Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU HAMIL

DENGAN ANEMIA SEDANG

DI PUSKESMAS PAL III

LAPORAN TUGAS AKHIR

PIPIT DWI FINA

18.13.1279

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

POLITEKNIK ‘AISYIYAH PONTIANAK

2020/2021

i
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU HAMIL

DENGAN ANEMIA SEDANG

DI PUSKESMAS PAL III

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

PIPIT DWI FINA

18.13.1279

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

POLITEKNIK ‘AISYIYAH PONTIANAK

2020/2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU HAMIL


DENGAN ANIMEA SEDANG

DI PUSKESMAS PAL III

LAPORAN TUGAS AKHIR

PIPIT DWI FINA

18.13.1279

Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui Untuk Mengikuti Sidang


Laporan Tugas Akhir Di Politeknik Aisyiyah Pontianak Pada Tanggal

Menyetujui : Pembimbing

Sofia Afritasari, S.ST, M.Kes

NIDN : 201408 002020

iii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU HAMIL


DENGAN ANEMIA SEDANG

DI PUSKESMAS PAL III

Laporan Tugas Akhir Ini Telah Disidangkan Pada Tanggal

Mengesahkan :

Ketua Penguji, Penguji,

Sofia Afritasari, S.ST, M.Kes


NIDN : 201408 002020

Mengetahui :
Politeknik ‘Aisyiyah Pontianak
Direktur,

TilawatyAprina, SST, M.Kes


NIDN : 11 – 1104 – 8002

iv
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : Pipit Dwi Fina
NIM : 18131279
Program Studi : Diploma III Kebidanan
Angkatan : XIII
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul :
Asuhan Kebidanan Patologis Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di
Puskesmas Pal 3 Pontianak
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat,
maka akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pontianak, 11 November 2020

Materai
Rp. 6000
( Pipit Dwi Fina)

v
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA SEDANG
DI PUSKESMAS PAL III

INTISARI

Latar Belakang

Tujuan

Metode Penelitian

Hasil

Kesimpulan

Saran

vi
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang Berjudul “Asuhan Kebidanan Patologis
Pada Ibu Hamil dengan Anemia Sedang di Puskesmas Pal III Pontianak tahun
2020’’

Laporan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
Gelar Ahli Madya Kebidanan. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini
penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tilawati Aprina, S.ST, M.Kes selaku direktur Politeknik ‘Aisyiyah


Pontianak.
2. Sofia Afritasari, S.ST, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir dapat diselesaikan.
3. Elsa Noftalina, S.Keb.Bd., M.Keb selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir dapat diselesaikan.
4. Seluruh staf dosen Politeknik ‘Aisyiyah Pontianak yang telah banyak
membantu menyediakan referensi.
5. Kedua orang tua tercinta yang telah membantu secara moral dan materi serta
kakak saya dan seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan.
6. Teman-teman Politeknik ‘Aisyiyah Pontianak Angkatan XIII dan khusunya
kelas 3A.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun dan memotivasi penulis agar laporan selanjutnya lebih
baik.Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis
dan pembaca umumnya.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT..............................................iv

KATA PENGANTAR..................................................................................vii

DAFTAR ISI...............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................x

DAFTAR TABEL.........................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................5
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................6
F. Keaslian Penelitian.......................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori..................................................................................9
1. Kehamilan...............................................................................9
2. Konsep Asuhan.....................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian........................................................................46
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................46
C. Subjek Penelitian........................................................................46
D. Jenis Data....................................................................................46
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data..........................................47

viii
F. Etika Penelitian...........................................................................48

LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

x
DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Keaslian Penelitian

xi
Daftar Lampiran

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa kehamilan adalah sebuah impian yang sangat dinanti dan

diharapkan oleh pasangan suami dan istri. Pada umumnya kehamilan

berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup

bulan melalui jalan lahir. Namun demikian tidak semua hasil kehamilan

dan persalinan akan menggembirakan seorang suami, ibu dan bayi lahir

sehat, tetapi ibu hamil bias menghadapi kegawatan dengan derajat ringan

sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan,

ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan bahkan kematian bagi ibu hamil, risiko

tinggi , maupun rendah yang mengalami komplikasi dalam persalinan.

(Saifuddin, 2012)

Kehamilan patologi merupakan kehamilan yang bermasalah dan disertai

dengan penyulit-penyulit diantaranya hamil dengan anemia, hiperemesis

gravidarum, preeklamsia, hamil kembar dll.(Ii & Kehamilan, 2010)

Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun

2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah

kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di

negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di

negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di

negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara

maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. (WHO, 2015)

1
Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukan nilai yang cukup

tinggi, yaitu angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester I, 13,6 %

trimester II, dan 24,8% pada trimester III, sekitar 70% ibu hamil di

Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan gizi. (Manuaba, 2010)

Berdasarkan survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012 menyebutkan bahwa AKI di Kalimantan Barat sebeesar 359 per 100.000

kelahiran hidup.

Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) di

dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal. Sebagian besar

penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan besi yang berasal dari

makanan yang dimakan setiap hari dan diperlukan untuk pembentukan

hemoglobin sehingga di sebut “anemia kekurangan besi”. (Wahyu et al.,

2019)

Anemia sedang dengan kadar Hb 7-8 gr%, ibu hamil dengan anemia

sedang akan mengalami lebih rentan terhadap infeksi dan pemulihan dari

infeksi akan berkepanjangan, kelahiran prematur, BBLR, kematian ibu akibat

antepartum dan perdarahan postpartum.

Dampak anemia yang dialami oleh ibu hamil dan janin yaitu bervariasi

dari yang ringan sampai berat. Bila kadar Hb lebih rendah dari 6 g/dL, maka

dapat timbul komplikasi yang signifikan pada ibu dan janin. Kadar Hb

serendah itu tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat

menyebabkan gagal jantung pada ibu. Beberapa penelitian juga menemukan

hubungan antara anemia ibu pada trimester I dan II dengan kelahiran

2
premature (kurang dari 37 minggu). Selain itu anemia pada ibu hamil juga

menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel

otak, abortus, lahir prematur, lamanya waktu partus yang dikarenakan

kurangnya daya dorong rahim, perdarahan postpartum, rentan terhadap

infeksi, rawan dekompensasi cordis pada penderita Hb kurang dari 4 gr%.

