Anda di halaman 1dari 90

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN PASCA STROKE

NIM. P07120217003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

KARYA TULIS ILMIAH


ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN STROKE MELALUI
PENATALAKSANAAN ROM PASIF DI OHOI DUNWAHAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOLSER

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
di Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku
Program Studi Keperawatan Tual

ALOYSIUS LEKATOMPESSY
NIM. P07120217003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
PERNYATAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ALOYSIUS LEKATOMPESSY
NIM : P07120217003
Program Studi : Keperawatan Tual
Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil atau
pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Langgur, ……… 2020

Pembuat Pernyataan

Aloysius Lekatompessy
NIM. P07120217003

Mengetahui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep


NIP. 19670714 199003 1 005 NIP. 19720723 199203 2 001

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh ALOYSIUS LEKATOMPESSY, NIM. P07120217003,


Dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN
STROKE MELALUI PENATALAKSANAAN ROM PASIF DI OHOI
DUNWAHAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOLSER”, telah diperiksa dan
disetujui untuk diujikan.

Langgur, ……….. 2020

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep


NIP. 19670714 199003 1 005 NIP. 19720723 199203 2 001

iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah oleh ALOYSIUS LEKATOMPESSY, NIM. P07120217003,


Dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN STROKE
MELALUI PENATALAKSANAAN ROM PASIF DI OHOI DUNWAHAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOLSER”, telah dipertahankan di depan
dewan penguji pada tanggal, 02 Agustus 2020

Dewan Penguji
Penguji Ketua

Ns. Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes


NIP. 19710317 199503 2 001

Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes


NIP. 19720723 199203 2 001 NIP. 19670714 199003 1 005

Mengetahui
Ketua Program Studi

Ns. Lucky H. Noya, S.Kep.,M.Kep


NIP. 19690618 199603 1 001

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul : “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Stroke

Melalui Penatalaksanaan ROM Pasif di Ohoi Dunwahan Wilayah Kerja Puskesmas

Kolser”. Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku Program Studi

Keperawatan Tual.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya

penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Hairudin Rasako, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Maluku

2. dr. K. Notanubun, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku

Tenggara

3. Maria Z. Kelanit, AMK, selaku Kepala Puskesmas Kolser

4. Ns. Lucky H. Noya, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan

Tual sekaligus sebagai Pembimbing Akademik

5. Ns. Rahel Metanfanuan, S.Kep.,M.Kes, selaku Penguji Ketua

vi
6. Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes, selaku Pembimbing Utama sekaligus

sebagai Penguji Anggota II

7. Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep, selaku Pembimbing Pendamping

sekaligus Penguji Anggota III

8. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Program Studi Keperawatan Tual

9. Kedua Orang Tua, Kakak, Adik dan keluarga besar yang selalu mendukung

dan memberikan motivasi bagi penulis

10. Teman-teman Angkatan Medulla Spinalis 17 yang selalu memberikan

semangat bagi penulis.

.................................................................. Penulis menyadari sungguh bahwa dalam penulisan ini m

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak sehingga hasil dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Langgur, Agustus 2020

(Penulis)

vii
Abstrak
Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Stroke melalui Penatalaksanaan ROM
Pasif di Ohoi Dunwahan Wilayah Kerja Puskesmas Kolser

ALOYSIUS LEKATOMPESSY
(2020)

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Maluku


Program Studi Keperawatan Tual

Pembimbing Utama : Jonathan Kelabora, S.SiT.,M.Kes


Pembimbing Pendamping : Ns. Robeka Tanlain, S.Kep.,M.Kep
Kata Kunci : Lansia, Stroke, Penatalaksanaan ROM Pasif.

Latar Belakang. Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah cedera otak yang
berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Range of Motion adalah jumlah
maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga
potongan tubuh yaitu sagital (garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang),
transversal (garis yang membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan), dan frontal
(garis yang melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian
depan dan belakang). Tujuan. Menggambarkan asuhan keperawatan pada lansia
dengan stroke melalui penatalaksanaan ROM pasif. Metode. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala
sesuatu yang terkait dengan variable yang bisa dijelaskan dengan angka-angka atau
kata-kata, yang dilaksanakan pada tanggal 01-05 Juli 2020. Hasil. Pelaksanaan
tindakan keperawatan pada kedua subjek studi kasus sesuai dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah ditetapkan yaitu Penatalaksanaan ROM Pasif.
Kesimpulan. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada subjek 1 dan subjek 2
yakni Penatalaksanaan ROM Pasif dapat berjalan dengan baik karena adanya
kerjasama dan dukungan dari keluarga kedua subjek studi kasus. Saran.
Diharapkan bagi petugas kesehatan selain terapi farmakologi gunakan juga terapi
non farmakologi dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mengatasi
masalah kesehatan pasien.

Kepustakaan : 25 buku (Tahun 2007-2019)

viii
Abstract
Nursing care in elderly with Stroke through passive ROM management in Ohoi
Dunwahan the work area of Kolser Puskesmas

ALOYSIUS LEKATOMPESSY
(2020)

Polytechnic Health Ministry of Maluku Health


Tual Nursing Study Program

Main supervisor : Jonathan Kelabora, S. SiT., M. Kes


Companion Advisor : Ns. Robeka Tanlain, S. Kep., M. Kep
Keywords : Elderly, Stroke, management of PASSIVE ROM.

Background. The elderly is a person who has reached an age of more than 60
years of Stroke or cerebrovascular INJURY (CVA) is a brain injury related to the
obstruction of cerebral blood flow. The Range of Motion is the maximum number
of movements that the joints might do on one of the three body pieces of the
sagittal (line that passes through the body from the front to the back), transversal
(the line dividing the body into the left and right sections), and the frontal (the line
that passes the body from side to side and divides the body into the front and
Purposes. Describing nursing care in the elderly by stroke through a passive ROM
management. The method. This Research is a descriptive study, which is a study
aimed at explaining or describing a state, event, object whether people, or anything
related to variables that could be explained by numbers or words, which was held
on 01-05 July 2020. Results. The implementation of nursing actions on both cases
of case studies in accordance with the predetermined Nursing action plan is
management OF passive ROM. The conclusion. Nursing actions performed on
subject 1 and subject 2 I.E. Passive ROM Management can run well due to the
cooperation and support of the second family of case study subjects. Suggestion. It
is expected for health workers in addition to pharmacological therapy use non-
pharmacological therapy in conducting nursing care to overcome the health
problems of patients.

Libraries : 25 Books (years 2007-2019)

ix
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan..........................................................................................i


Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat Gelar.........................................................ii
Halaman Keaslian Tulisan......................................................................................iii
Halaman Persetujuan ............................................................................................iv
Halaman Pengesahan Penguji.................................................................................v
Halaman Kata Pengantar .......................................................................................vi
Halaman Abstrak ...........................................................................................viii
Halaman Abstract ............................................................................................ix
Halaman Daftar Isi .............................................................................................x
Halaman Daftar Tabel ...........................................................................................xiii
Halaman Daftar Lampiran.....................................................................................xiv
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang...................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................4
1.3. Tujuan Studi Kasus............................................................................4
1.4. Manfaat Studi Kasus..........................................................................4
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1. Asuhan Keperawatan............................................................................6
1. Pengkajian ........................................................................................6
2. Diagnosa............................................................................................9
3. Perencanaan......................................................................................10
4. Pelaksanaan......................................................................................11
5. Evaluasi............................................................................................11
2.2. Konsep Lansia
1. Pengertian.........................................................................................11
2. Proses Menua...................................................................................12
3. Batasan Lanjut Usia..........................................................................12
4. Teori Proses Menua..........................................................................13

x
5. Perubahan yang terjadi pada lanjut usia...........................................14
2.3. Konsep Stroke
1. Pengertian.........................................................................................16
2. Penyebab..........................................................................................16
3. Faktor yang menyebabkan stroke.....................................................17
4. Manifestasi klinis.............................................................................17
5. Patofisiologi......................................................................................18
6. Gejala Klinis.....................................................................................19
7. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................19
8. Komplikasi.......................................................................................20
9. Penatalaksanaan................................................................................20
2.4. Konsep Dasar Range of Motion (ROM)
1. Pengertian.........................................................................................21
2. Tujuan ............................................................................................22
3. Jenis-jenis ROM...............................................................................22
4. Gerakan-gerakan dalam ROM..........................................................22
Bab 3 Metodologi Studi Kasus
3.1. Jenis/Desain/Rancangan Studi Kasus..................................................28
3.2. Subjek Studi Kasus..............................................................................28
3.3. Fokus Studi Kasus...............................................................................29
3.4. Defenisi Operasional...........................................................................29
3.5. Tempat dan waktu penelitian..............................................................29
3.6. Pengumpulan data...............................................................................30
3.7. Penyajian data......................................................................................30
3.8. Etika Studi Kasus................................................................................31
Bab 4 Hasil Studi Kasus dan Pembahasan
4.1. Hasil ............................................................................................32
4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian .....................................................32
4.1.2. Hasil Studi Kasus .....................................................................32
4.1.3. Diagnosa keperawatan ..............................................................37
4.1.4. Perencanaan ..............................................................................37

xi
4.1.5. Pelaksanaan ..............................................................................38
4.1.6. Evaluasi ....................................................................................40
4.2. Pembahasan.........................................................................................41
4.2.1. Pengkajian ................................................................................41
4.2.2. Diagnosa ...................................................................................42
4.2.3. Perencanaan ..............................................................................43
4.2.4. Pelaksanaan ..............................................................................44
4.2.5. Evaluasi ....................................................................................45
4.3. Keterbatasan........................................................................................46
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan..........................................................................................47
3.2. Saran ............................................................................................48

Daftar Pustaka
Daftar Lampiran

xii
Daftar Tabel

1. Tabel 2.1. Intervensi Keperawatan .................................................................10


2. Tabel 4.1. Hasil Anamnesa ............................................................................33
3. Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Fisik ................................................................34
4. Tabel 4.3. Hasil Pemeriksaan Diagnostik ......................................................35
5. Tabel 4.4. Analisa Data ..................................................................................36
6. Tabel 4.5. Perencanaan Keperawatan ............................................................37
7. Tabel 4.6. Pelaksanaan ...................................................................................38
8. Tabel 4.7. Evaluasi .........................................................................................40

xiii
Daftar Lampiran

1. Jadwal Kegiatan
2. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian
3. Informed Consent
4. Bukti Proses Bimbingan
5. Surat Permohonan Bantuan Data Awal
6. Surat Permohonan Kesediaan Menguji
7. Instrument Studi Kasus

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke adalah terhentinya aliran darah ke otak yan terjadi secara tiba-

tiba. Terhentinya aliran darah ini dapat terjadi karena sumbatan atau

pecahnya pembuluh darah di otak. Berbeda dengan bagian lain di tubuh,

otak sangat tergantung dengan aliran dari luar otak. Otak tidak mampu

menghasilkan energi untuk kepentingan kerja otak. Karena itu terhentinya

aliran darah ke otak menyebabkan terhentinya suplai oksigen dengan energi

ke otak (Risdiaonto, 2018).

