki dan
mempertahankan daya tahan tubuh. Protein yang diberikan merupakan
42 gram protein hewani (55%)dan 33,5 protein nabati (45%).
ND-1.2.4 Asupan karbohidrat yang diberikan yaitu 241,33 gram (61,28% dari
sisa kebutuhan energi total Tn. W) untuk mempertahankan kondisi fisik
supaya tidak lemas.

ND-1.2.5 Asupan lemak yang diberikan sesuai kebuthan Tn. W yaitu 43,75
gram//hari (25% dari total kebutuhan energi). Diutamakan sumber
Medium Chain Triglyceride (MCT) dan asam lemak omega 3 untuk
melarutkan vitamin larut lemak.
ND-1.2.6 Asupan serat dianjurkan sebanyak 20 – 30 gram/hari dengan
mengutamakan serat larut air yang terdapat dalam sayur dan buah.
Misalnya seperti pisang, wortel, dan kacang-kacangan.

Untuk membatasi banyaknya jumlah cairan , masakan lebih baik dibuat


dalam bentuk tidak berkuah misalnya: ditumis, dikukus, dipanggang,
dibakar, digoreng.

ND-1.2.7 Asupan cairan sebanyak 900 mL (750 ml + urin output).

ND-1.2.9 Vitamin dan mineral cukup (sesuai dengan PMK No. 28 Tahun 2019
tentang AKG) untuk menunjang metabolisme tubuh.

Pengaturan asupan melalui diet rendah kalium, rendah fosfor, dan


rendah natrium.
ND-1.3 Makanan utama diberikan 3 kali dan selingan diberikan 2 kali.

ND-1.5 Mengurangi dan menghindari makanan tinggi serat dan mengandung


gas, kopi, alkohol, kopi, soda, makanan yang diawetkan, asam, bumbu
yang pedas dan merangsang.

B. Rencana Implementasi
1. Pemberian Diit (jenis, bentuk dan contoh menu)
Tabel 12. Rencana pemberian diit pada Tn. W

Jenis Diet Diet Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis

Bentuk Makanan biasa dengan tekstur lunak


makanan

Frekuensi 3x sehari, yaitu 3x makan utama dan 2x makan selingan

Zat Gizi Energi : 1.575 kkal


Protein : 75,6 gr
Lemak : 43,75 gr
Karbohidrat : 241,33 gr

Contoh Menu:
Tabel 13. Menu perencanaan pada Tn. W

Menu Bahan
Waktu URT Berat (g)
Makanan Makanan
07.00 Nasi tim Beras 1/8 gelas 20
(Makan
Tumis brokoli Brokoli 2 sdm 20
Pagi)
Kembang kol 2 sdm 20
Cabe merah ½ buah 3
Bawang merah ½ suing 3
Bawang putih ½ suing 3
Bawang bombai ¼ buah 20
Tomat 2 sdm 20
Gula pasir ¼ sdm 2,5
Minyak zaitun 1/2 sdt 2,5
Ikan salmon 1 ptg sedang 100
Bawang putih ½ suing 3
Bawang merah 1 siung 6
Salmon bumbu
Kunyit ½ ruas 3
kuning
Cabe merah ½ buah 3
Gula pasir ¼ sdm 2,5
Salam 1 lembar 1
Apel 1 buah 100
Jus apel
Air ¾ gelas 150 mL
Ubi jalar ungu ¼ buah 50
Tepung tapioca 2 sdm 20
10.00
Tepung beras 2 sdm 20
(Selingan Kue
Gula pasir ½ sdm 5
)
Santan 2 sdm 20
Kacang almond 2 buah 4
Nasi tim Beras 1/8 gelas 20
Sawi putih 3 sdm 30
Sawi hijau 3 sdm 30
Bawang merah ½ suing 3
Bawang putih ½ suing 3
Tumis sawi Bawang bombai 1/8 buah 6
Cabe merah ½ buah 3
Tomat 2 sdm 20
Gula pasir ¼ sdm 2,5
Minyak zaitun 1/4 sdt 1,25
12.00
(makan Daging ayam 1 ptg sedang 50
siang) Jeruk nipis 1 sdt 5
Kecap 1 sdm 10
Ayam bakar Garam ¼ sdt 1,25
Bawang merah 1 siung 6
Bawang putih ½ suing 3
Ketumbar halus ¼ sdt 1,25
Tahu 1 ptg 30
Tahu bakso
kukus Bakso 1 buah kecil 10
Jus melon Melon 1 ptg sedang 100
Air ¾ gelas 150 mL
16.00 Roti susu Tepung, dll 1 buah 100
(Selingan
Air putih Air 1 gelas 200 mL
)
19.00 Nasi tim Beras 1/8 gelas 20
(Makan
Tumis Kangkung 4 sdm 40
malam)
Kangkung
Wortel 1 sdm 10
Bawang merah ½ suing 3
Bawang putih ½ suing 3
Bawang bombai 1/8 buah 6
Cabe merah ½ buah 3
Tomat 2 sdm 20
Gula pasir ¼ sdm 2,5
Minyak zaitun 1/2 sdt 2,5
Kentang 1 buah 50
Telur ayam 1 butir 60
Perkedel Tepung terigu 1 sdm 10
kentang
Bawang putih ½ suing 3
Minyak zaitun ½ sdt 2,5
Buah jeruk Jeruk 1 buah 100
Air putih Air 1 gelas 200

Kecukupan Gizi:
Tabel 14. kecukupan gizi berdasarkan menu perencanaan Tn. W
Kandunga
Zat Gizi Kebutuhan Persentase Interpretasi
n
Energi 1.600 kkal 1.575 kkal 101% Cukup

