Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bersama AIDS adalah suatu penyakit

yang belum ada obatnya dan belum ada ,vaksin yang bisa mencegah

serangan virus HIV sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit

sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu

yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaanm baik

dari segi fisik maupun dari segi mental. mungkin kitasering menda!at

informasi melalui media letak elektronik atau untuk seminar-seminar

tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS.

Dari segifisik penderitaan itu mungkin tidak terlihat secara langsung

karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa

bulan.Tapi dari segimental orang yang mengetahui dirinya mengidap peny

akit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan.

Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu

masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbanganpertimban

gan dan alasan itulah kami sebagai pelajar sebagai bagian dari anggota m

asyarakt dan sebagaigenerasi !enerus bangsamerasa perlu memperhatikan

hal tersebut.

1
Kasus HIV-AIDS berkembang sangat cepat di seluruh dunia,

terlihat dari besamya jumlah orang yang telah terinfeksi oleh virus

tersebut. Diperkirakan sekitar 40 juta orang telah terinfeksi dan lebih dari

20 juta orang meninggal. Di seluruh dunia, setiap hari diperkirakan sekitar

2000 anak di bawah 15 tahun tertular virus HIV dan telah menewaskan

1400 anak di bawah usia 15 tahun, serta menginfeksi lebih dari 6000 orang

usia produktif (KPAN, 2007). HIV-AIDS merupakan penyakit infeksi

yang sangat berbahaya karena tidak saja membawa dampak buruk bagi

kesehatan manusia namun juga pada negara secara keseluruhan.

Sejak kasus HIV-AIDS pertama kali ditemukan di Bali pada tahun

1987, jumlah kasus terns bertambah dan menyebar di hampir seluruh

provinsi di Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Data

ten tang jumlah sebenarnya orang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) di

Indonesia sulit untuk didapat. Seringkali dikemukakan bahwajumlah

penderita yang berhasil dihimpun hanyalah puncak dari sebuah gunung es

yang di bawahnya menyimpan petaka yang sangat mengerikan. Setiap

kasus yang dilaporkan diperkirakan ada 1 00 orang lainnya yang sudah

terinfeksi HIV, namun tidak terdeteksi. Sehubungan dengan itu, untuk

memprediksi perkembangan epidemi di Indonesia telah dibuat beberapa

proyeksi (Mamahit, 1999). Menurut laporan Bappenas dan UNDP (2007

/2008), virus HIV diperkirakan telah menginfeksi antara 172.000- 219.000

orang di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

2
1. Jelaskan definisi dari HIV/AIDS ?

2. Bagaimana penularan virus HIV/AIDS pada Manusia?

3. Bagaimana pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS?

4. Bagaimana peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

pada pasien yang terkenan HIV/AIDS?

5. Apa saja kerugian yang ditimbulkan oleh HIV/AiDS pada manusia?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi HIV/AidS

2. Mengetahui proses penularan virus HIV/AIDS

3. Mengetahui pencegahan pengobatan HIV/AIDS

4. Mengetahui peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

pada pasien yang terkenan HIV/AIDS?

3
BAB 2

TINJUAN PUSTAKA

A. AIDS/HIV(Immune Deficiency Syndrome/ Human Immunodeficiency

Virus)

Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang

menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan

turunnya kekebalan tubuh manusia dan membuatnya lebih rentan terhadap

berbagai penyakit, sulit sembuh dari berbagai penyakit infeksi oportunistik

dan bisa menyebabkan kematian (Dirjen P2PL RI, 2012), sedangkan

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat virus

HIV (Depkes RI, 2012).

1. Taksonomi AIDS/HIV

Superdomain : Biota

Domain : Virus

Famili : Retioviridae

Upafimili : Orthoretrovirinae

Genus : Lentivirus

2. Morfologi

a. Bentuk

4
HIV memiliki diameter 100-150 nm dan berbentuk sferis

(spherical) hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti

partikel virus (virion).[13] Selubung virus berasal dari membran

sel inang yang sebagian besar tersusun dari lipida.] Di dalam

selubung terdapat bagian yang disebut protein matriks. Bagian

internal dari HIV terdiri dari dua komponen utama, yaitu genom

dan kapsid. Genom adalah materi genetik pada bagian inti virus

yang berupa dua kopi utas tunggal RNA. Sedangkan, kapsid adalah

protein yang membungkus dan melindungi genom.