Menurut WHO tahun 2018, secara global 2,5 juta orang terkena stroke.

Sekitar lima juta menderita kelumpuhan permanen. Stroke merupakan

penyebab utama kecacatan yang dapat dicegah, semakin lambat

pertolongan medis yang diperoleh, maka akan semakin banyak kerusakan

sel saraf terjadi, sehingga semakin banyak waktu terbuang, dan semakin

banyak sel saraf yang tidak bisa diselamatkan dan semakin buruk kecacatan

yang didapat (WHO, 2018).

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke

Indonesia (Yastroki), masalah stroke semakin penting dan mendesak karena

jumlah penderita stroke di Indonesia adalah terbanyak dan menduduki

urutan pertama di Asia. Jumlah kematian yang disebabkan oleh stroke

kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun

(Yastroki2018)

1
2

Pasien stroke mengalami kelainan dari otak sebagai susunan saraf

pusat yang mengontrol dan mencetuskan gerak dari sistem

neuromuskuloskeletal. Secara klinis gejala yang sering muncul adalah

adanya hemiparese atau hemiplegi yang menyebabkan hilangnya

mekanisme reflex postural pada ekstremitas. Gangguan sensoris dan

motoric post stroke mengakibatkan gangguan keseimbangan termasuk

kelemahan pada psien stroke mengakibatkan hilangnya koordinasi,

hilangnya kemampuan keseimbangan tubuh dan postur (kemampuan untuk

mempertahankan posisi tertentu) dan juga stroke dapat menimbulkan cacat

fisik yang permanen. Konsekuensi paling umum dari stroke adalah

hemiparesis atau hemiplegi, bahkan 80% penyakit stroke menderita

hemiplegia tau hemiparesis yang berarti satu sisi tubuh lemah atau bahkan

lumpuh (Aprilia, 2017).

Masalah yang sering muncul pada pasien stroke adalah gangguan

gerak, pasien mengalami gangguan atau kesulitan saat berjalan karena

mengalami gangguan pada kekuatan otot dan keseimbangan tubuh.

Seseorang yang mengalami gangguan gerak atau gangguan pada kekuatan

ototnya akan berdampak pada aktivitas sehari-harinya. Untuk mencegah

terjadinya komplikasi penyakit lain maka perlu dilakukan latihan mobilisasi.

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,

dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.

Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan

kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit

degenerative dan untuk aktualisasi diri (Mubarak, dkk, 2015).


3

jGangguan mobilitas fisik merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

yang harus ditangani. Jika gangguan mobilitas fisik tidak ditangani akan

menimbulkan masalah seperti gangguan untuk melakukan pemenuhan ADL

secara mandiri. Pertolongan dan pengobatan pasien stroke ditujukan untuk

meningkatkan aliran darah otak, mencegah kematian dan meminimalkkan

kecacatan yang ditimbulkan. Rehabilitasi dan latihan Range of Motion

(ROM) merupakan salah satu terapi lanjutan pada pasien stroke setelah

fase akut telah lewat dan memasuki fase penyembuhan. Mobilisasi dini

dalam bentuk latihan ROM sebagai bagian dari rehabilitasi mempunyai

peranan yang besar untuk mengembalikan kemampuan penderita untuk

kembali bergerak, memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sampai kembali

bekerja (Purtanti, 2011).

Perawat mempunyai peran yang sangat besar dalam dukungan dan

asuhan keperawatan pada pasien stroke dan keluarganya. Peran perawat

dimulai dari tahap akut hingga tahap rehabilitasi serta mencegah terjadinya

komplikasi pada pasien stroke. Sedangkan peran perawat terhadap

keluarga pasien yaitu meningkatkan koping keluarga melalui penyuluhan

kesehatan. Selain itu perawat juga dapat melatih keluarga tindakan ROM

aktif untuk meringankan tugas dan tanggung jawab perawat serta membantu

proses pemulihan anggota keluarga yang sakit (Yurida, 2017).

Pengalaman penulis saat melakukan praktek klinik dalam merawat

pasien pasca stroke baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas, rata-rata

pasien maupun keluarga tidak mengetahui tanda maupun gejala awal

teadinya stroke. Hasil wawancara penulis dengan petugas di Puskesmas

Kolser, pasien yang datang berobat sudah terjadi komplikasi stroke seperti
4

kelumpuhan pada beberapa anggota gerak sehingga menyulitkan petugas

dalam pemberian terapi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang : Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pada lansia

dengan stroke melalui penatalaksanaan ROM pasif ?

1.3. Tujuan studi kasus

Adapun tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan keperawatan

pada lansia dengan stroke melalui penatalaksanaan ROM pasif di Ohoi

Dunwahan Wilayah Kerja Puskesmas Kolser.

1.4. Manfaat studi kasus

Adapun manfaat dari studi kasus ini adalah :

1.4.1. Bagi Pasien (Masyarakat)

Menambah pengetahuan masyarakat melalui penatalaksanaan ROM

pasif pada pasien stroke

1.4.2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam

penatalaksanaan ROM pasif pada pasien stroke.

1.4.3. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman nyata dalam mengaplikasikan asuhan

keperawatan pada lansia dengan stroke melalui penatalaksanaan

ROM pasif
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuhan Keperawatan Lansia dengan paStroke

2.1.1. Pengkajian

Proses kontinyu yang dilakukan semua fase pemecahan masalah dan

menjadi dasar untuk pengambilan keputusan. Pengkajian

menggunakan banyak keterampilan keperawatan dan terdiri atas

pengumpulan data, klasifikasi, dan analisis data dari berbagai sumber.

Untuk memberikan pengkajian yang akurat dan komprehensif,

perawat harus mempertimbangkan informasi mengenai latar belakang

biofisik, psikologi, sosiokultural, dan spiritual pasien (Gleadle

Jonathan, 2007).

2.1.1.1. Biodata

1. Identitas diri klien

Pengkajian berisikan identitas diri klien meliputi nama,

usia, pendidkan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, alamat,

suku bangsa, agama, status perkawinan, tanggal

pengkajian.

2. Penanggung Jawab

Pengkajian berisikan penanggung jawab meliputi nama,

umur, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, hubungan

dengan klien.

6
7

2.1.1.2. Riwayat Kesehatan

Data yang dikaji adalah status kesehatan saat ini (keluhan

utama, gejala yang dirasakan, faktor pencetus, timbulnya

keluhan, upaya mengatasi, dll), riwayat kesehatan masa lalu

(penyakit yang pernah diderita, riwayat alergi, riwayat

kecelakaan, riwayat pernah dirawat di RS dan riwayat

pemakaian obat.

2.1.1.3. Pola Fungsional

Data yang dikaji meliputi persepsi kesehatan, nutrisi

metabolik, eliminasi BAB dan BAK, pola aktivitas dan

latihan, pola istirahat dan tidur, pola kognitif persepsi, pola

konsep diri, pola peran, sexualitas, koping, dan nilai.

2.1.1.4. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara Inspeksi, Palpasi,

Perkusi dan Auskultasi. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan

umum, TTV, BB/TB, kepala (rambut, mata, telinga, mukosa

bibir, gigi dan mulut), dada, abdomen, kulit, ekstremitas atas

dan ekstremitas bawah.

2.1.1.5. Kemampuan Fungsi Motorik, kaji kemampuan motorik pada

tangan dan kaki apakah ada kelemahan atau tidak.


8

2.1.1.6. Kemampuan Mobilitas, kaji kemampuan mobilisasi

dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke

posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tempat.

2.1.1.7. Kemampuan Rentang Gerak, kaji kemampuan rentang gerak

(range of motion-ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu,

siku, lengan, panggul, dan kaki.

2.1.1.8. Perubahan Intoleransi Aktivitas, kaji intoleransi aktivitas

yang berhubungan dengan perubahan pada sistem

pernafasan, antara lain suara nafas, analisis gas darah,

gerakan dinding thoraks, adanya mukus, batuk yang

produktif diikuti panas dan nyeri saat respirasi.

2.1.1.9. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi, dalam mengkaji

kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau

tidak.

2.1.1.10.Perubahan Psikologis, kaji perubahan psikologis yang

disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas,

antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi,

perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.

2.1.1.11.Pengkajian Sistem (Revieu or System/ROS), meliputi

keadaan umum, tingkat kesadaran, GCS, sistem

kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem gastrointestinal,

sistem perkemihan, sistem muskuloskeletal, sistem imun,

sistem reproduksi, dan sistem persarafan.


9

2.1.1.12.Pengkajian Sistem Fungsional, untuk mengukur kemampuan

klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

2.1.1.13.Status Kognitif dan Afektif, untuk mengidentifikasi

kerusakan intelektual klien.

2.1.1.14.Status Sosial, untuk mengetahui apakah klien mampu

menjawab pertanyaan yang diberikan.

2.1.1.15.Data Penunjang, meliputi pemeriksaan darah dan radiologi

sebagai pelengkap dalam menentukan diagnosa keperawatan.

