Abstrak. Khotimah A, Rokhmani, Edy Riwidiharso. 2018. Prevalensi dan kelimpahan Vorticella sp. pada kepiting bakau (Scylla
serrata) yang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan Sleko, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 4: 87-
91. Vorticella sp. adalah ektoparasit yang menyerang organisme perairan, seperti ikan, udang dan kepiting. Vorticella sp. menyebabkan
penurunan nafsu makan, gangguan gerak, proses molting larva, stres dan bahkan kematian inangnya. Kematian dari Vorticella sp. dapat
menyebabkan penurunan populasi kepiting bakau di perairan. Salah satu potensi perairan laut di Indonesia adalah wilayah perairan
Cilacap. Wilayah perairan Cilacap terdapat ekosistem mangrove Segara Anakan yang merupakan tempat berteduh dan sumber pakan
bagi organisme akuatik, termasuk kepiting bakau. Kepiting bakau (Scylla serrata) memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik di pasar
domestik maupun pasar internasional. Kepiting bakau adalah salah satu komoditas perikanan yang hidup di perairan pantai, terutama di
hutan bakau (mangrove). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kepiting yang terinfeksi Vorticella sp. serta kelimpahan
Vorticella sp. kepiting bakau mendarat di Sleko TPI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik purposive
sampling. Sampel diambil sebanyak 10% dari jumlah kepiting bakau yang didaratkan di TPI Sleko.Hasil penelitian bahwa Vorticella sp
ditemukan pada organ karapas, insang, kaki, kaki dan cakar. Prevalensi kepiting bakau sering dikategorikan, dan kelimpahan Vorticella
sp. termasuk dalam kategori jarang kejadiannya.
Abstract. Khotimah A, Rokhmani, Edy Riwidiharso. 2018. Prevalence and abundance of Vorticella sp. on mangrove crab (Scylla
serrata) landed at Sleko Fish Auction Place, Cilacap District, Central Java. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 4: 87-91. Vorticella sp.
are ectoparasites that attack aquatic organisms, such as fish, shrimp, and crabs. Vorticella sp. causing decreased appetite, movement
disorders, larval molting process, stress and even death on the host. Deaths from Vorticella sp. can cause the decline of mangrove crab
population in water. One of the potential marine waters in Indonesia is Cilacap waters area. Cilacap waters area there are mangrove
ecosystems Segara Anakan which is a shelter and source of feed for aquatic organisms, including mangrove crabs. Mud crab (Scylla
serrata) has high economic value, both in domestic market and international market. Mangrove crab is one of fishery commodities that
live in coastal waters, especially in mangrove forests (mangroves). This study aims to determine the prevalence of crabs infected with
Vorticella sp. as well as the abundance of Vorticella sp. on mangrove crabs, landed on the Sleko Fish Auction Place (TPI). The research
method used is a survey method with purposive sampling technique. Samples were taken as much as 10% of the number of mangrove
crabs that are landing on the TPI Sleko.Results of research conducted on carapace, gill, foot, foot, and claws. The prevalence of
mangrove crabs is categorized frequently, while the abundance of Vorticella sp. including in very rare categories.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 ekor Tabel 1. Kategori prevalensi infestasi ektoparasit (Williams and
kepiting bakau yang diamati, terdapat 11 ekor kepiting Williams 1996)
yang terinfeksi parasit Vorticella sp. Parasit ini ditemukan
melekat pada permukaan karapaks, insang, capit, kaki No. Nilai Kategori
jalan, dan kaki renang. Vorticella sp. pada pengamatan ini 1. 100-99 Selalu
memiliki zoid berbentuk lonceng terbalik yang bersillia dan 2. 98-90 Hampir selalu
tongkat pipih yang berjangkar untuk menembus substrak. 3. 89-70 Sedang
Hal ini sesuai dengan pernyataan Irvansyah et al. (2012) 4. 69-50 Sangat sering
bahwa Vorticella sp. memiliki ukuran tubuh 80-90 µm 5. 49-30 Umumnya
dengan zoid berbentuk lonceng, serta memiliki tangkai 6. 29-10 Sering
7. 9-1 Kadang-kadang
pipih dan silindris dengan cakram yang melekat pada
8. < 1-0,1 Jarang
substrat. 9. <0,1-0.01 Sangat jarang
Prevalensi serangan Vorticella sp pada kepiting bakau 10. <0,01 Hampir tidak pernah
dapat diketahui dengan menghitung jumlah kepiting yang
terininfeksi dibagi jumlah kepiting bakau yang diamati.
