Indonesia masih menghadapi beban penyakit infeksi tropis yang cukup tinggi
walaupun sudah tersedia terapi yang adekuat untuk memberantasnya. Meskipun Indonesia
merupakan negara endemis untuk penyakit infeksi tropis tetapi ada perbedaan distribusi
penyakit yang membutuhkan strategi yang sesuai dengan permasalahan spesifik di setiap
daerah untuk dapat mencapai target eradikasi atau eliminasi penyakit infeksi tropis.
Upaya Promosi dan Preventif dalam Pengendalian penyakit TBC, Malaria, Kusta, Typhus
Abdominalis,ISPA, Diare, HIV/AIDS, DBD, Varisela, Leptospirosis, Filariasis, Scabies
1. Penemuan kasus
2. Masalah yang dihadapi pasien
3. Pembuatan SAP ( Kelompok & Individu )
4. Melaksanakan penyuluhan
Praktik klinik Pengendalian Penyakit Tropik oleh mahasiswa Program Studi Keperawatan
Tual dilaksanakan dilahan praktik (PUSKESMAS) selama 2 minggu yaitu mulai tanggal 15
Maret 2021 s/d 10 April 2021 yang diikuti oleh mahasiswa Tingkat III Semester VI Tahun
Akademik 2020/2021.
Tempat Praktek klinik Pengendalian penyakit Tropik oleh mahasiswa Program Studi
Keperawatan Tual dilaksanakan di Puskesmas Watdek, Puskesmas Kolser, Puskesmas Un,
Puskesmas Tual, Puskesmas Taar, Puskesmas Fiditan, Puskesma Ohoitahit
1
G. PEMBIMBING PRAKTIK KLINIK PENGENDALIAN PENYAKIT TROPIK
2
G. KETENTUAN UMUM PRAKTIK KLINIK
1. Tugas Individu
a. Mengisi daftar hadir
b. Mengikuti pre dan post conferens
c. Melaksanakan praktik klinik sesuai tujuan yang akan dicapai
d. Mengisi buku kegiatan
e.. Membat laporan kegiatan
2. Tugas kelompok
a. Tentukan kasus yang akan ditangani
b. Membuat SAP untuk penyuluhan ( minimal 3 kasus )
c. Membuat laporan Kelompok tentang Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
Pengendalian Penyakit Tropik dan diserahkan kepada Pembimbing klinik Puskesmas
sebelum diimplementasikan kepada pasien.
d. Mempresentasikan hasil laporan kelompok tentang strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan sesuai dengan kasus yang diambil.
3. Pembimbing Klinik.
a. Mengorientasikan mahasiswa kepada lingkungan tempat praktik
b. Memilih kasus bagi mahasiswa untuk dikelola oleh mahasiswa
c. Melaksanakan pre dan post conference
d. Memeriksa dan menandatangani presensi mahasiswa
e. Melakukan observasi implementasi hasil laporan strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan sesuai dengan Strategi pelaksanaan tindakan
f. Mencatat dan menginformasikan pelanggaran yang dilakukan mahasiswa kepada
pembimbing institusi.
4. Pembimbing Institusi.
a. Melaksanakan respons dan penilaian hasil laporan strategi pelaksanaan tindakan
keperawatan.
b. Memberikan bimbingan pada mahasiswa dalam melaksanakan praktek .
E. SANKSI
Apabila terjadi pelangggaran praktik, maka akan diberikan sanksi oleh pendidikan menurut
berat ringannya` pelanggaran berupa :
1. Teguran
2. Membuat surat pernyataan
3. Diskors (tidak diikutkan praktik)
4. Tidak diikutkan dalam ujian
5. Ketidakhadiran karena mahasiswa,orang tua,anak, suami/isteri sakit, maka mahasiswa
wajib membawa surat keterangan sakit dari dokter yang merawatnya dan diserahkan
kepada koordinator untuk mendapat ijin dan mahasiswa wajib mengganti sesuai hari yang
ditinggalkannya.
3
6. Ketidakhadiran diluar keterangan sakit, dipertimbangkan secara khusus oleh koordinator
praktik.
7. Ketidakhadiran tanpa keterangan , maka mahasiswa wajib menggantikan 2 x hari yang
ditinggalkan.
8. Apabila mahasiswa dalam 7 hari atau lebih selama periode praktik Pengendalian penyakit
Tropik tidak hadir tanpa keterangan apapun maka mahasiswa dianggap mengundurkan diri
dan otomatis mahasiswa harus mencari kesempatan lain untuk praktik dimulai dari awal
dan dikenakan biaya administrasi secara penuh.umpulanlaoran, maka nilai akan dikurangi
10% da
9. Bila terlambat dalam pengumpulan laporan selama satu minggu, maka nilai akan dikurangi
10% dan 15% dalam selama minggu.
F. EVALUASI
1. Evaluasi proses(100%)
2. Laporan pelaksanaan penyuluhan lengkap dengan SAP , materi dan lieflet.
3. Nilai lulus 2,76 (B)
4
FORMAT PENILAIAN PENYULUHAN KESEHATAN
PENYAJIAN / PRESENTASI 1 2 3 4
1 Memperkenalkan Diri
2 Menjelaskan Tujuan
5 Ketepatan Waktu
7 Penggunaan bahasa
8 Intonasi suara
EVALUASI
14 Dilakukan Pre-Test
15 Dilakukan Post-Test
TOTAL
KETERANGAN :
Nilai 1 = Kurang D : 41 - 55
Nilai 2 = Cukup C : 56 - 67
Nilai 3 = Baik B : 68 - 78
Nilai 4 = Sangat Baik A : 79 – 100
Langgur,…………………………….