Lemak 43,9 gr 43,75 gr 100% Cukup

Protein 74,1 gr 75,6 gr 98% Cukup

Karbohidrat 230 gr 241,33 gr 96% Cukup

Cairan 907,7 mL 900 mL 100% Cukup

Serat 17,6 gr 20-30 gr 88% Cukup

Natrium 1.867 mg 2.000 mg 93% Cukup

Kalium 2.428,3 mg 2.560 mg 95% Cukup

Fosfor 1.016 mg 800 mg 125% Lebih

2. Konseling Gizi
Tabel 15. Rencana konseling pada Tn. W

Hari, tanggal Kamis, 03 Desember 2020


Jam 09.00 -09.30
Tempat RS. Nasional Diponegoro
Topik Diet Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis
Tujuan Pasien mampu menjalankan diet dengan benar dengan
mengontrol asupan makanan sesuai dengan anjuran
Sasaran Tn. W dan kelarganya
Waktu 30 Menit
Materi 1. Membantu Tn. W dalam mengidentifikasi dan
menganalisis masalah gizi serta memberi alternatif
pemecahan masalah.
2. Memberikan motivasi kepada Tn. W agar dapat
menjalankan diet dengan baik.
3. Menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan
hidup Tn. W yaitu mengurangi asupan lemak dan
kafein, dan soda.
Metode Diskusi
Media 1. Leaflet tentang gagal ginjal kronis.
2. Food model
Evaluasi 1. Tn. W memahami maslaah gizi yang sedang di alami
dan bagaimana cara alternatif penyelesaiannya.
2. Tn. W mampu menjalankan diet dengan benar dengan
mengontrol asupan makanan.
3. Tn. W mampu menjalankan prinsip hidup sehat
sebagai kebiasaan hidupnya.

3. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain


Tabel 16. Rencana koordinasi dengan petugas kesehatan lainnya
Pertem Profesi
Hal yang
uan Solusi Kesehat Keterangan
didiskusikan
ke- an
Pemberian
penyebab,
edukasi
pencegahan, Penannggung
1 konseling Dokter
penanggulangan jawab pelayanan
kepada Tn. W
CKD stage 5
dan keluarga
Pengontrolan Skrining gizi,
Pencatatan rekam
status pengukuran
medis, perkembangan
2 biokimia dan Perawat antopometri,
pasien, kondisi fisik
fisik klinis Tn. biokimia dan
dan klinis Tn. W
W monev BB
Pemberian
Perubahan terkait
motivasi dan
pola hidup sehat dan
diet yang Melakukan proses
3 pemilihan makanan Ahli Gizi
tepat, asuhan gizi
terkait diet GGK
melakukan
dengan hemodialisis
konseling
Interaksi obat dan
makanan pada pasien Menanyakan Melakukan
Apoteker
agar pengobatan dan melihat pengecekan dan
4 dan
dapat dilakukan baik resep yang pemberian obat –
farmasi
medis maupun non- diberikan obatan
medis

VI. PERENCANAAN MONITORING-EVALUASI GIZI


A. Antropometri (AD)
Tabel 17. Rencana Monitoring Evaluasi Data Antropometri (AD) Tn. W

Indikator Metode Target Pencapaian


BB, LILA dan IMT Penimbangan BB dan Tn. W dapat meningkatkan
pemantauan status gizi secara BB hingga batas BB ideal
rutin (3 hari sekali) dan tidak mengalami
penurunan berat badan.

B. Biokimia (BD)
Tabel 18. Rencana Monitoring Evaluasi Data Biokimiai (BD) Tn. W

Indikator Metode Target Pencapaian


BUN, kreatinin, Melakukan tes laboratorium Tn. W dapat menurunkan
hemoglobin, secara rutin (1 minggu sekali). kadar BUN (9-20 mg/dL),
hematocrit, kreatinin (0,6-1,2 mg/dL),
Albumin, output asam urat (2,6-8,5 mg/dL),
urin, asam urat, dan neutrophil (36-73%).
eritrosit, neutrophil, Tn. W dapat meningkatkan
dan MCHC kadar hemoglobin (13-18
g/dL), hematocrit (32%),
albumin (3,5-5 g/dL), urin
output (800-1.300 mL/24
jam), eritrosit (4,4-5,6 x
106), dan MCHC (32-36%).

C. Klinis/ Fisik (PD)


Tabel 19. Rencana Monitoring Evaluasi Data fisik/klinis (PD) Tn. W

Indikator Metode Target Pencapaian


Sesak, tidak nyaman Menanyakan kepada pasien Gejala sesak, tidak nyaman
di dada, mual, terkait dengan gejala setiap di dada, mual, muntah, nyeri
muntah, nyeri hari. pinggang, dan edema yang
pinggang, edema dialami Tn. W berkurang
dan membaik sehingga nafsu
makan juga dapat membaik.