2.1.2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut Nanda (2016), antara lain :

1. Kerusakan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan

keseimbangan dan koordinasi, spastisitas dan cidera otak

2. Risiko jatuh b.d kelemahan otot

3. Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otak

facial/oral

4. Nyeri akut

5. Deficit perawatan diri b.d gejala sisa stroke

6. Kerusakan integritas kulit b.d hemiparesis/hemiplegia,

penurunan mobilitas

7. Risiko ketidakseimbangan perfusi jaringan otak

8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan fungsi

nervus hipoglosus
10

9. Gangguan menelan b.d penurunan fungsi nervus vagus atau

hilangnya refluks muntah

2.1.3. Intervensi Keperawatan

Tabel 2.1. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Kerusakan mobilitas Gangguan mobilitas 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
fisik b.d hemiparesis, fisik dapat teratasi kemampuan aktivitas apakah klien
kehilangan dengan kriteria klien mampu melakukan
keseimbangan dan keluarga dank lien 2. Bantu klien aktivitas atau tidak
koordinasi, dan cidera mampu melakukan melakukan aktivitas 2. Untuk mengurangi
otak tindakan ROM secara 3. Kolaborasi dengan resiko cidera
mandiri tenaga visioterapi 3. Untuk mengurangi
4. Ajarkan keluarga risiko cidera
tindakan ROM aktif 4. Dapat membantu
pasif petugas dalam
5. Observasi tanda- mengurangi cidera
tanda vital klien
5. Tanda-tanda vital
sangat
mempengaruhi
keadaan umum
klien
2 Risiko jatuh b.d Resiko jatuh tidak 1. Observasi kelemahan 1. Untuk mengetahui
kelemahan otot terjadi dengan kriteria klien sejauh mana
hasil klien mampu 2. Kaji kemampuan kelemahan klien
beraktivitas tanpa klien dalam dalam melakukan
merasa cemas beraktivitas aktivitas
3. Amankan keadaan 2. Untuk mengetahui
lingkungan sekitar apakah klien
klien mampu melakukan
4. Gunakan alat aktivitas atau tidak
pelindung diri untuk 3. Untuk menambah
mencegah resiko kepercayaan diri
jatuh klien
5. Observasi tanda- 4. Alat pelindung
tanda vital dapat melindungi
klien dari resiko
jatuh
5. Tanda-tanda vital
sangat
mempengaruhi
keadaan umum
klien
3 Hambatan komunikasi Tidak terjadi 1. Kaji cara bicara klien 1. Untuk mengetahui
verbal b.d penurunan hambatan komunikasi 2. Bantu klien dalam apakah klien
fungsi otak facial/oral verbal dengan kriteria berkomunikasi mampu
hasil klien dapat 3. Anjurkan klien berkomunikasi
berkomunikasi menggunakan alat dengan baik
dengan baik bantu seperti pena 2. Agar klien dapat
dan kertas dalam mengungkapkan
11

berkomunikasi apa yang


4. Observasi tanda- diinginkan
tanda vital 3. Mempermudah
klien
mengungkapkan
keinginannya
4. Tanda-tanda vital
sangat
mempengaruhi
keadaan umum
klien

Sumber : Nanda (2016)

2.1.4. Implementasi Keperawatan

Implementasi Keperawatan adalah tahap keempat dari proses

keperawatan setelah intervensi keperawatan disusun untuk mencapai

tujuan yang diharapkan (Carpenito, 2000).

2.1.5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses asuhan keperawatan.

Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan atau

keberhasilan tindakan yang telah dilakukan (Carpenito, 2000), antara

lain :

Subjektif : Klien dan keluarga mengatakan mampu melakukan

tindakan ROM aktif pasif secara mandiri

Objektif : Klien dan keluarga tampak senang

Assesment : Masalah teratasi

Planning : Intervensi dihentikan

2.2. Konsep Teori Lansia


12

2.2.1. Pengertian

Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60

tahun (Maryam dkk, 2008).

2.2.2. Proses Menua

Menua (Menjadi Tua) adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak

dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang

diderita (Bandiyah, 2009).

Menjadi Tua (Menua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup

yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai

sejak permulaan kehidupan (Padila, 2013).

4.2.3. Batasan Lanjut Usia

Batasan lansia menurut WHO, meliputi :

1) Usia pertengahan (midlle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59

tahun

2) Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 70 tahun

3) Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun

Batasan lansia menurut Setyonegoro dalam Padila (2013), meliputi :

1) Usia dewasa muda (elderly adulthhood) usia 18 atau 20 sampai

25 tahun
13

2) Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25 sampai

60 atau 65 tahun

3) Lanjut usia (geriatric age) usia > 65 sampai 70 tahun, terbagi

atas:

(1) Young old (usia 70-75)

(2) Old (usia 75-80)

(3) Very old (usia >80 tahun)

Menurut Padila (2013), tahapan massa dewasa dibagi atas :

1) Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)

2) Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)

3) Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)

4) Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)

5) Masa dewasa sangat lanjut (usia >75 thun)

4.2.4. Teori-teori proses menua (Padila, 2013)

Teori tentang penuaan sudah banyak yang dikemukakan, namun tidak

semuanya bisa diterima. Teori ini dapat digolongkan dalam 2

kelompok, yaitu :

1) Teori Biologis

Teori biologis terbagi atas teori jam genetik, teori cross-linkage

(rantai silang), teori radikal bebas, teori imunologi, teori stress

adaptasi, teori wear and tear (pemakaian dan rusak)

2) Teori Psikososial
14

Teori psikososial terdiri atas teori integritas ego dan teori

stabilitas personal.

3) Teori Sosiokultural

Teori sosiokultural terdiri atas teori pembebasan (disengagement

theory) dan teori aktivitas.

4) Teori konsekuensi fungsional

Teori ini mengatakan tentang kensekuensi fungsional usia lanjut

yang berhubungan dengan perubahan-peruban karena usia dan

faktor resiko bertambah.

4.2.5. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia

Perubahan fisik yang terjadi pada lansia (Maryam, 2008) adalah

sebagai berikut :

1) Sel, jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun,

dan cairan intraseluler menurun

2) Kardiovaskuler, katup jantung menebal dan kaku, kemampuan

memompa darah menurun (menurunya kontraksi dan volume),

elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya

resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah

meningkat.

3) Respirasi, otot-otot pernafasan menurun dan kaku, elastisitas

paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik

nafas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun,


15

kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada

bronkus

4) Persarafan, saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya

menurun serta lambat dalam merespon dan waktu bereaksi

khususnya yang berhubungan dengan stress.

5) Muskuloskeletal, cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh,

bungkuk, persendian membesar dan menjadi kaku, kram, tremor

dan tendon mengerut dan mengalami sklerosis.

6) Gastrointestinal, esopagus melebar, asam lambung menurun,

lapar, dan peristaltik menurun sehingga daya obsorbsi juga

menurun

7) Pendengaran, membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguan

pendengaran.

8) Penglihatan, respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap

gelap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun

dan katarak

9) Kulit, keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut

dalam hidung dan telinga menebal. Elastisitas menurun,

vaskularisasi menurun, rambut memutih, kelenjaar keringat

menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh

berlebihan seperti tanduk.


16

2.3. Konsep Teori Stroke

2.3.1. Pengertian

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan

deficit neurologis mendadak akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi

saraf otak (Nanda, 2016).

Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah cedera otak

yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin, 2011).

5.3.2. Etiologi

Stroke dibagi menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik

(Nanda, 2016)

1) Stroke iskemik (non hemoragik) adalah tersumbatnya pembuluh

darah yang mengakibatkan aliran darah ke otak sebagian atau

keseluruhan terhenti. Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis,

yaitu:

1. Stroke trombosit : proses terbentuknya thrombus yang

membuat penggumpalan

2. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan

darah

3. Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke

seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan jantung


17

2) Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh

pecahnya pembuluh darah otak. Stroke hemoragik dibagi

menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Hemoragik intraserebral : perdarahan yang terjadi

didalam jaringan otak

2. Hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada

ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak

dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

5.3.3. Faktor-faktor yang menyebabkan stroke

Faktor-faktor yang menyebabkan stroke (Namda, 2017), antara lain :

1) Faktor yang tidak dapat dirubah (Non Reversible), antara lain

Jenis kelamin (pria lebih sering dari pada wanita), Usia (makin

tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke), Keturunan

(adanya riwayat keluarga yang terkena stroke).

2) Faktor yang dapat dirubah (Reversible), antara lain Hipertensi,

Penyakit Jantung, Kolesterol Tinggi, Obesitas, Diabetes Mellitus,

Polisetemia, dan Stres Emosional.

3) Kebiasaan Hidup, antara lain Merokok, Peminum Alkohol, Obat-

obatan terlarang, Aktivitas yang tidak sehat (kurang olahraga,

makanan berkolesterol).

5.3.4. Manifestasi klinis

1) Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan

2) Tiba-tiba hilang rasa peka


18

3) Bicara cedel atau pelo

4) Gangguan bicara dan Bahasa

5) Gangguan penglihatan

6) Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai

7) Gangguan daya ingat

8) Nyeri kepala hebat

9) Vertigo

10) Kesadaran menurun

11) Proses kencing terganggu

12) Gangguan fungsi otak.

5.3.5. Patofisiologi

Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di

dalam arteri-arteri yang membentuk sirkulasi willisi. Arteri karotis

interna dan dan sistim vertebrobasiliar atau semua cabang-cabangnya.

Secara umum apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama

15-20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu di ingat

bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan Infark di

daerah yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya adalah bahwa

mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke daerah

tersebut.

Proses patologis yang mendasari mungkin salah satu dari

berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang

memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa keadaan di arteri itu


19

sendiri, seperti pula arteriosclerosis dan thrombosis, robeknya dinding

pembuluh atau peradangan. Berkurangnya perfusi akibat gangguan

status aliran darah misalnya syok atau hiperviskositas darah.

Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang

berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium. Atau rupture

vaskuler didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid (Sylvia &

Lorraine, 2006).

5.3.6. Gejala Klinis

Biasanya seseorang yang terkena stroke adalah yang mempunyai

faktor resiko. Tetapi kadang seseorang tanpa resiko apapun juga

dapat mengalami stroke. Ada 4 gejala umum yang paling sering

terjadi stroke, yaitu :

1) Kesemutan tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, khususnya jika

hanya pada sebagian badan

2) Tiba-tiba kebingungan, kesulitan bicara (afasia), atau memahami

pembicaraan

3) Kesulitan berjalan tiba-tiba, pusing, kehilangan keseimbangan

4) Sakit kepala kronis tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.

5.3.7. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan jantung (dilakukan selam 48 jam setelah serangan

jantung)

2) Pemeriksaan tekanan darah (kontrol tekanan darah setiap hari)

3) Pemeriksaan Paru (pemeriksaan klinis paru dan foto Ro. Thorak


20

4) Pemeriksaan laboratorium darah (kadar gula darah, elektrolit,

hemoglobin, fungsi hati dan ginjal)

5) Pemeriksaan EEG (dilakukan apabila terjadi kejang pada

penderita stroke)

5.3.8. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada penderita stroke, akibat :

1) Hipertensi

2) Kejang

3) Peningkatan TIK (Tekanan Intrakranial)

4) Kontraktur

5) Tonus otot abnormal

6) Thrombosis vena

7) Malnutrisi

8) Aspirasi

9) Inkontinensia urine dan bowel

5.3.9. Penatalaksanan

1) Penatalaksanaan Umum fase akut :

1. Pertahankan jalan nafas, pemberian oksigen, penggunaan

ventilator

2. Monitor peningkatan tekanan intracranial (TIK)

3. Monitor fungsi pernafasan (Analisa Gas Darah)

4. Monitor jantung dan tanda-tanda vital (Pemeriksaan EKG)

5. Evaluasi status cairan dan elektrolit


21

6. Kontrol kejang jika ada

7. Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi

lambung dan pemberian makanan

8. Cegah emboli paru dan trombo phlebitis dengan

antikoagulan

9. Menitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesadaran,

keadaan pupil, fungsi sensorik dan motoric, nervuskranial

dan reflex

2) Penatalaksanaan umum fase rehabilitasi, meliputi :

1. Pertahankan nutrisi yang adekuat

2. Program management bladder dan bowel

3. Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak

sendi (ROM)

4. Pertahankan integritas kulit

5. Pertahankan komunikasi yang efektif

6. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

4.4. Konsep Dasar Range Of Motion (ROM).

Konsep dasar Range of Motion (ROM) menurut Mubarak, dkk (2015), antara

lain :

2.4.1. Pengertian

Range of Motion adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin

dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh yaitu sagital

(garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang), transversal


22

(garis yang membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan), dan

frontal (garis yang melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi

tubuh menjadi bagian depan dan belakang).