Data hasil perhitungan prevalensi dapat dilihat pada Tabel
3. Tabel 2. Kategori kelimpahan ektoparasit (Martin dan Stuart
Dari hasil perhitungan didapatkan, prevalensi total 2000)
sebesar 27,5%, menurut William and William (1996)
termasuk dalam kategori sering. Nilai prevalensi ini Nilai Kategori
menunjukan kepiting bakau banyak terserang Vorticella sp. < 0,1 Hampir tidak pernah
Hal ini dimungkinkan karena perkembangbiakan 0,1-2,0 Sangat Jarang
ektoparasit yang cepat, serta kondisi lingkungan yang 2,1-10,0 Jarang
mendukung. Nugroho et. al. (2013) menambahkan 10,1-40,0 Tinggi
Vorticella sp. membelah setiap 6 jam, sehingga Vorticella > 40,0 Melimpah
sp. banyak ditemukan menempel pada kepiting bakau.
Berdasarkan hasil penelitian, prevalensi kepiting bakau
yang terserang Vorticella sp yang didaratkan di TPI Sleko
lebih tinggi dari pada pravalensi kepiting bakau yang Tabel 3. Prevalensi kepiting bakau yang terinfeksiVorticella sp
dibudidayakan di tambak. Hasil penelitian Irvansyah yang didaratkan di TPI Sleko, Cilacap, Jawa Tengah
(2012) dan Setiayaningsih et. al. (2014) kepiting bakau
Kepiting yang
yang dibudidayakan didapatkan prevalensi sebesar 10%, Minggu ke terinfeksi
Jumlah Prevalensi
sedangkan hasil penelitian Yulanda et al. (2017) kepiting sampel (%)
(ekor)
bakau yang dibudidayakan didapatkan prevalensi sebesar 1. 0 10 0
20%. Sampel kepiting bakau yang didaratkan di TPI Sleko, 2. 1 10 2,5
berdasarkan keterangan nelayan diperoleh dari perairan 3. 7 10 17,5
Cilacap. Di sekitar perairan Cilacap terdapat industri semen 4. 3 10 7,5
dan minyak bumi yang menyebabkan kualitas air dan kadar Jumlah 11 40 27,5
oksigen menurun, serta kandungan bahan organik
90 PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON 4 (1): 87-91, Juni 2018
Tabel 4. Perhitungan kelimpahan Vorticella sp. pada Kepiting oksigen ke insang sertapelindung insang berupa jaringan
bakau (Scylla serrata) yang didaratkan di TPI Sleko, Cilacap, epitel selapis tipis sehingga mudah untuk diserang parasit
Jawa Tengah (Irvansyah et al. 2012).
Pengujian data lebih lanjut dilakukan menggunakan
Jumlah
Sampling Jumlah Jumlah analisis variansi untuk mengetahui perbedaan kelimpahan
kepiting Kelimpahan
ke
terinfeksi
sampel Vorticella Vorticella sp. pada tiap organ. Hasil analisis variansi
1 0 10 0 menunjukkan bahwa penyerangan Vorticella sp. sama atau
2 1 10 6 merata ke setiap organ tubuh kepiting bakau (ditunjukkan
3 7 10 15 dengan nilai yang tidak signifikan (p>0,05)). Penyebaran
4 3 10 10 Vorticella sp. yang merata ke seluruh organ tubuh kepiting
Jumlah 11 40 31 0,775 bakau ini diduga karena habitat kepiting bakau di perairan
bebas memiliki area yang lebih luas dan arus air yang deras
dibandingkan di area pertambakan, serta kelimpahan
Vorticella sp. yang rendah menyebabkan Vorticella sp.