Pembimbing Klinis
………………………………………………….
5
FORMAT PENILAIAN PENYULUHAN
PRAKTEK KLINIK PENGENDALIAN PENYAKIT TROPIK
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
Kelompok : ..............................
Anggota kelompok : 1. .............................................
2. .............................................
3. .............................................
4. .............................................
5. .............................................
Hari-tanggal : ................................................
Tempat : ................................................
Materi Penyuluhan : ................................................
Langgur/Tual, ..................................
Dosen pembimbing
( ..................................................... )
6
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN TUBERKULOSIS (TBC)
Waktu : 20 Menit
Sasaran : ..........................
Metode : ………………………………….
Media : Leaflet
Materi : Terlampir
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
7
I. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Kegiatan waktu
II. Evaluasi.
1. Menyebutkan pengertian TBC
8
Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Apa itu penyakit Tuberkulosis (TBC) itu ?
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang dapat berpindah dari penderita ke orang lain
utamanya lewat saluran pernafasan.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, akan tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh yang lain.
2. Penyebab
Basil/Kuman Mycrobacterium tuberculosis, kuman ini berbentuk batang mempunyai sifat
khusus yaitu tahan asam pada pewarnaan.
Dengan berlari-lari kecil sampai terasa sesak napas, kemudian ditahan sebentar dan
dibatukkan.
9
6. Cara penularan Penyakit TB
Sumber penularan adalah dari penderita TB BTA poaitif, melalui droplet (percikan dahak)
dari batuk atau bersin, yang dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa
jam. Orang dapat terinfeksi jika menghirup droplet tersebut.
Penularan TB akan lebih mudah terjadi, antara lain karena hunian padat. dan kondisi
perumahan yang tidak sehat, situasi sosial ekonomi yang kurang menguntungkan.
7. Kapan pengobatan dilakukan
Setelah penderita melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium (dinyatakan BTA
positif), dan pemeriksaan foto dada positif, akan diberikan pengobatan yang spesifik tapi
gratis.
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu
yang lebih lama, untuk membunuh kuman dormant sehingga mencegah terjadi kekambuhan.
Oleh karena itu untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obatnya perlu dilakukan
dengan pengawasan langsung (Directly Observed Treatment = DOT) oleh seorang
pengawas minum obat (PMO), yaitu orang dekat dengan penderita misalnya keluarga, yang
dapat memantau setiap waktu minum obat, dan juga memberi motivasi kepada penderita agar
tidak jenuh dalam berobat. Juga perlu diingat bahwa penderita haruslah menceritakan riwayat
pengobatan sebelumnya, agar dapat diberikan obat yang tepat, selain itu pengobatan harus
dilakukan secara rutin dan tidak boleh terputus, karena akan mengakibatkan kuman menjadi
resisten, olehnya itu penting dilakukan pengobatan hingga tuntas dan berobat melalui
Program Penanggulangan TB di Puskesmas.
Setelah minum obat, air kencing berwarna merah, karena obat rifampisin dan
sejenisnya.
Jika timbul pusing, sakit kepala, mual atau muntah segera minta petunjuk ke
puskesmas atau dokter
imana penderita TB akan berobat ?
Apabila penderita tidak patuh untuk meminum obatnya secara teratur maka kuman TB
akan berkembang menjadi kuman yang kebal obat (resisten). Sehingga tidak ada lagi
obat yang mampu membunuh kumannya, artinya penderita tidak akan sembuh. Atau
penderita akan memerlukan obat yang lebih kuat dan mahal untuk bisa sembuh.
10
Kapan penderita dinyatakan sembuh ?
Setelah pengobatan 6-8 bulan, satu bulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir
pengobatan dilakukan pemeriksaan ulang dahak. Apabila hasil pemeriksaan
keduanya BTA negative dan penderita telah menyelesaikan pengobatannya secara
lengkap, maka penderita dinyatakan sembuh.
9. Pencegahan TBC
Ajarkan penderita apabila batuk menutup mulut, mengeluarkan dahak dengan
menggunakan sapu tangan atau tissue, dan membuang tissue tersebut ke tempat
penampungan dahak yang berisi larutan desinfektan/pembunuh kuman yang
tertutup.
Anjurkan penderita saat batuk dan bicara tidak berhadapan langsung tetapi
memalingkan kepala.
Ajarkan cara batuk yang benar, yaitu malam hari saat menjelang tidur malam,
anjurkan penderita untuk mengkonsumsi air minum yang hangat 2 – 3 gelas, dan
pada pagi harinya anjurkan menekan dada dengan kedua tangan dan menarik nafas
dalam sebanyak 3 kali lalu batukkan.
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dengan bernafas biasa sebanyak 3 kali lalu
pada hitungan pertama menarik nafas dan pada hitungan kedua tahan nafas lalu
pada hitungan ketiga dihembuskan secara perlahan – lahan, dilakukan selama 15
menit.
Jelaskan pentingnya upaya isolasi bagi pencegahan penularan melalui udara,
sampai tingkat pengobatan memadai untuk tidak terjadi penularan.
Jelaskan pentingnya pemenuhan diit tinggi protein dan karbohidrat sesuai usia,
tinggi badan, jenis pekerjaan, dan jenis kealamin.
Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Vaksinasi BCG dapat melindungi anak yang berumur kurang dari 15 tahun sampai
80%, dengan indikasi yaitu :
- Pada negara maju vaksinasi BCG ditujukan pada orang dengan tes
tuberkulin yang negatif dan pada orang – orang yang mempunyai risiko
tinggi, misalnya perawat atau pekerja sukarela .
- Pada negara berkembang maka vaksinasi BCG hanya efektif diberikan pada
neonatus.
11