2.4.2. Tujuan

Tujuan dari Range of Motion adalah :

1) Meningkatkan dan mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan

otot

2) Mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan

3) Mencegah kekakuan pada sendi

4) Merangsang sirkulasi darah, mencegah kelainan bentuk,

kekakuan dan kontraktur.

2.4.3. Jenis-jenis ROM

ROM terbagi atas 2 jenis, yaitu :

1) ROM Aktif adalah gerak yang dihasilkan oleh otot sendiri

2) ROM Pasif adalah gerak yang dilakukan oleh perawat kepada

pasien yang mengalami keterbatasan dalam pergerakan.

2.4.4. Gerakan-gerakan dalam ROM

1) Fleksi, yaitu gerakan menekuk persendian

2) Ekstensi, yaitu gerakan meluruskan persendian

3) Abduksi, yaitu gerakan menjauhi sumbu tubuh

4) Adduksi, yaitu gerakan mendekati sumbu tubuh

5) Rotasi, yaitu gerakan memutar atau menggerakan satu bagian

melingkari aksis tubuh


23

6) Pronasi, yaitu gerakan memutar kebawah/menelungkupkan

tangan

7) Supinasi, yaitu gerakan memutas ke atas/menengadahkan tangan

8) Inversi, yaitu gerakan ke dalam

9) Eversi, yaitu gerakan ke luar.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Rang Of Motion (ROM)

1. Pengertian

Range of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang

diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit,

diabilitas, atau trauma.

2. Tujuan

Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapt

dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien

3. Persiapan Pasien

a. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan mengidentifikasi pasien

dengan memeriksa identitas pasien secara cemat

b. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan menjawab

seluruh pertanyaan pasien

c. Mengatur posis pasien sehingga merasa aman dan nyaman


24

4. Persiapan Alat

a. Wwz dan sarungnya

b. Selimut

c. Minyak penghangat (Bila perlu)

5. Prosedur Pelaksanaan

a. Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan verivikasi program terapi

2. Cuci tangan

3. Membawa alat didekat pasien

b. Tahap Orientasi

1. Memberi salam

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

3. Menanyakan kesiapan pasien

4. Jaga privasi klien

c. Tahap Kerja

1. Mengatur posisi pasien

2. Melatih sendi secara bergantian

a. Leher, Spina, Serfikal

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke Rentang 450
dada
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posis Rentang 450
tegak
Hiperekstensi Menekuk kepala ke belakang Rentang 40-450
sejauh mungkin
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh Rentang 40-450
mungkin kearah setiap bahu
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin Rentang 1800
dalam Gerakan sirkuler
25

b. Bahu

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping Rentang 1800
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala
Ekstensi Mngembalikan lengan ke posisi di Rentang 1800
samping tubuh
Hiperekstensi Menggerakan lengan ke belakang tubuh, Rentang 45-600
siku tetap lurus
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di atas Rentang 1800
kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala
Adduksi Menurunkan lengan ke samping di atas Rentang 3200
kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan Rentang 900
menggerakan lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan ke belakang
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan Rentang 900
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran Rentang 3600
penuh

c. Siku

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan siku sehingga lengan bahu Rentang 1500
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu
Ekstensi Meluruskan siku dengan menurunkan Rentang 1500
tangan

d. Lengan bawah

Gerakan Penjelasan Rentang


Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan Rentang 70-900
sehingga telapak tangan menghadap ke
atas
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak Rentang 70-900
tangan menghadap ke bawah

e. Pergelangan tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian Rentang 80-900
dalam lengan bawah
Ekstensi Menggerakan jari-jari tangan sehingga Rentang 80-900
jari-jari, tangan, lengan bawah berada
dalam arah yang sama
26

Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke Rentang 89-900


belakang sejauh mungkin
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke Rentang 300
ibu jari
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring kea Rentang 30-500
rah lima jari

f. Jari-jari tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Membuat genggaman Rentang 900
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan Rentang 900
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke belakang Rentang 30-600
sejauh mungkin
Abduksi Menggerakan jari-jari tangan yang satu Rentang 300
dengan yang lain
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan Rentang 300

g. Ibu jari

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan ibu jari menyilang Rentang 900
permukaan telapak tangan
Ekstensi Menggerakan ibu jari lurus menjauh dari Rentang 900
tangan
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping Rentang 300
Adduksi Menggerakan ibu jari ke depan tangan Rentang 300
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari -
tangan pada tangan yang sama

h. Pinggul

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan tungkai ke depan dan atas Rentang 90-1200
Ekstensi Menggerakan kembalai ke samping Rentang 90-1200
tungkai yang lain
Hiperekstensi Menggerakan tungkai ke belakang tubuh Rentang 30-500
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping Rentang 30-500
menjauhi tubuh
Adduksi Menggerakan tungkai ke samping Rentang 30-500
menjauhi tubuh
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai kea rah tungkai Rentang 900
lain
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi Rentang 900
tungkai lain
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -
27

i. Lutut

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan tumit kea rah belakang paha Rentang 120-
1300
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai Rentang 120-
1300

j. Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam Rentang 100
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar Rentang 100

k. Jari-jari kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menekukkan jari-jari ke bawah Rentang 30-600
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki Rentang 30-600
Abduksi Menggerakana jari-jari kaki satu dengan Rentang 150
yang lain
Adduksi Merapatkan kembali Bersama-sama Rentang 150

d. Tahap terminasi

1. Mengevaluasi hasil tindakan

2. Berpamitan dengan pasien

3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

4. Mencuci tangan

5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan


BAB 3
METODOLOGI PENULISAN

3.1 Rancangan Studi Kasus

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan asuhan

keperawatan pada lansia dengan stroke melalui penatalaksanaan ROM pasif

di Ohoi Dunwahan Wilayah Kerja Puskesmas Kolser.

3.2 Subjek Studi Kasus

Dalam studi kasus ini peneliti menggambarkan asuhan keperawatan pada

lansia dengan stroke melalui penatalaksanaan ROM pasif. Subjek studi kasus

ini adalah lansia dengan stroke berjumlah 2 orang dengan kriteria inklusi dan

eksklusi, sebagai berikut :

3.2.1 Kriteri Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini, yaitu :

1. Lansia dengan stroke yang bersedia menjadi partisipan di

Puskesmas Kolser

2. Lansia dengan stroke yang rawat jalan di Puskesmas Kolser

3. Lansia dengan stroke yang dapat berkomunikasi dengan baik

4. Lansia dengan stroke yang kooperatif

28
29

3.2.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Lansia dengan stroke yang tidak bersedia menjadi partisipan

2. Lansia dengan stroke yang tidak rawat jalan di Puskesmas Kolser

3. Lansia dengan stroke yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik

4. Lansia dengan stroke yang tidak kooperatif

3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik

acuan studi kasus (Nursalam, 2010). Masalah utama dalam studi kasus ini

adalah penatalaksanaan ROM pasif pada lansia dengan stroke.

3.4 Definisi Operasional Studi Kasus

3.4.1 Asuhan keperawatan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan

perawat yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi untuk

mengatasi masalah kesehatan pasien.

3.4.2 Lansia adalah seseorang yang sudah berumur lebih dari 60 tahun

3.4.3 Penderita stroke adalah seseorang yang menderita kelumpuhan atau

kelemahan sebagian maupun keseluruhan otot.

3.4.4 ROM pasif adalah suatu tindakan yang dilakukan pada anggota gerak

untuk mencegah kelumpuhan otot.


30

3.5 Tempat dan Waktu Studi Kasus

3.5.1. Tempat : Studi kasus telah dilaksanakan di Ohoi Dunwahan

3.5.2. Waktu : Studi kasus telah dilaksanakan pada tanggal 01-05 Agustus

2020

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2010 ). Metode yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini

adalah :

3.6.1 Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab langsung antara perawat dengan

pasien atau keluarga untuk memperoleh data kesehatan

3.6.2 Observasi

Observasi adalah proses mengamati langsung keadaan atau kondisi

pasien

3.6.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah bukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan

3.6.4 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien dari kepala sampai kaki

dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk

memperoleh data tambahan


31

3.7 Penyajian Data

Penyajian data dalam studi kasus ini disajikan dalam bentuk narasi/tekstular

yang merupakan data hasil penelitian yang dijabarkan dalam bentuk uraian

kata-kata atau kalimat.

3.8 Etika Studi Kasus

Menurut Notoatmodjo (2010), masalah etika penelitian keperawatan sangat

penting karena ini berhubungan langsung dengan manusia, sehingga perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

3.8.1 Lembar Persetujuan (Informed Concent)

Informed concent merupakan lembar persetujuan yang akan diteliti

agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila responden

tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak-hak responden.

3.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data.

3.8.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

kepada pihak yang terkait dengan peneliti.


BAB 4

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Fair Wilayah Kerja

Puskesmas Tual terdiri dari Kantor, Ruangan Tata Usaha, Ruang

Tindakan, Loket pendaftaran pasien rawat jalan, Poliklinik Umum,

Poliklinik KIA/KB, Ruangan VK dan Nifas, Ruangan Integrasi,

Ruangan Konseling, Laboratorium, Apotik dan Gudang Farmasi.

Sedangkan tenaga yang ada di Puskesmas terdiri dari dokter umum

2 orang, SKM 3 orang, S.Kep.,Ns 1 orang, S.Kep 1 orang, D III

Keperawatan 10 orang, SPK 4 orang, SMA 1 orang, D III

Kebidanan 8 orang, D III Kesling 1 orang, D1 Bidan 1 orang, D1

Gizi 2 orang. Kasus yang diambil oleh peneliti yaitu Lansia Pasca

Stroke melalui penatalaksanaan ROM pasif.

4.1.2. Hasil Studi Kasus

a. Pengkajian

Hasil Anamnesis Lansia Pasca Stroke melalui Pemenuhan Moblitas

Fisik Dengan ROM Exercises pasif. Hasil Penelitian tentang

pengkajian yang didapatkan melalui observasi, wawancara, dan

studi dokumentasi pada kedua subjek studi

32
33

Pasien I. Tn. P, umur 65 tahun, jenis kelamin laki-laki,

agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Petani, alamat Ohoi

Dunwahan. Saat dilakukan pengkajian tanggal 01 Agustus 2020,

didapatkan keluhan Pusing, sulit tidur, sakit kepala, badan sebelah

kanan mengalami kelumpuhan sejak tahun 2019 dengan diagnose

medis Stroke Non Hemorargi..

