UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2021
I. LATAR BELAKANG
An.P berusia 2 tahun ( Perempuan), memiliki berat badan sebelum masuk
rumah sakit 7,5 kg. An.P masuk rumah sakit dengan keluhan pada 3 bulan yang
lalu kaki bengkak sampai dengan sekarang serta pada 2 minggu terakhir anak p
anas, batuk, dan pilek. Data antropometri An.P berat badan MRS 6,8 kg denga
n TB 75 cm.
Kondisi umum An.P sadar, kelihatan pasif, rewel, rambut jarang dan mud
ah dicabut, kulit kering, mata bengkak, perut datar, lemas, ektrimitas oedema
(+). Suhu badan 360C tensi 110/65 mmHg. Hasil laboratorium An.P pada protei
n total 4,89 g/dl, albumin 2,17 g/dl, globulin 2,7 g/dl, Hb 8 g/dl.
Hasil anamnesa gizi, An.P sejak usia 6 bulan diberi bubur encer + sayur
bayam/ sup wortel 3x sehari, 1 potong tahu. 2 minggu sekali diberi telur ( habis
1/2 butir) sampai sekarang masih diberi ASI. Gambaran asupan SMRS : energi
298,8 kkal, protein 10 gr, lemak 10,2 gr, karbohidrat 43 gram.
B. Pengisian Kuisioner
SKRINING Modifikasi STRONG-kids
Untuk Anak Usia 1 Bulan – 18 Tahun
Nama : An. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Tabel 1. Skrining STRONG-kids An. P
Parameter Skor
Apakah pasien tampak kurus? Ya (1) 1
Tidak (0)
Apakah terdapat penurunan berat badan selama satu bulan terakhir? Ya (1) 1
(berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada atau Tidak (0)
penilaian subjektif orang tua pasien atau untuk bayi < 1 tahun berat
badan tidak naik selama 3 bulan terakhir)
Apakah terdapat salah satu dari kondisi tersebut? Ya (1) 0
(diare ≥ 5 kali/ hari dan muntah >3 kali/ hari dalam seminggu Tidak (0)
terakhir atau asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir)
Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien Ya (2) 2
berisiko mengalami malnutrisi? Tidak (0)
TOTAL SKOR 4
Keterangan:
0 = Risiko rendah
1-3 = Risiko sedang
4-5 = Risiko tinggi
C. Kesimpulan Kuisioner
Berdasarkan hasil skrining dengan menggunakan metode The
Screening Tool for Risk of Impaired Nutrition Status amd Growth
(STRONG kids) pada An. P, didapatkan skor total sebesar 4 yang berarti
An. P masuk ke dalam kelompok risiko tinggi malnutrisi, sehingga akan
dilakukan tahap selanjutnya yaitu proses asuhan gizi terstandar (PAGT).
III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI
A. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
Tabel 1. Data Riwayat (CH) An. P
Kesimpulan :
An. P merupakan anak perempuan berusia 2 tahun yang menderita gizi
buruk. Saat masuk rumah sakit, pasien memiliki keluhan kaki bengkak sejak
3 bulan yang lalu, panas, batuk, dan pilek sejak 2 minggu yang lalu.
Kesimpulan:
Berdasarkan data riwayat asupan makan kebiasaan An. P
menggunakan SQ-FFQ atau sebelum masuk rumah sakit (SMRS), dapat
disimpulkan bahwa pasien memiliki asupan energi yang kurang. Hal
tersebut dibuktikan dengan asupan energi hanya memenuhi sebanyak 49%
dari total kebutuhan energi. Data riwayat asupan makan kebiasaan
menunjukkan bahwa An. P memiliki variasi menu makan yang kurang.
F. Comparative Standar
Tabel 7. Comparative Sandar (CS) SMRS An. P
Domain Asupan Kebutuhan Presentase Interpretasi
CS-1.1.1 Total Perkiraan
298,8 kkal 610 kkal 49% Kurang
Kebutuhan Energi
CS-1.1.2 Metode Total
Rumus: 100 kkal/kgB/ hari (stabilisasi) -
Perkiraan Kebutuhan Energi
Tidak ada
CS-2.1.1Total Perkiraan
10,2 gr - - kebutuhan
Kebutuhan Lemak
lemak
CS-2.2.2 Total Perkiraan 10 gr 9,15 gr 109%
Cukup
Kebutuhan Protein Rumus : 1,5 gr/ kgBB/ hari (stabilisasi)
Tidak ada
CS-2.3.1 Total Perkiraan
43 gr - - kebutuhan
Kebutuhan Karbohidrat
karbohidrat
- 793 gr - Tidak ada
CS-3.1.1 Total Perkiraan
data asupan
Kebutuhan Cairan Rumus : 130 mL/ kgBB/ hari cairan
Kesimpulan:
Berdasarkan data riwayat asupan makan kebiasaan An. P
menggunakan SQ-FFQ atau sebelum masuk rumah sakit (SMRS), dapat
disimpulkan bahwa pasien memiliki asupan energi yang kurang. Hal
tersebut dibuktikan dengan asupan energi hanya memenuhi sebanyak 49%
dari total kebutuhan energi. Kebutuhan energi dan protein pasien dihitung
dengan memperhatikan masa stabilisasi, yaitu menggunakan rumus 100
kkal/kgBB/hari (kebutuhan energi) dan 1,5 gr/kgBB/hari (kebutuhan
protein). Perhitungan kebutuhan cairan pasien juga sudah memperhatikan
adanya oedema pada kaki (+) yang termasuk oedema ringan sehingga
dihitung dengan rumus 130 mL/kgBB/hari.5
B. Perencanaan (Planning)
1. Preskripsi Diit
Tabel 8. Perencanaan Preskripsi Diet An. P
ND-1.2.2 Energi cukup berdasarkan kebutuhan An. P sebesar 610 kkal yang
disesuaikan dengan fase stabilisasi (100 kkal/kgBB) untuk memperbaiki
kondisi fisik pasien.