Tabel 5. Jumlah ektoparasit Vorticella sp. pada organ Kepiting hanya ditemukan pada bagian tertentu organ kepiting
bakau (Scylla serrata) yang didaratkan di TPI Sleko, Kabupaten
bakau.
Cilacap, Jawa Tengah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
Samp disimpulkan bahwa: (i) Prevalensi total kepiting bakau
Sampel Sampel Sampel yang terinfeksi di TPI Sleko sebesar 27,5%, termasuk
Organ el ke Rerata
ke 2 ke 3 ke 4 dalam kategori sering. (ii) Kelimpahan total Vorticella pada
1
Karapak - - - 2 0.5 kepiting bakau yang didaratkan di TPI Sleko sebesar 0,775
Insang - 6 3 2 2,75 ind/ekor, termasuk dalam kategori sangat jarang. (iii)
Kaki renang - - 4 - 1 Penyerangan Vorticella sp. di setiap organnya sama atau
Kaki jalan - - 4 5 2,25 merata diseluruh tubuh.
Capit - - 4 1 1,25 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
Total - 6 15 10
Vorticella sp. pada kepiting bakau yang terdapat dialam
bebas dengan kepiting bakau yang dibudidayakan.
Sentosa A, Amran R. 2012. Pertumbuhan dan mortalitas kepiting bakau, Tumisem, Endar P. 2011. Analisis kadar dan cara muda mengenali udang
Scylla tranquebarica Fabricius, 1798 di perairan Pantai Mayangan, yang terakumulasi logam: Studi kasus tentang udang di Sungai Donan
Kabupaten Subang, Jawa Barat. Seminar Nasional Tahunan IX Hasil Cilacap, Jawa Tengah. Manusia dan Lingkungan 18 (2): 114-126.
Penelitian Perikanan dan Kelautan, Jakarta. Wijayanti I Tapotubun EJ, Agus Salim M, Nuer’aenah N, Litaay C, Putri
Setiyaningsih L, Sarjito, Haditomo AHC. 2014. Identifikasi ektoparasit RMS, Kaya AOW, Suwandi R. 2011. Pengaruh temperatur terhadap
pada kepiting bakau (Scylla serrata) yang dibudidayakan di tambak kondisi anastesi pada bawal tawar Colossoma macropomum dan
pesisir Pemalang. Journal of Aquaculture Management and lobster tawar Cherax quadricarinatus. Prosiding Seminar Nasional
Technology 3 (3):.8-16 Pengembangan Pulau-Pulau Kecil 2011, Jakarta
Subaidah S, Pramudjo S. 2008. Pembenihan Udang Vaname. Balai Williams EH, Williams LB. 1996. Parasites Offshore Big Game Fishes of
Budidaya Air Payau Situbondo. Puerto Rico and the Western Atlantic. University Puerto Rico,
Suryono CA, Irwani, Rochaddi B. 2016. Pertambahan biomasa kepiting Mayagues
bakau (Scylla serrata) pada daerah mangrove dan tidak bermangrove. Yulanda TE, Irma D, Dwinna A. 2017. Intensitas dan prevalensi
Jurnal Kelautan Tropis 19 (1): 76-80. ektoparasit pada kepiting bakau (Scylla serrata) di Desa Lubuk
Tumbol RA, Sammy NL, Tauvan AK. 2011. Identifikasi, tingkat Damar, Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan
insidensi, indeks dominasi dan tingkat kesukaan parasit pada sidat dan Perikanan Unsyiah 2 (1): 80-88.
(Anguilla marmorata). Biota 16 (1): 114-127.