PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Politik
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, Politeia, yang akar katanya
adalah Polis, yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan teria,
yang berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik, dalam arti politics, mempunyai makna
kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas,
prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang
kita kehendaki. Politikk secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara
melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang
menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada. Perlu diingat
bahwa penentu kebijakan umum, pengaturan, pembagian, maupun alokasi sumber-sumber
yang ada memerlukan kekuasaan dan wewenang. Politik juga membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan distribusi.
Negara merupakan suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan negara merupakan bentuk masyarakat
dan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat. Kekuasaan
adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau
kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Pengambilan keputusan adalah aspek utama
politik. Jadi, politik adalah pengambil keputusan melalui sarana umum. Keputusan yang
diambil itu menyangkut sektor publik suatu negara. Kebijakan merupakan suatu kumpulan
keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara
mencapai tujuan itu. Serta distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam
masyarakat(buku siapa?).
Secara umum politik berarti segala hal yang berkenaan dengan hidup bernegara, yaitu
berkenaan dengan masalah wilayah, rakyat, pemerintahan dan kedaulatan. Masalah politik
secara umum itu amat luas dan merupakan suatu sistem yang saling bersangkut paut.
(Dr.Sukrama dkk,1996: 77).
2. Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani, strategia, yang diartikan sebagai the art of the
general atau seni seorang panglima-panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.
Menurut Karl Von Clausewitz (dalam Heri dan Jumanto,2010: 111-112), strategi adalah
penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sementara itu, perang merupakan
kelanjutan dari politik. Secara umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan
dan pencapaian tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan
mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya(buku siapa?). Menurut Dr.Sukrama dkk
(1996: 78) strategi adalah cara-cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan
mempergunakan sarana yang tersedia.
3. Nasional
Nasional yaitu segala hal yang berkenaan dengan bangsa yang bernegara. Bangsa
ynag bernegara dapat terdiri dari berbagai suku, agama, dan golongan asal memiliki apa yang
disebut oleh Ernest Renan sebagai kehendak untuk bersatu atau “le desir de’etre ensemble”.
Kehendak untuk bersatu itu dapat ditimbulkan oleh persamaan-persamaan sejarah dan dapat
juga melalui proses pembinaan bangsa secara berencana. (Dr.Sukrama dkk,1996: 78)
4. Strategi Nasional
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, definisi politik nasional
adalah asas, haluan, usaha, serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan,
pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian), serta penggunaan kekuatan nasionaluntuk
mencapai tujuan nasional. Strategi nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional,
misalnya strategi jangka pendek, menengah, dan panjang. Jadi, strategi adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam memcapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh
politik nasional(buku siapa?)
Politik dan strategi nasional baru dikembangkan secara mantap dalam orde baru
khususnya sejak tahun 1969. Keterlambatan dalam menyusun pokok-pokok politik dan
strategi nasional ini disebabkan dua faktor, yaitu
Para pemimpin politik Indonesia berasal dari berbagai kalangan yang amat beragam latar
belakang pribadinya baik dari segi jenis dan tingkat pendidikan, suku, agama maupun profesi.
Keragaman ini menyebabkan sukarnya berlangsung komunitas antara satu dengan lainnya.
Dengan adanya keragaman tersebut maka belum ada suatu kerangka acuan bersama yang
dapat menjadi titik tolak dalam menyusun politik dan strategi nasional.
Masalah yang ditimbulkan oleh pertentangan faham di antara para pemimpin politik ini
adalah terpecahnya masyarakat dalam berbagai golongan yang saling bertentangan satu sama
lain. Pertentangan yang paling merusak adalah antara kekuatan-kekuatan yang berniat
memecahnya. Kekuatan yang menginginkan persatuan mendasarkan diri kepada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Kekuatan yang ingin memecah, mendasarkan diri kepada
faham-faham radikalisme, separatisme, dan komunisme. (Dr.Sukrama dkk,1996: 79)
Dengan latar belakang demikian maka di Indonesia kemampuan manajerial ini pada
mulanya berkembang pesat pada kalangan pemerintahan dan militer dan baru diikuti oleh
dunia swasta. Pada waktu kita menumpas orse lama dan mulai membangun orde baru ditahun
1966 maka telah tersedia sejumlah tenaga terlatih untuk memulai membangun bangsa
menuju cita-cita yang diidamkan jika tatanannya memungkinkan untuk itu (Dr.Sukrama
dkk,1996: 79-80).
Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang
menyatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam Uud 1945
merupakan “suprastruktural politik”. Lembaga-lembaga tersebut adalah Majelis
Pemusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung (MA). Sementara itu, badan-badan yang ada dalam
masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik” yang mencakup prantara politik yang ada
dalam masyarakat seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok
kepentingan, dan kelompok penekan, suprastruktur dan infrastruktur politik yang harus dapat
bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional ditingkat suprastruktur poilitik diatur
oleh Presiden. Dalam melaksanakan tugas ini, presiden dibantu oleh berbagai lembaga tinggi
negara lainnya serta dewan-dewan yang merupakan badan koordinasi seperti Dewan
Stabilitas Ekonomi Nasional, Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional RI, Dewan
Maritim, Dewan otonomi Daerah dan Dewan Stabilitas Politik dan keamanan.
Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran yang
akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik nasional,
penyelenggaraan negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua
lapisan masyarakat dengan mencantumkan sasaran sektoralnya. Melalui pranata-pranata
politik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam kehidupan politik nasional. Dalam era reformasi
saat ini masyarakat memiliki peran yang sdangat besar dalam mengontrol jalannya politik dan
strategi nasional yang ditetapkan oleh MPR maupun yang dilaksanakan oleh Presiden.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun bidang
hankam akan selalu berkembang karena:
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat infrastruktur politik diatur
sendiri oleh Dewan Pimpinan Pusat serta organisasi kekuatan sosial politik dan organisasi
kemasyarakatan yang bersangkutan. Setiap organisasi kekuatan sosial politik dan organisasi
kemasyarakatan harus menyusun program dalam bidang masing-masing dan sesuai dengan
kemampuan masing-masing untuk melaksanakan Garis-garis Besar Haluan Negara.
b. Bidang Agama Dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Sosial, Budaya
Atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa maka
kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia harus benar-benar selaras dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama dan alam sekitarnya serta memiliki
kemantapan dalam keseimbangan dalam kehidupan lahiriah dan batiniah serta mempunyai
jiwa yang dinamis dan semangat gotong royong yang berkembang, sehingga mampu
melanjutkan perjuangan bangsa dalam mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan
landasan ekonomi yang seimbang. Bentuk-bentuk kebudayaan sebagai pengejawantahan
pribadi manusia Indonesia harus benar-benar menunjukkan nilai hidup dari makna kesusilaan
yang dijiwai pancasila. Sedangkan kebudayaan itu sendiri harus merupakan penghayatan
nilai-nilai yyang luhur sehingga tidak dipisahkan dari manusia budaya Indonesia sebagai
pendukungnya (Dr.Sukrama dkk,1996: 92-93).
c. Bidang Politik
Di bidang politik dalam negeri dimantapkan kesadaran kehidupan politik dan kenegaraan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bagi setiap negara sehingga dapat
terjamin kelancaran usaha mencapai tujuan nasional.
Dalam pelaksanaan doktrin tersebut diatas,ABRI yang tumbuh dari rakyat dan
bersama rakyat menegakkan dan mengisi kemerdekaan adalah inti dari sistem pertahanan
keamanan rakyat semesta.
3)Untuk memantapkan stabilitas nasional bidang politik harus diusahakan makin kokhnya
persatuan dan kesatuan bangsa dalam semangat kekeluargaan serta makin tegak
tumbuhnya kehidupan yang konstitusional demokratis dan brdasarkan hukum yang
dilandasi pancasila dan undang undang-undang dasar 1945.
7)Politik luar negeri yang bebas dan aktif dilaksanakan secara konsekuen dan diabdikan
untuk kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di segala bidang.
Sehubungan dengan itu dan sesuai dengan kemampuan di segala bidang. Sehubungan
dengan itu dan sesuai dengan kemampuan nasional, perlu terus ditingkatkan usaha untuk
melaksakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan
sosial, melalui kerja sama di berbagai forum,baik bilateral,regional maupun internasional
seperti perserikatan Bangsa-bangsa,ASEAN,gerakan Nonblok ,Organisasi Konferensi
Islam dan sebagainya.
11)Pembangunan pertanian dalam arti luas perlu terus dikembangkan dengan tujuan
meningkatkan produksi dan memperluas penganekaragaman hasil pertanian guna
memenuhi kebutuhan pangan dan industry dalam negeri serta memperbesar ekspor
,meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani ,peternak dan nelayan, mendorong
perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan lapangan kerja mendukung
pembangunan daerah dan mengintensifkan kegiatan transmigrasi. Sejalan dengan perlu
ditingkatkan pendayagunaan dan pengamanan Zona Ekonom Eklusif untuk kepentingan
pembangunan termasuk untuk pengembangan perikananan.