D. Asupan Makanan (FH)


Tabel 20. Rencana Monitoring Evaluasi Data Asupan Makanan (FH) Tn. W

Indikator Metode Target Pencapaian


Kebutuhan zat gizi Food Recall 24 Jam Asupan makanan mampu
makro tercukupi memenuhi kebutuhan energi,
karbohidrat, protein, dan
lemak minimal 80% dari
total kebutuhan secara
bertahap.
Kebutuhan zat gizi Food Recall 24 Jam Asupan makanan mampu
mikro tercukupi memenuhi kebutuhan zat
gizi mikro minimal 80% dari
total kebutuhan secara
bertahap  Dengan
membandingkan kebutuhan
zat gizi mikro menurut jenis
kelamin dan usia pada PMK
No. 28 Tahun 2019 tentang
AKG dan kebutuhan CKD
dengan hemodialisis.
Kebutuhan cairan Food Recall 24 Jam Asupan makanan dan
tercukupi minuman mampu memenuhi
kebutuhan cairan minimal
80% dari total kebutuhan.
Pola hidup sehat Menanyakan kepada Tn. W Tn. W dapat membatasi
dan keluarga mengenahi pola makanan yang merangsang
hidup sehat yang dilakukan seperti makanan berlemak,
setelah keuar dari rumah sakit kafein, dan soda.
(1 bulan sekali ketika rawat
jalan).