Pasien II. Ny. M, umur 60 tahun, jenis kelamin Perempuan,

agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Ibu rumah tangga, alamat

Ohoi Dunwahan. Saat dilakukan pengkajian tanggal 02 Agustus

2020 didapatkan keluhan Pusing, sulit tidur, badan sebelah kiri

mengalami kelumpuhan sejak tahun 2018 dengan diagnose medis

Stroke Non Hemorargi.

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Pasien Lansia Pasca Stroke

melalui penatalaksanaan ROM pasif di Ohoi Dunwahan Wilayah

Kerja Puskesmas Kolser.

Pasien 2
Identitas Pasien Pasien 1
Identitas pasien: Nama Tn. P, Umur 65 Nama Ny. M, Umur 60
Nama, umur, Jenis tahun, Jenis Kelamin Laki- tahun, Jenis Kelamin
Kelamin, agama, laki, Agama Islam, Perempuan, Agama Islam,
pendidikan, pekerjaan, Pendidikan SMA, Pekerjaan Pendidikan SD, Pekerjaan
alamat, suku bangsa, Petani, Alamat Ohoi Petani, Alamat Ohoi
status, Diagnosa Dunwahan, Suku Bangsa Dunwahan, Suku Bangsa
Medis Kei/Indonesia, Status Kei/Indonesia, Status
Menikah, Diagnosa Medis Menikah, Diagnosa Medis
Stroke Non Hemorargi. Stroke Non Hemorargi.
Riwayat Penyakit, Keluhan utama : pasien Keluhan utama : pasien
Keluhan Utama, mengatakan Pusing, sulit mengatakan Pusing, sulit
Riwayat Penyakit tidur, sakit kepala, badan tidur dan badan sebelah kiri
34

Sekarang, Riwayat lumpuh sebelah kanan mengalami kelumpuhan.


Penyakit Dahulu, Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Sekarang : saat dilakukan Sekarang : saat dilakukan
Keluarga. pengkajian pasien pengkajian pasien
mengatakan Pusing, sulit mengatakan Pusing, sulit
tidur, sakit kepala sering tidur dan ini sering kambuh
kambuh apabila pasien apabila pasien banyak
banyak pikiran, oleh pikiran oleh keluarga pasien
keluarga pasien diantar ke diantar ke Puskesmas
Puskesmas Kolser untuk Kolser untuk mendapatkan
mendaparkan penanganan penanganan lanjutan.
lanjutan. Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Dahulu
Dahulu : pasien : pasien mengatakan sakit
mengatakan sakit yang yang dialaminya sekarang
dialami sejak tahun 2019 sejak tahun 2018 dan tidak
dan tidak berobat secara berobat secara rutin dan
rutin di Puskesmas Kolser. pernah di rawat di Rumah
Riwayat Penyakit Sakit Hati Kudus Langur.
Keluarga : pasien Riwayat Penyakit
mengatakan dalam keluarga Keluarga : pasien
tidak ada yang menderita mengatakan dalam keluarga
penyakit seperti yang tidak ada yang menderita
dialami saat ini. penyakit seperti pasien saat
ini.
Data Psiko – Sosial – Pasien mengatakan saat ini Pasien mengatakan saat ini
Spiritual sudah pasrah dengan sudah pasrah dengan
penyakit yang diderita, penyakit yang diderita,
pasien koperatif dengan pasien koperatif dengan
siapa saja, pasien taat siapa saja, pasien taat
beribadah sebelum sakit dan beribadah sebelum sakit
saat ini tidak bisa tetapi saat ini tidak bisa
menjalankan ibadah karena menjalankan ibadah karena
sakit. sakit.

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien Lansia Pasca Stroke


melalui penatalaksanaan ROM pasif di Ohoi Dunwahan
Wilayah Kerja Puskesmas Kolser.
35

Observasi Pasien 1 Pasien 2


Suhu, Nadi, Tekanan TD 165/95 mmHg, Suhu 37 TD 160/95 mmHg, Suhu 37
0
Darah, Respiratori C, Nadi 76 x/m, RR 18 x/m, 0
C, Nadi 70 x/m, RR 18 x/m,
Rate, BB, TB, Tingkat BB 60 kg, TB 160 cm, BB 55 kg, TB 158 cm,
kemandirian, SPMQ, ketergantungan sedang ketergantungan sedang
MMSE (nilai : 62), tingkat (nilai : 61), tingkat
kerusakan mental : sedang, kerusakan mental : sedang,
gangguan kognitf : sedang gangguan kognitf : sedang
Pemeriksaan Fisik Kepala : inspeksi bentuk Kepala : inspeksi bentuk
Head to Toe normal, rambut sedikit normal, rambut beruban,
beruban, palpasi tidak ada palpasi tidak ada benjolan
benjolan dan nyeri tekan. dan nyeri tekan. Wajah :
Wajah : inspeksi bentuk inspeksi bentuk oval,
oval, tampak lemah. Mata : tampak lemah. Mata :
inspeksi konjungtiva pucat, inspeksi konjungtiva pucat,
simetris kiri kanan, simetris kiri kanan,
pandangan baik. Hidung : pandangan baik. Hidung :
inspeksi simetris kiri kanan, inspeksi simetris kiri kanan,
palpasi tidak ada nyeri palpasi tidak ada nyeri
tekan. Telinga : inspeksi tekan. Telinga : inspeksi
simetris kiri kanan. Mulut : simetris kiri kanan. Mulut :
inspeksi mukosa mulut dan inspeksi mukosa mulut dan
bibir lembab. Leher : bibir lembab. Leher :
inspeksi tidak ada inspeksi tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar tiroid,
palpasi tidak teraba palpasi tidak teraba
benjolan. Dada : inspeksi benjolan. Dada : inspeksi
simetris kiri kanan, palpasi simetris kiri kanan, palpasi
tidak teraba benjolan, tidak teraba benjolan,
perkusi bunyi sonor, perkusi bunyi sonor,
auskultasi tidak terdengar auskultasi tidak terdengar
bunyi nafas tambahan. bunyi nafas tambahan.
Abdomen : inspeksi bentuk Abdomen : inspeksi bentuk
datar, palpasi tidak teraba datar, palpasi tidak teraba
benjolan, perkusi tympani, benjolan, perkusi tympani,
auskultasi terdengar busing auskultasi terdengar busing
usus. Ekstremitas atas : usus. Ekstremitas atas :
inspeksi bentuk normal, inspeksi bentuk normal,
pergerakan terbatas pada pergerakan terbatas pada
lengan kanan, palpasi akral lengan kiri, palpasi akral
hangat. Ekstremitas bawah hangat. Ekstremitas bawah
: inspeksi bentuk normal, : inspeksi bentuk normal,
pergerakan terbatas pada pergerakan terbatas pada
36

kaki kanan. Genitalia dan kaki kiri. Genitalia dan


Anus : tidak dilakukan Anus : tidak dilakukan
pemeriksaan. pemeriksaan.

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Diagnostik Pasien Lansia Pasca Stroke


melalui penatalaksanaan ROM pasif di Ohoi Dunwahan
Wilayah Kerja Puskesmas Kolser.

Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2


Laboratorium Tidak ada Tidak ada
Ro Foto Tidak ada Tidak ada
USG Tidak ada Tidak ada
Pengobatan Catropil 1x1 dan Vitamin Catropil 1x1 dan Vitamin

Tabel 4.4 Analisa Data Pasien Lansia Pasca Stroke melalui


penatalaksanaan ROM pasif di Ohoi Dunwahan Wilayah
Kerja Puskesmas Kolser.

Etiologi (Penyebab + tanda


Data Problem (masalah)
dan gejala)
Klien 1
Data Subjektif :
Klien mengatakan
pusing, sulit tidur,
sakit kepala dan
keterbatasan gerak Kerusakan mobilitas fisik Hemiparesis, kehilangan
badan sebelah kanan keseimbangan dan
koordinasi, spastisitas dan
Data Objektif : cidera otak
Ekspresi wajah
tampak lemah,
aktivitas dibantu
keluarga
Suhu : 37 0C
Nadi : 76 x/m
RR : 18 x/m
TD : 165/95 mmHg
BB : 60 kg
TB : 160 cm

Klien 2
Data Subjektif :
37

Klien mengatakan
pusing, sulit tidur dan
keterbatasan gerak
badan sebelah kiri

Data Objektif : Kerusakan mobilitas fisik Hemiparesis, kehilangan


Ekspresi wajah keseimbangan dan
tampak lemah, koordinasi, spastisitas dan
aktivitas dibantu cidera otak
keluarga
Suhu : 37 0C
Nadi : 70 x/m
RR : 18 x/m
TD : 160/95 mmHg
BB : 55 kg
TB : 158 cm

4.1.3. Diagnosa Keperawatan

Subjek I. Kerusakan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan

keseimbangan dan koordinasi, spastisitas dan cidera otak

Subjek II. Kerusakan mobilitas fisik b.d hemiparesis, kehilangan

keseimbangan dan koordinasi, spastisitas dan cidera otak

4.1.4. Perencanaan

Tabel 4.5 Perencanaan Keperawatan Pasien Lansia Pasca Stroke


melalui penatalaksanaan ROM pasif di Ohoi Dunwahan
Wilayah Kerja Puskesmas Kolser.

Perencanaan dan
Dx Keperawatan Kriteria Hasil
Rasional
Klien 1
Kerusakan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi kelemahan
fisik b.d hemiparesis, keperawatan pasien
kehilangan (Penatalaksanaan ROM Rasional : untuk
keseimbangan dan Pasif) selama 4x60 menit, mengetahui respon
koordinasi, spastisitas mobilitas fisik dapat teratasi motorik pasien
dan cidera otak dengan kriteria hasil pasien
mampu : 2. Pantau TTV pasien
1. Mampu Rasional : dengan
38

menggerakan tangan memantau TTV pasien


dan kaki kiri secara akan mengurangi
perlahan-lahan kecemasan pasien
2. Mampu melakukan terhadap penyakit yang
aktivitas secara di derita
perlahan-lahan.
3. Lakukan tindakan
ROM Pasif pada pasien
Rasional : untuk
mengurangi risiko
cidera

4. Ajarkan keluarga
tindakan ROM Pasif
Rasional : untuk
membantu petugas
dalam merawat pasien

Klien 2
Kerusakan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi kelemahan
fisik b.d hemiparesis, keperawatan pasien
kehilangan (Penatalaksanaan ROM Rasional : untuk
keseimbangan dan Pasif) selama 4x60 menit, mengetahui respon
koordinasi, spastisitas mobilitas fisik dapat teratasi motorik pasien
dan cidera otak dengan kriteria hasil pasien
mampu : 2. Pantau TTV pasien
1. Mampu Rasional : dengan
menggerakan tangan memantau TTV pasien
dan kaki secara akan mengurangi
perlahan-lahan kecemasan pasien
2. Mampu melakukan terhadap penyakit yang
aktivitas secara di derita
perlahan-lahan
3. Lakukan tindakan
ROM Pasif pada pasien
Rasional : untuk
mengurangi risiko
cidera

4. Ajarkan keluarga
tindakan ROM Pasif
Rasional : untuk
membantu petugas
dalam merawat pasien
39

4.1.5. Pelaksanaan

Tabel 4.6 Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pasien Lansia Pasca


Stroke melalui penatalaksanaan ROM pasif di Ohoi
Dunwahan Wilayah Kerja Puskesmas Kolser.