12)Pembangunan industry perlu lebih ditingkatkan dalam rangka mempercepat proses
indusrialisasi untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang. Pengembangan
industry makin diarahkan pada usaha untuk meningkatkan ekspor hasil-hasil ndustri dan
memenuhi kebutuhan dalam negeri serta memperluas lapangan kerja dan kesempatan
berusaha.
16)Badan-badan usaha milik Negara perlu terus ditingkatkan efesiensi dan produkstivitas
nya sehingga meningkat peranan nya dalam pembanmgunan. Dengan demikan badan-
badan usaha tersebut dapat makin mampu dan berperan dalam imkut membiayai
pembangunan.
19)Pinjaman luar negeri sebagai unsur pelengkap dana pembangunan dapat diterima
sepanjang tidak ada ikatan politik,syarat-syaratnya tidak membayar kembal serta
penggunaannya dtujukan untuk proyek yang dber prioritas,produktfitas dan bermanfaat
bagi masyarakat dan Negara
20)Penanaman modal,baik modal dalam negeri maupun modal asing,perlu terus didorong
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi,serta pemerataan pembangunan
termasuk perluasan kesempatan berusaha dan lapangan kerja. Sehubungan depan itu,
perlu terus dikembangkan iklim inverstigasi yang menggairahkan anatara lain melalui
penyerdahanaan prosedur,peningkatan kepastian berusaha,kelancaran pelayanan di
tingkat pusat mnaupun daerah serta penyediaan prasarana dan sarana yang memadai.
22)Penciptaan lapangan kerja bagi angkatan kerja yang jumlah nya makin besarv
merupakan tantangan utama pembangunan. Oleh karena itu perlu lebih ditingkatkan dan
dimantapkan langkah-langkah pembangunan yang menyeluruh dan terpadu bagi
pencptaan lapangan kerja seluas mungkin,baik langkah-langkah yang bersifat
umum,sektoral,regional maupun khusu. Langkah-langkah yang bersifat umum meliputi
antara lain kebijaksanaan produksi,investasi,fiscal,moneter,perdagangan,harga,upah serta
berbagai kegiatam di bidang pendidikan dan latihan,ilmu pengetahuan dan
teknologi.langkah-langkah yang bersifat sektoral antara lain meliputi kebijaksanaan
pembangunan di sector-sektor pertanian,industry dan jasa yang berorientasi kepada
perluasan lapangan kerja sebesar mungkin. Langkah-langkah yang bersfat regional
meliput upaya mendorong pertumbuhan dan perluasan lapangan kerja disetiap daerah
serta pengembangan jumlah dan kualitas angkatan yang tersedia setempat.
23)Dalam rangka pemeratan lapangan kerja dan kesempatan kerja perlu dtingkatkan
berbagai langkah yang meliputi antara lain pendayagunaan angkatan kerja dari daerah
yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang kekurangan tenaga kerja, dan juga ke Negara-
negara yang membutuhkan tenaga kerja,pengembangan usaha kecil dan tradisional,serta
rector informal pada umumnya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja .
28)Duna usaha nasional,yang terdiri dari usaha Negara koperasi dan usaha swasta perlu
dikembangkan menjadi usaha yang sehat dan tangguh dan diarahkan agar mampu
meningkatkan kegairahan dan kegiatan ekonomi serta pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya,meperluas lapangan kerja,meningkatkan taraf hidup,kecerdasan dan
kesejarahteraan rakyat serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan
memantapkan ketahanan nasional.
31)Jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhannya yang tingg merupakan masalah
yang perlu datas. Jumlah penduduk yang besar dapat merupakan modal pembangunan dan
potensu bag penngkatan pembangunan di segala bidang. Namun laju pertumbuhan
penduduk yang terlalu tinggi serta jumlah penduduk yang terlalu besar dapat merupakan
beban bagi pembangunan dan mengurang hasil-hasil pembangunan yang dapat dnikmati
oleh rakyat. Karena itu untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk yang besar bag
peningkatan pembangunan di segala bidang. Langkah-langkah d bdang kependudukan
perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara terpadu. Usaha pengendalian pertumbuhnan
penduduk perlu dperluas dan dintegrasi melalui gerakan keluarga berencana nasional
yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat,sehngga dapat mempercepat per wujudan
dan keluarfa kecil,bahagua dan sejahtera
Strategi nasional jangka sedang dilaksanakan dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Setiap departemen dan lembaga pemerintah non departemen menjabarkan
Repelita itu,kemungkinan besar hal itu belum dapat dilakukan oleh masyarakat,kecuali
oleh sebagaian masyarakat kita yang sudah tinggi kemahiran manajemennya . Garis-garis
Besar Haluan Negara secara jelas mengehendaki agar juga rakyat sendiri ikut serta dalam
melaksanakan Repelita tersebut. Hal ini memang penting diperhatikan,karena memang
ada kritik sebagian masyarakat kta bahwa dalam menyusun dan melaksanakan
Repelta,peranan Pemerintah terlalu besar. Jawaban kritik ini sudah tentu terletak dalam
kesiapan golongan-golongan masyarakat kta sendiri untuk melaksanakannya.