VII. PEMBAHASAN KASUS


Pada kasus Tn. W ini menggunakan alat skrining yaitu MST
(Malnutrition Screening Tool) karena diketahui bahwa Tn. W berusia 38
tahun atau termasuk dewasa (Permenkes RI No. 41 Tahun 2014). Selain itu,
skrining tersebut menggunakan data sehari-hari dan dapat dilakukan dalam
waktu singkat.1 Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner didapatkan skor total
sebesar 3 yang berarti Tn. W berisiko malnutrisi.. Karena Tn. W berisiko
malnutrisi maka akan dilakukan tahap selanjutnya yaitu proses asuhan gizi
terstandar (PAGT).
Tn.W pasien berusia 38 tahun. Tn.W merupakan seorang buruh tani dan
tinggal bersama istrinya. Istri dari Tn.W yang selalu menyiapkan makanan
dengan memasak sendiri maupun membeli dari luar. Namun, akhir akhir ini
Tn.W sudah jarang bekerja karena bengkak di kaki yang cukup menghambat
aktivitasnya.
Tn. W dirawat di RS dengan diagnosa medis: Chronic Kidney Disease
(CKD) stage V disertai Deep Vein Thrombosis (DVT) Selulitis Filiarisis
Bronchitis Sepsis Hipoalbumin. Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan suatu
kondisi penurunan fungsi ginjal yang progresif, yang dapat menimbulkan
kerusakan ginjal yang irreversible. CKD pada Tn. W diperparah dengan
munculnya berbagai komplikasi seperti retensi natrium dan air, anemia, gagal
mual dan muntah, dan infeksi. Penyakit yang memperparah CKD adalah
adanya hipertensi atau penyakit dengan peningkatan tekanan darah. Diketahui
bahwa Tn. W memiliki tekanan darah 130/80 mmHg yang termasuk pre-
hipertensi.2 Deep Vein Thrombosis (DVT) terjadi akibat adanya bentuk bekuan
darah (trombi) pada vena dalam yang sering ditemukan pada vena di tungkai
bawah. Selulitis secara sederhana didefinisikan sebagai infeksi akut pada
kulit yang melibatkan dermis dan jaringan subkutan. Faktor resiko terjadinya
selulitis yang paling umum adalah edema. 3 Filariasis adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran kelenjar
getah bening (limfe). Gejala klinis yang dialami Tn. W terkait penyakit
filariasis antara lain demam, terjadinya pembesaran yang menetap
(elephantiasis) pada kaki.4 Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran
pernafasan yang menyerang bronkus.5 Sepsis adalah infeksi disertai dengan
respon sistemik yang ditandai dengan 2 atau lebih tanda: temperature >38°,
denyut jantung > 90/menit, dan respirasi >20x/menit. 6 Hipoalbuminemia adalah
rendahnya kadar albumin didalam darah akibat abnormalitas.
Hipoalbuminemia menggambarkan pasokan asam amino yang tidak memadai
dari protein, sehingga menggangu sintesis albumin serta protein lain oleh hati.
Hipoalbuminemia dapat menimbulkan terjadinya edema karena gerakan air
keluar dari ruang vaskular dan masuk ke ruang interstitial.7
Berdasarkan hasil pengukuran biokimia, didapatkan hasil bahwa Tn. W
memiliki beberapa nilai lab yang tinggi seperti kadar BUN (185,9 mg/dl),
kreatinin (7,6 mg/dL), asam urat (10,8 mg/dL), dan neutrophil (96,5%). Tn. W
juga memiliki beberapa nilai lab yang rendah seperti hemoglobin (11,8 g/dL),
hematocrit (32%), albumin (0,54 g/dL), urin output (150 mL/hari), eritrosit (3,8
x 106), dan MCHC (14,7%).
Tingginya kadar kreatinin, ureum, asam urat, dan neutrofil dalam darah
mengindikasikan bahwa Tn. W mengalami gangguan yaitu gangguan ginjal.
Rendahnya kadar hemoglobin, hematocrit, dan eritrosit merupakan tanda
bahwa Tn. W mengalami anemia. Penyakit CKD umumnya akan menyebabkan
anemia lewat penurunan produksi eritropoietin oleh ginjal. Pada CKD terjadi
kehilangan protein melalui urin dapat menyebabkan terjadinya penurunan
kadar albumin serum atau hipoalbuminemia. Indeks MCHC mengukur
konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah merah; semakin kecil sel, semakin
tinggi konsentrasinya. Perhitungan MCHC tergantung pada hemoglobin dan
hematokrit. MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia mikrositik,
dan anemia karena piridoksin. Rendahnya urin output dan warna kuning
kecoklatkan terjadi karena adanya gangguan ginjal. Rendahnya urin output
juga dipengaruhi oleh asupan cairan. Cairan tubuh yang kurang menyebabkan
kadar aldosteron dan ADH akan meningkat sehingga urin akan sedikit dan
agak kental. 8,9
Berdasarkan kasus dalam masalah ini riwayat gagal ginjal dengan stadium
5 berkaitan dengan gangguan kinerja bilirubin tepatnya kejadian anemia.
Kerusakan pada ginjal yang mengakibatkan terganggunya sirkulasi dan
absorpbsi protein dalam darah yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada
organ – organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal yang lama akan
mengakibatkan kerusakan pada organ – organ dalam ginjal sehingga terjadi
gagal ginjal kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya dengan
benar. Tn. W memiliki gangguan ginjal disebabkan karena adanya pengaruh
ureum dan kreatinin yang tinggi (ureum merupakan hasil metabolisme protein,
sedangkan kreatinin merupakan hasil metabolisme kreatin fosfat) keduanya
akan dibawa menuju ginjal untuk filtrasi dan kemudian dibuang melalui urin
sehingga mengindikasikan tingginya kadar urea dan kreatinin dalam darah
sehingga memicu gagal ginjal stadium Dalam kasus ini, hal yang perlu diatasi
adalah masalah gangguan ginjalnya terlebih dahulu supaya filtasi cairan dan zat
gizinya dapat teratasi sesegera mungkin. Dan masalah ginjal ini menjadikan
masalah lainnya muncul seperti gagal jantung, anemia, dan hipertensi.8
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, tekanan darah 130/80 mmHg
termasuk pre-hipertensi, nadi 95 x/menit termasuk normal, laju pernapasan 24
x/menit termasuk normal, dan suhu 39oC termasuk tinggi. Hasil pemeriksaan
fisik merupakan tanda adanya sepsis. Sepsis adalah infeksi disertai dengan
respon sistemik yang ditandai dengan 2 atau lebih tanda: temperature >38°,
denyut jantung > 90/menit, dan respirasi >20x/menit. Tingginya suhu badan
dapat disimpulkan Tn. W mengalami demam. Tn. W datang ke RS karena
mengeluhkan mual dan ingin muntah serta sakit pada bagian pinggang dan kaki
karena sangat bengkak sejak seminggu terakhir dan kaki semakin membesar
serta terasa panas pada bagian kaki dan terdapat nanah didalamnya. Perut
berasa kembung dan terdapat tidak nyaman di dada. Keluarga juga menuturkan
bahwa sebulan terakhir pasien mengaku bahwa air seni dan feses nya menjadi
lebih gelap. Tn. W juga mengeluhkan bahwa air seninya sangat sulit keluar
bahkan cenderung tidak keluar. Pasien tampak lemas dan kesulitan bangun dari
tempat tidur karena nyeri yang yang dialami. Pasien telah melakukan
haemodialisis sebanyak 1 kali dan dijadwalkan untuk hemodialisis rutin 2 kali
seminggu pasca dirawat dari RS. Hemodialisa dilakukan dengan tujuan untuk
mengeluarkan zat-zat nitrogen yang bersifat toksik atau racun dari dalam darah
dan mengeluarkan air yang berlebihan.10
Berdasarkan asupan makanan yang dikonsumsi Tn. W baik sebelum
masuk rumah sakit dan setelah masuk rumah sakit juga ternyata kurang dai
kebutuhan, hal ini terdapat dari hasil nutrisurvey bahwa asupan Tn. W kurang
dari 50% sehingga terjadi malnutrisi yang dibuktikan juga dengan penentuan
status gizi menggunakan presentil LILA yang menunjukkan status gizi
underwight. Perhitungan energi menggunakan perhitungan kkal/kgBB karena
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi penyakitnya sehingga diharapkan
asupannya dapat tercukupi dan diet yang diberikan perlu disesuaikan dengan
diet gangguan ginjal. Terkait asupan makan Tn. W sebelumnya masih kurang
tepat, karena makanan yang dikonsumsi kurang bervariasi dan pemiliham
makanan yang kurang tepat, sehingga perlu ditingkatkan asupan buah dan
sayurnya serta mengurangi konsumsi kopi, the, minuman bersoda, serta
cemilan gorengan. Kebiasaan tersebut sebenarnya kurang tepat karena kinerja
ginjal yang rusak sehingga perlu perawatan dan kecermatan dalam memilih
bahan makanan.
Berdasarkan hasil asesment maka diperoleh diagnosis yaitu
1. NI-5.2 Malnutrisi (P) berkaitan dengan gejala perut kembung, mual, dan
muntah (E) ditandai dengan rendahnya asupan oral dengan energi 36,8
kkal sedangkan kebutuhan 2.205 kkal, serta status gizi menurut presentil
LILA yang termasuk kategori underweight (S).
2. NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (P) berkaitan dengan
gangguan ginjal (E) ditandai dengan tingginya kadar BUN (185,9 mg/dl),
kreatinin (7,6 mg/dL), asam urat (10,8 mg/dL), dan neutrophil (96,5%).
Rendahnya hemoglobin (11,8 g/dL), hematocrit (32%), albumin (0,54
g/dL), urin output (150 mL/hari), eritrosit (3,8 x 10 6), dan MCHC (14,7%)
(S).
3. NB-1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi (P) berakitan
dengan kebiasaan dan pemilihan makanan yang kurang tepat disebabkan
rendahnya pengetahuan (E) ditandai dengan inadekuat markonutrien dan
mikronutrien yaitu kurangnya asupan sayur dan buah, serta seringnya
konsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng, minum teh manis,
kopi, dan minuman bersoda yang menjadi penyebab pre-hipertensi
(tekanan darah 130/80 mmHg) (S).