Gambar : Immune Deficiency Syndrome/

Human Immunodeficiency Virus)

b. Penularan HIV/AIDS

penularan HIV/AIDS melalui kontak seksual semakin

tinggi karena fenomena free sex yang mulai marak di Indonesia,

tidak ada cara apapun yang bisa mendeteksi apakah pengunjung

atau penjaja cinta sudah terjangkit virus.

5
Penggunaan jarum suntik erat hubungannya dengan

penggunaan jarum untuk memasukkan narkotika ke dalam tubuh.

Ketika sekelompok pecandu berkumpul dan melakukan pesta,

seringkali mereka mengunakan jarus suntik secara bergantian.

Dalam situasi ini, jarum menjadi media primer yang bisa

menghantarkan virus ke orang lain. Penularan HIV/AIDS juga bisa

terjadi pada masa prinatal, tetapi hanya melibatkan ibu dan anak.

Masa prinatal mencakup saat di dalam rahim, proses persalinan,

dan menyusui.

c. Sifat dan Daya Tahan

HIV mampu betahan dengan baik dalam sel inang karena

terbentuknya inti HIV dalam sel Inang tersebut. Inti HIV dibentuk

oleh protein Gag,pol dan Protein hasil ekspresi RNA full length.

Membran inti HIV terbentuk akibat dari ekspresi gen env yang

menghasilkan glikoprotein dengan massa molekul relatif 160 (gp

160) yang terdispsoasi membentuk glikoprotein gp dan gp 41.

Kedua jenis glikoprotein di atas terintegrasi dengan membran lapis

rangkap lipid dari sel inang sehingga membentuk membran inti

HIV. Inti HIV yang mempunyai lipid sel inang. Hal ini disebabkan

kesamaan sifat kimia antara kedua lipid sangat mudah untuk

menginfeksi sel inang yang masih sehat. Setelah terbentuknya sel

6
HIV baru, proses penularan terhadap sesama manusia lain yang

sehat mungkin terjadi.

d. Pelaku-Pelaku yang rentan Penularan HIV/AIDS

Bagi ibu rumah tangga, realitas terkena HIV & AIDS

berkaitan dengan konstruksi sosial budaya masyarakat yang

menempatkan laki-laki dan perempuan dalam posisi yang tidak

sama. Masih adanya ketimpangan sosial antara relasi kuasa laki-

laki terhadap perempuan, membuat kondisi perempuan ibu rumah

tangga menjadi buruk, walaupun tertular dari suaminya sendiri.

Dalam beberapa kasus, bagi perempuan ibu rumah tangga yang

terkena HIV & AIDS, mereka juga mempunyai beban ganda

seperti merawat suami yang sakit, merawat anak yang

kemungkinan juga tertular, mencari nafkah karena beban

pengeluaran akan semakin besar, belum lagi adanya stigma dan

diskriminasi yang terjadi dari masyarakat yang belum memahami

HIV & AIDS secara komprehensif, seperti dijauhi dan

mendapatkan penolakan oleh keluarga, teman bahkan masyarakat.

Kurangnya pengetahuan mengenai penularan HIV serta

kesadaran akan pentingnya memeriksakan diri terhadap infeksi

HIV yang masih rendah di kalangan ibu rumah tangga membuat

mereka rentan terinfeksi HIV. 10 Padahal secara biologis

perempuan lebih mudah tertular penyakit-penyakit melalui

hubungan seksual dibanding laki-laki. Perempuan memiliki

7
permukaan (mukosa) alat kelamin yang lebih luas sehingga mudah

terpapar cairan sperma ketika berhubungan seksual. Selain itu,

sperma yang terinfeksi HIV mempunyai konsentrasi virus yang

lebih tinggi dibanding konsentrasi HIV pada cairan vagina.

