Anda di halaman 1dari 5

BAB XI

KESIMPULAN UMUM

1. Fluida reservoir merupakan cairan yang terperangkap dalam suatu trap dimana
cairan tersebut berasal dari source rock yang bermigrasi kelapisan yang lebih
porous (misal sand stone, carbonat). Cairan yang terperangkap tersebut
terhalang oleh suatu cap yang menghalangi minyak bermigrasi kepermukaan.
Agar dihasilkan suatu produk reservoir yang sesuai dengan yang kita
harapkan, maka pada fluida tersebut perlu dilakukan beberapa analisa. Dari
analisa fluida reservoir ini dapat digunakan untuk mengevaluasi peralatan
produksi yang digunakan.
2. Metode Dean&Stark merupakan salah satu cara dalam penentuan besarnya
kandungan air yang ada dalam minyak (crude oil) dengan proses kondensasi
dan destilasi. Kualitas minyak mentah yang baik apabila presentase airnya
maksimal 2%. Hasil air yang didapatkan saat praktikum adalah 4,2 ml atau
8,4% yang artinya minyak sampel mempunyai kualitas cukup baik. Aplikasi
dilapangannya adalah untuk menentukan kualitas minyak yang akan
diproduksi, untuk mengetahui atau mencegah dan mengidentifikasi masalah
korosi dan scale.
3. Penentuan kadar air dan sedimen (BS&W) dengan dilakukan dengan
menggunakan alat centrifuge tabung besar dan kecil.
Dari percobaan diperoleh hasil :

 %BS&W centrifuge tabung kecil


Sampel A = 0.8 %
Sampel B = 0.6 %

 %BS&W centrifuge tabung besar


Sampel A = 0.8 %
Sampel B = 0.84 %

156
157

dari data tersebut dapat diketahui jika sampel yang diuji memiliki kualitas
yang buruk. Aplikasinya di lapangan adalah untuk mengetahui problem
kepasiran yang bersifat abrasif. Penentuan kadar air dan sedimen (BS&W)
juga berfungsi untuk mengetahui kualitas minyak.

4. Specific Gravity adalah perbandingan densitas minyak terhadap densitas air


pada kondisi standar 60oF, 14,7 Psi. Prinsip yang digunakan dalam praktikum
ini adalah archimedes.

Dari percobaan diperoleh hasil :

 Sampel A
SGTrue = 0.905
o
APITrue = 24.88oAPI
 Sampel B
SGTrue = 1.001
o
APITrue = 9.81 oAPI
Dari grafik perolehan semua plug dapat dikatakan bahwa sampel A lebih
ringan dari sampel B. Aplikasinya di lapangan adalah menentukan jenis dan
kualitas kinyak serta mencegah dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh
minyak berat (parafin dan viskositas tinggi). Data dari percobaan ini juga
berguna untuk membantunperancangan peralatan produksi.
5. Penentuan titik kabut, titik beku dan titik tuang dilakukan dengan
menggunakan prinsip pembekuan fluida. Percobaan ini menggunakan prinsip
pembekuan fluida. Dari data hasil percobaan diperoleh :
1) Sampel A :
 Titik kabut = 77 0F
 Titik beku = 66.2 0F
 Titik tuang = 68 0F
2) Sampel B :
 Titik kabut = 75.2 0F
 Titik beku = 69.8 0F
158

 Titik tuang = 71.6 0F


Dari grafik perolehan semua plug dapat dikatakan bahwa sampel A. Dari hasil
percobaan, bahwa sampel A lebih ringan karena memiliki temperatur yang
sangat tinggi untuk membeku disbandingkan dengan sampel B.Aplikasinya di
lapangan adalah untuk mengetahui kapan minyak akan membeku yang
berhubinagn dengan cara memproduksinya, menentuan kualitas minyak dan
membantu perancangan peralatan produksi
6. Penentuan titik nyala dan titik bakar dilakukan dengan menggukana prinsip
pemanasan dan pembakaran. Tujuannya adalah untuk menentuan titik nyala
dan titik bakar dari minyak mentah.
Dari percobaan diperoleh hasil

 Sampel A
Titik nyala = 105,8 oF

Titik bakar = 122 oF

 Sampel B
Titik nyala = 120,2 oF

Titik bakar = 132,8 oF

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sampel A lebih mudah terbakar dibandingkan


dengan sampel B karena fraksi ringan yang ada pada sampel A lebih banyak
dari pada sampel B sehingga akan berdampak pada harga titik nyala dan titik
bakar yang rendah.
Aplikasinya di lapangan adalah membantu dalam perancangan peralatan
produksi, juga digunakan sebagai acuan agar suhu minyak tetap di bawahnya.

7. Penentuan tekanan uap menggunakan prinsip pemanasan fluida. Praktikum


ini menggunakan prinsip pembekuan fluida.
Dari percobaan diperoleh hasil :
a) Sampel A
 Tekanan pada 40 oC = 0.1 + 14,7 = 14.8 psia
 Tekanan pada 50 oC = 0.5 + 14,7 = 15.2 psia
159

 Tekanan pada 55 oC = 0.7 + 14,7 = 15.4 psia


 Tekanan pada 60 oC = 0.8 + 14,7 = 15.5 psia
b) Sampel B
 Tekanan pada 45 oC = 0.0 + 14,7 = 14.7 psia
 Tekanan pada 50 oC = 0.2 + 14,7 = 14.9 psia
 Tekanan pada 55 oC = 0.3 + 14,7 = 15.0 psia
 Tekanan pada 60 oC = 0.4 + 14,7 = 15.1 psia
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tekanan uap
pada sampel A lebih besar dari sampel B sehingga minyak pada sampel A
lebih ringan dari sampel B. Aplikasinya di lapangan adalah untuk membantu
mendesain peralatan produksi agar tidak terjadi masalah keamanan dan bisa
untuk mengetahui jenis minyak.
8. Penentuan viskositas kinematik dilakukan dengan menggunakan alat
viscometer. Dari percobaan ini diperoleh hasil :

 Sampel I = 1,7958 centistokes


 Sampel II = 1,8942 centistokes

Dari grafik perolehan semua plug dapat dikatakan bahwa sampel I lebih
ringan dari sampel II. Aplikasi lapangan dari percobaan ini yaitu untuk
mengetahui laju alir dari minyak dari suatu sumur.

9. Tujuan analisis kimiawi air formasi pada percobaan kali ini adalah untuk
mengetahui sifat air formasi apakah bersifat korosif, membentuk scale atau
stabil. Dari percobaan diperoleh hasil :

0C, SI = -0,65

20C, SI = –0,36

40C, SI = 0,02

60C, SI = 0

80C, SI = 0.45
160

100C, SI = 1.25

Dari hasi percobaan dapat dikatakan bahwa air formasi yang digunakan untuk
percobaan cenderung membentuk scale. Pada aplikasi lapangan, secara garis
besar, penelitian air formasi ini akan dapat memberikan informasi mengenai
seberapa banyak kadar unsur dan ion yang terkandung dalam air formasi
tersebut.

10. Jadi, SG, ˚API, Titik Nyala, Titik Bakar, Titik Kabut, Titik Beku, Titik Tuang,
Tekanan Uap dan Viskositas saling berhubungan.

Anda mungkin juga menyukai