Sehingga dalam hal tersebut perlu diberikan intervensi berupa pola diet
CKD dengan dialysis untuk menanggulangi masalah ginjalnya. Selanjutnya
memantau gejala yang dialami, status gizi, kadar nilai lab supaya menurunkan
kadar nilai laboratorium menjadi normal seperti kadar BUN (9-20 mg/dL),
kreatinin (0,6-1,2 mg/dL), asam urat (2,6-8,5 mg/dL), dan neutrophil (36-73%),
kadar hemoglobin (13-18 g/dL), hematocrit (32%), albumin (3,5-5 g/dL), urin
output (800-1.300 mL/24 jam), eritrosit (4,4-5,6 x 106), dan MCHC (32-36%).
Berkaitan dengan gangguan ginjal maka perlu dilakukan pemberian
pendidikan dan konseling untuk memodifikasi kebiasaan dan manajemen gizi
pada Tn. W. Pada proses konseling dapat didiskusikan kembali apakah intervensi
yang diberikan terlalu sulit untuk dijalani atau tidak. Kehadiran dan dukungan
keluarga sangat dibutuhkan pada proses ini untuk keberhasilan diet Tn. W. Serta
koordinasi tim dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, farmasi, dan perawat
sangat penting untuk mencapai tujuan intervensi. Melakukan monitoring
perkembangan kondisi Tn. W ketika keluar rumah sakit atau rawat jalan juga
harus dilakukan untuk dapat mengevaluasi mengenai diet yang dilakukan Tn. W.
VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN
Berdasarkan hasil proses asuhan gizi terstandar yang dilakukan,
diperoleh hasil dari skrining MST bahwa Tn. W berisiko mengalami malnutrisi
sehingga diperlukan adanya Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Tn. W
didiagnosis mengalami Chronic Kidney Disease (CKD) stage V disertai Deep
Vein Thrombosis (DVT) Selulitis Filiarisis Bronchitis Sepsis Hipoalbumin.
Beliau masuk rumah sakit dengan keluhan kaki terasa panas dan terdapat nanah
di dalamnya, sesak dan tidak nyaman di bagian dada, nyeri pinggang, edema,
mual, dan muntah. Intervensi yang diberikan kepada Tn. W adalah diet CKD
dengan hemodialisis. Intervensi dilakukan untuk meningkatkan BB hingga
mencapai BB ideal, memantau asupan zat gizi makro dan zat gizi mikro agar
memenuhi kebutuhan, serta melakukan pemeriksaan laboratorium dan fisik
klinis secara rutin hingga normal atau mendekati normal. Harapannya,
intervensi tersebut dapat dilakukan sebaik mungkin sehingga saat monitoring
dan evaluasi dapat tercapai peningkatan kondisi pasien sesuai dengan tujuan
dan dapat mencapai berat badan ideal. Dukungan keluarga serta koordinasi
antara tenaga kesehatan sangat penting untuk mencapai tujuan intervensi.

IX. LAMPIRAN
1. LEAFLET
2. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI SMRS
 Berat Badan Adjusted (AdBW)
BBI = (TB – 100) – [(TB – 100) x 10%]
= (160 – 100) – 6
= 54 kg
AdBW = 25% (ABW – IBW) + IBW
= 25% (68,6 – 54) + 54
= 3,65 + 54
= 57,6 kg
 Kebutuhan Energi (Mifflin St. Jeor)
BMR = 10 (BB) + 6,25 (TB) – 5 (U) – 161
= 10 (57,6) + 6,25 (160) – 5 (38) – 161
= 576 + 1.000 – 190 – 161
= 1.225 kkal
TEE = BMR x faktor aktivitas
= 1.225 x 1,76 (sedang)
= 2.156 kkal
1
 Kebutuhan Protein = 15% x x 2.156 kkal = 80,85
4
gram
1
 Kebutuhan Lemak = 25% x x 2.156 kkal = 59,89
9
gram
1
 Kebutuhan Karbohidrat = 60% x x 2.156 kkal = 323,4
4
gram
 Kebutuhan Cairan
= 35 mL x kgBB
= 35 mL x 57,6
= 2.016 mL
3. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI SMRS
 BB Koreksi
= BB actual – Koreksi edema (bengkak di kaki saja)
= 70 kg – 10%BB
= 70 kg – 7 kg
= 63 kg
 Kebutuhan Energi (KDOQI,2020)
= 25-35 kkal/kgBB
= 25 kkal x 63
= 1.575 kkal
 Kebutuhan Protein (KDOQI, 2020)
= 1,2 gr/kgBB
= 1,2 gram x 63
= 75,6 gram (13,71%)
 Kebutuhan Lemak
= 25% x 1/9 x 1.575 kkal
= 43,75 gram
 Kebutuhan Karbohidrat
= {100% - (13,71% + 25%)} x ¼ x 2.205 kkal
= 61,29% x ¼ x 1.575 kkal
= 241,33 gram
 Kebutuhan Kalium
= 40 mg/kgBB
= 40 mg x 63
= 2.560 mg
 Kebutuhan Cairan
= 750 – 1000 mL/hari + pengeluaran urine (untuk pasien hemodialisis)
= 750 mL + 150 mL
= 900 mL
4. HASIL SQFFQ

KUESIONER FREKUENSI KONSUMSI ASUPAN GIZI SEMI KUANTITATIF


Nama : Tn. W
Usia : 38 tahun
Tanggal pengukuran : 2 Desember 2020
Tabel 21. Tabel kuisioner SQ-FFQ Tn. W