Kepercayaan kepada suami yang tidak mungkin menularkan HIV

mengakibatkan tidak adanya kewaspadaan dalam mencegah

penularan HIV.

e. Tanda dan Gejala pengidap HIV/AIDS

Gejala AIDS beraneka ragam dan tergantung pada manifest

asi khusus pen yakit tersebut. Sebagai pasien AIDS dengan infeksi

baru dapat mengalami demam dan keluar keringatmalam sementara

pasien tumor kulit akan menderita lesi kulit. Gejala non spesifik

pada pasien AIDS mencakup rasa letih yang mencolok

,pembengkakan kelenjar leher ketiak serta lihat paha, penurunan b

erat badan yang tidak jelas sebabnya dan diare yang berlarut- larut.

Karena gejala-gejala yang belakangan ini da!at dijumpai

pada banyak Qkondisi lainnya maka hanya kalau kondisi

ini sudah disingkirkan dan gejala tersebut tetap ada

barulah diagnosis AIDS di pertimbangkan.Khususnya

pada orang-orang yang bukan termasuk kelompok

beresiko tinggi.

Berikut Tanda dan Gejala klinis Penderita AIDS:

1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan.

8
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan.

3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan

4. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.

5. Dimensia/HIV ensefalopati.

9
BAB 3

PEMBAHASAN

A. Definisi AIDS/HIV(Immune Deficiency Syndrome/ Human

Immunodeficiency Virus)

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome

merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom

yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena

virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus

merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia.

Kasus HIV/AIDS ini merupakan suatu kasus yang sangat fatal di

masyarakat, dimana setiap penderita akan berakhir dengan kematian.

Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung

es, yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada

jumlah sebenarnya (Departemen Kesehatan RI, 2013).

Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang

menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan

turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat

virus HIV dapat tampak sehat dan belum tentu membutuhkan pengobatan.

Meskipun demikian, orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada

orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi penggunaan

alat suntik dengan orang lain (KPAD Kab. Jember, 2015)

10
Acquired Immune Deficiency Syndrome adrome atau AIDS adalah

sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena kekebalan tubuh yang

menurun yang disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya

kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah

terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit,

paru, saluran penernaan, otak dan kanker. (KPAD Kab. Jember, 2015).

B. Penularan HIV/AIDS pada tubuh Manusia

HIV yang masuk keda1am tubuh akan menyerang se1 darah putih,

yaitu limposit T4 yang mempunyai peranan · penting sebagai pengatur

sistem imunitas. HIV mengadakan ikatan dengan CD 4 reseptor yang

terdapat pada pennukaan 1imposit T4. Sekarang diketahui bahwa virus ini

dapat 1angsung merusak se1 tubuh yang mempunyai CD4 seperti se1 g1ia

yang terdapat pada otak, makrofag . dan se1 1angerhans diku1it, sa1uran

pencernaan dan saluran pernapasan. Suatu enzim, reverse transcriptase

mengubah bahan genetik virus (RNA) menjadi DNA yang bisa

bedntegrasi dengan sel dari hospes. Selanjutnya se1 yang berkembang biak

akan mengandung genetik menyebabkan infeksi oleh HIV menjadi

ireversible dan berlangsung seumur hidup.

Ada juga melalui Cara transmisi yang diketahui dan diakui pada

saat ini adalah melalui hubungan seksual (homo dan heteroseksual),

tranfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tercemar, intrauterin,

perinatal(kontak dengan darah yang terinfeksi pada waktu partus) dan

posnatal (melalui air susu ibu). Cara hubungan anogenital merupakan

11
perilaku seksual dengan resiko tertinggi untuk penularan HIV, karena

mukosa rektum tipis dan mudah luka pada waktu berhubungan secara

anogenital. Menurut Frances M. Cowan dan Anne M. Johnson (Medicine

International). Transmisi transplasental atau peri-natal dari ibu pengidap

HIV kepada bayi terjadi sebelum atau pada saat atau dekat sesudah

dilahirkan.

HIV dan virus-virusnya sejenis umumnya ditularkan

melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membrane mukosa)

atau aliran darah, cairan tubuh yang mengandung HIV seperti darah, air

mani, cairan vagina, cairan preseminal dan air susu ibu. Penularan dapat

terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral). transfuse

darah, jarum suntik yang terkontaminasi. Hubungan seksual adalah factor

penyebab penularan HIV/AIDS tertinggi (Nursalam, K & Ninuk, D,

2017).