(Novianti, 2016)

Departemen Kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan

Anemia Gizi Besi (AGB) dengan membagikan tablet besi atau Tablet

Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-

turut selama 90 hari selama masa kehamilan. Agar penyerapan besi dapat

maksimal, dianjurkan minum tablet zat besi dengan air minum yang sudah

dimasak. Dengan minum tablet Fe, maka tanda-tanda kurang darah akan

menghilang, bila tidak menghilang, berarti yang bersangkutan bukan

menderita AGB, tetapi menderita Anemia jenis lain. (Parulian et al., 2016)

Strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu

dapat dilakukan pada posyandu, karena posyandu merupakan wadah peran

serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan

dasarnya. Maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan

perawatan kesejahteraan ibu secara dini dapat dilakukan di setiap posyandu.

Posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit pemantau serta

menyampaikan pesan kepada ibu sebagai agen pembaharuan dan anggota

keluarga dengan mengupayakan bagaimana mencegah terjadinya anemia pada

ibu hamil. (Solehati et al., 2018)

3
Pandangan Islam terkait anemia dalam kehamilan terdapat pada Q.S Al-

Mukmin ayat 14 yang artinya :

“kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal

darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami

jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan

daging. Kemudian kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka

Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”.

Berdasarkan penjelasan Q.S AlMukmin ayat 14 bahwa Allah SWT

menciptakan manusia melaui proses yang sempurna. Oleh karena itu ibu

hamil harus menjaga kehamilannya karena anak merupakan suatu nikmat dan

anugerah yang harus kita syukuri dan kita jaga. Dengan ibu melakukan ANC

secara rutin, ibu hamil dapat mengetahui perkembangan janinnya dan

komplikasi yang bisa terjadi pada kehamilannya, ini merupakan salah satu

cara untuk menjaga kehamilan.(Kemenkes RI., 2015)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul “ Asuhan Kebidanan Patologis Pada Ibu Hamil dengan Anemia

Sedang di Puskesmas Pal III Pontianak” sebagai syarat untuk memperoleh

gelar Ahli Madya (A.Md) Politeknik Kebidanan ‘Aisyiyah Pontianak.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis dengan anemia

sedang di Puskesmas Pal III Pontianak ?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

4
Memberikan asuhan kebidanan patologis pada ibu hamil dengan anemia

sedang di Puskesmas Pal III Pontianak.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui konsep dasar asuhan kebidanan ibu hamil patologi

dengan anemia sedang

2) Untuk mengetahui data dasar subjektif dan objektif pada kasus ibu

hamilpatologis dengan anemia sedang

3) Untuk mengetahui penatalaksanaan kasus ibu hamil patologi dengan

ibu hamil

4) Untuk menegakkan analisis kasus ibu hamil patologis dengan anemia

sedang

5) Untuk menganalisis perbedaan konsep dasar teori dengan kasus

patologi ibu hamil dengan anemia sedang

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai asuhan penanganan

kasus ibu hamil patologi dengan anemia sedang dan sebagai referensi di

Puskesmas Pal III Pontianak

b. Bagi Subyek Penelitian

Agar subyek maupun masyarakat bisa melakukan deteksi dini dari

kasus ibu hamil patologi dengan anemia sedang sehingga memungkinkan

segera mendapat penanganan

5
c. Bagi Bidan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi

pencegahan atau penurunan angka kematian ibu dan bayi, dan sebagai

peningkatan pelayanan

E. Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup materi

Asuhan kebidanan patologis pada ibu hamil dengan anemia sedang.

2. Ruang lingkup responden

Ruang lingkup responden ( ibu Ny.1)

3. Ruang lingkup waktu

Peneliti pertama kali yang dilakukan dalam LTA ini yaitu pada tanggal

November 2020 sampai dengan 2021.

4. Ruang lingkup tempat penelitian

Tempat penelitian ini berlokasi di Jl. Puskesmas Pal III, Sungai Jawi

Dalam, Kec. Pontianak Kota, Kalimantan Barat.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian


Penelitian
1 Atik Faktor-faktor Metode survey Distribusi paritas responden
Purwandari, yang deskriptif analitik sebagian besar adalah
Freike Lumy, berhubungan dengan multipara sebanyak 36
Feybe Polak dengan kejadian pendekatan cross orang (64,3%), primipara
(2016) anemia sectional dengan sebanyak 17 orang (30,4%),
rancangan studi dan grandmultipara
retrospektif sebanyak 3 orang (5,4%).
Tentang umur didapatkan
hasil adalah sebagian besar

6
umur responden 20-34
tahun berjumlah 32 orang
(57,1%) umur > 35 tahun
berjumlah 13 orang
(23,2%), dan umur < 20
tahun berjumlah 11 orang
(19,6).
2 Wiwit Asuhan Penelitian ini Pengkajian pertama
Sulistyawati, kebidanan pada menggunakan dilakukan pada waktu usia
Nurun Ayati ibu hamil metode kehamilan 28 minggu
Khasanah dengan anemia epidemiologi dengan hasil pengkajian
(2019) dan faktor yang deskriptif dengan meliputi ibu mengatakan
melatarbelakangi pendekatan study badan terasa lemah dan
kasus sering pusing TD:100/60
mmHg, Suhu:360c, Nadi:84
x/menit, R:20 x/menit,
Konjungtiva pucat,
Pemeriksaan
AbdomenTinggi Fundus
Uteri 2 jari diatas pusat,
Punggung Kanan ( PUKA),
bagian terendah kepala
belum masuk PAP, DJJ 148
x/menit, Hb: 9 gram%.
Hasil pengkajian kedua
pada usia kehamilan 32
minggu yaitu ibu
mengatakan badan masih
terasa lemah , TD:100/60
mmHg, Suhu:36,20c,
Nadi:82 x/menit, RR:20
x/menit, konjungtiva pucat
pemeriksaan abdomen
Tinggi Fundus Uteri
pertengahan pusat-prosesus
xipoideus, Punggung
Kanan ( PUKA),
bagian terendah kepala,
belum masuk PAP, DJJ
144x/menit. Kunjungan
ketiga dilakukan pada usia
kehamilan 36 minggu
TD:110/70 mmHg,
Suhu:360c, Nadi:82
x/menit, RR:20 x/menit,
badan sudah tidak
lemah, konjungtiva merah
muda pemeriksaan
abdomen Tinggi Fundus
Uteri 3 jari dibawah
prosesus xipoideus
Punggung Kanan (
PUKA), bagian
terendah kepala belum
masuk PAP, DJJ

7
148x/menit, Hb: 10,6 gram
%.