Frekuensi Konsumsi Porsi per kali makan Rata- Rata-rata


Teknik Berat
rata asupan
Nama Bahan pengolahan mentah
berat matang frek/hr gr/hari
Makanan (kebiasaan) Minggu Bulan URT (n)
Hari (g) (f) (n x f)

grg tms rbs x/mgg x/hr x/bln x/hr grg tms rbs
Nasi beras giling 1-2
V 3 120 48 g 3 144 g
putih centong
PROTEIN NABATI & HEWANI
Tahu V 1 1 ptg sdg 40 36 g 1 36 g
Tempe V 1 1 ptg sdg 25 25 g 1 25 g
Telur V 2 1 butir 60 55 g 0,28 15,4 g
Ayam V 2 1 ptg sdg 50 80 g 0,06 4,8 g
Daging sapi V 1 1 potong 50 95 g 0,03 2,85 g
SAYURAN
Bayam V 3 1P 100 110 g 0,43 47,14 g
Sop V 2 1P 200 120 g 0,28 34,28 g
Pare V 2 1P 50 50 g 0,28 14 g
Kangkung V 3 1P 50 50 g 0,43 21,5 g
Rata- Rata-rata
Teknik Frekuensi Konsumsi Porsi per kali makan Berat
rata asupan
Nama Bahan pengolahan mentah
frek/hr gr/hari
Makanan
BUAH-BUAHAN (kebiasaan) (n)
(f) (n x f)
Pepaya 1 1P 100 g 0,14 14 g
Pisang 1 1P 100 g 0,14 14 g
Jeruk 1 1P 100 g 0,14 14 g
CAIRAN
Teh manis V 1 1 gelas 200 200 g 1 600 g
Kopi V 1 1 gelas 200 200 g 1 200 g
Minuman bersoda 1 1 kaleng 200 0,14 28
JAJANAN
Biskuit 1 1P 50 g 1 50 g
Roti 1 1P 80 g 1 80 g
Gorengan 1 1P 50 g 1 50 g
SERBA SERBI
Minyak goreng 3 1 sdt 5g 3 15 g
Gula 1 1 sdm 10 g 1 10 g

Pewawancara
Ayu Mega Fitriani

5. RECALL 24 JAM
FOOD RECALL 24 JAM

Nama responden : Tn. W (38 tahun)


Tanggal pengukuran : 2 Desember 2020

Tabel 22. Tabel Food Recall MRS Tn. W

Nama Teknik Nama Bahan Jumlah konsumsi


Jam Makan Gram mentah Keterangan
Masakan Pengolahan merk Makanan URT Gram matang
Bubur tim Direbus Beras ¼ centong 15 3 gr
- Dari RS
Air 1 sdm 6 mL
Sayur labu dan Labu ¼ centong 12,5 7,5 gr
Pagi-malam Direbus - Dari RS
wortel Wortel sayur 5 gr
Tempe ¼ potong 6,25 gr 6,25 gr
Tempe goreng Digoreng - Dari RS
Minyak 1/7 gelas 1,25 gr 1,25 gr

Pewawancara

Ayu Mega Fitriani


6. HASIL ANALISIS KANDUNGAN GIZI ASUPAN SQFFQ

=====================================================
Analysis of the food record
=====================================================
Food Amount energy carbohydr.
____________________________________________________________
beras putih giling 144 g 519,7 kcal 114,5 g
tahu 36 g 27,4 kcal 0,7 g
tempe kedele murni 25 g 49,8 kcal 4,3 g
telur ayam 15,4 g 23,9 kcal 0,2 g
daging ayam 4,8 g 13,7 kcal 0,0 g
daging sapi 2,85 g 7,7 kcal 0,0 g
bayam segar 47,14 g 17,5 kcal 3,4 g
sayur sop 34,28 g 35,6 kcal 3,6 g
pare pahit mentah 14 g 2,8 kcal 0,6 g
kangkung mentah 21,5 g 3,2 kcal 0,5 g
pepaya 14 g 5,5 kcal 1,4 g
pisang ambon 14 g 12,9 kcal 3,3 g
jeruk manis 14 g 6,6 kcal 1,7 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g
teh 2g 1,0 kcal 0,2 g
kopi (powder) 20 g 25,8 kcal 5,2 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g
sprite fanta coca cola dll 28 g 11,5 kcal 2,9 g
roti kukis 50 g 142,0 kcal 26,3 g
roti manis 80 g 227,9 kcal 45,4 g
cireng/bakwan 50 g 270,0 kcal 19,6 g
minyak kelapa sawit 15 g 129,3 kcal 0,0 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g

Meal analysis: energy 1572,3 kcal (100 %), carbohydrate 243,4 g (100
%)