Kekuatan sosial poltik mengikuti pelaksanaan tersebut dengan mengadakan rapat kerja
dengan pemerintah,kunjungan ke daerah-daerah,mengadakan dengar pendapat
umum,memberikan wawancara pers dan sebagainya. Rakyat sendiri juga mengikuti
pelaksanaannya dan memberikan tanggapan,biasanya melalui rubric Surat Pembaca
dalam surat kabar,menulis surat kepada Pemerintah atau kepada Dewan Perwakilan
Rakyat. Kaum terpelajar biasanya membuat karangan ilmah,baik ilmiah “berat” maupun
ilmiah popular dan memberikan saran yang pendapatnya dalam majalah ilmiah atau
media massa. Semuanya ini merupakan kepada pemerintah untuk penyempurnaan strategi
nasional jangka sedang.
Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan
politik bangsa Indonesia telah tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi
seluruh bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dengan demikian politik
pembangunan harus berpedoman kepada pembukaan Uud 1945. Politik pembangunan
sebagai pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan kepaduan tata nilai, struktur,
dan proses. Keterpaduan tersebut merupakan himpunan usaha untuk mencapai efisiensi, daya
guna, dan hasil guna sebesar mungkin dalam penggunaan sumber dana dan daya nasional
guna mewujudkan tujuan nasional. Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen nasional
yang berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan, pelaksanaan, dan
pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan(buku siapa?).
Keikutsertaan setiap warga negara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan
lingkungan hidup, menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga
ketertiban dan keamanan, dan sebagainya. Untuk mengetahui proses pembangunan nasional
itu berlangsung, kita harus memahami manajemen nasional yang terangkai dalam
sistem(buku siapa?).
Didalam mewujudakn visi dan menjalankan misi pembangunan nasional, ditempuh dua
strategi pokok pembangunan, yaitu
4. Manajemen Nasional
Manajemen nasional pada dasarnya merupakan sebuah sistem sehingga lebih tepat jika
menggunakan istilah “sistem manajemen nasional” layaknya sebuah sistem, pembahasannya
bersifat komprehensif-strategis-integral. Orientasinya adalah pada penemuan dan pengenalan
faktor-faktor strategis secara menyeluruh dan terpadu. Karena itu, sistem manajemen nasional
dapat menjadi kerangka dasar, landasan, pedoman, dan sarana bagi perkembangan proses
pembelajaran maupun penyempurnaan fungsi penyelenggaraan pemerintahaan yang bersifat
umum maupun pembangunan.
1) Negara sebagai “organisasi kekuasan” mempunyai hak dan peranan atas pemilikan,
pengaturan, dan pelayanan yang diperlukan dalam mewujudkan cita-cita bangsa,
termasuk usaha produksi dan distribusi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat
umum.
2) Bangsa Indonesia sebagai unsur “pemilik negara” berperan dalam menentukan sistem
nilai dan arah atau haluan negara yang digunakan sebagi landasan dan pedoman bagi
penyelenggaraan fungsi-fungsi negara.
3) Pemerintah sebagai unsur “manajer atau penguasa” berperan dalam penyelenggaraan
fungsi-fungsi pemerintahaan umumdan pembangunan kearah cita-cita bangsa dan
kelangsungan serta pertumbuhan negara.
4) Masyarakat adalah unsur “penunjang dan pemakai” yang berperan sebagai
kontributor, penerima, dan konsumen bagi berbagai hasil kegiatan penyelenggaraan
fungsi pemerintahan tersebut.
Sejalan dengan pokok pikiran tersebut, unsur-unsur utama sistem manajemen nasional
tersebut secara struktural tersusun atas empat tatanan. Hal yang dilihat dari dalam keluar
adalah Tata Laksana Pemerintah (TLP), Tata Administrasi Negara (TAN), Tata Politik
Nasional (TPN), dan Tata Kehidupan Masyarakat (TKM). Tata laksana dan tata
administrasi pemerintahan merupakan tatanan dalam dari sistem manajemen nasional
(SISMENNAS). Dilihat dari sisi prosesnya, SISMENNAS berpusat pada satu rangkaian
pengambilan keputusan yang berkewenangan, yang terjadi pada tatanan dalam TAN dan
TLP. Tatanan dalam (TAN + TLP) dapat disebut Tatanan Pengembalian Berkewenangan
(TPKB) (buku siapa?).