“NON VERBAL”
DOSEN PEMBIMBING :
Chaerunnimah, SKM, M.Kes
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Fauziah Suradi PO714231201014
Husnul Khatima Hamka PO714231201015
Ismudinar PO714231201016
Isna Ardiya Dirham PO714231201017
Jescica Amelia PO714231201018
Mutmainna PO714231201021
Nabila Al Kausaria PO714231201022
Nur Awalia Mansur PO714231201023
Nur Mufidah Abd Kadir PO714231201024
Nur Yaumil Fadilah PO714231201025
Nur Zyamnani Hasan PO714231201026
Sri Wilda PO714231171039
KELAS :
A
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komunikasi Nonverbal” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Komunikasi Ibu
Chaerunnimah.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan materi-materi dari jurnal dan blogspot yang
berhubungan dengan Komunikasi Nonverbal, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada
pengajar mata kuliah Komunikasi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah ikut andil dalam penyusunan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Komunikasi Nonverbal, khususnya
bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Dalam ilmu komunikasi salah satu syarat utamanya adalah dapat berkomunikasi dengan
baik. Komunikasi sendiri berarti suatu proses dimana individu atau beberapa individu,
kelompok, organisasi, dan masyarakat guna menciptakan serta menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Namun, komunikasi terbagi menjadi non verbal
dan verbal. Untuk kali ini, kelompok kami akan membahas lebih lanjut mengenai komunikasi
non verbal.
Maria memperhatikan laki-laki tampan yang sedang belajar dua meja darinya di
perpustakaan. Ketika laki-laki itu melihatnya, Maria menundukkan pandangannya. Setelah
beberapa saat, dia kembali memandangnya sedetik saja. Beberapa menit kemudian, laki-laki
itu menghampirinya, duduk di sebelahnya, dan memperkenalkan diri. Contoh di atas
menggambarkan kekuatan komunikasi nonverbal. Dalam adegan perpustakaan, kita melihat
pola gender komunikasi nonverbal. Maria mengikuti norma-norma komunikasi feminin dengan
secara tidak langsung menandakan ketertarikannya dan menunggu laki-laki itu memulai
kontak. Sebaliknya, laki-laki itu menjalankan praturan budaya komunikasi maskulin dengan
menatap langsung kepada Maria dan beranjak ke mejanya.
Dalam pengertian ini, komunikasi nonverbal seperti bahasa, adalah cara utama kita
mengumumkan siapa kita. Sistem komunikasi nonverbal yang rumit membantu kita
membangun identitas, mengasosiakan hubungan, dan menciptakan lingkungan yang kita
nikmati. Perilaku nonverbal adalah dimensi komunikasi manusia yang pokok. Sistem
komunikasi nonverbal menyumbang 65-93 persen dari total makna komunikasi (Birdwhistell,
1970; Hickson, Stacks, & Moore, 2004; Mehrabian, 1981). Satu alasan besarnya dampak
komunikasi nonverbal adalah keluasannya: mencakup segala sesuatu dari pakaian dan kontak
mata hingga postur tubuh dan perubahan nada suara.[1]
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi nonverbal?
2. Apa saja jenis - jenis komunikasi nonverbal?
3. Apa saja ciri-ciri dari komunikasi nonverbal?
4. Apa fungsi dari komunikasi nonverbal?
5. Apa karasteristik komunikasi nonverbal?
6. Bagaimana penerapan komunikasi nonverbal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi nonverbal
2. Untuk mengetahui jenis – jenis komunikasi nonverbal
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari komunikasi nonverbal
4. Untuk mengetahui fungsi dari komunikasi nonverbal
5. Untuk mengetahui karasteristik komunikasi nonverbal
6. Untuk mengetahui penerapan komunikasi nonverbal
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sentuhan (haptic)
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan nonverbal nonvisual dan
nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan
membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Alma I Smith,
seorang peneliti dari Cutaneous Communication Laboratory mengemukakan bahwa
berbagai perasaan yang dapat disampaikan melalui sentuhan, salah satunya adalah
kasih sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki khasiat kesehatan.
2. Komunikasi Objek
Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan pakaian.
Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini termasuk
bentuk penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi. Contohnya dapat
dilihat pada penggunaan seragam oleh pegawai sebuah perusahaan, yang menyatakan
identitas perusahaan tersebut.
3. Kronemik
Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities and
interactions.(Wood.2007). Kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal
yang dilakukan ketika menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya
dalam konteks tertentu. Contohnya Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita
mampu menilai bagaimana mahasiswi/mahasiswa yang memanfaatkan dan
mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif.
Selain gerakan tubuh, ada juga gerakan mata (gaze) dalam komunikasi
nonverbal. Gaze adalah penggunaan mata dalam proses komunikasi untuk memberi
informasi kepada pihak lain dan menerima informasi pihak lain. Fungsi gaze
diantaranya mencari unpan balik antara pembicara dan pendengar, menginformasikan
pihak lain untuk berbicara, mengisyarakatkan sifat hubungan (hubungan positif bila
pandangan terfokus dan penuh perhatian. Hubungan negatif bila terjadi penghindaran
kontak mata), dan berfungsi pengindraan. Misalnya saat bertemu pasangan yang
bertengkar, pandangan mata kita alihkan untuk menjaga privasi mereka.
5. Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika berkomunikasi dengan
orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan jarak
menentukan seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain. jarak
mampu mengartikan suatu hubungan. Richard West dan Lynn H. Turner pada
Introducing Communication theory (2007) membagi zona proksemik pada berbagai
macam pembagian, yaitu :
a. Jarak intim, jaraknya dari 0 – 45 cm. (Fase dekat 0-15 cm, Fase Jauh 15-45 cm),
jarak ini dianggap terlalu dekat sehingga tidak dilakukan di depan umum.
b. Jarak personal, jaraknya 45-120 cm . (Fase dekat 45 -75 cm yang bisa disentuh
dengan uluran tangan; Fase jauh 75 - 120 cm yang bisa disentuh dengan dua uluran
tangan. Jarak ini menentukan batas kendali fisik atas orang lain, yg bisa dilihat
rambut, pakaian, gigi, muka. Bila ruang pribadi ini diganggu, kita sering merasa
tidak nyaman.
c. Jarak sosial, jaraknya 120 – 360 cm.
d. Jarak publik, lebih dari 360-750 cm.
6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
7. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu
cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
Seseorang bisa jadi mengatakan ia tetap tegar dan ikhlas saat orang tuanya
meninggal, namun ia terus-terusan meneteskan air mata dan raut mukanya
menunjukkan kesedihan. Raut muka dan tetesan air mata itu disebut dengan
metakomunikasi. Artinya ada pesan di luar apa yang dikatakan sebagaimana terungkap
dalam pesan nonverbalnya (tetesan air mata dan raut muka sedih). Jadi, pesan verbalnya
itu komunikasi, pesan nonverbalnya metakomunikasi. Metakomunikasi ini akan
terungkap jelas jika antara pesan verbal dengan nonverbalnya berbeda makna.
Dari komunikasi yang kita lakukan, komunikasi verbal hanya memiliki porsi 35% ,
sisanya 65% adalah komunikasi nonverbal. Bahasa yang umum digunakan dalam
komunikasi verbal itu memiliki lebih banyak keterbatasan dibandingkan dengan
komunikasi nonverbal. Keterbatasan tersebut dipengaruhi oleh faktor integritas, faktor,
budaya, factor pengetahuan, faktor kepribadian, faktor biologis dan faktor pengalaman.
Komunikasi verbal dan nonverbal itu saling melengkapi satu sama lain. Meskipun beda
cara maupun bentuk tetap saja tujuan utama dari komunikasi verbal dan nonverbal itu
sama yaitu bertujuan untuk menyampaikan pesan untuk mendapatkan respon, timbal
balik maupun efek.
Kesimpulan
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat bukan kata-kata.
Komunikasi nonverbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata itu sendiri. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang didapat dari
lingkungan sekitar yang keluar berupa isyarat dan itu mengartikan sesuatu.
Menurut Ruben & Stewart (2005) komunikasi nonverbal memiliki beberapa saluran,
yaitu paralanguage, wajah dan gerakan tubuh (kinesics), sentuhan (haptics), penampilan fisik
serta proximity (jarak) dan chronemics (waktu).
Josep A. Devito (2011) pernah mengungkapkan ada enam ciri dari komunikasi
nonverbal sebagai berikut : (1) pesan nonverbal bersifat komunikatif, (2) pesan nonverbal itu
kontekstual, (3) pesan nonverbal itu sebuah paket, (4) pesan nonverbal dapat dipercaya, (5)
pesan nonverbal dikendalikan oleh aturan, dan (6) pesan nonverbal bersifat metakomunikasi.
Saran
Kami berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Namun, makalah ini sangatlah
jauh dari kata sempurna, dan masih sangat perlu diperbaiki karena masih banyak
kekurangannya. Oleh sebab itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dan saran dari
para pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/a3a4fc3bf4ad19b0079f4a31c593398b.
pdf
Nurudin. Ilmu Komunikasi. 2016. Jakarta: Rajawali Pers.
Wood, T. Julia. Komunikasi: Teori dan Praktik. 2013. Jakarta: Salemba Humanika.