=====================================================
Result
=====================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
____________________________________________________________
energy 1572,3 kcal 2036,3 kcal 77 %
protein 39,2 g(10%) 60,1 g(12 %) 65 %
fat 49,8 g(28%) 69,1 g(< 30 %) 72 %
carbohydr. 243,4 g(62%) 290,7 g(> 55 %) 84 %
water 399,9 g 2700,0 g 15 %
dietary fiber 9,0 g 30,0 g 30 %
m.uns.f.acids 10,7 g - -
PUFA 15,8 g 10,0 g 158 %
sat. FA 20,3 g - -
cholesterol 71,2 mg - -
Vit. A 1278,5 µg 800,0 µg 160 %
Vit. D 0,2 µg 5,0 µg 3%
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. K 0,0 µg 60,0 µg 0%
Vit. C 40,7 mg 100,0 mg 41 %
Vit. B1 0,4 mg 1,0 mg 43 %
Vit. B2 0,5 mg 1,2 mg 41 %
niacineequiv. 0,0 mg 13,0 mg 0%
pantoth. acid 3,0 mg 6,0 mg 50 %
biotine 0,0 µg 45,0 µg 0%
Vit. B6 0,8 mg 1,2 mg 68 %
tot. fol.acid 167,8 µg 400,0 µg 42 %
Vit. B12 0,3 µg 3,0 µg 11 %
iron 8,2 mg 15,0 mg 55 %
magnesium 259,1 mg 310,0 mg 84 %
potassium 1473,6 mg 3500,0 mg 42 %
sodium 822,5 mg 2000,0 mg 41 %
calcium 298,2 mg 1000,0 mg 30 %
zinc 4,9 mg 7,0 mg 70 %

7. HASIL ANALISIS KANDUNGAN GIZI FOOD RECALL

=====================================================
Analysis of the food record
=====================================================
Food Amount energy carbohydr.
____________________________________________________________
beras putih giling 3g 10,8 kcal 2,4 g
Drinking water 6g 0,0 kcal 0,0 g
labu siam mentah 7,5 g 1,5 kcal 0,3 g
Carrot fresh 5g 1,3 kcal 0,2 g
tempe kedele murni 6,25 g 12,4 kcal 1,1 g
minyak kelapa sawit 1,25 g 10,8 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 36,8 kcal (100 %), carbohydrate 4,0 g (100 %)

=====================================================
Result
=====================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
____________________________________________________________
energy 36,8 kcal 2036,3 kcal 2%
protein 1,5 g(16%) 60,1 g(12 %) 3%
fat 1,8 g(41%) 69,1 g(< 30 %) 3%
carbohydr. 4,0 g(43%) 290,7 g(> 55 %) 1%
water 10,5 g 2700,0 g 0%
dietary fiber 0,4 g 30,0 g 1%
m.uns.f.acids 0,3 g - -
PUFA 0,3 g 10,0 g 3%
sat. FA 1,1 g - -
cholesterol 0,0 mg - -
Vit. A 143,4 µg 800,0 µg 18 %
Vit. D 0,0 µg 5,0 µg 0%
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. K 2,3 µg 60,0 µg 4%
Vit. C 0,8 mg 100,0 mg 1%
Vit. B1 0,0 mg 1,0 mg 2%
Vit. B2 0,0 mg 1,2 mg 1%
niacineequiv. 0,0 mg 13,0 mg 0%
pantoth. acid 0,1 mg 6,0 mg 1%
biotine 0,2 µg 45,0 µg 1%
Vit. B6 0,0 mg 1,2 mg 3%
tot. fol.acid 5,5 µg 400,0 µg 1%
Vit. B12 0,0 µg 3,0 µg 1%
iron 0,3 mg 15,0 mg 2%
magnesium 8,2 mg 310,0 mg 3%
potassium 54,3 mg 3500,0 mg 2%
sodium 3,5 mg 2000,0 mg 0%
calcium 10,5 mg 1000,0 mg 1%
zinc 0,2 mg 7,0 mg 3%

8. HASIL ANALISIS KANDUNGAN GIZI REKOMENDASI MENU

=====================================================
Analysis of the food record
=====================================================
Food Amount energy carbohydr.
____________________________________________________________

BREAKFAST
beras putih giling 20 g 72,2 kcal 15,9 g
Broccoli fresh cooked 20 g 4,6 kcal 0,4 g
kembang kool mentah 20 g 5,0 kcal 1,1 g
bawang merah 3g 1,3 kcal 0,3 g
bawang putih 3g 2,6 kcal 0,6 g
Onions fresh 6g 1,7 kcal 0,3 g
cabe merah 3g 0,8 kcal 0,2 g
tomat masak 20 g 4,2 kcal 0,9 g
gula pasir 2,5 g 9,7 kcal 2,5 g
Olive oil 2,5 g 22,0 kcal 0,0 g
Salmon fresh 100 g 130,7 kcal 0,0 g
bawang putih 3g 2,6 kcal 0,6 g
bawang merah 6g 2,6 kcal 0,6 g
Kunyit segar 3g 2,1 kcal 0,3 g
cabe merah 3g 0,8 kcal 0,2 g
gula pasir 2,5 g 9,7 kcal 2,5 g
salam 1g 2,8 kcal 0,5 g
apel 100 g 59,0 kcal 15,3 g
Drinking water 150 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 334,6 kcal (21 %), carbohydrate 42,1 g (18 %)

1. BREAK
ubi jalar ungu 50 g 56,0 kcal 13,1 g
adonan tepung terigu 20 g 72,8 kcal 15,3 g
tepung beras 20 g 72,2 kcal 15,9 g
gula pasir 5g 19,3 kcal 5,0 g
santan (kelapa dan air) 20 g 21,2 kcal 0,9 g

Meal analysis: energy 241,6 kcal (15 %), carbohydrate 50,2 g (22 %)