Pelaksanaan Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien 1 Tanggal 01 Tanggal 02 Tanggal 03 Agustus
1. Mengobservasi Agustus 2020 Agustus 2020 2020
kelemahan 1. Mengobservasi 1. Pasien sudah 1. Pasien mampu
pasien tingkat bisa melakukan melakukan
kelemahan aktivitas secara aktivitas tanpa
pasien dalam perlahan-lahan bantuan
keluarga
beraktivitas
2. Hasil : TD
2. Memantau TTV 2. Hasil : TD 2. Hasil : TD 160/80 mmHg,
pasien 165/95 mmHg, 165/95 mmHg N 70 x/m, S 37
N 76 x/m, S 37 N 76 x/m, S 37 0
c, RR 16 x/m
0
c, RR 18 x/m 0
c, RR 18 x/m
3. Melakukan
3. Melakukan 3. Melakukan 3. Melakukan
Tindakan ROM
tindakan ROM tindakan ROM Tindakan ROM
Pasif
Pasif Pasif Pasif

4. Mengajarkan 4. Mengajarkan 4. Mengajarkan


keluarga salah satu salh satu
tindakan ROM anggota anggota
Pasif keluarga keluarga
tindakan ROM Tindakan ROM
Pasif Pasif

Klien 2 Tanggal 02 Tanggal 03 Tanggal 04 Agustus


1. Mengobservasi Agustus 2020 Agustsu 2020 2020
kelemahan 1. Mengobservasi 1. Pasien sudah 1. Pasien mampu
pasien tingkat bisa melakukan melakukan
kelemahan aktivitas secara aktivitas tanpa
pasien dalam perlahan-lahan bantuan keluarga
beraktivitas
2. Hasil : TD
2. Memantau TTV 2. Hasil : TD 2. Hasil : TD 160/80 mmHg, N
pasien 160/95 mmHg, 160/95 mmHg, 70 x/m, S 37 0c,
N 70 x/m, S 37 N 70 x/m, S 37
40

0
c, RR 18 x/m 0
c, RR 16 x/m RR 16 x/m

3. Melakukan 3. Melakukan 3. Melakukan 3. Melakukan


tindakan ROM tindakan ROM Tindakan ROM Tindakan ROM
Pasif Pasif Pasif Pasif

4. Mengajarkan 4. Mengajarkan 4. Mengajarkan


keluarga salah satu salh satu
tindakan ROM anggota anggota
Pasif keluarga keluarga
tindakan ROM Tindakan ROM
Pasif Pasif

4.1.6. Evaluasi

Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Pasien Lansia Pasca Stroke melalui


penatalaksanaan ROM pasif di Ohoi Dunwahan Wilayah
Kerja Puskesmas Kolser.

Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien 1 Tanggal 02 Tanggal 03 Tanggal 04
Kerusakan Agustus 2020 Agustus 2020 Agustus 2020
mobilitas fisik b.d S : Pasien S : Pasien S : Pasien
hemiparesis, mengatakan mengatakan mengatakan
kehilangan belum bisa sudah bisa sudah bisa
keseimbangan dan menggerakan menggerakan menggerakan
koordinasi, badan sebelah badan kanan badan sebelah
spastisitas dan kanan dan dan beraktivitas kanan dan
belum bisa secara perlahan- beraktivitas
cidera otak
beraktivitas lahan perlahan-lahan

O : Pasien tampak O : Pasien tampak O : Pasien tampak


dibantu senang dan senang dan
keluarga, TD gembira, melakukan
165/95 mmHg aktivitas masih aktivitas ringan,
dibantu TD 160/80
A : Masalah belum keluarga, TD mmHg
teratasi 160/90 mmHg
A : Masalah
P : Intervensi A : Masalah teratasi
dilanjutkan hari teratasi sebagian
ke 2 sebagian
P : Intervensi P : Intervensi
41

dilanjutkan oleh dilanjutkan oleh


anggota anggota
keluarga yang keluarga yang
telah dilatih telah dilatih

Klien 2 Tanggak 03 Tanggal 04 Tanggal 05


Kerusakan Agustus 2020 Agustus 2020 Agustus 2020
mobilitas fisik b.d S : Pasien S : Pasien S : Pasien
hemiparesis, mengatakan mengatakan mengatakan
kehilangan belum bisa belum bisa belum bisa
keseimbangan dan menggerakan menggerakan menggerakan
koordinasi, badan sebelah badan sebelah badan kiri dan
spastisitas dan kiri dan belum kiri dan bisa tangan dan
bisa beraktivitas aktivitas masih kaki secara
cidera otak
dibantu perlahan -lahan
O : Pasien tampak keluarga
lemah dan O : Pasien tampak
aktivitas O : Pasien tampak senang dan
dibantu lemah, aktivitas aktivitas masih
keluarga, TD masih dibantu dibantu
160/95 mmHg keluarga, TD keluarga, TD
160/80 mmHg 160/80 mmHg
A : Masalah belum
teratasi A : Masalah A : Masalah
teratasi teratasi
P : Intervensi sebagian sebagian
dilanjutkan hari
ke 2 P : Intervensi P : Intervensi
dilanjutkan oleh dilanjutkan oleh
anggota anggota
keluarga yang keluarga yang
telah dilatih telah dilatih

4.2. Pembahasan
42

Pada kesempatan ini peneliti akan membahas tentang kesenjangan

antara teori dengan fakta lapangan dalam pelaksanaan Studi Kasus seperti

dibawah ini:

4.2.1. Pengkajian

Pelaksanaan pengkajian data fokus pada Subjek 1 Tn. P yang

mengalami Stroke Non Hemorargi ditemukan data antara lain :

pusing, sulit tidur, sakit kepala, lumpuh badan sebelah kanan sejak

tahun 2019. Sedangkan subjek 2 Ny. M, yang mengalami Stroke Non

Hemorargi ditemukan data antara lain : pusing, sulit tidur, lumpuh

badan sebelah kiri sejak tahun 2018.

Menurut Nanda (2016) Stroke adalah gangguan peredaran darah

otak yang menyebabkan deficit neurologis mendadak akibat iskemia

atau hemoragi sirkulasi saraf otak. Sedangkan menurut Crowin,

(2011), Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA) adalah cedera otak

yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak.

Menurut asumsi peneliti, data yang ditemukan pada subjek 1

dan 2 tidak berbeda jauh dengan teori, yakni Sakit kepala, mengalami

kelumpuhan separuh badan, sehingga mempermudah peneliti dalam

melakukan pengkajian data serta menganalisa data untuk menetapkan

masalah keperawatan yang dialami oleh kedua subjek sehingga

peneliti dapat menetapkan diagnose keperawatan dan melaksanakan

asuhan keperawatan dengan tepat.

4.2.2. Diagnosa Keperawatan


43

Dalam melakukan analisa data dan menentukan diagnose

keperawatan pada kasus subjek I dan II, peneliti menemukan hanya

satu diagnose keperawatan (diagnose tunggal), yaitu Kerusakan

mobilitas fisik b.d. hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan

koordinasi, spastisitas dan cidera otak. Adapun daftar diagnose sesuai

teori ada Sembilan diagnose keperawatan, yakni: Kerusakan mobilitas

fisik b.d. hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan koordinasi,

spastisitas dan cidera otak, Risiko jatuh b.d kelemahan otot,

Hambatan komunikasi verbal b.d. penurunan fungsi otak facial/oral,

Nyeri akut, Deficit perawatan diri b.d gejala sisa stroke, Kerusakan

integritas kulit b.d hemiparesis/hemiplegia, penurunan mobilitas,

Risiko ketidakseimbangan perfusi jaringan otak, Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk

mencerna makanan, penurunan fungsi nervus hipoglosus, Gangguan

menelan b.d penurunan fungsi nervus vagus atau hilangnya refluks

muntah.

Menurut Setiadi (2008), diagnose keperawatan adalah keputusan

atau respon klien tentang masalah kesehatan baik aktual, potensial

maupun resiko sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan.

Dalam studi kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan

antara teori dan fakta lapangan dalam menentukan diagnose

keperawatan pada subjek 1 dan 2, hal ini sesuai dengan tujuan


44

penelitian yang telah ditetapkan, namun dalam teori ada terdapat

sembilan diagnose keperawatan, tetapi peneliti berasumsi bahwa

walaupun hanya satu diagnose keperawatan yang ditetapkan pada

kedua subjek penelitian namun dalam melaksanakan perencanaan dan

implementasi keperawatan, permasalahan dari kedelapan diagnose

diatas dengan sendirinya dapat teratasi melalui tindakan keperawatan

kepada kedua subjek sasaran dalam mengatasi masalah kesehatan

yang berhubungan dengan penyakit Stroke yang dialami.

4.2.3. Perencanaan Keperawatan

Dalam merumuskan rencana tindakan peneliti menetapkan satu

tujuan yaitu kebutuhan aktivitas pasien dapat terpenuhi dengan

tindakan ROM pasif

Menurut Nanda (2016), perencanaan adalah bagian dari fase

pengorganisasian dalam proses keperawatan yang meliputi penentuan

tujuan perawatan, penetapan standar dan kriteria serta menentukan

perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan.

Dalam merumuskan rencana tindakan keperawatan, peneliti

tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan masalah

keperawatan yang dihadapi oleh subjek 1 dan 2. Hal ini disebabkan

perencanaan mengacu pada teoritis dan prioritas masalah yang ada,

karena menurut asumsi peneliti bahwa untuk mencapai tujuan harus

diawali dengan perencanaan yang matang.

4.2.4. Implementasi Keperawatan


45

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada kedua subjek studi

kasus sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah

ditetapkan yaitu mengkaji tingkat kemampuan aktivitas pasien,

membantu pasien melakukan aktivitas, mengajarkan pasien dan

keluarga tindakan ROM aktif pasif.

Menurut Carpenito (2000) Implementasi atau tindakan adalah

pengelolaan atau perwujudan dari rencana keperawatan yang telah

disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini perawat tidak bekerja

sendiri tetapi melibatkan keluarga untuk sama-sama mengatasi

masalah keperawatan yang dihadapi oleh kedua subjek studi kasus.