C. Pencegahan dan Pengobatan HIV/AIDS

1. penyuluhan kesehatan tentang HIV AIDS mengenai pengertian

HIV/AIDS, tanda dan gejala, cara penularan dan cara pencegahan.

2. Pemberian edukasi dan pemeriksaan VCT dapat memberikan perilaku

pencegahan HIV yang lebih baik.

3. Pemeriksaan para wanita beresiko penjaja seks tersebut diberi edukasi

penyuluhan pemahaman tentang HIV/AIDS yang berisi pemahaman

tentang defenisi, tanda dan gejala, cara penularan dan cara pencegahan

12
serta dimana harus memeriksakan kesehatanya untuk pendeteksian

secara dini penyakit tersebut.

4. Hindari seks bebas.

5. jangan gunakan jarum bergantian.

6. Menggunakan kondom, Ketika berhubungan seksual, lindungi diri

dengan alat pengaman ekstra untuk mencegah kemungkinan terjadinya

alat pengaman/kondom yang robek dan lain sebagainya.

7. Perhatikan luka yang terbuka, Jika bekerja dengan pasien HIV,

pastikan kamu melindungi diri dengan sangat hati-hati. Terutama jika

luka terbukamu akan bersentuhan atau terkena kontak dengan pasien

HIV. Karena virus tersebut bisa menular melalui luka yang terbuka.

8. Lakukan vaksin,melakukan vaksin hepatitis A dan hepatitis B, serta

melakukan tes secara teratur sangat baik untuk melindungi diri dari

HIV.

9. Pre-exposure prophylaxis (PrEP).PrEP merupakan metode

pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi antiretroviral bagi mereka

yang berisiko tinggi tertular HIV. Yaitu mereka yang memiliki lebih

dari satu pasangan seksual, memiliki pasangan dengan HIV positif,

menggunakan jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau

mereka yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman.

Ada juga pengobatan bisa dilakukan oleh pasien AIDS/HIV

apabila telah terjangkit yaitu:

13
 Pengobatan antiretroviral (ARV) kombinasi merupakan terapi

terbaik bagi pasien terinfeksi Human Immunodeficiency Virus

(HIV) hingga saat ini. Tujuan utama pemberian ARV adalah

untuk menekan jumlah virus (viral load), sehingga akan

meningkatkan status imun pasien HIV dan mengurangi

kematian akibat infeksi oportunistik. Pada tahun 2015, menurut

World Health Organization (WHO) antiretroviral sudah

digunakan pada 46% pasien HIV di berbagai negara.

Penggunaan ARV tersebut telah berhasil menurunkan angka

kematian terkait HIV/AIDS dari 1,5 juta pada tahun 2010

menjadi 1,1 juta pada tahun 2015. Antiretroviral selain sebagai

antivirus juga berguna untuk mencegah penularan HIV kepada

pasangan seksual, maupun penularan HIV dari ibu ke anaknya.

Hingga pada akhirnya diharapkan mengurangi jumlah kasus

orang terinfeksi HIV baru di berbagai negara.

D. Kompetensi perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya peningkatan

kesehatan yang dapat dilakukan oleh perawat pelaksanaan melalui

pendekatan kompetensi. Kompetensi perawat merefleksikan kemampuan

yang harus dimiliki oleh perawat untuk memberikan asuhan keperawatan

profesional. Kompetensi seseorang ditunjukkan dari pekerjaan yang

dilakukannya dan kemampuan bekerjasama dengan pekerjaan lainnya.

Kompetensi dapat disimpulkan sebagai sekumpulan keterampilan yang

14
dimiliki individu termasuk di dalamnya pengetahuan dan atribut lain

(sarana prasarana) untuk menunjang melakukan suatu pekerjaan.

Kompetensi seorang perawat adalah sesuatu yang ditampilkan secara

menyeluruh oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan

profesional kepada klien yang aman dan etis, mencakup pengetahuan,

ketrampilan dan sikap yang dipersyaratkan dalamsituasi praktek (United

Nation International Development Organization, 2002).

Perawat merupakan peran yang paling penting pada pengelolaan

stress si penderita, dan mengarahkan pasien agar lebih percaya diri dan

tabah untuk menjalani kehidupan. Serta agar pasien dapat beradaptasi

dengan sakitnya dan pemberian dukungan sosial, berupa dukungan

emosional, informasi dan material.

Perawat merupakan salah satu komponen yang penting dalam

pelaksanaan layanan kesehatan,termasuk dalam upaya penanggulangan

HIV/AIDS pada kaum Gay. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya

mencapai peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,

pemulihan dan pemeliharaan kesehatan dengan penekatan pada upaya

pelayanan kesehatan primer, yaitu untuk memungkinkan setiap

penduduk/individu mencapai kemampuan untuk hidup sehat dan

produktif.11 Dalam menjalankan tugasnya, termasuk dalam melakukan

upaya penaggulangan HIV/AIDS perawat memiliki fungsi yang

diantaranya adalah mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan,

menyususun diagnosis keperawatan, menyusun rencana asuhan

15
keperawatan, melakukan tindakan asuhan keperawatan, melakukan

evaluasi terhadap asuhan keperawatan

E. Kerugian yang ditimbulkan Oleh HIV/AIDS

Banyak dampak negative yang ditimbulkan dari HIV AIDS bukan

hanya bagi penderitanya tetapi juga dampak negative bagi Negara yang

disebabkan oleh penyakit ini:

1. HIV/AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan

menghancurkan jumlah manusia dengan kemampuan produksi (human

capital), tanpa nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan obat yang ada

dapat meruntuhkan ekonomi dan daerah. (Wahyu, S,Taufik;

Asmidirllyas, 2012).

2. Daerah yang terinfeksi berat, epidemic telah banyak meninggalkan

anak-anak yatim piatu yang dirawat oleh kakek dan neneknya yang

telah tua.

3. Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas), suatu daerah akan

menyebabkan mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang

berketerampilan (Cahyamita, 2015).

4. Adanya penurunan imunitas tubuh yang mengakibatkan mudah

terserangnya infeksi oportunistik bagi penderitanya (Fauci & Lane,

2012; WHO, 2014)

5. Secara fisik menimbulkan kerentanan terhadap beberapa penyakit

seperti munculnya penyakit TB, Infeksi pada mulut dan tenggorokan

oleh jamur, pembengkakan kelenjar getah bening, muncul herpes

16
zoster berulang dan muncul bercak gatal diseluruh tubuh (Nursalam

dan Ninuk, 2071).

6. seseorang yang terjangkit HIV AIDS dapat berdampak sangat luas

dalam hubungan sosial, dengan keluarga, hubungan dengan teman-

teman, relasi dan jaringan kerja akan berubah baik kuantitas maupun

kualitas. Orang-orang yang terjangkit HIV AIDS secara alamiah

hubungan sosialnya akan berubah. Dampak yang paling berat

dirasakan oleh keluarga dan orang-orang dekat lainnya.Perubahan

hubungan sosial dapat berpengaruh positif atau negatif pada setiap

orang.Reaksi masing -masing orang berbeda, tergantung sampai sejauh

mana perasaan dekat atau jauh, suka dan tidak suka seseorang terhadap

yang bersangkutan. (Kemensos,2011) .

17
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang

menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan

turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat

virus HIV dapat tampak sehat dan belum tentu membutuhkan pengobatan.

Meskipun demikian, orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada

orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi penggunaan

alat suntik dengan orang lain (KPAD Kab. Jember, 2015)

Penularan melalui hubungan seksual (homo dan heteroseksual),

tranfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tercemar, intrauterin,

perinatal(kontak dengan darah yang terinfeksi pada waktu partus) dan

posnatal (melalui air susu ibu). Cara hubungan anogenital merupakan

perilaku seksual dengan resiko tertinggi untuk penularan HIV, karena

mukosa rektum tipis dan mudah luka pada waktu berhubungan secara

anogenital. Menurut Frances M. Cowan dan Anne M. Johnson (Medicine

International). Transmisi transplasental atau peri-natal dari ibu pengidap

HIV kepada bayi terjadi sebelum atau pada saat atau dekat sesudah

dilahirkan.

18
Dampak negative bagi Negara yang disebabkan oleh penyakit ini:

1. HIV/AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi

2. banyak meninggalkan anak-anak yatim piatu yang dirawat oleh kakek dan

neneknya yang telah tua.

3. Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas)

4. Adanya penurunan imunitas tubuh

5. Secara fisik menimbulkan kerentanan terhadap beberapa penyakit

6. Orang-orang yang terjangkit HIV AIDS secara alamiah hubungan

sosialnya akan berubah

B. Saran

Masa depan bangsa ini harus segera diselamatkan caranya adalah

dengan mendidik dan membimbing generasi muda secara intensif agar

mereka mampu menjadi motor penggerak kemajuan dan mendorong

perubahan kearah yang lebih dinamis, progesif dan produktif. Dengan

demikian diharapkan kedepannya bangsa ini mampu bersaing dengan

negara lainya . Agar mencapai impian tersebut remaja Indonesia harus

tumbuh secara positif dan kontruktif, serta sebisa mungkin dijauhkan dari

telibat kenakalan remaja. Inialah tantangan riil yang kita hadapi sebagai

guru dan orang tua. Sudah sedemikian lama fenomena maraknya kenakalan

remaja ini dibiarkan begitu saja, seolah hanya di tangani dengan asal-

asalan. Pemerintahan sebagai pemengang utama kebijakan juga dapat

menjalankan perannya, yaitu membuat undang undang pendidikan, undang

undang teknologi komunikasi (yang mengatur tayangan yang layak di akses

19
di internet, televisi, dan media massa), serta membangun aparat kepolisian

yang kuat. Dengan permasalahan remaja yang terkena HIV DAN AIDS

dikalangan masyarakat diakibatkan pergaulan bebas remaja yang tidak

terpantau, dengan sebab itupenulis berharap ada pengawasan dari orang

yang bertanggung jawab.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Ibrahim Kusman,Yusshy Kurnia H, Lalili Rahayuwati, Baiq

Emi Nurmalia, Siti Ulfah Rifa’tul,Fitri.2017.Hubungan antara

Fatigue Jumlah CD4 dan Kadar Hemoglobin Pada Pasien Yang

Terinfeksi Human Immunodeficieny Virus (HIV). Jurnal

Keperawatan.Vol 5, No 3.

2. Darti Afi Nur,Fatwa Imelda.2019.Upaya Pencegahan dan

Penanggulangan HIV/AIDS melalui Peningkatan Pengetahuan

dan SCreening HIV/AIDS Pada Kelompok Wanita Beresiko

Dibelahan Sumetera. Jurnal Riset Hesti Medan.Vol 4.No 4.

3. Arifatun Nur Nuzzila, Dyah Mahendrasari

Sukendra.2017.Anlisis Pengetahuan dan Sikap Narapina Kasus

markoba Terhadap kasus Narkoba Terehadap Perilaku Berisiko

Penularan HIV/AIDS.(2(1).Jurnal Of Helath

Education.Website:Http//Journal.unnes.ac.id/sju/index.php.jhea

lthedu.

4. Andari Seotji.2015..Pengetahuan Masyarakat Tentang

Penyebaran HIV/AIDS.Jurnal PKS.vol 14.No 12.

5. Senam.1999.Bahaya Infeksi HIV Beserta Alternatif

Pemecehannya.Cekrawala Pendidikan.

21
6. Astindari, Hans Lumintang.2014.Cara Penularan HIV dan

AIDS Di unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI)

RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Berkala Ilmu Kesehatan Kulit

dan Kelamin.Vol 26, No 1.

7. Penularan dan Pencegahan AIDS Di Indonesia.1996.Vol

XXI,No 5.

8. Husna Cut,Ha Fitriani.2019.Kompetensi perawat Pelaksanaan

Dalam Merawat Pasien HIV/AIDS.2.Idea Nurshing Jurnal.Vol

VII,No

9. Wahyuni Erna Dwi,Candra PanjiAsmoro,Endang

Susiana.2019.Faktor yang Berhubungan dengan Mutu

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.Fundamental and

Management Nurshing Journal,2,6-12.

10. Putu Dewa Yudi Pardita,Ketut Sudibia.2014.Anlisis Dampak

Sosial Ekonomi dan Psikologis Penderita HIV/AIDS Di Kota

Denpasar.Jurnal Buletin Studi Ekonomi,Vol.19,No. 2.

22
23

Anda mungkin juga menyukai