LUNCH
beras putih giling 20 g 72,2 kcal 15,9 g
sawi putih mentah 30 g 4,5 kcal 0,6 g
sawi hijau 30 g 4,5 kcal 0,6 g
bawang merah 3g 1,3 kcal 0,3 g
bawang putih 3g 2,6 kcal 0,6 g
Onions fresh 6g 1,7 kcal 0,3 g
cabe merah 3g 0,8 kcal 0,2 g
tomat masak 20 g 4,2 kcal 0,9 g
gula pasir 2,5 g 9,7 kcal 2,5 g
Olive oil 1,25 g 11,0 kcal 0,0 g
daging ayam 50 g 142,4 kcal 0,0 g
jeruk nipis 5g 1,4 kcal 0,5 g
kecap 10 g 6,0 kcal 0,6 g
garam 1,25 g 0,0 kcal 0,0 g
bawang merah 6g 2,6 kcal 0,6 g
bawang putih 3g 2,6 kcal 0,6 g
ketumbar halus 1,25 g 7,7 kcal 0,8 g
tahu 30 g 22,8 kcal 0,6 g
bakso daging sapi 10 g 37,0 kcal 0,0 g
Melon fresh 100 g 38,2 kcal 8,3 g
Drinking water 150 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 373,5 kcal (23 %), carbohydrate 33,9 g (15 %)
2. BREAK
roti susu 100 g 305,9 kcal 51,0 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 305,9 kcal (19 %), carbohydrate 51,0 g (22 %)

DINNER
beras putih giling 20 g 72,2 kcal 15,9 g
kangkung mentah 40 g 6,0 kcal 0,8 g
Carrot fresh 10 g 2,6 kcal 0,5 g
bawang merah 3g 1,3 kcal 0,3 g
bawang putih 3g 2,6 kcal 0,6 g
Onions fresh 6g 1,7 kcal 0,3 g
cabe merah 3g 0,8 kcal 0,2 g
gula pasir 2,5 g 9,7 kcal 2,5 g
Olive oil 2,5 g 22,0 kcal 0,0 g
kentang 50 g 46,5 kcal 10,8 g
telur ayam 60 g 93,1 kcal 0,7 g
tepung terigu 10 g 36,4 kcal 7,6 g
bawang putih 3g 2,6 kcal 0,6 g
jeruk manis 100 g 47,1 kcal 11,8 g
Drinking water 200 g 0,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 344,6 kcal (22 %), carbohydrate 52,6 g (23 %)

=====================================================
Result
=====================================================
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
____________________________________________________________
energy 1600,2 kcal 2036,3 kcal 79 %
protein 74,1 g(19%) 60,1 g(12 %) 123 %
fat 43,9 g(24%) 69,1 g(< 30 %) 64 %
carbohydr. 229,8 g(58%) 290,7 g(> 55 %) 79 %
water 907,5 g 2250,0 g 40 %
iron 10,9 mg 10,0 mg 109 %
calcium 463,0 mg 1000,0 mg 46 %
sodium 1867,0 mg 2000,0 mg 93 %
phosphorus 1016,3 mg 700,0 mg 145 %
dietary fiber 17,6 g 30,0 g 59 %
potassium 2428,3 mg 3500,0 mg 69 %
m.uns.f.acids 17,4 g - -
PUFA 7,8 g 10,0 g 78 %
sat. FA 13,8 g - -
cholesterol 352,4 mg - -
Vit. A 888,0 µg 1000,0 µg 89 %
Vit. D 16,6 µg 5,0 µg 332 %
Vit. E 3,3 mg - -
Vit. K 99,4 µg 80,0 µg 124 %
Vit. C 157,5 mg 100,0 mg 157 %
Vit. B1 0,9 mg 1,1 mg 84 %
Vit. B2 1,2 mg 1,3 mg 94 %
niacineequiv. 11,2 mg 15,0 mg 75 %
pantoth. acid 6,9 mg 6,0 mg 115 %
biotine 12,0 µg 45,0 µg 27 %
Vit. B6 2,1 mg 1,5 mg 141 %
tot. fol.acid 281,0 µg 400,0 µg 70 %
Vit. B12 3,3 µg 3,0 µg 111 %
DAFTAR PUSTAKA

1. Ashra F, Rina. Perbandingan Penilaian Status Nutrisi Menggunakan MST


(Malnutrition Screening Tool) Dan SGA (Subjective Global Assessment)
Dalam Menilai Status Nutrisi Terhadap Kejadian Luka Tekan Pada Pasien Di
Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Achmad Mochtar. Jurnal Kesehatan
Prima Nusantara. 2017; 8(2): 133-4.
2. Rikomah SE, Farmasi Klinik. Yogyakarta: Deepublish. 2018. 182p.
3. Meidiana N, Pratiwi JN. Potensi Daun Serai Sebagai terapi Komplementer
pada Selulitis. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 2020; 2(2): 163-4.
4. Ernawati A. Faktor Risiko Penyakit Filariasis (Kaki Gajah). Jurnal Litbang.
2017; 8(2): 107.
5. Oksani S. Asuhan keperawatan pada Anak dengan Bronkitis dalam
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi. Surakarta: STIKes Kusuma Husada
Surakarta. Thesis. 2019.
6. Nasronudin. Penyakit Infeksi di Indonesia. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Pervetakan Unair (AUP). 2011. 419p.
7. Riviana O. Pengaruh Kadar Hemoglobin dalam Serum Hasil pemeriksaan
Kadar Albumin. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Skripsi.
2019.
8. Susanti. Memahami Interpretasi Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Ginjal
Kronis. Malang: UB Press. 2019. 1-69p.
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Interpretasi data
Klinik. Jakarta: Kemenkes RI. 2011.
10. Anam K. Perbedaan Kadar Albumin Sebelum dan Sesudah Hemodialisa pada
Pasien Gagal Hinjal Kronik di RSUD Batang. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang. 2018.

Anda mungkin juga menyukai