ND-1.2.3 Asupan protein yang diberikan sesuai kebutuhan An. P yaitu 9,15 gram
protein/hari (1,5 gr/kgBB/hari) untuk memperbaiki daya tahan tubuh.
Diutamakan protein hewani, misalnya susu, daging ayam, atau telur
ND-1.2.7 Asupan cairan sebanyak 793 mL (130 mL/kgBB/hari).
Bila masih mendapat ASI, dapat diberikan setelah pemberian formula
khusus.
ND-1.2.9 Vitamin (A dan B kompleks) serta mineral (kalium, natrium,
magnesium, dan zink) untuk menunjang metabolisme tubuh,
meningkatkan imunitas tubuh, dan membantu meningkatkan BB.
Tidak boleh diberikan Fe dan protein yang terlalu tinggi pada fase
stabilisasi.
ND-1.3 Untuk menghindari hipoglikemia dan beban saluran cerna, hati serta
ginjal pasien, maka pemberian makanan dilakukan dengan lebih sering
dan jumlah sedikit. Pada fase ini makanan formula (F75) diberikan
sebanyak 1/4 dosis setiap 30 menit selama 2 jam pertama, dan
selanjutnya diberikan 1 porsi setiap 2 jam sekali.
Tabel 10. Resep dan Nilai Gizi Formula WHO 75 (1.000 mL)
B. MRS
3. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
BB sebenarnya = BB saat ini (dengan oedema) – BB koreksi oedema
= 6,8 – 10% (6,8)
= 6,8 – 0,68
= 6,1 kg
a. Kebutuhan Energi (Fase stabilisasi 80-100 kkal/ kgBB/ hari)
Kebutuhan Energi = 100 kkal x BB
= 100 kkal x 6,1
= 610 kkal/hari
Dapat dipenuhi dengan:
F WHO 75 (diberikan 12 porsi)
= 12 x 70 ml (berdasarkan BB koreksi An. P tanpa oedema 6,1 kg)
= 840 ml/ hari mengandung 630 kkal
b. Kebutuhan Protein (fase stabilisasi 1-1,5 gram/kgBB/hari)
Kebutuhan Protein = 6,1 x 1,5 gram/kgBB/hari
= 9,15 gram/hari
c. Kebutuhan Cairan
Kebutuhan Cairan = 130 ml/kgBB/hari
= 130 mL x 6,1
= 793 mL
Bila anak mendapat ASI dianjurkan diberi setelah formula WHO 75
d. Kebutuhan Zat Gizi Mikro
Vitamin A = 200.000 SI (1 kapsul vtamin A warna merah)
Vitamin C = 100 mg/ hari (2 tablet)
Vitamin B kompleks = 5 mg/hari pada hari pertama, selanjutnya 1
mg/hari
Asam folat = 5 mg/hari pada hari pertama, selanjutnya 1 mg/hari
4. HASIL SQ-FFQ
KUESIONER FREKUENSI KONSUMSI ASUPAN GIZI SEMI KUANTITATIF
Nama : An. P
Usia : 2 tahun
Tanggal pengukuran : 20 Maret 2021
1. Irani IS. Prediksi Risiko Malnutrisi Pada Anak Diare Berdasarkan Steongkids
di Ruang Ismail Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Skripsi. 2017.
2. Suryani I, Isdiany N, Kusumayanti GA. Buku Ajar Gizi Dietetik Penyakit
Tidak Menular. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
2018.
3. Kemenkes RI. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. 2011.
4. Latifah ER. Uji Kesesuaian Kadar Protein Total Serum Lipemik yang Diolah
dengan Flokulan Alfa Siklodekstrin dan High Speed Sentrifungasi.
Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Skripsi. 2019.
5. Nuraini, Ngadiarti I, Moviana Y. Bahan Ajar Gizi Dietetika Penyakit Infeksi.
Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. 2017. 158p.
6. Alhidayati NH. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Buruk dan
Gizi Kurang Pada Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebong
Kabupaten Sintang. Pontianak: Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Skripsi. 2018.
7. Oktaviana S, Widajanti L, Aruben R. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Status Gizi Buruk Pada Balita di Kota Semarang Tahun 2017 (Studi
di Rumah Pemulihan Gizi Banyumanik Kota Semarang). 2017; 5(3): 186.
8. Alamsyah D, Mexitalia M, Margawati A. Beberapa Faktor Risiko Gizi
Kurang dan Gizi Buruk pada Balita 12-59 Bulan (Studi Kasus di Kota
Pontianak). Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas. 2017; 2(1): 47.
9. Susilowati E, Himawat A. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1
Demak. Jurnal Kebidanan. 2017; 6(13): 24-5.
10. Sholikah A, Rustiana ER, Yuniastuti A. Faktor - Faktor yang Berhubungan
dengan Status Gizi Balita di Pedesaan dan Perkotaan. Public Health
Perspective Journal. 2017; 2(1): 11-2.
11. Rauza I, Andina M. Hubungan Indeks Massa Tubuh Anak Kurang Gizi
terhadap Total Protein dan Albumin. Buletin Farmatera. 2017; 2(3): 136.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Tatalaksana
Anak Gizi Buruk Buku II. Jakarta: Departemen Kesehatan. 2011. 15-16p.