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, peneliti tidak

menemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan dilapangan baik

pada subjek 1 maupun subjek 2, hal ini terjadi karena adanya

dukungan dan kerjasama yang baik dari kedua keluarga yang menjadi

subjek studi kasus.

4.2.5. Evaluasi Keperawatan

Tindakan keperawatan terlaksana sesuai dengan rencana yang

ditetapkan sehingga tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang

relative sesuai dengan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian

tujuan juga didukung dengan sikap dari kedua keluarga subjek

penelitian yang kooperatif.

Menurut Carpenito (2000) tahap penilaian atau evaluasi adalah

perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan


46

keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

berkesinambungan dengan melibatkan klien dan keluarga. Karena

tujuan evaluasi adalah untuk menilai dan melihat kemampuan klien

dalam mencapai tujuan.

Dalam melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan, peneliti

tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan dilapangan.

Hal ini terjadi karena tujuan dan standar penilaian dibuat secara baik

dan mudah, baik tingkat kognitif, afektif maupun psikomotor dari

klien serta adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari kedua

keluarga yang menjadi subjek studi kasus.

4.3. Keterbatasan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menemui beberapa kendala

dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan yakni :

4.3.1. Saat pengkajian sampai dengan evaluasi tidak dapat dilakukan secara

mendalam karena dibatasi oleh waktu dan tidak dapat melihat secara

langsung seperti apa kondisi subjek atau pasien yang berada dilahan

diakibatkan karena Pandemi Covid-19 sehingga peneliti hanya

mendapatkan 2 buah kasus pemicu yang diberikan oleh pembimbing

kemudian dianalisa dan konsultasikan kepada pembimbing secara

Online

4.3.2. Sumber buku yang digunakan tidak terlalu banyak sehingga kenyataan

yang penulis alami dilapangan belum bisa diterapkan sesuai dengan

teor.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

Asuhan Keperawatan Pada Lansia Stroke Melalui Penatalaksanaan ROM

Pasif di Ohoi Dunwahan Wilayah Kerja Puskesmas Kolser pada tanggal 01-

05 Agustus 2020 sebagai berikut:

5.1.1. Pengkajian dalam kasus penelitian ini yaitu Pelaksanaan pengkajian

data fokus pada Subjek 1 Tn. P yang mengalami Stroke Non

Hemorargi ditemukan data antara lain : pusing, sulit tidur, sakit

kepala, lumpuh badan sebelah kanan sejak tahun 2019. Sedangkan

subjek 2 Ny. M, yang mengalami Stroke Non Hemorargi ditemukan

data antara lain : pusing, sulit tidur, lumpuh badan sebelah kiri sejak

tahun 2018.

5.1.2. Diagnosa yang ditemukan dalam kasus yaitu dalam melakukan analisa

data dan menentukan diagnose keperawatan pada kasus subjek I dan

II, peneliti menemukan hanya satu diagnose keperawatan (diagnose

tunggal), yaitu Kerusakan mobilitas fisik b.d. hemiparesis, kehilangan

keseimbangan dan koordinasi, spastisitas dan cidera otak.

5.1.3. Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan yang meliputi penentuan tujuan perawatan, penetapan

standar dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi

48
49

masalah kesehatan. Dalam merumuskan rencana tindakan peneliti

menetapkan satu tujuan yaitu kebutuhan aktivitas pasien dapat

terpenuhi dengan tindakan ROM pasif

5.1.4. Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan atau perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada kedua subjek studi kasus

sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan

yaitu mengkaji tingkat kemampuan aktivitas pasien, membantu pasien

melakukan aktivitas, mengajarkan pasien dan keluarga tindakan ROM

aktif pasif.

5.1.5. Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang

kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan

dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan

keluarga. Karena tujuan evaluasi adalah untuk menilai dan melihat

kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Tindakan keperawatan

terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan sehingga tujuan

tercapai dengan penempatan waktu yang relative sesuai dengan yang

telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan juga didukung

dengan sikap dari kedua keluarga subjek penelitian yang kooperatif.


50

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberi saran yang

diharapkan bermanfaat kepada :

5.2.1. Bagi Puskesmas

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memotivasi perawat untuk

lebih giat dalam memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal

mungkin untuk peningkatan mutu pelayanan.

5.2.2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Masyarakat khususnya

Pasien dan Keluarga dalam hal menjaga dan memperhatikan status

kesehatan

5.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data pembanding dalam

Asuhan Keperawatan Pada Lansia Pasca Stroke Melalui

Penatalaksanaan ROM Aktif Pasif


DAFTAR PUSTAKA

Ariani, 2012. System Neurobehaviour. Jakarta: Salemba Medika

Aprilia, 2017. Stroke : Gejala dan Penatalaksanaan. Jakarta:PT. Buana Ilmu


Popular

Bandiyah, 2009. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuhu Medika

Crowin, 2011. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Carpenito, 2000. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Penerbit Buku


Kedokteran. Jakarta:EGC

Fransisca B, 2008. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Gleadle Jonathan, 2007. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Ginsberg, 2008. Lecture Notes Neurologi. Jakarta: Erlangga

Junaidi, 2006. Stroke A-Z. Pengenalan, Pencegahan, Pengobatan, Rehabilitasi


Stroke, Serta Tanya Jawab Seputar Stroke. Jakarta: PT. Buana Ilmu
Popular

Mirza M, 2009. Penyakit Jantung: Pengertian, Penanganan & Pengobatan.


Jakarta:Erlangga

Mubarak, dkk, 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Penerbit Salemba
Medika

Maryam S, 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta Salemba


Medika

Nanda, 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Edisi Revisi Jilid 2. Penerbit


MediAction Publishing

Notoatmodjo, 2010. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta Salemba Medika

Nursalam, 2010. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta Salemba Medika

Purtanti, 2011. Pengaruh Terapi Latihan pada Kemampuan Motorik Penderita


Stroke. Karya Tulis Ilmiah. Unversitas Sumatera Utara: Medan
Padila, 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuhu Medika

Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI

Register Rawat Jalan PKM Kolser, 2017-2019. Jumlah kasus stroke.

Sudoyo A, 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan


Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Sodoyo A, 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan


Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Setyopranoto I, 2011. Stroke : Gejala dan Penatalaksanaan. CDK. Volume 1, p. 38

Sylvia & Lorraine, 2006. Buku Saku Neurologi. Edisi 5. Penerbit Buku Kedokteran
Jakarta:EGC

Yastroki, 2007. Stroke Penyebab Kematian Urutan Pertama di Rumah Sakit


Indonesia. Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki): Jakarta: 2007

Yurida, 2017. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta:Rhineka Cipta
3.1. Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan Pebruar April Mei Juni Juli Agustus
Januari Maret
i
1 Konsultasi judul
proposal
2 Konsultasi
proposal
3 Seminar
proposal
4 Perbaikan
proposal
5 Penelitian
6 Analisa data
7 Penyusunan
hasil
8 Seminar hasil
9 Perbaikan hasil
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Saya adalah Peneliti berasal dari Program Studi Keperawatan Tual dengan ini
meminta anda untuk berpartisipasi dengan suka rela dalam penelitian yang
berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN STROKE
MELALUI PENATALAKSANAAN ROM PASIF DI OHOI DUNWAHAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOLSER.
2. Tujuan dari penelitian/studi kasus ini adalah dapat melakukan penatalaksanaan
asuhan keperawatan secara baik dan benar yang dapat memberi manfaat berupa
peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara komprehensif. Penelitian ini
akan berlangsung selama 3-5 hari.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih kurang 15-20
menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak
perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan
keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini
adalah Anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang
diberikan
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi saudara sampaikan akan tetap
dirahasiakan
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : ……………….

PENELITI

ALOYSIUS LEKATOMPESSY
NIM. P07120217003
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh ALOYSIUS LEKATOMPESSY dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN STROKE MELALUI
PENATALAKSANAAN ROM PASIF DI OHOI DUNWAHAN WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOLSER.

Langgur, …………… 2020

Yang Memberikan Persetujuan

……………………………….

Saksi

……………………………….

Langgur, ……………………. 2020

Peneliti

ALOYSIUS LEKATOMPESSY
NIM. P07120217003
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Rang Of Motion (ROM)

1. Pengertian

Range of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang

diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit,

diabilitas, atau trauma.

2. Tujuan

Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapt

dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien

3. Persiapan Pasien

a. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan mengidentifikasi pasien

dengan memeriksa identitas pasien secara cemat

b. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan menjawab

seluruh pertanyaan pasien

c. Mengatur posis pasien sehingga merasa aman dan nyaman

4 Persiapan Alat

a. Wwz dan sarungnya

b. Selimut

c. Minyak penghangat (Bila perlu)


5 Prosedur Pelaksanaan

a. Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan verivikasi program terapi

2. Cuci tangan

3. Membawa alat didekat pasien

b. Tahap Orientasi

1. Memberi salam

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

3. Menanyakan kesiapan pasien

4. Jaga privasi klien

c. Tahap Kerja

1. Mengatur posisi pasien

2. Melatih sendi secara bergantian

A. Leher, Spina, Serfikal

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada Rentang 450
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posis tegak Rentang 450
Hiperekstensi Menekuk kepala ke belakang sejauh Rentang 40-450
mungkin
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin Rentang 40-450
kearah setiap bahu
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam Rentang 1800
Gerakan sirkuler

B. Bahu

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping Rentang 1800
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala
Ekstensi Mngembalikan lengan ke posisi di Rentang 1800
samping tubuh
Hiperekstensi Menggerakan lengan ke belakang tubuh, Rentang 45-600
siku tetap lurus
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di Rentang 1800
atas kepala dengan telapak tangan jauh
dari kepala
Adduksi Menurunkan lengan ke samping di atas Rentang 3200
kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu Rentang 900
dengan menggerakan lengan sampai ibu
jari menghadap ke dalam dan ke
belakang
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan Rentang 900
sampai ibu jari ke atas dan samping
kepala
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran Rentang 3600
penuh

C. Siku

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan siku sehingga lengan bahu Rentang 1500
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu
Ekstensi Meluruskan siku dengan menurunkan Rentang 1500
tangan

D. Lengan bawah

Gerakan Penjelasan Rentang


Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan Rentang 70-900
sehingga telapak tangan menghadap ke
atas
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak Rentang 70-900
tangan menghadap ke bawah

E. Pergelangan tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi Rentang 80-900
bagian dalam lengan bawah
Ekstensi Menggerakan jari-jari tangan sehingga Rentang 80-900
jari-jari, tangan, lengan bawah berada
dalam arah yang sama
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke Rentang 89-900
belakang sejauh mungkin
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke Rentang 300
ibu jari
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring kea Rentang 30-500
rah lima jari
F. Jari-jari tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Membuat genggaman Rentang 900
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan Rentang 900
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke Rentang 30-600
belakang sejauh mungkin
Abduksi Menggerakan jari-jari tangan yang satu Rentang 300
dengan yang lain
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan Rentang 300

