0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas diagnosa keperawatan umum pada ibu postpartum dan bayi baru lahir. Pada ibu postpartum, diagnosa yang sering muncul adalah nyeri akut, menyusui tidak efektif, dan risiko infeksi. Sedangkan pada bayi, diagnosa yang relevan adalah gangguan bersih jalan napas dan pertukaran gas, risiko perubahan nutrisi, dan risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh. Dokumen ini bertujuan untuk memenuhi persy
Deskripsi Asli:
Judul Asli
DIAGNSA KEP PD IBU POSTPARTUM DAN BAYI-(Yovella valviola)
Dokumen ini membahas diagnosa keperawatan umum pada ibu postpartum dan bayi baru lahir. Pada ibu postpartum, diagnosa yang sering muncul adalah nyeri akut, menyusui tidak efektif, dan risiko infeksi. Sedangkan pada bayi, diagnosa yang relevan adalah gangguan bersih jalan napas dan pertukaran gas, risiko perubahan nutrisi, dan risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh. Dokumen ini bertujuan untuk memenuhi persy
Dokumen ini membahas diagnosa keperawatan umum pada ibu postpartum dan bayi baru lahir. Pada ibu postpartum, diagnosa yang sering muncul adalah nyeri akut, menyusui tidak efektif, dan risiko infeksi. Sedangkan pada bayi, diagnosa yang relevan adalah gangguan bersih jalan napas dan pertukaran gas, risiko perubahan nutrisi, dan risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh. Dokumen ini bertujuan untuk memenuhi persy
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas Keperawatan Maternitas I
Oleh
Yovella Valviola (191211560)
Tingkat 2A
Dosen Pengampu
Mitayani,S.ST.M.Biomed
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTI JAYA PADANG
2019/2020 DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM DAN BAYI
A. Diagnose keperawatan pada ibu postpartum
Diagnosa keperawatan yang sering muncul menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016), yaitu: a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik. b. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI, hambatan pada neonatus, anomali payudara ibu, ketidakadekuatan refleks oksitosin, ketidakadekuatan refleks menghisap bayi, payudara bengkak, riwayat operasi payudara, kelahiran kembar, tidak rawat gabung, kurang terpapar informasi tentang pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui, kurang dukungan keluarga, faktor budaya. c. Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang laktasi berhubungan dengan keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu mengingat, ketidaktahuan menemukan sumber informasi. d. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer, ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
B. Diagnosa Keperawatan pada Bayi
Menurut Lowdermilk (2013) dan Green (2012) : a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran napas (mukus, darah dan cairan amnion) , ketidakmampuan untuk batuk atau mengeluarkan dahak b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan napas, pola pernapasan tidak efektif c. Resiko perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat, kurangnya refleks menghisap d. Resiko terjadinya ketidakseimbangan temperatur tubuh berhubungan dengan perubahan suhu lingkungan, kontrol suhu yang imatur e. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologi yang belum matang, pajanan lingkungan, pecahnya ketuban f. Resiko terjadinya cedera berhubungan dengan trauma lahir g. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan keterbatasan masukan oral, regurgitasi berlebihan h. Resiko terjadinya konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan i. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan bayi berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.