3 Li Lin dkk Prevalensi Studi Survei Prevalensi anemia secara


(2018) faktor risiko keseluruhan adalah 23,5%.
Anemia pada ibu secara
dan hasil bermakna dikaitkan dengan
kehamilan usia ibu >35 tahun (AOR=
yang 1,386), pendapatan
merugikan keluarga kapita bulanan <
terkait anemia 1000 CNY (AOE + 1,308)
dan pra-kehamilan BMI <
pada wanita 18,5 kg/m2 (AOR = 1,237).
hamil Cina: Hasil akhir kehamilan yang
sebuah studi merugikan, termasuk GDM,
retrospektif polihidramnion, kelahiran
multisenter prematur, BBLR,
komplikasi neonatal dan
masuknya NICU,
meningkat secara signifikan
(P< 0,001) pada mereka
dengan anemia
dibandingkan mereka yang
tidak

Dari hasil penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis

lakukan terdapat kesamaan terutama pada metode penelitian. Penulis

sebelumnya menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif dan

penelitian juga menggunakan manajamen 7 langkah varney dalam hasil

penelitiannya.

Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

yang penulis lakukan terdapat perbedaan terutama waktu, tempat dan

penatalaksanaan penelitian tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

8
A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a. Pengertian

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester

kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga

13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari haid pertama dan haid terakhir. (Prawihardjo,

2010)

Dalam Islam, kehamilan merupakan salah satu bentuk kebesaran

Allah dan bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hal ini

terdapat dalam Q.S As-Sajdah [32] : 7-10 yang artinya :

“Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang

memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan

keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia

menyempurnakannya dan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam

9
(tubuh) nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati

bagimu,(tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur. Dan mereka berkata,

“Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami

akan berada dalam ciptaan yang baru?” Bahkan mereka mengingkari

pertemuan dengan Tuhannya.”

b. Tanda dan gejala kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Manuaba (2008) dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Tanda dugaan kehamilan

a) Amenore

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita

hamil tidak haid dengan diketahuinya tanggal hari pertama

menstruasi terakhir adalah penanda untuk menentukan

tanggal taksiran persalinan.

b) Mual dan Muntah

Biasa terjadi pada bulan pertama hingga bulan terakhir

trimester pertama. Sering terjadi pada pagi hari atau sering

disebut “morning sickness”.

c) Mengidam (Ingin Makanan Khusus)

Sering terjadi pada bulan pertama kehamilan akan

tetapi akan menghilang dengan semakin tuanya usia

kehamilan.

d) Anoreksia (tidak ada selera makan)

10
Hanya berlangsung ada triwulan pertama tetapi akan

menghilang dengan semakin tuanya kehamilan.

e) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon esterogen

dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli

payudara.

f) Sering buang air kecil

Sering buang kecil disebabkan karena kandung kemih

tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan

hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir

kehamilan gejala ini bisa kembali terjadi dikarenakan

kandung kemih tertekan oleh kepala janin.

g) Konstipasi atau obstipasi

Hal ini bisa terjadi karena tonus otot usus menurun

yang disebabkan oleh hormon steroid yang dapat

menyebabkan kesulitan buang air besar.

h) Pigmentasi (perubahan warna kulit)

Pada areola mamae, genital, chloasma, serta linea alba

akan berwarna lebih tegas, melebar, dan bertambah gelap

pada bagian perut bagian bawah.

i) Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah) hal

ini sering terjadi pada trimester pertama.

11
j) Varises (pemekaran vena-vena)

Pengaruh hormon esterogen dan progesteron yang

menyebabkan pembesaran pembuluh vena.Pembesaran

pembuluh vena pada darah ini terjadi di sekitar genetalian

eksterna, kaki, dan betis serta payudara. (Herdiana, 2013)

2) Tanda Kemungkinan Kehamilan

a) Perut membesar

Perut membesar dapat dijadikan kemungkinan

kehamilan bila usia kehamilan sudah memasuki lebih dari

14 minggu karena sudah adanya massa.

b) Uterus membesar

Uterus membesar karena terjadi perubahan dalam

bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada

pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar

dan bentuknya semakin lama akan semakin membesar.

c) Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi

lunak terutama daerah isthmus. Pada minggu-minggu

pertama, isthmus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus

uteri. Hipertrofi isthmus pada triwulan pertama

mengakibatkan isthmus menjadi panjang dan lebih lunak.

d) Tanda Chadwickn

12
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada

vulva, vagina dan serviks. Perubahan warna ini

disebabkan oleh hormon estrogen.

e) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran kadang-kadang

pembesaran itu tidak rata tetapi didaerah telur bernidasi

lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus

membesar kesalah satu bagian.

f) Tanda Braxton Hicks

Tanda braxton hicks adalah tanda apabila uterus

dirangsang mudah berkomunikasi. Tanda braxton hicks

merupakan tanda khas uterus dalam kehamilan. Tanda ini

terjadi karena pada keadaan uterus yang membesar tetapi

tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri tanda

braxton hicks tidak ditemukan.

g) Teraba Ballotement

Ballotement merupakan fenomena bandul atau pantulan

balik. Hal ini adalah tanda adanya janin di dalam uterus.

h) Reaksi kehamilan positif

Ciri khas yang dipakai dengan menentukan adanya

human chlorionic gonadotropin pada kehamilan muda

adalah air kencing pertama pada pagi hari. Tes ini dapat

13
membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini

mungkin.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba juga

bagian-bagian janin.

b) Denyut jantung janin bisa didengar dengan stetoskop

monoral leanec, dicatat dan didengar dengan alat doppler

dicatat dengan fotoelektro kardiograf, dan dilihat pada

ultrasonografi.

c) Terlihat tulang-tulang janin dalam fotorontgen.

4) Diagnosa Kehamilan

a) Hamil Palsu

Adanya dugaan kehamilan dengan dijumpainya

tanda kehamilan tetapi dengan pemeriksaan alat canggih

dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.

b) Tumor kandungan atau mioma uteri

Adanya pembesaran rahim yang tidak merata,

perdarahan banyak saat menstruasi, dan tidak disertai

tanda kehamilan.

c) Kista Ovarium

Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda

hamil, lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur

14
kehamilan, mengalami datang bulan, dan tes biologis

menunjukkan tes negative.

d) Hematometra

Terlambat datang bulan hingga dapat melampaui

umur kehamilan, perut terasa sakit, terjadi penumpukan

darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan hamil tidak

menunjukkan hasil yang positif.

e) Kandung kemih yang penuh

5) Perubahan Fisiologis dalam Masa Kehamilan

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi

dan berlanjut sepanjang kehamilan. Berikut beberapa

perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada wanita

hamil, diantaranya:

a) Perubahan Sistem Reproduksi

(1) Vagina dan Vulva

Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan

vaskularisasi atau penumpukan pembuluh darah dan

pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan warna

kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda

Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi

peningkatan ketebalan mukosa vagina, pelunakan

jaringan penyambung, dan hipertrofi (pertumbuhan

abnormal jaringan) pada otot polos yang merenggang,

15
akibat perenggangan ini vagina menjadi lebih lunak.

Respon lain pengaruh hormonal adalah seksresi sel-sel

vagina meningkat, sekresi tersebut berwarna putih dan

bersifat sangat asam karena adanya peningkatan PH

asam sekitar 31 (5,2 – 6). Keasaman ini berguna untuk

mengontrol pertumbuhan bakteri patogen/ bakteri

penyebab penyakit (Kumalasari, Intan, 2015)

(2) Uterus atau Rahim

Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/

rahim sebagai ruang untuk menyimpan calon bayi yang

sedang tumbuh.

Perubahan ini disebabkan antara lain:

(1) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh

darah

(2) Hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan

perkembangan jaringan abnormal) yang

meyebabkan otot-otot rahim menjadi lebih besar,

lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim

karena pertumbuhan janin.

(3) Perkembangan desidua atau sel-sel selaput lendir

rahim selama hamil. (Cabrera Marino, 2017)

(3) Serviks

16
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan

massa dan kandungan air meningkat sehingga serviks

mengalami penigkatan vaskularisasi dan oedem karena

meningkatnya suplai darah dan terjadi penumpukan

pada pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi

lunak tanda (Goodel) dan berwarna kebiruan

(Chadwic) perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan

pertama usia kehamilan.

(4) Ovarium

Manuaba mengemukakan dengan adanya

kehamilan, indung telur yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai

terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16

minggu Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus

luteum terus tumbuh hingga terbentuk plasenta yang

mengambil alih pengeluaran hormon estrogen dan

progesteron. (Sinta, Janing, 2012)

(5) Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh Melanocyte

Stimulating Hormone atau hormon yang mempengaruhi

warna kulit pada lobus hipofisis anterior dan pengaruh

17
kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon

adrenalin).

(6) Payudara

Perubahan yang terlihat diantaranya:

(1) Payudara membesar, tegang dan sakit hal ini

dikarenakan karena adanya peningkatan

pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai darah yang

meningkat akibat perubahan hormon selama hamil.

(2) (Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit

payudara yang membesar dan terlihat jelas.

(3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu

serta muncul areola mamae sekunder atau warna

tampak kehitaman pada puting susu yang menonjol

dan keras.

(4) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah

sekitar puting payudara yang terletak di dalam areola

mamame membesar dan dapat terlihat dari luar.

(5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat.

Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang

dikeluarkan bewarna jernih. Pada kehamilan 16

minggu sampai 32 minggu warna cairan agak putih

seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan

32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar

18
lebih kental, berwarna kuning, dan banyak

mengandung lemak. Cairan ini di sebut kolostrum.

b) Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)

Volume darah semakin meningkat karena jumlah

serum lebih besar daripada pertumbuhan sel darah

sehingga terjadi hemodelusi atau pengenceran darah.

Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada

kehamilan tunggal, dan 50% pada kehamilan kembar,

peningkatan ini dikarenakan adanya retensi garam dan air

yang disebabkan sekresi aldosteron dari hormon adrenal

oleh estrogen. Cardiac output atau curah jantung

meningkat sekitar 30%, pompa jantung meningkat 30%

setelah kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat

hingga

umur 32 minggu. Setelah itu volume darah menjadi relatif

stabil. (Kumalasari, Intan, 2015)

c) Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)

Seiring bertambahnya usia kehamilan dan

pembesaran rahim, wanita hamil sering mengeluh sesak

dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus tertekan

ke arah diafragma akibat dorongan rahim yang membesar.

d) Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)

19
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena

menyaring darah yang volumenya meningkat sampai 30%-

50% atau lebih, serta pembesaran uterus yang menekan

kandung kemih menyebabkan sering berkemih. (Sunarti,

2013)

e) Perubahan Sistem Endokrin

Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk

menghasikan hormon HCG (Human Chorionic

Gonadotrophin) hormone utama yang akan menstimulasi

pembentukan esterogen dan progesteron yang di sekresi

oleh korpus luteum, berperan mencegah terjadinya ovulasi

dan membantu mempertahankan ketebalan uterus.

f) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain

adalah pengaruh dari faktor hormonal selama kehamilan.

Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan

cairan tubuh yang dapat meningkatkan kolesterol darah dan

melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini

mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang dan

bekerja lebih lama karena adanya desakan akibat tekanan

dari uterus yang membesar sehingga pada ibu hamil

terutama pada kehamilan trimester 3 sering mengeluh

konstipasi/sembelit.

20
6) Perubahan Psikologis dalam Masa Kehamilan

a) Trimester 1

Fase ini sebagian ibu hamil merasa sedih dan

ambivalen. Ibu hamil mengalam kekecewaan, penolakan,

kecemasan, dan depresi teruma hal itu serign kali terjadi

pada ibu hamil dengan kehamilan yang tidak direncanakan.

Namun, berbeda dengan ibu hamil yang hamil dengan

direncanakan dia akan merasa senang dengan

kehamilannya.

b) Trimester II

Menurut Ramadani & Sudarmiati (2013), Trimester

kedua sering dikenal dengan periode kesehatan yang baik,

yakni ketika ibu hamil merasa nyaman dan bebas dari

segala ketidaknyamanan. Di trimester kedua ini ibu hamil

akan mengalami dua fase, yaitu fase praquickening dan

pasca-quickening. Di masa fase praquickening ibu hamil

akan mengalami lagi dan mengevaluasi kembali semua

aspek hubungan yang dia alami dengan ibunya sendiri.

(Rustikayanti, 2016)

c) Trimester III

Pada periode ini ibu hamil mulai menyadari

kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga dia

menjadi tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi. Ibu

21
hamil kembali merasakan ketidaknyamanan fisik karena

merasa canggung, merasa dirinya tidak menarik lagi.

Sehingga dukungan dari pasangan sangat dibutuhkan.

Peningkatan hasrat seksual yang pada trimesterkedua

menjadi menurun karena abdomen yang semakin

membesar menjadi halangan dalam berhubungan.

7) Tanda – Tanda Bahaya Ibu Hamil

a) Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang

mengindikasikan adanya bahaya yang bisa terjadi selama

kehamilan, jika tidak dilaporkan atau tidak segera terdeteksi dapat

menyebabkan kematian pada ibu. (Asrinah, 210)

b) Macam – Macam Tanda Bahaya Kehamilan

(1) Tanda Bahaya Kehamilan Muda

Menurut Ningsih (2012), mual muntah yang timbul

terjadi karena adanya perubahan berbagai hormon

dalam tubuh pada awal kehamilan.

(a) Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pervaginam patologis dengan

tandatanda seperti darah yang keluar berwarna

merah denganjumlah yang banyak, serta

perdarahan dengan nyeri yang hebat. Perdarahan ini

22
dapat disebabkan karena abortus,kehamilan ektopik

atau mola hidatidosa.

(b) Mola hidatidosa

Menurut Kemenkes RI (2013), mola

hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik

gestasional, yangdisebabkan oleh kelainan pada

villi khoironok yangdisebabkan oleh poliferasi

trofoblastik dan edem.Diagnosa mola hidatidosa

dapat ditegakkan melaluipemeriksaan USG.

(c) Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika

implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi

berlangsung diluar endometrium kavum uteri.

(d) Anemia

Komplikasi anemia pada ibu hamil dapat

menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan

kongenital, abortus/ keguguran serta dampak pada

janin menyebabkan berat lahir rendah.

(2) Tanda Bahaya Kehamilan Lanjut

(a) Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pada masa kehamilan lanjut

setelah 22 minggu sampai sebelum persalinan.

Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal

23
bila ada tandatanda seperti keluarnya darah merah

segar atau kehitaman dengan bekuan, perdarahan

kadang banyak kadang tidak terus menerus,

perdarahan disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam

ini bias berarti plasenta previa, solusio plasenta,

ruptur uteri, atau dicurigai adanya gangguan

pembekuan darah. (Kusumawati, 2014)

(b) Solusio Plasenta

Beberapa faktor komplikasi sebagai

penyebab solusio plasenta yaitu hipertensi, adanya

trauma abdominal, kehamilan gemelli, kehamilan

dengan hidramnion, serta defisiensi zat besi.

(c) Ruptur Uteri

Ruptur uteri adalah robeknya dinsing uterus

pada saat kehamilan/ persalinan, pada saat umur

kehamilan lebihdari 28 minggu.

2. Konsep Dasar Anemia dalam Kehamilan

a. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah dan ukuran sel

darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal,

yang akan mengakibatkan terganggunya distribusi oksigen oleh darah

ke seluruh tubuh. (Kemenkes, 2018)

24
Anemia pada kehamilan dapat meningkatkan resiko komplikasi

persalinan, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah

(BBLR), kelainan janin, abortus, intelegensi rendah, mudah terjadi

pendarahan dan syok akibat lemahnya kontraksi rahim.(Rahmawati,

2012)

Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan kadar hemoglobin

dalam darah <11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 g%

pada trimester 2. (Aritonang, 2015)

Menurut Adriyani (2012) anemia didefinisikan sebagai

suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah

daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis

kelamin. Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin

darah yang lebih rendah daripada normal sebagai akibat

ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam

produksinya guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat

normal. Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena

kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan

fungsi lain dalam tubuh terganggu.

b. Etiologi Anemia

Menurut Irianto (2014) etiologi anemia defisiensi besi pada

kehamilan yaitu gangguan pencernaan dan absorpsi, hipervolemia,

menyebabkan terjadinya pengenceran darah, kebutuhan zat besi

25
meningkat, kurangnya zat besi dalam makanan, dan pertambahan

darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

c. Klasifikasi Anemia

Klasifikasi anemia pada ibu hamil terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1) Anemia Defisiensi Zat Besi

Anemia defisiensi besi adalah merupakan jenis anemia

yang terbanyak di dunia, Terutama pada Negara miskin dan

Negara yang berkembang. Anemia defisiensi besi merupakan

gejala kronis dengan keadaan hipokronik (konsentrasi hemoglobin

berkurang).

Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan

hemoglobin, sehingga kosentrasinya dalam sel darah merah

berkurang. Hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya

pengangkutan oksigen keseluruh jaringan tubuh. Etiologi anemia

defisiensi besi adalah :

a) Ketidakseimbangan pola makan dalam mengkonsumsi

makanan yang mengandung zat besi dengan kebutuhan

didalam tubuh.

b) Ganguan absorpsi besi pada usus dapat disebabkan oleh

karena infeksi peradangan, neoplasma pada gaster,

duedonum maupun jejenum.

c) Kebutuhan sel darah merah meningkat pada saat hamil

dan menyusui. Kebutuhan besi sangat besar sehingga

26
memerlukan asupan-asupan yang sangat besar pula.

Pada anamnese didapatkan seperti: cepat lelah, sering

pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan muntah

pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan

Hb dapat dilkukan minimal 2 kali selama kehamilan

yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dapat

digolongkan sebagai berikut:

1.Hb 11 gr% : Tidak anemia

2.Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

3.Hb 7-8 gr% : Anemia Sedang

4.< 7 gr gr% : Anemia Berat

Anemia karena kekurangan zat besi dipengaruhi juga oleh vitamin

C. Vitamin C berfungsi mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi ferro

(Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Vitamin C

juga menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit

dimobilisasi untuk membebaskan zat besi bila diperlukan oleh

tubuh. Absorpsi zat besi dalam bentuk non hem meningkat empat

kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam

memindahkan zat besi dari transferin di dalam plasma ke feritin

hati. Sebagian besar transferin darah membawa zat besi ke sumsum

tulang dan bagian tubuh lainnya. Di dalam

sumsum tulang zat besi digunakan untuk membentuk hemoglobin.

Sumsum tulang memerlukan precursor seperti zat besi, vitamin C,

27
vitamin B12, kobalt dan hormon untuk pembentukan sel darah

merah dan hemoglobin. Zat besi (Fe) dan vitamin C

merupakan faktor yang berhubungan dengan pembentukan sel

darah merah dan hemoglobin dalam darah. (Wulandari, 2015)

Tanda dan gejalanya adalah :

a) Nyeri kepala dan pusing yang merupakan kompensasi

otak akibat kekurangan oksigen, yang menyebabkan

daya angkut hemoglobin berkurang.

b) Cepat lelah /kelelahan, yang disebabkanpenyimpangan

oksigen di dalam jaringan otot, sehingga metabolisme

di otot terganggu.

c) Pucat pada muka, telapak tangan, kuku, mukosa mulut

dan konjungtiva.

d) Kesulitan bernafas karena tubuh memerlukan lebih

banyak oksigen sehingga tubuh mengkompensasi

dengan cara mempercepat pernapasan.

2) Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia karena kerusakan

sintesis DNA yang mengakibatkan tidak sempurnanya sel darah

merah. Anemia ini disebabkan karena kurangnya asam folat,

umumnya terkait dengan anemia defisiensi zat besi, jarang

dijumpai kasus anemia megaloblastik saja.

3) Anemia hipoplastik

28
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena

sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru,

dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Penyebab

terjadinya anemia hipoplastik sampai sekarang belum diketahui

secara jelas, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen,

racun atau obat obatan, dalam hal terakhir anemia dianggap hanya

sebagai komplikasi kehamilan.

4) Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel

darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita

dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, sebab apabila ia

hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya

mungkin kehamilan dapat menyebabkan krisis hemolitik pada

wanita yang sebelumnya tidak mengalami anemia.

5) Anemia-Anemia lain

Seorang wanita yang menderita anemia, misalnya berbagai

jenis anemia hemolitik, herediter atau yang diperoleh seperti

anemia karena malaria, cacing tambang, penyakit ginjal menahun,

penyakit hati, tuberkolosis, sifilis, tumor ganas, dan lain

sebagainya, dapat menjadi hamil. Dalam hal ini anemianya

menjadi lebih berat dan mempunyai pengaruh tidak baik terhadap

ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas

serta bagi anak dalam kandungannya.

29
d. Faktor-faktor yang memengaruhi anemia ibu hamil

1) Faktor dnasar

a) Sosial dan ekonomi

Kondisi lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi

ekonomi di suatu daerah dan menentukan pola konsumsi

pangan dan gizi yang dilakukan oleh masyarakat. Misalnya,

kondisi social di pedesaan dan perkotaan memiliki pola

konsumsi pangan dan gizi yang berbeda. Kondisi ekonomi

seseorang sangat menentukan dalam penyediaan pangan dan

kualitas gizi. Apabila tingkat perekonomian seseorang baik

maka status gizinya akan baik dan sebalinya. (Irianto, 2014)

b) Pengetahuan

Ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang baik berisiko

mengalami defisiensi zat besi sehingga tingkat pengetahuan

yang kurang tentang defisiensi zat besi akan berpengaruh pada

ibu hamil dalam perilaku kesehatan dan berakibat pada

kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi

dikarenakan ketidaktahuannya dan dapat berakibat anemia.

(Wati, 2016)

c) Pendidikan

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk

mengadopsi pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya

tingkat pendidikan ibu hamil dapat menyebabkan keterbatasan

30
dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan keluarga.

(Nurhidayati, 2013)

d) Budaya

Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan

pangan yang biasanya dipandang pantas untuk dimakan,

dijumpai banyak pola pantangan. Tahayul dan larangan yang

beragam yang didasarkan kepada kebudayaan dan daerah yang

berlainan di dunia, misalnya pada ibu hamil, ada sebagian

masyarak atyang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan

ikan. (Ariyani, 2016)

2) Faktor tidak langsung

a) Frekuensi Antenatal Care (ANC)

Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas

kesehatan dalam memelihara kehamilannya. Hal ini bertujuan

untuk dapat mengidentifikasi dan mengatahui masalah yang

timbul selama masa kehamilan sehingga kesehatan ibu dan

bayi yang dikandung akan sehat sampai persalinan. Pelayanan

Antenatal Care(ANC) dapat dipantau dengan kunjungan ibu

hamil dalam memeriksakan kehamilannya. Standar pelayanan

kunjungan ibu hamil paling sedikit 4 kali dengan distribusi 1

kali pada triwulan pertama (K1), 1 kali pada triwulan kedua

dan 2 kali pada triwulan ketiga (K4). Kegiatan yang ada di

pelayanan Antenatal Care (ANC) untuk ibu hamil yaitu

31
petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang informasi

kehamilan seperti informasi gizi selama hamil dan ibu diberi

tablet tambah darah secara gratis serta diberikan informasi

tablet tambah darah tersebut yang dapat memperkecil

terjadinya anemia selama hamil.

b) Paritas

Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah melahirkan

anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi (Nurhidayati, 2013).

semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan

melahirkan maka semakin banyak kehilangan zat besi dan

semakin menjadi anemia. (Fatkhiyah, 2018)

c) Umur Ibu

Umur ibu yang ideal dalam kehamilan yaitu pada kelompok

umur 20-35 tahun dan pada umur tersebut kurang beresiko

komplikasi kehamilan serta memiliki reproduksi yang sehat.

d) Dukungan Suami

Dukungan informasi dan emosional merupakan peran

penting suami, dukungan informasi yaitu membantu individu

menemukan alternative yang ada bagi penyelesaian masalah,

misalnya menghadapi masalah ketika istri menemui kesulitan

selama hamil, suami dapat memberikan informasi berupa

saran, petunjuk, pemberian nasihat, mencari informasi lain

yang bersumber dari media cetak/elektronik, dan juga tenaga

32
kesehatan; bidan dan dokter. Dukungan emsional adalah

kepedulian dan empati yang diberikan oleh orang lain atau

suami yang dapat meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya

diperhatikan. (Anjarwati, 2016)

3) Faktor Langsung

a) Pola konsumsi

Kejadian anemia sering dihubungkan dengan pola

konsumsi yang rendah kandungan zat besinya serta makanan

yang dapat memperlancar dan menghambat absorbsi zat besi.

(Bulkis, 2013)

b) Infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia.

Infeksi itu umumnya adalah TBC, cacingan dan malaria,

karena menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel

darah merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan jarang

sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat

mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing

akan menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan

anemia defisiensi besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan

anemia. (Nurhidayati, 2013)

c) Perdarahan

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh

defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan keduanya saling

33
berinteraksi. Pendarahan menyebabkan banyak unsur besi

yang hilang sehinggga dapat berakibat pada anemia. (Bulkis,

2013)

e. Tanda dan gejala anemia defisiensi besi pada ibu hamil

Pada umumnya telah disepakati bahwa tanda-tanda anemia akan

jelas apabila kadar hemoglobin (Hb) <7gr/dl. Gejala anemia dapat

berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, pucat, perubahan

jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah,

lelah, disphagia, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh,

gangguan penyembuhan luka, dan pembesaran kelenjar limpa.

(Irianto, 2014)

f. Macam-macam anemia

1) Anemia defisiensi besi

Defisiensi zat besi terjadi saat jumlah zat besi yang

diabsorbsi tidak dapat mencukupi kebutuhan tubuh. Secara umum,

ada tiga penyebab AGB yaitu kekurangan intake zat besi dari

makanan (ikan, daging, hati, dan sayuran hijau tua), meningkatnya

kebutuhan tubuh akan zat besi yaitu pada masa pertumbuhan dan

kehamilan, asupan pada penderita penyakit menahun, serta

meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh karena perdarahan,

cacingan, dan menstruasi. (Proverawati, 2010)

2) Anemia defisiensi asam folat (Megaloblastik)

34
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang

kebutuhannya berlipat dua ketika kehamilan. Kekurangan asam

folat mengakibatkan peningkatan kepekaan, lelah berat, dan

gangguan tidur. Kekurangan asam folat yang besar mengakibatkan

anemia megaloblastik atau megalositik karena asam folat berperan

dalam metabolism normal makanan menjadi energi, pematangan

sel datah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan

pembentukan heme. Gejala anemia megaloblastik adalah diare,

depresi, lelah berat, ngantuk berat, pucat, dan perlambatan

frekuensi nadi. (Arisman, 2010)

3) Anemia defesiensi B12 (Perniciosa)

Anemia dengan disertai dengan rasa letih yang parah

merupakan akibat dari defesiensi B12. Vitamin ini sangat penting

dalam pembentukan RBC (sel darah merah). Anemia perniciosa

biasanya tidak disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dalam

makanan, melainkan ketidaksediaan faktor intrinsik yaitu sekresi

gaster yang diperlukan untuk penyerapan vitamin B12. Gejala

anemia ini yaitu rasa letih dan lemah yang hebat, diare, depresi,

mengantuk mudah tersinggung dan pucat.

g. Pengaruh anemia pada kehamilan

Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena

sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita

hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan

35
dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat

badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.

Disamping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering

dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal

sebab wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang

sangat ringan hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus,

partus imatur/prematur, gangguan proses persalinan (perdarahan),

gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang,

produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus,

dismaturitas, mikrosomi, cacat bawaan, BBLR, kematian perinatal,

dan lain-lain).

h. Upaya Pencegahan Anemia

Pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yaitu

dengan mengkombinasikan menu makanan serta konsumsi buah dan

sayuran yang mengandung vitamin C (seperti tomat, jeruk, jambu) dan

mengandung zat besi (sayuran berwarna hijau tua seperti bayam).

Kopi dan teh adalah minuman yang dapat menghambat penyerapan

zat besi sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. (Arantiak,

2019)

i. Penatalaksanaan Anemia

1) Anemia ringan

36
a) Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr masih dianggap ringan

sehingga hanya perlu diperlukan 60 kombinasi mg/hari. Zat besi

dari 500 gr asam folat feroral sehari sekali.

b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang baik

dikonsumsi selama hamil misalnya: daging, sayuran, daun singkong,

kangkung, kacang-kacangan dan buah-buahan. (Pudiastuti, 2011)

2) Anemia sedang

a) Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin dan mengkonsumsi

makanan yang bergisi serta banyak mengandung zat besi.

b) Memberikan tablet tambah darah sehari 1 tablet/90 tablet selama

hamil.

3) Anemia berat

a) Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg 6 bulan

selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan.

b) Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin, memperbaiki

kesehatan lingkungan, mengkonsumsi makanan bergizi, banyak

mengandung zat besi dan tranfusi darah. (Manuaba, 2010)

B. Konsep Dasar Asuhan 7 Langkah Varney

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam

rangkaian/ tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang

terfokus pada pasien.

37
2. Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney

a. Langkah I: Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap. (Asrinah, 2010)

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

1) Data Subjektif

Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut

pandang pasien. Ekspresi megenai kekhawatiran dan

keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau

ringkasan yang akan berhubungan dengan diagnosis.

a) Umur

Data ini untuk menentukan faktor resiko yang ada

hubungannya dengan umur ibu. Umur dalam batas

normal berkisar antara 20-35 tahun.

b) Pekerjaan

Data ini menggambarkan tingkat social ekonomi,

pola social dan sebagai pendukung dalam

menentukan pola komunikasi yang akan dipilih

selama asuhan.

c) Riwayat Pasien

(1) Keluhan utama

38
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui

alasan pasien datang ke fasilitas kesehatan.

(2) Riwayat kebidanan

Data ini penting diketahui oleh tenaga kesehatan

sebagai acuan jika pasien mengalami penyulit

post partum.

(3) Riwayat kesehatan

Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita

gunakan sebagai “penanda” akan adanya

penyulit masa hamil.

(4) Status perkawinan

Beberapa pertanyaan yang dapat ajukan antara

lain :

(a) berapa tahun usia ibu ketika menikah

pertama kali ?

(b) status pernikahan (sah/tidak) ?

(c) lama pernikahan?

(d) ini adalah suami yang ke?

(5) Pola makan

Ini penting untuk diketahui supaya kita

mendapat gambaran bagaimana pasien

mencukupi asupan gizi selama hamil.

(6) Pola minum

39
Hal-hal yang perlu kita tanyakan kepada pasien

tentang pola minum adalah sebagai berikut:

frekuensi, jumlah per hari, jenis minuman.

(7) Pola istirahat

Bidan dapat menanyakan tentang berapa lama ia

tidur dimalam dan siang hari.

(8) Aktivitas seshari-hari

Memberikan gambaran tentang seberapa berat

aktivitas yang dilakukan di rumah. Dikaji

pekerjaan dirumah atau pekerjaan yang

dikerjakan sehari-hari.

(9) Personal higine

Data yang mempengaruhi kesehatan pasien

dan bayinya. Dikaji mandi berapa

kali/hari, keramas berapa kali/minggu, ganti

baju berapa kali/hari, ganti celana dalam berapa

kali/hari, sikat gigi berapa kali/hari, potong kuku

berapa kali/minggu.

(10) Aktivitas seksual

Untuk mengetahui keluhan dalam aktivitas

seksual yang mengganggu.

(11) Keadaan lingkungan

(12) Respon keluarga terhadap kehamilan ini

40
(13) Respon ibu terhadap klahiran bayinya

(14) Respon ayah terhadap kehamilan ini

(15) Perencanaan kb

(16) Pengetahuan ibu tentang keadaan dan

perawatannya

(17) Adat istiadat setempat yang berkaitan

dengan masa hamil

2) Data obyektif

Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk

melengkapi data kita dalam menegakkan diagnosis,

maka kita harus melakukan pengkajian data data

objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,

auskultasi, dan perkusi yang dilaukan secaara

berurutan.

Data obyrktif merupakan data dari hasil

pemeriksaan yang dilakukan seperti tampak kuku

pada tangan pucat, konjungtiva pucat dan hasil

pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb <

11 gr.

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan

41
1) Diagnosa kebidanan /nomenklatur

Ibu hamil dengan anemia sedang.

2) Masalah

Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa.

Masalah yang sering timbul pada ibu hamil dengan anemia

sedang yaitu sering pusing, mudah lelah, mata berkunang-

kunang.

3) Kebutuhan pasien

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya. Kebutuhan pada kasus

ibu hamil dengan anemia sedang adalah pemberian konseling

tentang anemia dan pengaruhnya terhadap kehamilan.

c. Langkah III : Merumuskan Diagnosis/ Masalah Potensial

Masalah potensial adalah suatu pernyataan yang timbul

berdasarkan sudah di identifikasi dan membutuhkan penanganan

segera untuk mengatasi kemungkinan buruk yang timbul

(Sulistyawati, 2010)

Pada kasus ibu hamil dengan anemia sedang diagnosa

potensial yang mungkin terjadi adalah anemia berat, abortus, partus

prematurus, Ketuban Pecah Dini (KPD), hiperemesis gravidarum

dan perdarahan antepartum. Akibat anemia pada janin dapat terjadi

42
gangguan dalam bentuk abortus, terjadi cacat bawaan, hipoksia,

dan berat BBLR.

d. Langkah IV : Merencanakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini melakukan identifikasi tindakan segera

oleh bidan atau dokter atau hal yang perlu dikonsultasikan.

Adapun tindakan yang dilakukan pada ibu yang mengalami

anemia sedang yaitu dengan pemberian tablet tambah darah

sebagai salah satu upaya penting dalam pencegahan dan

penanggulangan anemia yang merupakan cara yang epektif karena

dapat mencegah dan menanggulangi anemia akibat kekurangan zat

besi adan atau asam folat. Untuk ibu hamil diberikan setiap hari

selama masa kehamilannya atau minimal 90 tablet.

e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat

harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan,

teori yang terbaru, serta validasi dengan asumsi mengenai apa yang

diinginkan dan tidak diinginkan pasien.

f. Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah ke lima direncanakan secara efisien

dan aman.

g. Langkah VII : Evaluasi

43
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang

diberikan kepada pasien dengan pertimbangan tujuan dari asuhan

tersebut, efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil

asuhan.

3. Kerangka Alur Fikir

 Sosial Biomedis ibu


ekonomi
 Umur ibu hamil
 Pendidikan  Usia kehamilan
 Pekerjaan  Paritas
 Tingkat  Jarak kehamilan
pengetahuan

Konsumsi Anemia pada Infeksi


vitamin C ibu hamil dan
penyakit

44
Konsumsi
Fe

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

dengan pendekatan studi kasus atau penelitian lapangan. Studi kasus

termasuk dalam penelitian analis deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan

terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara

cermat sampai tuntas.

45
Studi kasus pada penelitiaan ini menggunakan pendekatan

manajemen 7 langkah varney dalam pelaksanaan asuhannya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pal III Pontianak.

Penelitian. Adapun waktu penelitian dimulai pada November 2020 sampai

dengan 2021.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini terdiri dari 1 pasien ibu hamil dengan anemia sedang.

D. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri pada saat

melakukan asuhan kebidanan patologis pada ibu hamil dengan anemia

sedang. Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan

mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung

pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,

tidak langsung diperoleh dari peneliti dari subjek penelitiannya.

Biasanya data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat yang diperlukan dalam teknik pengumpulan data sebagai berikut

Alat yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data penelitian

berupa format asuhan kebidanan dan alat tulis

46
2. Metode Yang Digunakan Dalam Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dimana penelitian mendapatkan keterangan

atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (respon)

atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut.

(Notoadmodjo, 2014)

Peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan

wawancara langsung dengan klien dan keluarga.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati subyek dan melakukan pemeriksaan yang berhubungan

dengan kasus yang diambil. Observasi adalah teknik pengumpulan

data dengan cara mengamati subyek dan melakukan pemeriksaan

yang berhubungan dengan kasus yang diambil.

Pada kasus ini penulis memperoleh data objektif yaitu

dengan melakukan pengamatan langsung pada pasien untuk

mengobservasi keadaan umum, serta mengidentifikasi masalah

kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana

tindakan.

c. Pemeriksaan Fisik

47
Peneliti melakukan pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi yang dilakukan untuk memperoleh data

sesuai dengan kasus yang dikelola.

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumentasi. (Notoatmodjo, 2010).

Peneliti menggunakan dokumentasi yang berhubungan

dengan judul LTA ini seperti catatan medis klien berupa buku KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak), litelatur dan lain sebagainya.

e. Analisis Data

Analisa data yang digunakan pada peneliti ini mengubah data hasil

penelitian ini menjadi suatu informasi yang dapat digunakan untuk

mengambil kesimpulan adalah menggunakan manajemen

kebidanan menurut 7 langkah varney yang didokumentasikan alam

bentuk SOAP.

F. Etika Penelitian

Studi kasus ini, penulis juga mempertahankan etika dalam

mengumpulkan data antara lain:

1) Lembar persetujuan menjadi subyek (Informed Consent) yang

diberikan sebelum Asuhan di laksanakan agar subyek mengetahui

maksud dan tujuan asuhan yang akan dilaksanakan.Apabila subyek

setuju maka lembar persetujuan tersebut ditanda tangani.

48
2) Tanpa namaAnonimity. Dalam menjaga kerahasiaan identitas subyek

penyusun tidak mencantumkan nama subyek pada lembar

pengumpulan data dan proposal Tugas Akhir cukup dengan

memberikan produk atau inisial saja

3) Kerahasiaan Confidential.Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dari subyek dijamin oleh penyusun, tidak ada

seorangpun dapat memeproleh informasi tersebut kecuali jika

diijinkan oleh responden dan dengan bukti persetujuan dari

responden.

4) Hak untuk ikut atau tidak menjadi subyek peneliti (rigt to

selfdetermination), subyek penelitian mempunyai hak untuk

memutuskan bersedia atau menolak.

5) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (rigt

to diclosure), peneliti memberikan penjelasan tujuan dan manfaat

penelitian dilakukan.

6) Menghormati martabat subyek penelitian, penelitian yang digunakan

harus mnjunjung tinggi martabat seseorang (subyek penelitian).

7) Berkeadilan, hak dan kewajiban peneliti maupun subyek juga harus

seimbang.

8) Bebas dari penderitaan, dalam penelitian ini tidak

memberikantindakan khusus yang mengakibatkan penderita bagi

subyek penelitian.

49

Anda mungkin juga menyukai