G. Ibu jari

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan ibu jari menyilang Rentang 900
permukaan telapak tangan
Ekstensi Menggerakan ibu jari lurus menjauh dari Rentang 900
tangan
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping Rentang 300
Adduksi Menggerakan ibu jari ke depan tangan Rentang 300
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari -
tangan pada tangan yang sama

H. Pinggul

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan tungkai ke depan dan atas Rentang 90-1200
Ekstensi Menggerakan kembalai ke samping Rentang 90-1200
tungkai yang lain
Hiperekstensi Menggerakan tungkai ke belakang tubuh Rentang 30-500
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping Rentang 30-500
menjauhi tubuh
Adduksi Menggerakan tungkai ke samping Rentang 30-500
menjauhi tubuh
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai kea rah Rentang 900
tungkai lain
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi Rentang 900
tungkai lain
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -

I. Lutut

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakan tumit kea rah belakang Rentang 120-
paha 1300
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai Rentang 120-
1300

J. Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam Rentang 100
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar Rentang 100

K. Jari-jari kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menekukkan jari-jari ke bawah Rentang 30-600
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki Rentang 30-600
Abduksi Menggerakana jari-jari kaki satu dengan Rentang 150
yang lain
Adduksi Merapatkan kembali Bersama-sama Rentang 150

L. Tahap terminasi

6. Mengevaluasi hasil tindakan

7. Berpamitan dengan pasien

8. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula

9. Mencuci tangan

10. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

FORMAT PENGKAJIAN LANSIA


Tanggal Pengkajian : …………………………..
A. DATA BIOGRAFI
Nama : ………………………………….. L / P
Tempat & Tanggal Lahir : ………………………..... Gol.Darah : O / A / B / AB
Pendidikan Terakhir : TidakSekolah/SD/SLTP/SLTA/DI/DIII/DIV/S1/S2
Agama : Islam/Protestan/Katolik/Hindu/Budha/Konghucu
Status Perkawinan : Kawin/Belum/Janda/Duda (cerai : Hidup/Mati)
TB/BB : ……… Cm / ………….. Kg
Penampilan : …………………….. Ciri-ciri Tubuh : ………….
Alamat : ……………………Telp./ ………………………..
Orang Yang Dekat Di hubungi : ………………………………….. L/P
Hubungan dengan Lansia : …………………………………….
Alamat : …………………… Telp./ ………………………..

B. RIWAYAT KELUARGA

1. Susunan anggota Keluarga

HUBUNG
N AN PENDIDI PEKERJA KETERA
NAMA L/P
o. KELUAR KAN AN NGAN
GA

2. Genogram :

3. Tipe / Bentuk Keluarga :

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini :
Alamat pekerjaan :
Berapa jarak dari rumah : (Km)
Alat transportasi :
Pekerjaan sebelumnya :
Sumber pendapatan & Kecukupan :
terhadap Kebutuhan

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe tempat tinggal :
Jumlah Kamar :
Jumlah Tongkat di kamar :
Kondisi tempat tinggal :
Jumlah orang yang tinggal :Laki-laki…Orang/Perempuan…Orang
Derajat Privasi :
Tetangga terdekat :
Alamat / Telepon :

E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : …………………….
Keanggotaan Organisasi : …………………….
Liburan Perjalanan : …………………….

F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : …………………….
Jarak dari rumah : …………………….
Rumah Sakit : …………………….Km
Klinik : …………………….Km
Pelayanan Kesehatan dirumah : …………………….
Makanan yang dihantarkan : …………………….
Perawatan sehari-hari yang dilakukan : …………………….
keluarga
Lain-lain : …………………….

G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : …………………….
Yang Lainnya : …………………….

H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun :
yang lalu ……………………………………………
Status kesehatan umum selama 5 tahun
yang lalu : ………………………………………...

KELUHAN UTAMA : ………………………………………………………


Provokative / palliative : …………………….
Quality / Quantity : …………………….
Region : …………………….
Severity Scale : …………………….
Timming : …………………….

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
OBAT-OBATAN :
No. Nama Obat Dosis Keterangan

STATUS IMMUNISASI : (Catat tanggal terbaru)


Tetanus, Difteri : …………………………………………………………..
Influensa : …………………………………………………………..
Pneumothoraks : …………………………………………………………..

Alergi : (Catatan agen dan reaksi spesifik)


Obat-obatan : …………………….
Makanan : …………………….
Faktor Lingkungan : …………………….

Penyakit yang diderita :


Hipertensi Rheumatoid Asthma Dimensia

I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G
Oksigenasi : …………………….
Cairan & Elektrolit : …………………….

Nutrisi : …………………….
Eliminasi : …………………….
Aktivitas : …………………….
Istirahat & Tidur : …………………….
Personal Hygiene : …………………….
Seksual : …………………….
Rekreasi : …………………….
Psikologis : …………………….
: …………………….
 Persepsi Klien : …………………….
 Konsep Diri : …………………….
 Emosi : …………………….
 Adaptasi : …………………….
 Mekanisme Pertahanan Diri

Keadaan Umum : …………………………………………………


:
Tingkat Kesadaran Composmentis, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma
: Eye …….. Verbal …… Psikomotor ……
Skala Koma Glasgow : Pols=… Temp=… RR=…. Tensi=….
Tanda-tanda Vital
: …………………….
: …………………….
 Sistem Kardiovaskuler : …………………….
 Sistem Pernafasan : …………………….
 Sistem Integumen : …………………….
 Sistem Perkemihan : …………………….
 Sistem Muskulo Skeletal : …………………….
 Sistem Endokrin : …………………….
: …………………….
 Sistem Gastrointestinal
: …………………….
 Sistem Reproduksi
: …………………….
 Sistem Persarafan : …………………….
 Sistem Penglihatan : …………………….
 Sistem Pendengaran : …………………….
 Sistem Pengecapan
 Sistem Penciuman
 Tactil Respon

K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL

Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) ……………………………


Mini Mental State Exam (MMSE) : …………………………………………….
Inventaris Depresi Beck : …………………………………………………………..
APGAR Keluarga : ………………………………………………………………….

L. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium : …………………………………………………………………
2. Radiologi : ………………………………………………………………..

INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari

Nama Klien : Tn/Ny….…………………. Tanggal : ……………..


Jenis Kelamin : L / P Umur : ….Tahun TB/BB : … cm/…. Kg
Agama : ……………………………. Gol Darah : …………
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl………….…………………………

SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
A
kecil, berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu
B
dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
C
mandi, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
D
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
E
mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
F mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di
Lain-lain
klasifikasikan sebagai C, D, E atau F

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)

Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual Lansia.

Nama Klien : Tn/Ny….…………………. Tanggal : ……………..


Jenis Kelamin : L / P Umur : ….Tahun TB/BB : … cm/ …. Kg
Agama : ……………………………. Gol Darah : ……………….
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl………….……………….
Nama Pewawancara : …………………………….

SKORE
No. PERTANYAAN JAWABAN
+ -
1. Tanggal berapa hari ini ? Hari Tgl Th
2. Hari apa sekarang ini ?
3. Apa nama tempat ini ?
4. Berapa nomor telpon Anda ?
Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki telpon)
5. Berapa umur Anda ?
6. Kapan Anda lahir ?
7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
8. Siapa Presiden sebelumnya ?
9. Siapa nama kecil ibu Anda ?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun ?
Jumlah Kesalahan Total

KETERANGAN :
1.      Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2.      Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3.      Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
4.      Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat

         Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
         Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek mempunyai
pendidikan lebih dari SD
         Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam,
dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Dari Pfeiffer E (1975)

MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)


Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental

NILAI
PASIEN PERTANYAAN
Maksimum
ORIENTASI
5 (Tahun, Musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang ? dimana
5 kita : (Negara Bagian, Wilayah, Kota) di RS, Lantai ?)
REGISTRASI
Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah
mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar,
3 kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan & catat. Percobaan :
……………………
PERHATIAN & KALKULASI
Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
5 berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata dipilih eja dari
belakang)
MENGINGAT
Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point
3
untuk tiap kebenaran.
BAHASA
Nama pensil & melihat (2 point)
9 Mengulang hal berikut tak ada jika ( dan atau tetapi) 1
point
30 Nilai Total

KETERANGAN :

Mengkaji Tingkat Kesadaran klien sepanjang Kontinum :


Composmentis, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma.

Nilai Maksimum 30 (Nilai 21 / kurang indikasi ada kerusakan kognitif  perlu


penyelidikan lanjut)

INVENTARIS DEPRESI BECK


(Penilaian Tingkat Depresi Lansia dari Beck & Decle, 1972)

Nama Klien : Tn/Ny….…………………. Tanggal : ……………..


Jenis Kelamin : L / P Umur : ….Tahun TB/BB : … cm/ …. Kg
Agama : ……………………………. Gol Darah : ……………….
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl………….……………….
Nama Pewawancara : …………………………….

SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal

D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya

KETERANGAN :

PENILAIAN
0-4 Depresi Tidak Ada / Minimal
5–7 Depresi Ringan
8 – 15 Depresi Sedang
16 + Depresi Berat

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk


mengkaji Fungsi Sosial lansia

Nama Klien : Tn/Ny….…………………. Tanggal : ……………..


Jenis Kelamin : L / P Umur : ….Tahun TB/BB : … cm/…. Kg
Agama : ……………………………. Gol Darah : …………
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl………….…………………………

No URAIAN FUNGSI SKORE


1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu ADAPTATION
pada waktu sesuatu menyusahkan saya.
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya & PARTNERSHIP
mengungkap- kan masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya menerima & mendukung keinginan saya GROWTH
untuk melakukan aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek & berespons AFFECTION
terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih
/ mencintai.
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya & RESOLVE
saya menyediakan waktu bersama-sama.
PENILAIAN :
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab : TOTAL

 Selalu : Skore 2
 Kadang-kadang : Skore 1
 Hampir Tidak Pernah : Skore 0
ANALISA DATA
Nama : ..........
Umur : ...........
No Pengkajian Etiologi Masalah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : ............
Umur : ............
No Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : ............
Umur : ...........
Diagnosa Tujuan/Kriteri
No Tanggal/Jam Intervensi Rasional
Keperawatan a Hasil
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : ...............
Umur : ..............
Tanggal/Ja
Dx Implementasi Respon TTD
m
CATATAN KEPERAWATAN
Nama : ...........
Umur : ...........
Tanggal/Jam Catatan Keperawatan TTD
EVALUASI
Nama : ...............
Umur : ..............
No Tanggal/Jam Diagnosa Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai